• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN VIGOR BENIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN VIGOR BENIH"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

SORTASI BENIH, UJI VIABILITAS, DAN VIGOR BENIH

Oleh :

Golongan A / Kelompok 5B

1. Muhammad Nuris Shobah (161510501276)

2. Vina Melinda (161510501162)

3. Gigih Wahyuningsih (161510501181) 4. Eka Pransiska Utamala Malinda (161510501015)

LABORATURIUM TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAK ULT AS PER TAN IA N UNIVERSITAS JEMBER

(2)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Benih sebagai bahan tanam harus memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan tanaman yang baik. Sebelum ditanam atau dikecambahkan benih harus melewati beberapa tahapan seleksi yang akan menghasilkan benih berkualitas baik. Benih yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri bernas, penampilan fisik baik (tidak keriput), terhindar dari kotoran dan benih tanaman lain, memiliki daya kecambah yang tinggi, serta tidak terinfeksi oleh hama dan penyakit tanaman. Salah satu tahapan penyeleksian untuk mendapatkan benih yang berkualitas baik yaitu dengan dilakukan sortasi benih. Sortasi benih merupakan proses memilih benih yang memiliki penampilan fisik baik, memisahkan dari benih tanaman lain dan kotoran benih. Tujuan dilakukan sortasi benih yaitu untuk menjaga kemurnian benih.

Uji viabilitas benih dan uji vigor benih merupakan salah satu cara untuk menguji fisiologi benih. Uji viabilitas dilakukan setelah benih di sortasi. Viabilitas benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah atau daya kecambah benih, sedangkan vigor benih merupakan kemampuan benih untuk berkecambah secara optimum pada lingkungan yang tidak mendukung maupun yang kurang mendukung. Pengujian viabilitas benih untuk mengetahui mutu fisiologis benih dapat dilakukan dengan mengecambahkan benih pada media tertentu kemudian mengamati apakah benih berkecambah dengan normal, abnormal, atau mati. Benih yang berkecambah digolongkan dalam benih normal, sedangkan benih yang tidak berkecambah dari awal dapat dikatakan abnormal. Benih yang sudah berkecambah juga bisa mati akibat faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih.

Kemampun benih untuk dapat berkecambah optimum pada lingkungan yang kurang mendukung disebut vigor. Benih yang memiliki vigor yang baik akan mampu berkecambah dengan normal dan menghasilkan bibit yang baik. Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada media yang sama dan kedalaman

(3)

2

tertentu. Analisis pengujian vigor benih dapat dilakukan dengan menghitung presentase benih yang berkecambah dengan normal, abnormal, serta benih yang awalnya berkecambah kemudian mati. Kegiatan sortasi benih yang meliputi uji viabilitas dan uji vigor benih penting dilakukan untuk mendapatkan benih murni yang berkualitas baik.

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui uji kemurnian benih secara fisik.

(4)

3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu cara untuk membedakan benih yang baik dan tidak adalah dengan memilih benih sesuai dengan ukuran benih dan berat benih. Ukuran benih itu sendiri dapat mempengaruhi proses perkecambahan. Semakin berat benih tersebut maka proses perkecambahannya semakin meningkat. Benih yang berat akan memiliki daya viabilitas yang tinggi dan juga vigor benih yang baik. Benih yang mempunya daya viabilitas yang baik akan menghasilkan tanaman baru yang bermutu tinggi. (Suita, 2013)

Hal yang paling penting dilakukan adalah proses pengujian vigor benih. Uji vigor benih dapat mempengaruhi benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi yang kurang mendukung. Daya vigor dan daya simpan benih sangat berpengaruh pada proses perkecambahan. Sumber benih juga harus diperhatikan untuk mendapatkan tanaman yang baik. Benih yang baik akan memiliki daya simpan benih yang lebih lama. Benih yang terjamin keamanannya adalah benih yang telah tersertifikasi. (Yuniarti et all., 2016). Daya penyimpanan benih yang baik adalah dengan kondisi suhu 3oC-5oC, pada suhu tersebut benih masih dapat menjaga viabilitas dan vigornya. (Kartahadimaja et all., 2013)

Pada proses pemilahan benih yang baik dilakukan suatu sortasi benih. Dimana benih yang keriput, kotoran benih dan benih tanamanlain dipisahkan dari benih murni. Serta dalam reseptor pemisah terdapat protein membran integral yang melakukan proses pemilahan protein vakuola, termasuk dengan cara mengatur proses pemilahannya. Benih sangat penting sehingga harus dilakukan proses pemilahannya yang ketat, karena benih merupakan calon tanaman yang akan menghasilkan produk tanaman yang bermutu tinggi.(Maruyama et all., 2015).

Sortasi benih dilakukan untuk mendapatkan benih yang benar-benar murni. Proses multasi juga dilakukan untuk penggunaan kombinasi antibodi. Benih juga harus memiliki antibodi atau kekebalan. Hal tersebut dimaksudkan agar benih tidak mudah terkontaminasi oleh virus atau bakteri sehingga benih akan tetap sehat dan terbebas dari penyakit, serta mencegah benih agar tidak

(5)

4

terserang oleh organisme pengganggu tanaman. Benih yang sehat akan menghasilkan tanaman baru yang sehat pula. (Windheim et all., 2016)

Benih lebih banyak berkorelasi dengan air. Hal tersebut disebabkan oleh biji yang baik akan lebih mempertahankan lebih banyak air. Benih terdapat dua macam yaitu benih ortodok dan benih rekalsitra. Benih ortodok adalah benih yang lebih suka disimpan dalam kondisi kadar air yang rendah sehingga harus mengalami proses pengeringan terlebih dahulu, sedangkan benih rekalsitra adalah benih yang suka disimpan dalam keadaan kadar air yang tinggi. Sehingga apabila dalam proses penyimpanan benih perlu diperhatikan kelembapan dan suhu lingkungan tempat penyimpanan.( Farhadi et all., 2015).

Benih akan tetap mampu untuk berkecambah pada kondisi yang abnormal misalnya kandungan air yang kurang mencukupi, suhu yang suboptimal, benih yang terserang patogen serta keadaan tanah yang padat dan kurang dalam. Hal tersebut menunjukkan bahwa benih memiliki vigor. Vigor benih merupakan hal yang sangat penting, karena jika tidak ada vigor, benih tidakakan dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Benih yang tidak mempunyai vigor benih juga akan mudah terserang patogen. (Kuswanto, 1996)

(6)

5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum acara 2 tentang “Sortasi Benih, Uji Viabilitas dan Uji Vigor Benih” dilaksanakan pada pukul 12.30- 15.15 WIB di Laboratorium Hama, Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat 1. Kertas label 2. Timbangan analitik 3. Kertas buram 4. Bak pengecambah 5. Karet gelang 6. Sekop kecil 7. Botol air mineral

3.2.2 Bahan

1. Benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau 2. Air

3. Substrat pasir

3.3 Pelaksanaan Praktikum A. Sortasi benih

1. Menyiapkan benih yang akan dilakukan uji kemurnian benihnya 2. Menimbang benih tersebut, kemudian menghamparkan

3. Memisahkan antara benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB)

4. Menimbang masing-masing benih murni (B gram), benih tanaan lain (C gram), dan kotoran benih (Dgram) yang ditemukan kemudian menghitung presentasenya.

(7)

6

5. Mendeskripsikan cirri fisik dari masing-masing benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB).

B. Uji vigor benih

1. Menyiapkan media tanam berupa pasir kemudia membersikan dan mengayak halus.

2. Memasukkan media tanam ke dalam bak pengecambah sampai setengah tinggi bak pengecambah.

3. Menanam benih padi, jagung, kedelai,kacang hijau (sesuai perlakuan). 4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, dan 7.

5. Mengukur tinggi kecambah/bibit padahari ke 7.

C. Uji viabilitas benih

1. Menyiapkan benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau.

2. Menanam benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau padasubstrat denan menggunakan metode UKDdp (Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik) dengan cara sebagai berikut:

a. Menghamparkan selembar plastic trsansparan tipis ukuran 20x30 cm. b. Menyiapkan 3-4 lembar kertas buram lembab ukuran 20x30 cm dan

meletakkan terhampar diatas lembar plastik.

c. Menanam 20-50 butir benih padi, jagung, kedelai, kacang hijau diatas substrat dengan cara menyusun secara baris dalam bentuk berselang seling (gigi walang).

d. Menutup substrat yang telah ditanami dengan 2-3 lembar kertas lembab lainnya.

e. Menggulung substrat kertas yang telah ditutupi (member label keterangan) dan menempatkan hasil gulungan dengan posisi vetikal dalam alat pengecambah.

3. Menjaga kelembaban substrat setiap saat.

4. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7, 10, dan 14. 5. Mengukur tinggi kecambah/bibit pada hari ke 14.

(8)

7 3.4 Variabel Pengamatan

1. Menghitung presentase hasil sortasi benih dengan menimbang dan berat masing-masing benih murni (BM), benih tanaman lain (BTL), dan kotoran benih (KB).

2. Menghitung presentase kecambah normal pada hari ke-7 (7x24 jam). 3. Menghitung presentase kecambah normal pada hari ke-14 (14x24 jam).

3.5 Analisis Data

Data yang dihasilkan dari pengamatan praktikum adalah jenis data dekriptif, berupa penjelasan kondisi benih secara kuantitatif dan kualitatif.

(9)

8

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Hasil Pengamatan Sortasi Benih

Kelompok Jenis Tanaman Presentase Deskripsi

1 Padi Ulangan 1 BM : 58,47% BTL : 21,86% KB : 18,33%

Benih murni mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 58,47% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 19,08% dan KB 19,08%. 2 Padi Ulangan 2 BM : 44,48%

BTL : 37,49% KB : 16,26%

Benih murni mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 44,48% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 37,49% dan KB 16,26%. 3 Padi Ulangan 3 BM : 62,07%

BTL : 15,51% KB : 21,87%

Pada benih murni warna tetap tidak terpengaruh oleh benih lain (BTL) dan kotoran benih (KB). Presentase benih murni lebih besar yaitu 62,07% dibandingkan BTL 15,51% dan KB 21,87%.

4 Padi Ulangan 4 BM : 65,70% BTL : 19,72% KB : 19,14%

Pada benih murni tampilan bijinya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 65,70% lebih besar dari BTL yaitu 19,72% dan KB 19,14%.

(10)

9

5 Jagung Ul 1 BM : 72,21 % BTL : 9,05% KB : 16,76%

Ciri fisik benih murni penampilan bijinya bernas, tidak keriput, tidak rusak dan benih tidak tercampur dengan benih lain. Presentase benih murni lebih besar yaitu 72,21% dibandingkan BTL 9,05% dan KB 16,76%.

6 Jagung Ul 2 BM : 77,78% BTL : 5,7% KB : 16,5%

Ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 77,78%, benih tanaman lain 5,7% dan Kotoran benih 16,5 %. 7 Jagung Ul 3 BM : 80,11%

BTL : 7,99% KB : 11,9%

Ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 80,11%, benih tanaman lain 7,99% dan Kotoran benih 11,9 %.

Padi ulangan 1 dari kelompok 1 menunjukkan hasil presentase Benih Murni sebesar 58,47%, Benih Tanaman Lain sebanyak 21,86% dan Kotoran Benih sebesar 18,33%, Ciri-ciri benih murni adalah benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 58,47% lebih besar dari BTL dan KB. Padi Ulangan 2 pada kelompok 2 menunjukkan bahwa benih murni mempunyai ciri-ciri benihnya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 44,48% lebih besar dari BTL dan KB. Memiliki presentase 37,49% dan KB 16,26%.

Padi Ulangan 3 dari kelompok 3 yaitu pada benih murni warna tetap tidak terpengaruh oleh benih lain (BTL) dan kotoran benih (KB). Presentase benih murni lebih besar yaitu 62,07% dibandingkan BTL 15,51% dan KB 21,87%. Padi Ulangan 4 dari kelompok 4 menunjukkan bahwa pada benih murni tampilan

(11)

10

bijinya bernas, tidak ada campuran dari kotoran lain serta tidak keriput. Benih murni memiliki presentase 65,70% lebih besar dari BTL yaitu 19,72% dan KB 19,14%.

Jagung Ul 1 pada kelompok 5 memiliki ciri fisik benih murni penampilan bijinya bernas, tidak keriput, tidak rusak dan benih tidak tercampur dengan benih lain. Presentase benih murni lebih besar yaitu 72,21% dibandingkan BTL 9,05% dan KB 16,76%. Jagung Ul 2 dari kelompok 6 menunjukkan ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 77,78%, benih tanaman lain 5,7% dan Kotoran benih 16,5 %. Jagung Ul 3 dari kelompok 7 yaitu ciri fisik benih murni yaitu benih bernas, tidak keriput, tidak tercampur dengan kotoran benih dan benih tanaman lain, presentase benih murni 80,11%, benih tanaman lain 7,99% dan Kotoran benih 11,9 %.

4.1.2 Hasil Pengamatan Vigor Benih

Grafik 1. Hasil pengamatan uji benih vigor

Padi Ulangan 1 (Padi U.1) pada perkecambahan pada hari ke-3 menunjukkan padi yang normal berjumlah 1 benih dan yang abnormal berjumlah 19 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 benih padi U.1 yang normal berjumlah 6

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 hr ke 3 normal hr ke 3 abnormal hr ke 5 normal hr ke 5 abnormal hr ke 7 normal hr ke 7 abnormal mati Padi U1 Padi U2 Padi U3 Padi U4 Jagung U1 Jagung U2 Jagung U3

(12)

11

benih dan untuk abnormal berjumlah 14 benih, sedangkan untuk perkecambahan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah benih normal sebanyak 15 benih dan benih abnormal sebanyak 5 benih, untuk benih yang mati tidak ada. Padi Ulangan 2 (Padi U.2) untuk perkecambahan pada hari ke-3 menunjukkan benih normal sebanyak 3 dan abnormal 17 benih, untuk hari perkecambahan ke-5 benih normal 10 dan benih abnormal 10, pada perkecambahan pada hari ke-7 untuk padi U.2 benih normal 16 benih dan benih abnormal 1 benih, sedangkan benih yang mati sebanyak 3 benih.

Padi Ulangan 3 (Padi U.3) menunjukkan padi yang normal pada perkecambahan hari ke-3 berjumlah 3 benih dan abnormal sebanyak 17 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 benih padi normal sebanyak 10 benih dan abnormal sebanyak 10 benih, sedangkan pada perkecambahan hari ke-7 benih normal berjumlah 16 benih dan benih abnormal sebanyak 4 benih, tidak terdapat benih yang mati. Padi Ulangan 4 (Padi U.4) pada perkecambahan hari ke-3 menunjukkan benih normal sebanyak 5 benih dan abnormal sebanyak 15 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 untuk benih normal sebanyak 6 benih dan benih abnormal sebanyak 14 benih. Pada perkecambahan hari ke-7 benih normal sebanyak 11 benih dan abnormal berjumlah 9 benih, serta tidak ada benih yang mati.

Benih jagung Ulangan 1 (Jagung U.1) pada perkecambahan hari ke-3 berjumlah 10 benih dan abnormal sebanyak 10 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 benih padi normal sebanyak 18 benih dan abnormal sebanyak 2 benih, sedangkan pada perkecambahan hari ke-7 benih normal berjumlah 16 benih dan benih abnormal sebanyak 2 benih, benih yang mati berjumlah 2. Jagung Ulangan 2 (Jagung U.2) pada perkecambahan pada hari ke-3 menunjukkan padi yang normal berjumlah 17 benih dan yang abnormal berjumlah 3 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 benih yang normal berjumlah 15 benih dan untuk abnormal berjumlah 5 benih, sedangkan untuk perkecambahan pada hari ke-7 menunjukkan jumlah benih normal sebanyak 13 benih dan benih abnormal sebanyak 3 benih, untuk benih yang mati sebanyak 4 benih.

(13)

12

Jagung Ulangan 3 (Jagung U.3) pada perkecambahan hari ke-3 menunjukkan benih normal sebanyak 15 benih dan abnormal sebanyak 5 benih. Pada perkecambahan hari ke-5 untuk benih normal sebanyak 16 benih dan benih abnormal sebanyak 4 benih. Pada perkecambahan hari ke-7 benih normal sebanyak 10 benih dan abnormal berjumlah 7 benih, serta 3 benih yang mati.

4.1.3 Hasil Pengamatan Viabilitas Benih

Grafik 2. Hasil uji viabilitas benih dengan kondisi normal

Grafik 3. Hasil uji viabilitas benih dengan kondisi abnormal 0 2 4 6 8 10 12 14 16 3 5 7 10 14 padi U1 padi U2 Padi U3 padi U4 jagung U1 jagung u12 jagung u2 0 2 4 6 8 10 12 3 5 7 10 14 padi u1 padi u2 padi u3 padi u4 jagung u1 jagung u2 jagung u3

(14)

13

Grafik 4. Hasil uji viabilitas benih dengan kondisi mati

Padi U.1 perkecambahan pada hari ke-3, benih normal 6 dan abnormal sebanyak 9, pada perkecambahan hari ke-5, benih normal sebanyak 6 dan abnormal 9, untuk hari ke-7 benih normal sebanyak 8 dan abnormal sebanyak 7, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 8 dan abnormal 7, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 9 dan abnormal sebanyak 6, tidak ada yang mati. Padi U.2 perkecambahan hari ke-3 pada benih normal sebanyak 13 dan abnormal 2, pada hari 5 untuk benih normal 13 dan abnormal 2, untuk hari ke-7 benih normal sebanyak 11 dan abnormal 4, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 12 dan abnormal 3, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 13 dan abnormal sebanyak 2, serta 1 benih yang mati.

Padi U.3 perkecambahan hari ke-3 pada benih normal sebanyak 5 dan abnormal 10, pada hari ke-5 untuk benih normal 10 dan abnormal 5, untuk hari ke-7 benih normal 10 dan abnormal 5, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 10 dan abnormal 5, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 9 dan abnormal sebanyak 6, tidak ada yang mati. Padi U.4 perkecambahan hari ke-3 pada benih normal sebanyak 8 dan abnormal 7, pada hari ke-5 untuk benih

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 3 5 7 10 14 padi u1 padi u2 padi u3 padi u4 jagung u1 jagung u2 jagung u3

(15)

14

normal 10 dan abnormal 5, untuk hari ke-7 benih normal 10 dan abnormal 5, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 10 dan abnormal 5, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 10 dan abnormal sebanyak 4, serta 1 benih yang mati. Jagung U.1 perkecambahan pada hari ke-3, benih normal 15 dan abnormal tidak ada, pada perkecambahan hari ke-5, semua benih normal sebanyak 15, untuk hari ke-7 benih normal sebanyak 14 dan abnormal 1, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 13 dan abnormal 2, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 12 dan abnormal sebanyak 3, tidak ada yang mati.

Jagung U.2 perkecambahan hari ke-3 pada benih normal sebanyak 12 dan abnormal 3, pada hari ke-5 semua benih normal 15, untuk hari ke-7 semua benih normal sebanyak 15, perkecambahan hari ke-10 semua benih normal sebanyak 15, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 14 dan abnormal sebanyak 1, serta tidak ada yang mati. Jagung U.3 perkecambahan hari ke-3 pada benih normal sebanyak 12 dan abnormal 3, pada hari ke-5 untuk benih normal 2 dan abnormal 3, untuk hari ke-7 benih normal 11 dan abnormal 4, perkecambahan hari ke-10 benih normal sebanyak 11 dan abnormal 4, sedangkan hari ke-14 benih normal sebanyak 9 dan abnormal sebanyak 6, tidak ada yang mati.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai sortasi benih, vigor benih dan viabilitas benih diketahui hasil setiap kelompok berbeda-beda. Benih yang digunakan dalam pengamatan yaitu benih padi dan benih jagung. Benih-benih tersebut dikelompokkan menjadi Benih Murni (BM), Benih Tanaman Lain (BTL) dan Kotoran Benih (KB). Pengamatan dilakukan pada benih jagung yang sudah mencapai tingkat kemasakan fisiologis, pada benih tanaman jagung akan dipengaruhi oleh faktor genetik, iklim dan kesuburan tanahnya, oleh karena itu penentuan masak fisiologis benih jagung dengan menentukan kadar air pada saat masak fisiologis yang sekitar 30-40%.

Langkah awal yang dilakukan yaitu dengan sortasi pada benih. Sortasi benih merupakan suatu proses pemilihan benis dengan kesesuaian benih bernas,

(16)

15

berpenampilan baik, sehat, tidak keriput, tidak keras dan sudah masak baik secara fisik maupun fisiologi. Menurut Mindawati dkk., (2015) Sortasi benih meliputi kegiatan pemilahan fraksi berdasarkan karakteristik fisik meliputi kadar air, bentuk ukuran berat, jenis, tekstur, warna, benda asing/kotoran, kimia meliputi komposisi bahan, bau, dan rasa ketengikan, dan biologis yang meliputi jenis dan kerusakan oleh serangga, jumlah mikroba, dan daya tumbuh khusus dari benih.

Cara menentukan benih tersebut dalam dilihat secara langsung maupun dengan bantuan mesin. Menentukan sortasi benih merupakan permasalahan yang muncul pada saat pengadaan benih, sehingga sortasi/seleksi benih harus dilakukan dengan efektif agar pemilihan benih-benih dapat memperoleh mutu fisiologis tinggi. Kesesuaian dasar pengaturan SGT, benih dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas ukuran benih, berdasarkan perbedaan berat seperti, a1= kelompok benih 1, b2= kelompok benih 2, b3= kelompok benih 3 dan b4= kelompok benih 4. Bertambahnya besar pada kriteria benih, maka berat benih akan semakin ringan (Suita, 2013).

Benih vigor untuk tanaman jagung sekitar 15 benih. Setiap benih berbeda perkecambahannya, terdapat pula benih yang mati. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Syarat tumbuh benih pada syarat internal berupa kesiapan dan kemasakan embrio serta bagian-bagian penunjang internal, sedangkan untuk syarat eksternal meliputi keadaan lingkungan yang mendukung seperti pH, air, suhu, media.

Perkecambahan dan syarat tumbuh juga dapat dipengaruhi oleh faktor dalam yaitu tingkat kemasakan benih, dormansi, ukuran benih, dan penghambat perkecambahan, serta faktor luar yaitu, temperatur, air, chaya matahari, dan oksigen. Vigor dalam pertumbuhan bibit dapat dilihat dari 3 variabel pertumbuhan yaitu, tinggi bibit, jumlah daun pada bibit dan berat kering total bibit. Proses ekstraksi benih dalam perendaman air selama 24 jam akan memberikan dampak negatif terhadap karakter mutu fisiologis benih. Semua variabel mutu fisiologis benih meliputi viabilitas total, viabilitas potensial, vigor kecepatan berkecambah dan vigor pertumbuhan bibit (Gunarta dkk., 2014).

(17)

16

Hasil pengamatan pada uji viabilitas benih pada benih jagung dilakukan dengan pengujian viabilitas benih secara langsung, yaitu dengan cara melihat struktur penting kecambah, untuk pengujian secara tidak langsung dapat dilihat dari gejala metabolismenya. Pada pengujian viabilitias benih secara langsung dengan beberapa substrat pengujian seperti, kertas, kapas, tanah dan lainnya. Substrat kertas lebih banyak digunakan dalam pengamatan dikarenakan labih praktis dan dapat memenuhi persyaratan dalam prosedur pengujian mutu benih secara modern. Substrat kertas dapat digunakan dengan metode Uji Diatas Kertas (UDK), untuk benih berukuran kecil yang membutuhkan cahaya dalam perkecambahannya, metode Uji Antar Kertas (UAK) yang digunakan untuk benih yang tidak peka cahaya dalam perkecambahannya, dan Uji Kertas Digulung (UKD) untuk benih berukuran besar yang tidak peka cahaya dalam perkecambahannya. Penggunaan metode yang digunakan untuk pengamatan yaitu metode Uji Diatas Kertas (UDK) yang lebih mudah untuk dilakukan.

Penanganan benih yang kurang tepat dapat mengakibatkan benih tersebut memiliki viabilitas yang rendah, sehingga untuk memperbaiki viabilitas tersebut diperlukan teknik penanganan yang tepat. Metode perkecambahan dan substrat kertas berpengaruh nyata dalam viabilitas benih. Substrat kertas dan metode perkecambahan dilakukan dengan menggunakan kerta yang digunakan dalam metode uji di atas kertas (UDK), sehingga dapat menghasilkan nilai daya berkecambah yang tinggi dari perlakuan lainnya (Yuniarti dkk., 2017).

Hasil pengamatan pada benih jagung yang telah dilakukan dengan menggunakan metode uji diatas kertas, pengukuran dilakukan pada hari ke-3 yaitu benih tidak ada yang berkecambah, sedangkan pada hari ke-5 untuk benih jagung 15 yang berkecambah, benih jagung untuk hari ke-7 pada benih yang berkecmabah sebanyak 14 benih dan terdapat benih yang abnormal berjumlah 1 benih. Pengamatan pada hari ke-10 untuk benih yang berkecambah sebanyak 13 dan yang abnormal 2 benih, sedangkan untuk hari ke-14 pada benih yang berkecambah sebanyak 12 dan yang abnormal sebanyak 3 benih. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa benih jagung tidak cocok diperkecambahkan menggunakan metode uji diatas kertas, dikarenakan

(18)

17

benih jagung dan padi memerlukan banyak air untuk merangsang pertumbuhan kecambahnya.

(19)

18

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Untuk menguji kemurnian benih secara fisik dapat dilakukan dengan sortasi benih. Sortasi benih dilakukan dengan memilih benih yang tidak keriput, sudah masak, dan baik secara fisik dan fisiologisnya.

2. Uji viabilitas benih dapat dilakukan dengan mengecambahkan benih pada media kertas digulung didirikan dalam plastik. Melakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7, 10 dan 14 kemudian menghitung presentase benih yang normal, abnormal, dan yang mati.

3. Uji vigor benih dapat dilakukan dengan menanam benih pada bak pengecambah (botol) pada kedalaman tertentu dan mengamati pertumbuhan benih pada hari ke 3, 5, 7 kemudian menghitung presentase benih normal, abnormal, dan benih yang mati.

5.2 Saran

Pelaksanaan praktikum sudah cukup kondusif namun waktu praktikum kali ini kurang maksimal, karena macam tehapan praktikum tidak hanya satu. Pemberian materi praktikum sudah jelas dan mudah dimengerti.

(20)

19

DAFTAR PUSTAKA

Mindawati, N., I. Mansur, dan P. Setio. 2015. Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser. Bogor: Forda Press.

Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan, 1(2): 83-91. Yuniarti, N., Megawati, dan B. Leksono. 2017. Pengaruh Metode Perkecambahan

dan Substrat Kertas terhadap Viabilitas Benih Eucalyptus pellita F. Mull. Kehutanan Wallacea, 6(1): 13-19.

Gunarta, I. W., I. G. N. Raka, dan A. A. A. Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Heat Treatment terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Agroekoteknologi Tropika, 3(3): 128-136.

Farhadi, M., M. Tigabu dan P. C. Oden. 2015. Near Infrared Spectroscopy an non-Destructive Method for Sorting Viable, Petrified and Empthy Seeds of Larix sibirica. Silva Fennica, 49(5):1-12.

Kartahadimaja, J., E. E. Syuriani dan N. A. Hakim. 2013. Pengaruh Penyimpanan Jangka Panjang terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur Benih Inbred Jagung. Penelitian Pertanian Terapan, 13(3):168-173.

Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Yogyakarta:ANDI.

Yuniarti, N., M. Zanzibar, Megawati dan B. Leksono.2016. Daya Vigoritas Benih Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth. Dari Beberapa Sumber Benih. Penelitian Hutan Tanaman, 13(2):123-132.

Maruyama, N., T. Goshi, S. Sugiyama, M. Niiyama, H. Adachi, K. Takano, S. Murakami, T. Inoue, Y. Mori, H. Matsumara dan B. Mikami. 2015. Premiliminary X-ray Analysis of the Binding Domain of the soybean Vacuolar Sorting Receptor Complexed with a Sorting Determinant of a Seed Storage Protein. Crossmark, F(71):132-135.

Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor. Perbenihan Tanaman Hutan, 2(1):83-91

Whindeim, M., S. Honing, K. N. Leppard, L. Butler, C. Seed, S. Ponnamblam dan H. G. Burgert. 2016. Sorting Motifs in the Cytoplasmic Tail of the Immunomodulatory E3/49K Protein of Species D Adenoviruses Modulate Cell Surface Exprssion and Ectodomain Shedding. Biological Chemistry, 291(13):6796-6804

(21)

LAMPIRAN

Dokumentasi

Ganbar 1. Benih padi yang sudah disortasi

(22)
(23)

Mindawati, N., I. Mansur, dan P. Setio. 2015. Bunga Rampai Teknologi Pembenihan dan Pembibitan Jabon Putih (Neolamarckia cadamba (Roxb.) Bosser. Bogor: Forda Press

(24)

Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor (Acacia auriculiformis). Perbenihan Tanaman Hutan, 1(2): 83-91.

(25)

Yuniarti, N., Megawati, dan B. Leksono. 2017. Pengaruh Metode Perkecambahan dan Substrat Kertas terhadap Viabilitas Benih Eucalyptus pellita F. Mull. Kehutanan Wallacea, 6(1): 13-19.

(26)

Gunarta, I. W., I. G. N. Raka, dan A. A. A. Astiningsih. 2014. Uji Efektivitas Beberapa Teknik Ekstraksi dan Dry Heat Treatment terhadap Viabilitas Benih Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Agroekoteknologi Tropika, 3(3): 128-136.

(27)
(28)

Kuswanto, H. 1996. Dasar-dasar Teknologi, Produksi dan Sertifikasi Benih. Yogyakarta:ANDI

(29)

Kartahadimaja, J., E. E. Syuriani dan N. A. Hakim. 2013. Pengaruh Penyimpanan Jangka Panjang terhadap Viabilitas dan Vigor Empat Galur Benih Inbred Jagung. Penelitian Pertanian Terapan, 13(3):168-173.

(30)

Suita, E. 2013. Pengaruh Sortasi Benih terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Bibit Akor. Perbenihan Tanaman Hutan, 2(1):83-91

(31)

Yuniarti, N., M. Zanzibar, Megawati dan B. Leksono.2016. Daya Vigoritas Benih Acacia crassicarpa A.Cunn.Ex Benth. Dari Beberapa Sumber Benih. Penelitian Hutan Tanaman, 13(2):123-132.

Whindeim, M., S. Honing, K. N. Leppard, L. Butler, C. Seed, S. Ponnamblam dan H. G. Burgert. 2016. Sorting Motifs in the Cytoplasmic Tail of the Immunomodulatory E3/49K Protein of Species D Adenoviruses Modulate Cell Surface Exprssion and Ectodomain Shedding. Biological Chemistry, 291(13):6796-6804.

(32)

Maruyama, N., T. Goshi, S. Sugiyama, M. Niiyama, H. Adachi, K. Takano, S. Murakami, T. Inoue, Y. Mori, H. Matsumara dan B. Mikami.2015. Premiliminary X-ray Analysis of the Binding Domain of the soybean Vacuolar Sorting Receptor Complexed with a Sorting Determinant of a Seed Storage Protein. Crossmark, F(71):132-135.

(33)

Farhadi, M., M. Tigabu dan P. C. Oden. 2015. Near Infrared Spectroscopy an non-Destructive Method for Sorting Viable, Petrified and Empthy Seeds of Larix sibirica. Silva Fennica, 49(5):1-12.

(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Gambar

Grafik 1. Hasil pengamatan uji benih vigor
Grafik 3. Hasil uji viabilitas benih dengan kondisi abnormal
Grafik 4. Hasil uji viabilitas benih dengan kondisi mati
Gambar 2. Benih jagung yang sudah disortasi

Referensi

Dokumen terkait

Bahan coating terbaik yang mampu mempertahankan viabilitas dan vigor benih kedelai selama penyimpanan pada variabel pengamatan. daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh,

Penga~natan yang dilakukan meliputi pengamatan terhadap peubah viabilitas po- tensial dan vigor benih (daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan keserempakan tumbuh), daya

Rata-rata Potensi Tumbuh, Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Keserempakan Tumbuh dan Vigor Kecambah Benih Jagung Kadaluarsa pada berbagai Konsentrasi Giberelin. Keterangan :

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metoda uji perkecambahan benih tisuk yang cocok di laboratorium adalah metoda UDK (Uji Diatas Kertas) dengan

Perendaman benih lamtoro gung dalam berbagai suhu air memberikan pengaruh yang nyata terhadap vigor benih, viabilitas benih, keserempakan berkecambah, dan bobot

Perendaman benih lamtoro gung dalam berbagai suhu air memberikan pengaruh yang nyata terhadap vigor benih, viabilitas benih, keserempakan berkecambah, dan bobot

Daya tumbuh benih adalah munculnya unsur – unsur utama dari lembaga dari suatu benih yang diuji yang menunjukkan kemampuan untuk menjadi tanaman normal apabila ditanam

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa benih padi merah (Oryza nivara) varietas cempo merah memiliki kualitas yang sangat baik dilihat dari hasil daya