• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah suatu hal yang menjadi perhatian dalam melakukan penelitian serta menjadi suatu sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini, lingkup objek penelitian yang ditetapkan penulis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai niat beli ulang mie instan Supermi yang dipengaruhi oleh sales promotion dan harga.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode Yang Digunakan

Penelitian ini dilakukan upaya untuk mengetahui bagaimana gambaran sales promotion dan harga serta seberapa besar pengaruhnya dalam membangun minat beli ulang. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif, yaitu memverifikasi hasil analisi dari penelitian yang dilakukan. Menurut Sugiyono (2017) metode deskriptif adalah:

“Statistik yang digunakan untuk menganalisi data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”

Metode ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel dengan cara mengamati aspek – aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada, untuk menjawab bagaimana sales promotion dan harga berpengaruh terhadap niat beli ulang dimana data tersebut diolah, dianalisi, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori – teori yang telah dipelajari sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan.

(2)

Menurut Nazir (2011) mengatakan bahwa metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Dengan menggunakan metode verifikatif diharapkan dapat memberikan gambaran yang akurat dan jelas mengenai pengaruh dari variabel – variabel yang akan diteliti.

3.3 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2014:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. Dilihat dari hubungan variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam – macam variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel – variabel yang menjadi objek penelitian adalah:

1. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah variabel yang memang sengaja dilakukan tindakan yang akan ditukar itensitas pengaruhnya atas kontribusinya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen atau (X) adalah Sales Promotion (X1) dan Harga (X2).

2. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya ditentukan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen atau (Y) adalah Niat Beli Ulang.

(3)

Dari variabel – variabel diatas dapat dijabarkan ke dalam operasionalisasi variabel penelitian yang dapat dilihat dalam tabel 3.1 operasional variabel:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel Indikator Skala Sales Promotion (X1) Promosi penjualan adalah suatu kegiatan menawarkan insentif supaya konsumen membeli. Kotler dan Keller (2009) 1. Promosi Konsumen (Consumer Promotion) • Menawarkan program promosi yang menarik • Melakukan penawaran yang menarik dalam jangka waktu tertentu (bulanan, mingguan, harian). Ordinal 2. Promosi Dagang (Trade Promotion) • Menawarkan hadiah yang menarik pada transaksi pembelian produk tertentu. • Menyediakan penawaran yang menarik dalam bentuk kupon / voucher . 3. Promosi Wiraniaga (Sales Force Promotion) • Menawarkan potongan harga dalam bentuk pembelian produk tertentu (buy one get

(4)

one free, free upzise) • Memberikan hadiah / premium yang menarik. • Memperkenalkan produk yang baru diluncurkan dalam bentuk sample gratis.. Harga (X2) Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen – elemen lainnya menimbulkan biaya. Kotler (2012) 1. Keterjangk auan Harga • Tingkat keterjangkauan harga yang ditetapkan oleh Supermi. • Tingkat kesesuaian harga yang ditetapkan oleh Supemi dengan

daya beli Ordinal

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk • Tingkat kesesuaian harga mie instan yang disediakan oleh Supermi dengan kualitas produk yang didapat. • Tingkat perbedaan dalam hal harga

(5)

produk mie instan Supermi dengan para pesaing 3. Daya saing

harga

• Harga mie instan Supermi bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. 4. Kesesuaian harga dengan manfaat • Tingkat kesesuaian manfaat dengan harga produk mie instan yang ditetapkan oleh Supermi. • Tingkat keinginan konsumen untuk membeli produk mie instan Supermi karena memiliki manfaat bagi dirinya dan orang lain. 5. Potongan

Harga

• Besarnya potongan harga mie instan yang ditetapkan Supermi

• Diskon yang diberikan Sarimi pada produk mie instan sesuai dengan penawaran yang di dapat.

(6)

3.4 Populasi dan Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2012:90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan

Niat Beli Ulang (Y)

Niat beli ulang adalah dimana seseorang atau konsumen merasa puas akan suatu produk yang sesuai antara ekspektasi dengan performa yang ia harapkan, akan menciptakan suatu kepuasan yang mendorong terciptanya pembelian ulang atas produk atau merek yang sama di kemudian hari dan akan

menceritakan mengenai hal yang baik atas produk tersebut. Kotler dan Keller (2012) 1. Niat Transaksio nal • Minat untuk membeli ulang. Ordinal 2. Niat Referensial • Mereferensikan kepada orang lain.

3. Niat

Preferensial

• Pilihan pertama dalam memilih mie instan. 4. Niat Eksploratif • Mencoba berbagai ilmu. • Pencarian informasi.

(7)

kemudian ditarik kesimpulan. Berdasarkan penelitian diatas, populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.

Sedangkan sample menurut Sugiyono (2012:91) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sample dilakukan karena keterbatasan penelitian dalam melakukan penelitian baik dari segi dana, waktu, tenaga, jumlah populasi yang sangat banyak. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus respresentatif atau mewakili.

Sampling dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data atau pengambilan sampel yang sifatnya tidak menyeluruh, yaitu tidak mencakup seluruh populasi penelitian tetapi hanya sebagian dari populasi itu saja. Terdapat dua jenis teknik sampling yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Dalam menentukan sampel pada penelitian ini, penulis menggunakan nonprobability sampling.

Menurut Sugiyono (2012:142) menyatakan bahwa Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Hal ini terjadi karena sampel diambil dengan pertimbangan khusus atau susunan sampling yang sistematis. Teknik sampel ini meliputi sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling aksidental. Teknik sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sampel, bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Menurut Malhotra (2006:291) menyatakan bahwa “Besarnya jumlah sampel yang diambil dapat ditentukan dengan mengalikan 4 atau 5 kali dari banyaknya item – item pertanyaan”. Berdasarkan rumus tersebut dapat dicari sampelnya sebagai berikut: Sampel = jumlah item pertanyaan x 5

= 22 x 5

= 110 + (25% toleransi kesalahan) = 137,5 → dibulatkan menjadi 140

(8)

Berdasarkan pernyataan diatas dan sesuai dengan rumus yang digunakan, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 140 sampel.

3.5 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data 3.5.1 Sumber Data

Sumber data dibagi menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) data primer dan data sekunder adalah:

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain. Data primer diperoleh oleh peneliti dari hasil wawancara dan hasil penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data yang dikumpulkan melalui pihak kedua, biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan lain-lain. Data sekunder diperoleh dari sumber tertulis melalui referensi buku-buku, data-data perusahaan, website, tulisan ilmiah yang berhubungan dengan masalah atau objek yang diteliti.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

1. Penelitian kepustakaan (library research)

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dengan cara mencari dan mempelajari serta menelaah buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian lapangan (Field research)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara langsung mendatangi objek yang dijadikan penelitian. Penelitian lapangan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

(9)

Teknik wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna data suatu topik tertentu.

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini, kuesioner diberikan kepada konsumen dan calon konsumen Supermi. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel sales promotion (X1), harga (X2) dan niat beli ulang (Y).

3.6 Skala Pengukuran

Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh melalui kuesioner dengan memberikan bobot penilaian dari setiap pertanyaan berdasarkan skala likert. Menurut Sugiyono (2014:134) menyatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorangg atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberikan tanda, misalnya checlist atau silang pada jawaban yang dilipih sesuai pernyataan. Kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran, berikut ini adalah bobot penilaian pada skala likert :

Tabel 3.2

Bobot Penilaian Berdasarkan Skala Likert Keterangan Jawaban Bobot nilai

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Cukup Setuju CS 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1 Sumber: Sugiono (2012)

(10)

Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden, untuk memudahkan penilaian dibuat interval. Panjang kelas interval diperoleh sebagai berikut :

Keterangan:

Rentang nilai = nilai tertinggi – nilai terendah Banyak kelas interval = 5

Berdasarkan rumus di atas, maka panjang kelas interval adalah sebagai berikut : Tabel 3.3

Alternatif Jawaban dan Skor Interval Alternatif Jawaban

Variabel X Variabel Y 1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik Sangat Rendah 1,80 – 2,59 Tidak Baik Rendah 2,60 – 3,39 Cukup baik Cukup Tinggi

3,40 – 4,19 Baik Tinggi

4,20 – 5,00 Sangat Baik Sangat Tinggi

Penelitian menggunakan analisis kuantitatif untuk mengetahui jawaban dari responden dengan bantuan alat statistik melalui program software SPSS (Statistics Packed and Social Science) 22 for Windows.

3.7 Metode Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan untuk penelitian terkumpul, data diolah dengan menggunakan SPSS (Statistic Program for Social Science). Selanjutnya metode analisis dan metode penelitian yang digunakan adalah uji validitas, uji

(11)

reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis deskriptif, korelasi spearman dan koefisien determinasi.

3.7.1 Uji Validitas

Kuesioner yang digunakan untuk melakukan pengumoulan data memiliki syarat untuk disebarkan, yaitu kuesioner tersebut harus valid dan reliabel. Menurut Cooper Schinder yang dikutip Sugiyono (2016:95) menyatakan bahwa validitas adalah sejauh mana suatu pengukuran “uji” variable benar-benar mengukur, menguji variabel yang ingin diukur. Langkah dalam menguji validitas dilakukan dengan cara menguji jumlah pernyataan yang ada dalam kuesioner tersebut apakah valid dan reliabel.

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pernyataan-pernyataan mana yang valid dan mana yang tidak. Biasanya, syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika korelasi antara butir dengan skor lebih besar atau sama dengan rtabel. Rumus untuk menguji validitas dengan menggunakan teknik korelasi product moment:

𝑟 = 𝑛 . ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 . ∑ 𝑌

√𝑛 . ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2 . √𝑛 . ∑ 𝑌2− (∑ 𝑌)2

Keterangan :

r = Koefisien validitas butir pertanyaan yang dicari n = Banyaknya koresponden

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item Y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item ∑X = Jumlah Skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah Skor dalam distribusi Y ∑X² = Jumlah kuadrat masing-masing X ∑Y² = Jumlah kuadrat masing-masing Y

Kriteria yang harus diuji dalam menguji validitas butir kuesioner adalah: a. Jika rhitung ≥ rtabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid

(12)

b. Jika rhitung ≤ rtabel, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengukuran tersebut bersifat tetap dan konsisten. Uji ini dianggap sebagai alat pengumpulan data serta terbebas dari measurement error. Menurut Ghozali (2013:45) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan koefisien keandalan Alpha Cronbach. Tujuan perhitungan koefisien keandalan adalah untuk mengetahui tingkat konsistensi jawaban responden. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah :

𝛼 = [ 𝑛 𝑛 − 1] . [

𝑆2 − ∑𝑛𝑖=2𝑆𝑖2 𝑆2 ]

Keterangan :

α = Koefisien reliabilitas instrument Alpha Croncbach n = Jumlah butir pernyataan

S² = Varian skor secara keseluruhan

Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir dengan persamaan sebagai berikut :

𝑆 = ∑ 𝑋 2.(∑ 𝑋2) 𝑛 𝑛 Keterangan : S = Varian

X = Nilai skor yang dipilih n = Jumlah sampel

Menurut Pedhazur dan Schmelkin yang dikutip oleh Zulganef (2008:30) untuk pengkuran kesalahan suatu pengukuran (reliabilitas) maka dapat dilakukan

(13)

dengan pendekatan internal consistency yaitu menggunakan koefisien alpha jika Cronbach Alpha > 0,6.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik 3.7.3.1 Uji Normalitas

Menurut Sarjono (2014) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat pengujian parametric test adalah data harus memiliki distribusi normal. Kriteria pengujian dalam uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS.

Pengambilan keputusan pada pengujian ini dilakukan sebagai berikut : a. Asymp. Sig < 0.05 = Distribusi tidak normal

b. Asymp. Sig > 0.05 = Distribusi normal

Untuk mendeteksi normalitas dapat juga dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.

Dasar pengambilan keputusan antara lain:

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi klasik.

3.7.3.2 Uji Multikolinearitas

Menurut (Ghozali, 2013:201) menyatakan bahwa uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau tidak yaitu dengn melihat nilai Tolerance dan Variance Infkation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independent manakah yang dijelaskan oleh variabel independent lainnya.

Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan regrasi terhadap variabel independen lainnya. Tolerance

(14)

mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan niai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10 (Ghozali, 2013:106).

3.7.4 Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman

Koefisien korelasi digunakan untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara variabel tertentu dengan variabel lain, jika terdapat hubungan maka seberapa besar hubungannya dengan menggunakan rumus korelasi Rank Spearman sebagai berikut :

Keterangan:

rs = koefisien korelasi spearman

D2 = selisih ranking antara pasangan data n = banyaknya pasangan data

Interpretasi dari hasil perhitungan koefisien korelasi adalah sebagai berikut : a. Apabila r > 0 maka telah terjadi hubungan yang positif yaitu semakin besar

nilai variabel X maka semakin besar pula nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y.

b. Apabila r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antar variabel X dengan variabel Y sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali.

c. Apabila r = 1 atau mendekati 1 maka terdapat hubungan yang kuat dan searah antara kedua variabel. (Jika variabel X naik maka variabel Y akan naik)

d. Apabila r = -1 atau mendekati -1 maka terdapat hubungan yang kuat namun berlawanan arah antara variabel X dengan variabel Y. ( jika variabel X naik

(15)

maka variabel Y akan turun) korelasi negative artinya kenaikan variabel X terjadi Bersama-sama dengan penurunan variabel Y.

Untuk mengetahui seberapa kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y dapat diukur dengan suatu taksiran angka-angka korelasi seperti yang dikategorikan Sugiyono (2017:278) sebagai berikut :

Tabel 3.4

Pedoman interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.00 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2017:278)

3.7.5 Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen (sales promotion dan harga) terhadap variabel dependen (niat beli ulang). Alat yang digunakan adalah koefisien determinasi (Kd) yang diperoleh dari koefisien korelasi dipangkatkan dua (Sugiyono, 2011:154). Adapun rumus yang digunakan adalah:

𝐾𝑑 = 𝑟2 𝑥 100% Keterangan :

r = Koefisien korelasi Kd = Koefisien determinasi

(16)

Sementara itu, untuk pedoman bagi interprestasi koefisien determinasi (tingkat pengaruh) menurut Sugiyono (2015), yaitu:

Tabel 3.5

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

82% - 100% Pengaruh sangat tinggi atau kuat

49% - 81% Pengaruh tinggi atau kuat

17% - 48% Pengaruh cukup tinggi atau kuat

5% - 16% Pengaruh rendah atau lemah tapi pasti

0% - 4% Pengaruh sangat rendah atau lemah

Sumber: Sugiyono (2015)

3.7.6 Pengujian Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sekaran (2011:135) adalah sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yag dapat diuji. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan maka diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

3.7.6.1 Uji Parsial (Uji T)

Uji t (t-test) digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukan pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

(17)

Untuk menguji apakah variabel sales promotion dan harga berpengaruh dalam membangun niat beli ulang mie instan Supermi, Langkah-langkah pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada sangat tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Dimana hipotesis nol (H0) yaitu hipotesis tentang sangat tidak adanya pengaruh. Sedangkan hipotesis alternatif (H1) merupakan hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini. Masing-masing hipotesis tersebut dijabarkan sebagai berikut: a. Hipotesis Pertama

H0: ρyx₁ = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sales promotion terhadap niat beli ulang mie instan Supermi. H₁ : ρyx₁ ≠ 0 ; Terdapat pengaruh yang signifikan antara sales promotion

terhadap niat beli ulang mie instan Supermi.. b. Hipotesis kedua

H0 : ρyx₂ = 0 ; Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap niat beli ulang mie instan Supermi..

H₁ : ρyx₂ ≠ 0 ; Terdapat pengaruh yang signifikan antara harga terhadap niat beli ulang mie instan Supermi..

2. Menentukan tingkat signifikasi sebesar α = 5 persen

Tingkat signifikasi 0.05 atau 5 persen artinya kemungkinan besar hasil penarikan kesimpulan memiliki probabilitas 95 persen atau toleransi kesalahan 5 persen.

DF = n-(k-1)

3. Menghitung Uji t (t-test)

𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √𝑛 − 𝑘 − 1 √1 − 𝑟2 Keterangan :

r = korelasi parsial yang ditemukan n = jumlah sampel

(18)

4. Kriteria Pengambilan Keputusan

a. H0 tidak berhasil ditolak apabila t hitung ≤ t tabel, dengan demikian secara individu tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel yang diteliti. b. H0 ditolak apabila t hitung > t tabel, dengan demikian secara individu ada

pengaruh yang signifikan dari variabel yang diteliti. Atau perhitungan dengan menggunakan software SPSS: H0 ditolak atau pengaruh signifikansi apabila:

Significance < α = 0.05

H0 diterima atau pengaruh sangat tidak signifikansi apabila: Significance > α = 0.05

3.7.6.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Pada pengujian ini juga menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Prosedur Uji F ini adalah sebagai berikut :

1. Keputusan yang diambil adalah sebagai berikut :

H0 : β1 = β2 = 0: Tidak terdapat pengaruh secara simultan antara sales promotion dan harga terhadap niat beli ulang mie instan Supermi.

H1 : β1 ≠ β2 ≠ 0: Terdapat pengaruh secara simultan antara sales promotion dan harga terhadap niat beli ulang mie instan Supermi. 2. Menentukan F hitung dan signifikansi.

Dari output tabel Anova dapat dilihat hasil perolehan F hitung dan signifikansinya.

3. Menentukan F tabel.

F tabel dapat dilihat pada tabel statistik, pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel bebas)= 1, dan df 2 (n-k-1).

Keterangan: n = jumlah data

k = jumlah variabel independen 4. Kriteria pengujian:

(19)

a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima b. Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak 5. Membuat kesimpulan

Membandingkan antara Fhitung dan Ftabel, dan kesimpulan didapat dari kriteria pengujian.

a. Jika H0 ditolak, maka terdapat pengaruh secara simultan antara sales promotion dan harga terhadap niat beli ulang Mie Instan Supermi..

b. Jika H0 diterima, maka tidak terdapat pengaruh secara simultan antara sales promotion dan harga terhadap niat beli ulang Mie Instan Supermi.

Gambar

Tabel 3.1  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan dana sehingga kami dapat melaksanakan Program Magister Sains pada Program Studi Magister Ilmu Fisika

Produk ini tidak reaktif dalam kondisi penggunaan, penyimpanan, dan transportasi yang normal.

Definisi operasionalisasi menjelasakan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain

c. Pada suatu waktu ekosistem mengalami perubahan dan akan berkembang melalui proses yang disebut suksesi. Komponen biotik Komponen biotik penyusun ekosistem yang

Kelemahan reaksi fusi sebagai sumber energi adalah dibutuhkan suhu yang sangat tinggi, dana yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah sumber

Kasus yang ditemukan dalam penelitian ini, terlihat bahwa kelompok masyarakat yang diterpa kegiatan product sampling Baygon coil di empat Kecamatan Kota Semarang mayoritas

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian