Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada pertambangan pasir di CV... propinsi kalimantan tengah kecamatan sabangau kelurahan kereng bangkirai
Pengamatan Mengenai Dampak Lingkungan pada pertambangan pasir di CV... propinsi kalimantan tengah kecamatan sabangau kelurahan kereng bangkirai
PENELITIAN KEGIATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENAMBANGAN PASIR DI CV TEKONINDO KECAMATAN SABANGAU
KELURAHAN KERENG BANGKIRAI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS
PALANGKARAYA
PENELITIAN KEGIATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PENAMBANGAN BIJIH NIKEL DI PT TEKONINDO KECAMATAN KABAENA KABUPATEN BOMBANA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kegiatan penambangan merupakan salah satu penunjang utama perekonomian Indonesia. Potensi sumberdaya mineral khususnya bijih nikel di Kabupaten Bombana merupakan sumberdaya alam yang dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian bangsa dan negara pada umumnya dan masyarakat setempat pada khususnya. Khusus yang terdapat di Kecamatan Kabaena endapan bijih nikel ini rencananya akan dieksploitasi oleh PT. Tekonindo. Kegiatan Penambangan bijih nikel yang akan dilakukan memberikan dampak berupa dampak positif bagi masyarakat di sekitarnya dan Pemerintah Kabupaten Bombana, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif berupa perubahan mendasar sejumlah komponen lingkungan bilamana tidak dikelola dengan baik. Perubahan tersebut akan menurunkan kualitas dan daya dukung lingkungan, mengingat kegiatan penambangan ini akan berpengaruh secara ekologi terhadap lingkungan sekitar berupa sungai maupun perairan serta kawasan hutan yang terdapat disekitarnya. Sejak diterbitkannya Undang-undang No.23 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, perhatian terhadap masalah-masalah lingkungan hidup semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai peranan lingkungan hidup sebagai penyangga kehidupan. Oleh karena itu setiap komponen
lingkungan fisik, kimia, biologi maupun sosial ekonomi dan budaya perlu dijaga dan dijamin kelestarian fungsinya. Kebijakan pembangunan di Indonesia yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan ( Sustinable Development ) mewajibkan setiap kegiatan pembangunan untuk selalu selaras seimbang dengan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan yang tertuang dalam undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor : 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan, mewajibkan setiap rencana kegiatan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Kelayakan lingkungan merupakan suatu usaha atau kegiatan pembangunan untuk beroperasi pada kondisi lingkungannya dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh segala kemungkinan dampak yang terjadi terhadap
lingkungan setempat. Pada saat bersamaan, usaha atau kegiatan berupaya meminimalisasi semua kemungkinan dampak negatif dan mengembangkan seoptimal mungkin dampak positif terhadap lingkungan sehingga sesuai dengan peraturan atau syarat-syarat lingkungan yang diterapkan.
1.2. Rumusan Masalah a. Indentifikasi Masalah
1. Disekitar lokasi blok penambangan terdapat sungai besar sehingga demikian berpotensi mengalami pencemaran.
2. Akibat dari kegiatan pengangkutan bijih nikel bepotensi menimbulkan dampak penurunan kualitas udara dan kebisingan.
3.Sebagai dampak lanjut dari timbulnya pencematan air sungai, udara, dan kebisingan beepotensi memberikan dampak terhadap keresahan masyarakat.
b. Masalah Penelitian
1.Seberapa besar dampak yang ditimbulkan proses penambangan terhadap aliran sungai yang terletak disekitar blok penambangan ?
2.Seberapa besar dampak yang dtimbulkan dari proses pengangkutan seperti polusi udara dan kebisingan alat ?
3.Bagaimana cara menanggulangi dampak – dampak negative yang ditimbulkan dari proses penambangan terhadap kesehatan dan kenyamanan masyarakat disekitar area penambangan c. Batasan Masalah Penelitian ini hanya dibatasi pada proses penganalisaan masalah yang ditimbulkan akibat proses penambangan secara efektif dan penyusunan rencana pengelolaa lingkngan tambang dan sekitarnya
1.3.Tujuan Penelitian
a. Merumuskan upaya-upaya penanggulangan dan/atau pengendalian dampak negatif terhadap lingkungan yang timbul akibat adanya kegiatan penambangan.
b. Meurumuskan upaya untuk mengembangkan dampak positif sebagai akibat adanya kegiatan penambangan.
II. Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan penambangan, bila dilaksanakan tidak tepat dapat menimbulkan berbagai masalah. Sebagai langkah awal dilakukan suatu usaha menganalisa masalah secara efektif dan cermat dengan berbagai Pembatasan masalah yaitu, masalah penelitian batasi pada penyusunan rencana pengelolaan lingkungan bijih Nikel pada PT Tekonindo kabupaten Bombana ,Sulawesi selatan.
III. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara klasifikasi pengamatan sebagai berikut :
a.Metode Literatur Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dengan mempelajari berbagai literatur penyelidikan yang berkaitan dengan topik permasalahan.
b. Metode Interview/Wawancara
Dalam metode ini penulis mengumpulkan data-data dari pembimbing lapangan dan pihak yang terkait dengan cara melakukan wawancara.
c. Metode Pengamatan/observasi
Dalam penulisan ini penulis mengumpulan data-data dengan cara dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan, yaitu dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap daerah yang direncanakan akan dibuat jalan tambang.
IV.Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan - Latar Belakang;
- Tujuan Penelitan; - Metode Penelitian; - Ruang lingkup Penelitian
- Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Umum -Lokasi dan Kesampaian Daerah -Keadaan Geologi Daerah Penelitian -Genesa Endapan Bijih Nikel
-Persiapan dan Kegiatan Penambangan Bab III Landasan Teori
- Pendekatan Tekhnologi;
- Pendekatan Sosial, Ekonomi dan Budaya; - Pendekatan Institusi;
- Pendekatan Manejemen Lingkungan.
Bab IV Pembahasan (Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Penambangan)
- Tahap Pra Konstruksi; - Tahap Konstruksi; - Tahap Operasional; - Tahap Pasca Operasional.
V.Landasan Teori
Untuk menangani dampak besar dan penting yang telah diprediksi dalam dokumen ANDAL digunakan pendekatan dalam pengelolaan lingkungan, dengan uraian sebagai berikut:
A.PENDEKATAN TEKNOLOGI
Pendekatan teknologi adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk mengelola dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, dimana pendekatan ini merupakan salah satu alternatif pengelolaan lingkungan hidup. Prinsip pemanfaatan teknologi yang digunakan dalam mengelola dampak besar dan penting harus memenuhi syarat antara lain adalah teknologi tersebut; tersedia (sehingga tidak mengganggu jadwal pelaksanaan kegiatan pembangunan), mudah diterapkan (applicable), murah (terjangkau dari segi biaya), dan ramah lingkungan.
Secara spesifik mengenai teknologi yang diterapkan dalam mengelola dampak besar dan penting baik berupa dampak negatif maupun positif, tidak diuraikan dalam dokumen ini melainkan yang dibahas adalah model/teknik pendekatan teknologi untuk dapat meminimalisasi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang timbul akibat kegiatan rencana penambangan nikel oleh PT. Tekonindo tersebut. Model atau teknik pendekatan teknologi yang terkait dalam pengelolaan lingkungan dari rencana kegiatan tersebut antara lain: mencegah ( preventif ), membatasi, meminimalkan dengan mengurangi (reduce ), menggunakan kembali ( re-use ), atau mendaur ulang ( re-cycle), memulihkan (re-covery ), mengembalikan (re-charge) dan memaksimalkan/ mengoptimalkan atau meningkatkan. Proses dan atau tata cara teknis yang akan digunakan sedapat mungkin akan diupayakan untuk menjamin pelestarian nilai – nilai lingkungan, dan untuk meghindari dilampauinya daya dukung lingkungan, adapun program spesifik akan meliputi :
a)Teknologi Pengelolaan Limbah Cair , seperti : b)Teknologi Pengelolaan Limbah Cair , seperti :
Membangun kolam pengendapan secara berjenjang;
Mengontrol secara ketat (jadwal) kapasitas kolam pengendapan;
Memasang alat pengolahan air limbah jika dianggap limbah telah dalam kondisi berbahaya;
Merevegetasi sekitar kolan pengendap. c)Teknologi Pengelolaan Sedimen, yaitu :
Melakukan sistem pengendalian sedimen pada muka tambang dengan menggunakan sistem bertingkat;
Melakukan pengerukan/reclaim rutin jika kolam pengendapan tersebut penuh; Sumber – sumber bibit tanaman lokal.
d)Meningkatkan sistem Teknologi Reklamasi dan Erosi
Melakukan penanaman tanaman penutup pada area yang sudah dihijaukan;
Revegetasi pada laha curam dengan mengunakan jute net dan teknologi Hydrooseeding;
Pengadaan fasilitas pembibitan (nursery ground) untuk memproduksi masal tanaman lokal yang modern.
Melakukan survei dan pemetaan pemantauan terhadap pertumbuhan tanaman rehabilitasi, laju suksesi jenis – jenis lokal dan perkembangan organisme tanah Pemakaian jenis tanaman penutup (cober crop) yang lebih efektif dalam
Penanaman kembali daerah yang telah direhabilitasi untuk meningkatkan pengendalian erosi, pertumbuhan tanaman pokok dan memungkinkan suksesi jenis lokal
Menerapkan praktek standar baku dan menyiapkan lahan (kelerengan, erosi, drainase, seimen kontrol, kolam resapan dan pengembalian tanah pucuk)
Peningkatan penyelamatan dan pemanfaatan tanah pucuk melalui program konservasi tanah pucuk
Mencoba beberapa alternatif pola rehabilitasi lahan yang terpadu dengan pengembangan masyarakat (community Development).
B.PENDEKATAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
Pendekatan sosial ekonomi sebagai salah satu alternatif pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan instrumen sosial ekonomi, berupa kegiatan
sosialisasi, pelibatan masyarakat, interaksi sosial dan bantuan-bantuan sosial. Pendekatan sosial ekonomi yang diterapkan dalam pengelolaan lingkungan hidup akibat dampak dari kegiatan rencana penambangan nikel oleh PT. Tekonindo, antara lain: pihak pemrakarsa selaku penanggungjawab kegiatan melakukan kegiatan sosialisasi tentang maksud, tujuan dan mendeskripsikan rencana kegiatan, perlu memaksimalkan interaksi sosial dengan pihak masyarakat yang potensil terkena dampak dari rencana kegiatan, melibatkan masyarakat mulai pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi sampai pada tahap operasional dalam bentuk pelibatan sebagai tenaga kerja, mengajak masyarakat untuk dapat berpartisipasi utamanya dalam mendiskusikan potensi dampak yang mungkin timbul untuk menemukan/mencari (win-win solution) sehingga dapat menghasilkan alternatif pengelolaan lingkungan serta melakukan pendekatan lain yang dapat memberikan manfaat baik kepada pemrakarsa maupun masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan serta memberikan bantuan sosial kepada masyarakat sekitar lokasi rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
B.1 Pendekatan Antisipatif
Pendekatan ini identik dengan upaya – upaya pencegahan agar dampak (yang diperkirakan) dapat dihindarkan sejak dini, atau jika memang tidak dapat dicegah;dampak tersebut diupayakan untuk ditekan sampai batas minimal . Langkah awal berupa pemberian informasi yang transparan tentang kegiatan yang berkenaan dengan proyek. Informasi disajikan dengan format yang jelas, sederhana dan dikemas dalam bahasa yang mudah dipahami oleh
penduduk setempat sehingga tidak terjadi kesenjangan persepsi antara pemrakarsa dengan masyarakat setempat. Pendekatan antisipatif ini akan dilaksanakan secara berkala dalam bentuk musyawarah.
B.2 Pendekatan Langsung dan tidak Langsung
Pendekatan Langsung ; dapat dilakukan secara langsung ke warga masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap keberadaan proyek. Pendekatan Tidak Langsung: dilakukan dengan pendekatan melalui tokoh – tokoh informal (tokoh masyarakat,kiyai/ulama, pendeta, tokoh adat, dls) yang memimpin lembaga –
lembaga non pemerintahan dan dianggap sebagai panutan oleh warga. B.3 Pendekatan Segmentatif
Pendekatan segmentatif adalah pendekatan perbidang (segmen) yang dilakukan bilamana permasalahan telah menjadi rumit dan saling mengait antara satu dengan lainnya. Untuk mencari jalan keluar dari permasalaha ini diperlukan mediator yang memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan perbidang secara proorsional, tanpa mengabaikan kendala – kendala yang menghambat tercap[ainya penyelesaian antara pihak – pihak terkait. Pendekatan ini juga cukup efektif untuk menangani masalah keresahan sosial baik yang menyangkut masalah demobilisasi tenaga kerja proyek maupun warga masyarakat setempat yang merasa kehilangan pegangan akibat habisnya masa konstruksi.
B.4 Pendekatan Stimulatif
Jenis pendekatan ini lebih berorientasi pada bagaimana harus mebenahi dampak –
dampak sosial-ekonomi-budaya setelah masa konstruksi berakhir. Bagaimana juga proses adaptasi sosial dikalangan warga masyarakat setempat dengan hadirnya proyek diengah
B.2 Pendekatan Langsung dan tidak Langsung
Pendekatan Langsung ; dapat dilakukan secara langsung ke warga masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap keberadaan proyek. Pendekatan Tidak Langsung: dilakukan dengan pendekatan melalui tokoh – tokoh informal (tokoh masyarakat,kiyai/ulama,
pendeta, tokoh adat, dls) yang memimpin lembaga– lembaga non pemerintahan dan dianggap sebagai panutan oleh warga.
B.3 Pendekatan Segmentatif
Pendekatan segmentatif adalah pendekatan perbidang (segmen) yang dilakukan bilamana permasalahan telah menjadi rumit dan saling mengait antara satu dengan lainnya. Untuk mencari jalan keluar dari permasalaha ini diperlukan mediator yang memiliki kemampuan untuk melakukan pendekatan perbidang secara proorsional, tanpa mengabaikan kendala-kendala yang menghambat tercap[ainya penyelesaian antara pihak– pihak terkait. Pendekatan ini juga cukup efektif untuk menangani masalah keresahan sosial baik yang menyangkut masalah demobilisasi tenaga kerja proyek maupun warga masyarakat setempat yang merasa kehilangan pegangan akibat habisnya masa konstruksi.
B.4 Pendekatan Stimulatif
Jenis pendekatan ini lebih berorientasi pada bagaimana harus mebenahi dampak–dampak sosial-ekonomi-budaya setelah masa konstruksi berakhir. Bagaimana juga proses adaptasi sosial dikalangan warga masyarakat setempat dengan hadirnya proyek ditengah–tengah kehidupan mereka, tidak akan selesai begitu saja dengan dimulainya tahap operasi. Warga desa masih harus mencari identitasnya yang baru sebagai hasil penggabungan antara corak tradisional dengan corak industri pertambangan. Banyak stimulan harus diberikan agar berbagai kesenjangan yang tersisa akibat terjadinya dampak primer tidak berlanjut dan memunculkan dampak turunan (dampak sekunder).
B.5 Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
Pendekatan Kualitatif: titik berat yang ditujukan untuk mengukur tingkat keberhasilan pengelolaan lingkungan yang terkait dengan parameter sosial-budaya. Parameter – parameter seperti : budaya, adat istiadat, persepsi masyarakat dan lain–lain tidak dapat didekati dengan metoda ilmu eksakta. Oleh karena itu metoda – metoda analogi dan value juggement memegang peranan penting dalam pendekatan kualitatif tersebut. Pendekatan Kuantitatif: pendekatan kuantitatif dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pengelolaan lingkungan di bidang sosial-ekonomi. Perhitungan– perhitungan secara kuantitatif dapat diterapkan untuk mengukur kenaikan/penurunan tingkat pendapatan warga antara sebelum dan sesudah adanya proyek. Tingkat kemajuan/kemunduran usaha, aset yang dimiliki, omset penjualan, modal berjalan dan lain sebagainya.
B.6 Pengembangan Masyarakat (Community Development)
Dalam rangka untuk meminimalkan dampak negatif dari aktivitas proyek maka pemrakarsa perlu mengadakan suatu pendekatan yang dapat memberikan dampak positif kepada masyarakat dan lingkungan. Kegiatan pengembangan masyarakat yang ada di sekitar lokasi kerjanya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan masyarakat ini diupayakan sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat sekitar wilayah kerja PT. Kurun Cerah Cipta, selain dari program yang nantinya telah disiapkan, Perusahaan ini juga akan menerima masukan dari masyarakat mengenai kebutuhan pengembangan masyarakat yang terkini, program pengembangan masyarakat akan difokuskan pada empat bidang, yaitu :
a.Bidang Kesehatan b.Bidang Lingkungan
c.Bidang pemberdayaan ekonomi dan pertanian masyarakat d.Bidang pendidikan.
C.PENDEKATAN INSTITUSI
Pendekatan ini dimaksudkan untuk melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang timbul dari akibat rencana kegiatan penambangan nikel oleh PT. Tekonindo, melalui sebuah mekanisme kelembagaan yang ditempuh oleh pemrakasa dalam menangunggulangi dampak besar dan penting. Pendekatan institusional yang akan diterapkan dalam mengelola dampak besar dan penting lingkungan hidup antara lain adalah; pihak pemrakarsa melakukan kegiatan kerjasama dengan instansi-instansi/dinas yang berkepentingan dan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan selanjutnya instansi-instansi/dinas tersebut dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja pengelolaan lingkungan hidup serta pemrakarsa menyerahkan laporan hasil-hasil pengelolaan lingkungan hidup secara berkala kepada instansi/pihak yang berkepentingan.
Seperti diketahui bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan tidak hanya merupakan tanggung jawab pemrakarsa kegiatan semata, melainkan dibutuhkan keterlibatan dan keterpaduan berbagai instansi yang terkait.
Melakukan koordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral baik ditingkat Provinsi Sulawesi Tenggara maupun Kabupaten Bombana dalam rangka pembinaan dan pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kasus pencemaran
Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bombana dan instansi terkait lainnya dalam rangka penyelesaian masalah sosial yang mungkin timbul
Melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bombana dan instansi terkait lainnya dalam masalah ketenagakerjaan melalui kerjasama dengan lembaga (LSM/NGO) yang dipilih.
melakukan sosialisasi kegiatan kepada masyarakat sekitarnya mengenai tuJuan dan kegunaan dilakukannya proyek penambangan nikel oleh PT. Tekonindo.
D.PENDEKATAN MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sebagai komitmen terhadap pengelolaa lingkungan, PT. Tekonindo merencanakan akan melakukan pengelolaan lingkungan dengan menggunakan pendekatan manajemen lingkungan. Setiap kegiatan yang akan dilakukan dibuatkan SOP (Standard Operation Procedure) dan Instruksi Kerja (Working Instruktion). Pendekatan manajemen lingkungan akan mengacu pada standar ISO 14001.
E.PERALATAN DAN FASILITAS PENELITIAN
Untuk kelancaran jalannya penelitian, peralatan dan fasilitas yang diperlukan diharapkan dapat disediakan oleh perusahan PT Tekonindo selama penelitian berlangsung. (Lampiran 1) F.RENCANA JADWAL KERJA
Kegiatan ini direncanakan Insya Allah pada bulan Oktober - November. (Lampiran 2) G.RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Rencana daftar pustaka yang mendukung sebagai bahan literatur penelitian. (Lampiran 3) H.RENCANA DAFTAR ISI
Peneliti akan menyusun laporan hasil penelitian secara sistematis sesuai sub bahasan masalah. (Lampiran 4)
Dalam melakukan penelitian sampai pada penyusunan dan pembutan laporan butuh biaya cukup banyak. (Lampiran 5)
J.PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat, untuk menjadi pertimbangan dari Bapak /Ibu, atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Penyusunan Laporan Konsultasi Laporan Lampiran 3
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Dep. Ilmu-Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
2. Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 571 Hal.
3. Darsono, V. 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta 4. Fandeli, C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan
Pemapanannya Dalam Pembangunan. Liberty Offset, Yogyakarta
5. Hadi, P.S. 1997. Aspek sosial AMDAL Sejarah, teori dan Metode. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
6. Hardjowigeno, S. 1986. Sumber Fisik Wilayah dan Tataguna Lahan. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor
7. Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Diponegoro, Semarang.
8. Saifuddin, S. 1989. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 9. Sayogya, dkk. 1983. Sosiologi Pedesaan. BPFE, Yogyakarta
10. Soemarwoto, O. 1989. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
11. Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta