• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Dasar KSR - Panduan Fasilitator

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Dasar KSR - Panduan Fasilitator"

Copied!
296
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

Pelatihan Dasar KSR

Panduan Fasilitator/Pelatih

Edisi I. Jakarta: JANUARI 2008

Edisi Pertama : Juli 2008

Hak Cipta © Markas Pusat Palang Merah Indonesia

Pengarah :

dr. Hj. Ulla Nuchrahwaty Usman, MM Penyusun :

Juliati Susilo (PMI PUSAT) Nur Salam AS (PMI PUSAT) Rina Utami (PMI PUSAT) Dheni Prasetyo (PMI PUSAT) Doddy Alfitra (PMI PUSAT) Asep Mulyadi (PMI PUSAT)

Desain & Layout : Asep Miptun Fajar Bakri

Editor :

Relawan PMI Cab. Kab Bogor

Fajar Bakri ( PMI Daerah Sulawesi Selatan ) Puji Astuti (PMI PUSAT)

Achmad Djaelani (PMI PUSAT) Fajar Sumirat (PMI PUSAT) Fitriana Sidikah (PMI PUSAT) Dewi Ayu Pratiwi (PMI PUSAT) Putu Suriawan (PMI PUSAT) Lilis Wijaya (PMI PUSAT) Rafiq Anshori (PMI PUSAT) Dedeh Suryani (PMI PUSAT) Robert Simatupang (PMI PUSAT) Abidin (PMI DAERAH JAWA BARAT) Aini Mariam (R.S PMI BOGOR) Allan Darwis (TSR PMI)

Arna Ferajuanie (PMI DAERAH JAWA TIMUR) Budi Suharjo (PMI DAERAH BALI)

David Sidabutar (TSR PMI)

Erlan Suherlan (PMI DAERAH JAWA BARAT) Euis Komalasari (PMI DKI JAKARTA)

Haryo Teguh (PMI DAERAH JAWA TENGAH)

Hidayatul Irwan (PMI DAERAH SUMATERA BARAT) Mesdiono (PMI DAERAH KALIMANTAN TIMUR) Seven Audi Sapta (PMI DI YOGYAKARTA) Kontributor :

Arifin Muh. Hadi (PMI Pusat) Lita Sarana (PMI PUSAT)

Marlina Suriawan, DraPMI PUSAT Aswi Nugroho, DraPMI PUSAT

International Federation of Red Cross and Red Crescent

(5)

Dalam rangka pembinaan dan Pengembangan sumberdaya manusia PMI untuk mendukung pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia yang cepat, tepat dan terkoordinir, maka Korps Sukarela ( KSR ) PMI perlu diarahkan pembinaannya secara lebih konkrit agar mampu menjadi pelaksana dilapangan dengan mutu keterampilan teknis pelayanan yang tinggi serta berdedikasi.

Buku ini merupakan Panduan Pelatih/Fasilitator pada Pelatihan KSR Dasar yang telah disesuaikan dengan arah pengembangan KSR yang diharapkan. Dengan hadirnya buku ini diharapkan didapat kesamaan bahasa dikalangan Pelatih/Fasilitator sehingga diperoleh pula kesamaan keterampilan Dasar KSR PMI diseluruh Indonesia.

Panduan ini lebih bersifat memberikan arah bagi Pelatih / Fasilitator terhadap alur pembelajaran dari setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan materi saja. Oleh karena itu , Pelatih /Fasilitator selain perlu memiliki Panduan ini, maka perlu juga membaca dan mempelajari Buku Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar yang memuat materi-materi secara lebih lengkap dari setiap pokok bahasan terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007. Diharapkan kepada para Pelatih/Fasilitator PMI untuk menerapkan panduan ini pada penyelenggaraan Pelatihan KSR Dasar. Dalam implementasinya masih terbuka bagi para Pelatih/Fasilitator untuk menambahkan “Muatan Lokal” sesuai kondisi daerah masing-masing, dengan catatan tidak mengurangi materi standar yang sudah ditetapkan.

Terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh PMI Daerah dan PMI Cabang, dalam hal ini Pengurus – staf dan Relawan termasuk staf Kantor Pusat yang telah memberikan kontribusi dan komitmennya dalam Pembinaan dan Pengembangan KSR PMI di Indonesia.

Jakarta, Juli 2008 Pengurus Pusat

PALANG MERAH INDONESIA

Ketua Bidang Penguatan Sumber Daya PMR dan Relawan,

(6)
(7)

1. Modul

BAB II : GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH

1. Komp etensi 3

2. Silabus 4

3. Modul

a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 9 b. Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 13 c. Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 17 d. Hukum Perikemanusiaan Internasional 21 e. Kode Perilaku (Code of Conduct) & Panduan Keselamatan (Safer Access) 25 BAB III : ORG ANISASI PALANG MERAH INDONESIA

1. Komp etensi 29

2. Silabus 29

3. Modul

a. Landasan Hukum 31

b. Sistem dan Struktur , misi dan Visi Renstra 35 c. Hak dan Kwajiban KSR dalam Organisasi 39 d. Peran KSR dalam Pengembangan sumber daya 43 e. Peran KSR dalam Pengembangan Citra O rganisasi 47 f. Peran KSR Dalam Pelayanan Organisasi 49

BAB IV : PERTO LONGAN PERTAMA

1. Komp etensi 53

2. Silabus 63

3. Modul

a. Dasar Pertolongan Pertama 75

b. Anatomi 79

c. Penilaian Penderita 83

d. BHD 91

e. Pendarahan dan Syok 97

f. Jaringan Lunak 103

g. Patah Tulang / cidera sistem otot dan rangka 109

h. Luka Bakar 113

i. Pemindahan 117

j. Kedaruratan Medis 121

k. Keracunan 127

l. Incid ent Command System dan Triage 131 BAB V : PERAWATAN KELUARGA

1. Komp etensi 135

2. Silabus 136

3. Modul

a. Dasar / Prinsip Kerja Pelaku PK 139

b. Kesehatan Dasar/Kebersihan 143

c. Persiapan merawat orang sakit 147

d. Gejala Penyakit 163

e. Perawatan pada lansia 169

BAB VI : KESEHATAN REMAJA

1. Komp etensi 173

2. Silabus 174

3. Modul

a. HIV/AIDS 175

b. Kesehatan dan Reproduksi 179

(8)

BAB VII : PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA

1. Komp etensi 187

2. Silabus 188

3. Modul

a. Pengertian Risiko B encana dan Kerentanan 189 b. Siklus Bencana dan Fase Manajemen Bencana 197 c. Pengantar Tanggap Darurat 201 BAB VIII : ASSESSMENT

1. Komp etensi 205

2. Silabus 205

3. Modul 206

BAB IX : PENAMPUNGAN SEMENTARA

1. Komp etensi 213

2. Silabus 213

3. Modul 215

BAB X : DAPUR UMUM

1. Komp etensi 219

2. Silabus 220

3. Modul 221

BAB XI : LOGISTIK DAN DISTRIBUSI

1. Komp etensi 227

2. Silabus 228

3. Modul

a. Pengantar Logistik 229

b. Pengantar Distribusi 223

BAB XII : RESTORING FAMILY LINKS ( RFL )

1. Komp etensi 237

2. Silabus 237

3. Modul 238

BAB XIII : PENGANTAR PROGRAM B ERBASIS MASYARAKAT

1. Komp etensi 243

2. Silabus 244

3. Modul

a. Pengantar Program Berbasis masyarakat 245

b. Teknik Penyuluhan 251

BAB XIV : KEPEMIMPINAN

1. Komp etensi 255

2. Silabus 256

3. Modul 257

BAB XV : AIR DAN SANITASI ( WATSAN )

1. Komp etensi 269

2. Silabus 270

3. Modul

a. Pengantar Pelatihan AIR dan Sanitasi 271 b. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST) 279

(9)

GERAKAN PM DAN BSM

1. Sejarah gerakan 2. Lambang 3. Prinip Dasar 4. HPI

5. Kode Perilaku (Code Of conduct) & Panduan Keselamatan (Safer Access)

13 x 45’

PALANG MERAH INDONESIA

1. Organisasi Palang Merah Indonesia 2. Sistem dan Struktur Organisasi PMI 3. Visi dan Misi PMI

4. Kedudukan & Peran Relawan Dalam Org anisasi

8 x 45’

PERTOLONGAN PERTAMA 30 x 45’

PERAWATAN KELUARGA 10 x 45’

KESEHATAN REMAJA 5 x 45’

PENANGANAN BENCANA

1. Pengantar Manajemen Bencana 2. Assessment 3. Penampungan Sementara/Pengungsian 4. Dapur Umum 5. Logistik 22 x 45’ 5 x 45’ 4 x 45’ 3 x 45’ 5 x 45’ 5 x 45’ RESTORING & FAMILY LINKS 5 x 45’ PENGANTAR PROGRAM BERBASIS

MASYA-RAKAT/COMMUNITY BASED PROGRAMME 4 x 45’

KEPEMIMPINAN 10 x 45’

AIR DAN SANITASI (WATSAN) 3 x 45’

SIMULASI LAPANGAN 8 x 45’

(10)
(11)

A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan

1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing masing 2 potongan.

2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini.

a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan

b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan fasilitator pelatihan.

Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.

c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia.

d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan umum pembelajar.

B. Proses Penyusunan Norma Pelatihan

1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing-masing 2 potongan.

2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami tersebut, hal-hal apa yang sebaiknya mereka lakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak dikerjakan.

a. Potongan origami - 1 : Hal-hal yang boleh dilakukan. b. Potongan origami - 2 : Hal-hal yang tidak boleh dilakukan.

3. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat yang telah tersedia.

4. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai kesepakatan umum pembelajar. Kemudian tetapkan sebagai Norma pelatihan yang harus diikuti oleh seluruh pembelajar, fasilitator dan penyelenggara pelatihan.

C. Proses identifikasi PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Pembelajar

1. Bagilah 1 lembar kertas tempel (post-it) berukuran kecil (5 cm x 2 cm) kepada seluruh pembelajar.

2. Jelaskan kepada pembelajar bahwa selama pembelajaran ini kita akan mempelajari banyak hal yang terkait dengan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.

3. Mintalah pembelajar untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kedalaman pemahaman dan posisi PSK mereka terhadap Kegiatan Pelatihan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.

4. Berdasarkan hasil introspeksi tersebut, mintalah pembelajar untuk menempatkan kertas post-it pada gambar pohon PSK.

Panduan Fasilitator

Bina Suasana

(12)

5. Fasilitator merangkum harapan-harapan pembelajar serta menuliskan pada flipchart pokok-pokok bahasan yang diperlukan untuk memenuhi harapan dan proses pembelajaran tersebut.

D. Rangkuman

lFasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang

disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.

lMengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi

diri dalam proses pembelajaran.

lFasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Contoh tampilan Norma Pelatihan :

Contoh tampilan Contoh tampilan

Identifikasi Pohon PSK : Identifikasi Harapan Pelatihan :

(13)

Kompetensi Gerakan & HPI Bagi KSR Dasar

Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI

Panduan Fasilitator

Gerakan dan HPI

Kompetensi Inti Gerakan :

Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional

lM e m i l i k i

pemahaman yang memadai tentang Gerakan, Prinsip - p r i n s i p D a s a r Gerakan dan niai - nilai kemanusiaan

lMemiliki semangat

dan komitmen yang tinggi untuk bekerja d a l a m b i d a n g k e m a n u s i a a n bersama Gerakan Palang Merah lM e m i l i k i p e m a h a m a n t e n t a n g m a n d a t serta visi dan misi PMI

l

yang memadai tentang sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional.

lMempunyai pengetahuan

tentang Lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional beserta a s p e k - a s p e k y a n g terkandung didalamnya

lMempunyai pengetahuan

dan pemahaman yang memadai tentan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasional. lMempunyai pengetahuan d a s a r y a n g m e m a d a i t e n t a n g H u k u m P e r i k e m a n u s i a a n Internasional lMempunyai pengetahuan

dasar tentang kode etik p e m b e r i a n b a n t u a n kemanusiaan

lMempunyai pengetahuan

dasar tentang aspek - aspek yang diperlukan untuk mendapatkan akses yang lebih aman dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan

Mempunyai pengetahuan l

sumber tentang Gerakan dan HPI

lM a m p u m e n j e l a s k a n

tentang Lambang, aturan penggunaan/penyalahgu naanya

lM a m p u m e n e r a p k a n

Prinsip - prinsip Dasar G e r a k a n d a l a m kehidupan sehari - hari dan saat bekerja dalam bidang kemanusiaan

lMampu menerapkan kode

etik pemberian bantuan k e m a n u s i a a n d a l a m operasi PMI

lM a m p u m e l a k u k a n

tindakan - tindakan yang diperlukan untuk dapat bekerja dengan lebih a m a n p a d a k o n d i s i bencana/konflik.

Mampu menjadi nara Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

(14)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Silabus Gerakan & HPI Bagi KSR Dasar

Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasio nal l Sejarah Gerakan Palang Merah & Bulan Sabit Merah Internasion al lKomponen Gerakan l dan dapat menjelaskan sejarah berdirinya Gerakan dan mengetahui para tokoh pendiri Gerakan l Mengetahui tentang komponen Gerakan, peran dan mandat masing - masing komponen Gerakan Mengetahui Ceramah Curah pendapat Diskusi kelompok 2 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Bahan presenta si Buku Panduan Diseminasi 1 & 2 Lambang l Sejarah lambang Palang Merah & Bulan Sabit Merah lFungsi pengguna- an lambing l Mengetahui dan memahami sejarah dan asal usul lambang serta arti lambang l Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan Studi kasus Ceramah Curah pendapat 3 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Bahan presentas i Buku Panduan Diseminasi 1 & 2 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan Pembelajaran Metodologi Alokasi Waktu Media Sumber Belajar / Referensi

(15)

l Penyalahgu-naan lambang lMengetahui maksud dari penyalahguna-an lambpenyalahguna-ang dan dapat mengindentifi-kasi berbagai penyalahguna-an lambpenyalahguna-ang Prinsip Dasar Gerakan lDefinisi dan batasan norma - norma Prinsip Dasar Gerakan lHubungan antar ketujuh Prinsip Dasar Gerakan lPenerapan Prinsip Dasar Gerakan dalam aktifitas kepalang-merahan lMengetahui dan memahami definisi dan batasan norma - norma Prinsip Dasar Gerakan serta makna dan kategori Prinsip - prinsip Dasar Gerakan lMemahami dan dapat menyebutkan prinsip substantif, turunan dan organis dalam Prinsip Dasar Gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan lDapat menerapkan Prinsip Dasar Gerakan dalam setiap aktifitas kepalangmera han, baik dalam situasi damai maupun konflik Studi kasus Ceramah Curah pendapat 3 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Bahan presentas i Buku Panduan Diseminasi 1 & 2

(16)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II Hukum Perikema-nusiaan Internasio nal lSejarah HPI lDefinisi dan aturan dasar serta prinsip HPI lKonvensi Genewa dan Protokol Tambahan lHubungan antara HAM dan HPI serta penerapan dan pelanggar-an HPI lMengetahui dan memahami kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah Gerakan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI lMengetahui definisi HPI, memahami aturan dasar dan prinsip HPI lMengetahui dan memahami Konvensi Genewa dna Protokol Tambahan serta penerapan HPI dalam konflik bersenjata lMengetahui dan memahami hubungan HAM dengan HPI,dapat mengidentifika si berbagai pelanggaran HPI serta mengetahui peranan Palang Merah dalam menjamin penghormatan terhadap HPI Studi kasus Ceramah Curah pendapat Pemutaran Film 4 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Video Player Buku Panduan Diseminasi 1 & 2 Konvensi Genewa 1949

(17)

Code of Conduct dan Safer Access lMengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggara an bantuan kemanusiaan lMengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik / bencana Studi kasus Ceramah Curah pendapat Pemutaran Film 2 x 45' LCD/OHP Flipchart Board Video Player Buku Panduan Diseminasi 1 & 2 T O T A L 13 x 45' 1 jam = 45''

(18)
(19)

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

1. Dapat mengetahui dan memahami sejarah lahirnya gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

2. Mengetahui para tokoh pendiri gerakan.

3. Mengetahui dan memahami tentang komponen dan badan gerakan.

4. Mengetahui peran dan mandat dari komponen gerakan, ICRC, IFRC dan Perhimpunan Nasional.

5. Memahami persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional di suatu Negara. 6. Dapat memahami sekilas tentang sejarah berdirinya PMI.

A. Pokok Bahasan:

Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

B. Subpokok Bahasan:

lSejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional lKomponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

C. Tujuan Pembelajaran:

D. Waktu:

2 x 45 menit

E. Media:

Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Film, Leaflet

F. Metode:

Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Pemutaran film

G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan. Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film 'Where the Street Have No Name' untuk menjadi bahan tanya jawab.

2. Kegiatan Pembelajaran:

a. Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:

Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara lain meliputi:

lPerang Solferino

lJean Henry Dunant dan buku ”Kenangan dari Solferino” yang memuat dua gagasan penting

(20)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

lKomite Lima

lSejarah Konvensi Jenewa

lLiga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah lKonferensi International 1863

b. Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua, yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, diantaranya yang mencakup:

lKomponen-komponen Gerakan lStatuta Gerakan

lPersyaratan pendirian Perhimpunan Nasional

lSekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

3. Penutup:

1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya 'Kenangan dari Solferino' (A Memory of Solferino) mengemukakan ide untuk:

a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk merawat orang yang terluka pada waktu perang.

b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status netral kepada mereka.

2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas tiga Komponen yaitu:

a. Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee of the Red Cross)

b. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC (International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies)

c. Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut Perhimpunan Nasional (National Society) saja

G. Kunci Materi

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Jelaskan secara singkat sejarah HPI

... ... Sebutkan Aturan Dasar HPI

... ... Sebutkan pengertian HPI

(21)

3. Setiap empat tahun sekali, Gerakan membahas berbagai permasalahan kemanusiaan dalam sebuah Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Jenewa dan dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan.

H. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar , terbitan MP PMI 2007

2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva

3. International Committee of the Red Cross, 1998, Mengenal Lebih Jauh Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC, Geneva.

4. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(22)
(23)

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

1. Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat memahami sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

Internasional

2. Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda pengenal maupun tanda perlindungan

3. Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat mengidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang

A. Pokok Bahasan:

Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional B. Subpokok Bahasan:

1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. 3. Penyalahgunaan lambang.

C. Tujuan Pembelajaran:

D. Waktu: 2 x 45 menit E. Media:

Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Diskusi, Leaflet

F. Metode:

Ceramah, Studi Kasus, Tanya Jawab G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c. Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan awal peserta ajar.

2. Kegiatan Pembelajaran:

a. Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya fasilitator mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran.

b. Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup:

lSejarah Lambang

lAlasan pemilihan Lambang Palang Merah lAsal usul Lambang Bulan Sabit Merah lProtokol III tentang Lambang Kristal Merah

(24)

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh

... ... Sebutkan empat lambang Gerakan

c. Fasilitator memberikan contoh beberapa Lambang Perhimpunan Nasional yang pernah ada serta memberikan penjelasan singkat beberapa lambang perhimpunan nasional yang mempunyai keistimewaan dalam sejarahnya (Turki, Iran, Israel, dan lain-lain).

d. Fasilitator meminta kepada peserta (1 atau 2 orang) untuk memberikan pendapat mengenai ”pandangan keliru dari masyarakat bahwa lambang palang merah merupakan simbol keagamaan”.

e. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai Fungsi Lambang melalui media poster/ OHP, diantaranya:

lPengaturan lambang lTanda Perlindungan lTanda Pengenal

f. Fasilitator menjelaskan mengenai Penyalahgunaan Lambang, diantaranya:

lKewajiban negara mengesahkan peraturan untuk melindungi lambang lPeniruan (imitation)

lPenggunaan yang tidak tepat (usurpation)

lPenggunaan yang melanggar ketentuan/pelanggaran berat (perfidy/grave

misuse)

lPelatih memberikan beberapa contoh mengenai penyalahgunaan lambang

dengan menggunakan media poster, foto, OHP, produk komersial, dan lain-lain. g. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa Lambang menjadi hal yang sangat

berarti bagi gerakan dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya pada saat perang maupun damai.

3. Penutup:

a. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

b. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

H. Kunci Materi

1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah). 2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa

damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik.

3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan. Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

(25)

I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar 2007

2. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999,

Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta.

3. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva.

4. International Committee of the Red Cross, 2005, Protocol Additional to the Geneva Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Adoption of an Additional Distinctive Emblem (Protocol III). ICRC, Geneva.

5. International Committee of the Red Cross,1991, Regulation on the Use of the Emblem of the Red Cross or the Red Crescent by the National Societies, ICRC, Geneva, 1991.

6. Palang Merah Indonesia, 2006, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah Indonesia tahun 2004 2009, Markas Pusat PMI, Jakarta. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(26)
(27)

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

? Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prinsip Dasar, serta makna dan kategori Prinsip.

? Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan organis dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah.

? Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik dalam situasi damai maupun konflik

A. Pokok Bahasan:

Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional B. Subpokok Bahasan:

1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip 2. Makna dan Kategori Prinsip

3. Hubungan Antarketujuh Prinsip

4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan C. Tujuan Pembelajaran:

D. Waktu: 2 x 45 menit E. Media:

Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film, Leaflet F. Metode:

Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan, Pemutaran Film G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c. Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip. Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas KSR).

2. Kegiatan Pembelajaran:

Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:

lSejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip lMakna dan kategori serta Hubungan antarprinsip

(28)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3. Penutup:

a. Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran.

b. Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan pemahaman mereka.

c. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi. Contoh :

Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing.

Permainan Tujuh Prinsip Cara 1:

Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari ketujuh Prinsip Dasar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap

Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada.

Cara 2:

Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau implementasi kegiatan. Mintalah seluruh peserta untuk berbaur dan pada hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara

Prinsip Dasar dan implementasinya.

Latihan dan Evaluasi

l

Dasar Gerakan PM/BSM

... ... Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan antarprinsip

... ... Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan

implementasi dari Tujuh Prinsip Dasar

... ... Sebutkan secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip

(29)

H

1. Kata 'Prinsip' berasal dari bahasa Latin 'principium' yang berarti penyebab utama, asal atau dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun.

2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu: Kemanusiaan Kesamaan Kenetralan Kemandirian Kesukarelaan Kesatuan Kesemestaan

3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:

a. Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan), b. Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan c. Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan).

4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap kegiatan kepalangmerahan.

I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007

2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.

3. IFRC, Film “Helpman”, IFRC, Geneva.

4. IFRC, Film “Principles to action”, IFRC, Geneva.

5. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

6. PMI Statutes

7. Pictet, Jean S, 1956, Red Cross Principles, ICRC, Geneva.

Pictet, Jean S. 1979, The Fundamental Principles of the Red Cross: Commentary, Henry Dunant Institute, Geneva.

. Kunci Materi l l l l l l l

(30)
(31)

A. Pokok Bahasan:

Hukum Perikemanusiaan Internasional B. Subpokok Bahasan:

1. Sejarah terciptanya HPI

2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI 3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 4. Hubungan antara HAM dan HPI

C. Tujuan Pembelajaran:

C. Waktu: 3 x 45 menit D. Media:

Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Simulasi, Film, Leaflet

E. Metode:

Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok, Pemutaran Film, F. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran.

b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang bersifat persahabatan.

c. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang konflik dan meminta pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan umum peserta tentang topik yang akan dibahas.

2. Kegiatan Pembelajaran:

d. Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi diantaranya:

1. Definsi 2. Intisari HPI 3. Istilah

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

1. Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gerakan dan mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI.

2. Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun definisi dan menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI.

3. Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata Internasional dan non Internasional.

(32)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

e. Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip HPI diantaranya:

1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu, prinsip proporsionalitas).

2. Aturan Dasar.

f. Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977.

g. Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan hubungan antara HPI dan HAM

h. Fasilitator kemudian memutar film ”Bertempur Secara Benar” untuk memberikan penjelasan lebih menarik. (15 menit)

i. Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan pendapat mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit).

j. Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan fasilitator adalah:

lBentuklah forum diskusi kelompok.

lBagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan jumlah

peserta.

lBerilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh pendiri

gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst.

lBerikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk

dikerjakan oleh kelompok masing-masing.

lBerikanlah waktu kurang lebih 15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus.

lArahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang representatif

untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada dalam kelas).

lSetelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil

kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang berarti.

lKemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan

berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat digunakan oleh peserta.

3. Penutup:

1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Jelaskan secara singkat sejarah HPI

... ... Sebutkan Aturan Dasar HPI

... Sebutkan pengertian HPI

(33)

H. Kunci Materi

1. Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat (sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun internasional.

2. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas:

a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang terluka dan sakit di medan pertempuran darat.

b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut yang terluka, sakit dan korban kapal karam.

c) Konvensi Jenewa III: tentang perlakuan terhadap tawanan perang.

d) Konvensi Jenewa IV: tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang. 3. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas:

a) Protokol Tambahan I: perlindungan korban sengketa bersenjata internasional, b) Protokol Tambahan II: perlindungan korban sengketa bersenjata non-internasional. 4. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi:

1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara bertempur,

2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya pada masa sengketa bersenjata,

3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia, 4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel, 5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana internasional. I. Referensi:

1. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999,

Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan, Jakarta.

2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.

3. International Committee of the Red Cross,1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC, Jakarta.

4. International Committee of the Red Cross, 2002, International Humanitarian Law, Answer to Your Question, ICRC, Geneva.

(34)
(35)

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan:

1. Mengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggaraan bantuan kemanusiaan

2. Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi konflik/bencana

A. Pokok Bahasan:

Kode Prilaku (Code of Conduct) dan Panduan Keselamatan (Safer Access) B. Subpokok Bahasan:

1. Kode Etik/kode perilaku 2. Merumuskan mandat 3. 7 Pilar

4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x kerentanan) 5. Manajemen keamanan (mencegah / mengurangi resiko, membatasi kerusakan) C. Tujuan Pembelajaran:

D. Waktu: 2 x 45 menit E. Media:

OHP, LCD Projector, Flipcard Board, Film F. Metode:

Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan, Pemutaran film G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:

lFasilitator memperkenalkan diri.

lFasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.

lFasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.

2. Kegiatan Pembelajaran:

lFasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 3 kelompok) untuk melakukan diskusi

kelompok.

lMinta kepada masing masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode

etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta).

lFasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh

contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah Indonesia.

lSelanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada

7 Pilars, berhenti).

lKemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk

melakukan diskusi.

lMinta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal hal apa saja yang

(36)

Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik.

lSelanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi

atau permainan peran. 3. Penutup:

1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.

2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

H. Kunci Materi

1. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan 7 badan kemanusiaan internasional besar: ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World Federation, Oxfam, dan World Council of Churches dalam pemberian bantuan kemanusiaan.

2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang mengatur hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi antarnegara.

3. Isi Code of Conduct :

a) Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama.

b) Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan dari penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata.

c) Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik dan agama d) Kita hendaknya tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah e) Kita harus menghormati budaya dan kebiasaan/adat istiadat

f) Kita harus berusaha membangun respons bencana sesuai kemampuan setempat g) Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bencana h) Bantuan yang diberikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan terhadap

bencana di kemudian hari, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok

i) Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang memberi kita bantuan

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Sebutkan isi dari code of conduct

... ... Sebutkan 7 pilar safer access

... ... Apa yang kamu ketahui tentang code of conduct

(37)

4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang disusun agar PMI dapat:

lmemiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak konflik

melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik.

lTujuh Pilar Safer Access terdiri atas :

- Penerimaan terhadap Organisasi

- Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi - Identifikasi - Komunikasi Internal - Komunikasi Eksternal - Peraturan Keamanan - Tindakan Perlindungan I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. ICRC database (3.2.5.1 Conflict environment) 3. ICRC, Film “Mobile 121 Calling”, ICRC, Geneva 4. PMI Statutes

(38)
(39)

Kompetensi KSR Dasar Materi Organisasi PMI

Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia

Silabus Organisasi PMI Bagi KSR Dasar

Panduan Fasilitator

Organisasi PMI

lMemiliki pengetahuan

tentang organisasi Palang Merah Indonesia beserta tugas dan fungsinya.

lMemiliki semangat dan

komitmen yang tinggi untuk bekerja dalam bidang kemanusiaan bersama organisasi Palang Merah Indonesia.

lMemiliki pemahaman

tentang mandat serta visi dan misi PMI.

Kompetensi Umum

l

yang memadai tentang sejarah berdirinya organisasi Palang Merah Indonesia.

lMempunyai pengetahuan dan

pemahaman landasan hukum dan mandat organisasi Palang Merah Indonesia.

lMempunyai pengetahuan dan

pemahaman tentang kekedudukan KSR dalam organisasi PMI serta

memahami fungsi dan tugas KSR. Mempunyai pengetahuan Kompetensi Khusus l sumber tentang organisasi PMI.

lMemiliki jiwa dan

semangat kemanusiaan serta menjaga perilaku sesuai dengan Prinsip - prinsip Dasar Gerakan. Mampu menjadi nara

Kompetensi Tambahan

No Pokok

Bahasan

Sub Pokok

Bahasan Tujuan Pembelajaran Waktu Metode Media

1 Organisasi PMI

1. Andasan Hukum

2. Struktur, Visi & Misi Dan Renstra

Mengetahui dan memehami landasan hukum organisasi PMI

a. Mengetahui dan memahami hubungan antar struktur

organisasi PMI dengan KSR

b. Mengtahui dan memahami visi dan misi PMI

c. Mengetahui dan memahami pokok pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI tahun 2004 -2009 1 × 45' 1 × 45' Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi

(40)

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III 2 Peran KSR dalam Organisasi 1. Hak dan Kewajiban KSR 2. Peran dalam Pengemba-ngan organisasi 3. Peran dalam Pelayanan Organisasi Mengetahui dan memahami pengertian, peran dan posisi KSR dalam organisasi PMi a. Mengetahui dan

memahami pengertian, peran dan posisi KSR Dalam pengembangan sumber daya organisasi b. Peran Relawn dalam

Pengembangan Citra Organisasi

a. Mengetahui dan memahami lingkup kegiatan pelayanan PMI, baik dimasa damai maupun bencana/ konflik.

b. Mengetahui dan memahami peranan KSR dalam pelayanan PMI, Baik dimasa damai maupun dimasa bencana/konflik 1 × 45' 3 × 45' 1 × 45' 1 × 45' Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi Ceramah Curah Pendapat Diskusi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentas Boklet Pengemban gan LCD/ OHP Flpchart Board Bahan Presentasi

(41)

A. Pokok Bahasan

Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan

Landasan Hukum

C. Tujuan Pembelajaran :

D. Waktu :

1 x 45 Menit

E. Media :

Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :

Ceramah Informatif.

G. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

lFasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.

lFasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :

lFasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya

lFasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya lFasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980

lFasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

lSetiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan pembelajar lainnya.

lFasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif, berkaitan dengan semua materi dalam modul ini.

3. Rangkuman :

lFasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Mengetahui dan memahami Landasan Hukum yang mengakui keberadaan organisasi PMI dan Tugas Pokoknya

2. Mengetahui landasaran hukum organisasi PMI dalam menjalankan visi dan misinya

3. Mengetahui landasan hukum penugasan PMI oleh Pemerintah untuk melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD)

4. Mengetahui landasan hukum Penyelenggaraan, pendidikan dan pendirian pos Pertolongan Pertama oleh PMI

(42)

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan

... ... Menurut saudara apakah PMI adalah satu satunya organisasi

Kepalangmerahan di Indonesia

... ... Sebutkan dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H. Kunci Materi

Sejarah Singkat PMI

Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial Belanda dan Jepang.

Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima).

Keppres No. 25 Tahun 1950

Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949)

( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )

Keppres No. 246 Tahun 1963

Tugas Pokok dan Kegiatan Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda bedakan bangsa, golongan dan faham politik ( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan

(43)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal hal sebagai berikut: 1. Nama, waktu, status dan kedudukan

2. Asas dan tujuan 3. Prinsip dasar 4. Lambang dan Lagu 5. Pelindung

6. Keanggotaan 7. Susunan Organisasi 8. Musyawarah dan Rapat 9. Kepengurusan

10. Markas

11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah 12. Hubungan dan Kerjasama

13. Perbendaharaan 14. Pembinaan

15. Pembekuan Pengurus 16. Penghargaan

17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Sebagai lampiran juga terdapat :

1. Lambang ( gambar & penjelasan )

2. Lagu Hymne PMI dan Mars PMI (syair dan notasi nada )

3. Salinan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963 4. Susunan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Masa Bakti yang berlaku

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980

PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD). Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan pendistribusian darah.

PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang Merah.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972, PMI dapat menyelenggarakan Pertolongan Pertama maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan Pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama.

H. Referensi :

lKumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 lKeppres No. 25 Tahun 1950

lKeppres No. 246 Tahun 1963

lAD/ART

lPP No. 18 Tahun 1980

(44)
(45)

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, Pembelajar diharapkan mampu :

1. Mampu memahami hubungan antara struktur organisasi PMI dengan KSR 2. Memahami Visi & Misi PMI

3. Memahami Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI

A. Pokok Bahasan

Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan

Sistem Struktur, Visi, Misi dan Renstra 2004 - 2009

C. Tujuan Pembelajaran :

D. Waktu :

1 x 45 Menit

E. Media :

Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :

Ceramah Informatif.

G. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

lFasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.

lFasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :

lFasilitator menjelaskan Sistem Organisasi lFasilitator menjelaskan Struktur Organisasi

lFasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI lFasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI

lFasilitator menjelaskan Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009 terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR

3. Rangkuman dan Evaluasi :

lFasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

(46)

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H. Kunci Materi

Sistem dan Struktur Organisasi PMI

Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong.

Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.

Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah serta mendapat tugas dari Pemerintah.

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang Merah Indonesia adalah sebagai berikut :

1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat. 2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi.

3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten

PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan.

KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan relawan.

Struktur organisasi KSR dalam organisasi PMI adalah sebagai berikut :

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Sebutkan Visi dan Misi PMI

... ... Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI

... ... Sebutkan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI

(47)

1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT

Catatan :

Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai dengan kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.

STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG PIMPINAN INSTANSI PUSAT PIMPINAN INSTANSI KAB/KOTA PENGURUS PMI PUSAT PENGURUS PMI DAERAH PENGURUS PMI CABANG PIMPINAN INSTANSI PROPINSI UNIT Markas UNIT Perguruan UNIT Masyarakat UNIT Instansi Garis Komando Garis Koordinasi Garis Komando Garis Kordinasi BENDAHARA Seksi Seksi WK.KOMANDAN KSR SEKERTARIS Pembina KSR KOMANDAN KSR Pembina Teknis KSR Seksi Seksi A N G G O T A K S R

(48)

Visi dan Misi PMI Visi PMI :

Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Misi PMI :

1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat.

2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat. 3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional.

4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. 5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.

6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.

7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009

Pokok- Pokok Kebijakan PMI mencakup lima bidang pelayanan, yang terdiri dari : 1. Penanggulangan Bencana

2. Kesehatan 3. Kesejahteraan Sosial 4. Komunikasi dan Informasi 5. Pengembangan Organisasi

Rencana Strategis PMI mencakup 6 bidang pelayanan, yang terdiri dari : 1. Bidang Pelayanan Penanganan Bencana

2. Bidang Pelayanan Kesehatan 3. Bidang Pelayanan Sosial

4. Bidang Komunikasi dan Informasi 5. Bidang PMR dan Relawan

6. Bidang Pengembangan Organisasi

I. Referensi :

lPokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009 lBuku Memperkenalkan PMI

(49)

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Mengetahui dan memahami pengertian, Peran dan Posisii KSR dalam Organisasi.

2. Mengetahui dan memahami Hak dan kewajiban KSR dalam Organisasi.

A. Pokok Bahasan :

Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan :

Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi

C. Tujuan Pembelajaran :

D. Waktu :

1 x 45 Menit

E. Media :

Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

F. Metode :

Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.

G. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

lMengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.

lFasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.

2. Kegiatan Pembelajaran :

lFasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan peran serta fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi.

lFasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan penjelasan sesuai referensi.

lFasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi.

lFasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi

Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi.

4. Rangkuman :

lMengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi PMI.

(50)

H. Kunci Materi

1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI. 1.1. Pengertian :

KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa perhimpunan PMI.

Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada : a. Lingkungan Markas Cabang

b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan c. Lingkungan Satuan Kerja

d. Lingkungan Masyarakat Umum.

1.2. Peran dan Fungsi :

Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan fungsi, sbb :

a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana. b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan

c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib mengikuti tata aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi.

2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi. 2.1. Hak :

a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan

b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan operasional.

c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan

d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi kemajuan perhimpunan PMI.

e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI

f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas Kepalangmerahan

g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI, dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai dengan ketentuan.

h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku i. Mendapat KTA PMI

j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan atau unit yang bersangkutan.

2.2. Kewajiban :

1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas kesatuannya.

2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti : a. Kegiatan Pembinaan

b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan c. Kegiatan Gladi

d. Kegiatan Operacional

3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan peraturan kesatuan KSR PMI serta peraturan peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

(51)

3. KSR sebagai bagian dari Relawan hendaknya juga :

1. Bertingkah laku sesuai Tujuh Prinsip PM/BSM.

2. Menghormati dan memahami aturan penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan lambing

3. Melaksanakan kegiatan sesuai standar kualitas yang paling tinggi 4. Siap sedia dalam situasi darurat

5. Merespon kebutuhan orang-orang yang perlu bantuan dan meningkatkan kapasitas mereka sehingga mampu menolong diri sendiri

6. Menyetujui dan memahami petunjuk pelaksanaan

I. Referensi :

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007 2. AD / ART PMI, Renstra.

(52)
(53)

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Mampu memahami peran KSR dalam Pengembangan Organisasi dengan mengacu pada Pedoman Relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah

2. Mampu mengetahui, memahami serta mendukung kegiatan Pengembangan Sumber Daya organisasi

3. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran KSR dalam kegiatan pelayanan organisasi

A. Pokok Bahasan

Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan

Peran KSR dalam Pengembangan Sumber Daya

C. Tujuan Pembelajaran :

D. Waktu :

3 x 45 Menit

E. Media :

Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :

Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi

G. Proses Pembelajaran : 1. Pengantar :

lFasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.

lFasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :

lFasilitator menjelaskan pengertian KSR

lFasilitator menjelaskan Hak & Kewajiban KSR dan Hak & Kewajiban Anggota Biasa

lFasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban dilanjutkan dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta

lFasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis Sumber Daya

lFasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas

lFasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan Sumber Daya lFasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana

lFasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik Penggalangan dana lFasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor

lFasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor Individu lFasilitator menjelaskan mengenai Hak Hak Donor ( Donors Bill of Rights )

lFasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak hak donor lFasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh contoh kemitraan lFasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia

(54)

lFasilitator menjelaskan mengenai contoh contoh unit usaha dalam Palang Merah Indonesia

3. Rangkuman dan Evaluasi :

lFasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

Peran KSR Dalam Organisasi

Peran KSR Dalam Pengembangan Organisasi Organisasi yang berfungsi dengan baik

Pengembangan Sumber Daya

Pengertian Pengembangan Sumber Daya

Proses untuk memperoleh semua sumber daya yang diperlukan oleh Organisasi dalam rangka membangun kapasitasnya melalui landasan keuangan yang kuat dan mandiri.

Sumber Daya itu terdiri dari : lSumber Dana

- Subsidi, sumbangan masyarakat, hibah, sponsor, usaha lain, dll lSumber Daya Manusia

- Karyawan, relawan dan Pengurus lSarana

- Barang, peralatan, bangunan, kendaraan dan lain sebagainya

Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju kemandirian sumber daya, yaitu :

lRencana program jangka panjang dan jangka pendek lRencana anggaran dan sumber penggalangannya

lMembangun citra (dan mempertahankan melalui akuntabilitas)

lKomitmen pengurus dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan sumber daya lPelatihan staf dan relawan

H. Kunci Materi

Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Latihan dan Evaluasi

l

... ... Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan target donor individu

... ... Sebutkan hak hak donor

... ... Sebutkan hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa

(55)

CITRA

Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik. Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek : lPerforma / Kinerja

lDonasi lOrganisasi

Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya, antara lain :

lGagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan, melakukan riset pasar, dan lain lain )

lMenjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana lDi bidang sales marketing, promosi atau publikasi

lMenjadi contact person / LO dengan mitra

lMenjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb

Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Penggalangan Dana

Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud dan tujuannya.

Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini.

I. Referensi :

lPokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009 lBuku Memperkenalkan PMI

(56)

Referensi

Dokumen terkait

Penundaan Kewajiban Pembayaran utang hanyalah bersifat sementara sebagai jalan penyelesaian utang piutang. Jangka waktu PKPU hanyalah 270 sejak putusan PKPU

lancar. Selanjutnya diselingi istirahat makan siang sampai pukul 12.00 Wita dan evaluasi secara keseluruhan. Setelah dilaksanakan secara teori dan praktek, karena

Crown Sponsor akan mendapatkan keuntungan sponsor • Profil perusahaan atau institusi pada website team • Logo pada kendaraan.. • Logo pada spanduk/banner • Logo pada t

2014, Uji Efek Sedasi dan Durasi Waktu Tidur Ekstrak Air Herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) pada Mencit (Mus musculus) Galur Swiss, Skripsi, Sarjana Farmasi,

[r]

Anggota yang memiliki hobi bersepeda terdapat sebuah kelompok KosKas yang artinya Komunitas Sepeda Kaskus Semarang, ada pula kelompok yang bernama Iwaks yaitu

5 Berdasarkan pelatihan dan evaluasi yang telah dilakukan terhadap 10 model JST dengan variasi hidden node , diketahui bahwa JST dengan 3 hidden node memiliki performance

Penetrasi pasif: patogen tidak berpartisipasi aktif, misalnya ketika bakteri terbawa oleh film air melalui stomata masuk ke dalam jaringan