• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN EKOLOGI BUDIDAYA TAMBAK UDANG DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DI KABUPATEN PURWOREJO SRI SURYANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN EKOLOGI BUDIDAYA TAMBAK UDANG DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DI KABUPATEN PURWOREJO SRI SURYANI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KELAYAKAN EKOLOGI

BUDIDAYA TAMBAK UDANG DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DI KABUPATEN PURWOREJO

SRI SURYANI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRACT

SRI SURYANI. Ecological Feasibility Analysis of Brackishwater Shrimp Cultivation within Purworejo Coastal Area Plan Development. Under the direction of MUHADIONO and DEDY DURYADI SOLIHIN.

Coastal area in Purworejo regency is able to be developed into brackishwater pond for shrimp production. This study was to analyze the ecological feasibility of shrimp cultivation, specifically to tiger shrimp (Penaeus monodon) and vannamei (Litopenaeus vannamei). The location of observation are coastal villages, there were Jogoboyo, Karanganyar, Gedangan, Jatikontal and Jatimalang. The study evaluated were aquatic biota (phyto and zooplankton), water physical, water chemical, soil physical, soil chemical and topography. The climatological data collected were rainfall, wind direction and air temperature. Vegetation analysis was conducted to understand the vegetation structures of the study sites. This study concluded that three locations of five are suitable for shrimp pond cultivations, both for tiger shrimp and vannamei, wich are Karanganyar, Gedangan and Jatikontal. While Jatimalang and Jogoboyo are not suitable for both shrimp species due to salinity, acidity and alkalinity value were very low, aside nitrite, hydrogen sulfide were higher than the threshold values for both shrimp species. These three locations wich are suitable were predicted about 78 hectares, which is equivalent to 500 kg/ha of tiger shrimp or Rp. 20.000.000,00/ha and 750 kg/ha of vannamei or Rp. 22.500.000,00/ha. These areas may increase arable land, local government income and also may able to empower local employment. The indirect benefit will be obtained by the local society are able to increase frequency of transportation and economic facilities, such as market and fish auction place.

Key Word : Ecological shrimp, water quality, soil quality, aquatic biota, vegetation structure.

(3)

RINGKASAN

SRI SURYANI. Analisis Kelayakan Ekologi Budidaya Tambak Udang dalam Rangka Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Purworejo. Dibimbing oleh MUHADIONO dan DEDY DURYADI SOLIHIN.

Beberapa tahun terakhir pengembangan tambak udang diarahkan ke kawasan pantai selatan Jawa. Udang windu (Penaeus monodon) merupakan komoditas perikanan potensial sebagai penyumbang devisa dan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang cenderung meningkat. Sementara, udang vannamei (Litopenaeus vannamei) salah satu pilihan jenis udang dapat dibudidayakan selain udang windu. Spesies ini ditemukan pada kisaran salinitas luas, merupakan specific pathogen free (SPF) tahan terhadap penyakit dan pertumbuhan cepat, sehingga diharapkan kedua jenis udang tersebut mampu dibudidayakan secara berdampingan.

Studi pendahuluan mengenai pengembangan tambak udang di pesisir Kabupaten Purworejo belum terfokus pada ketepatan lokasi pada masing-masing sub kawasan. Penelitian ini untuk mengetahui lokasi yang tepat untuk produksi udang windu dan vannamei di kawasan Pesisir Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo, berdasarkan kelayakan ekologi dari segi vegetasi, kualitas tanah, biota air, sumber air, kualitas air, agroklimat dan amplitudo pasang surut.

Penelitian dilakukan di lima desa yaitu Desa Jatimalang, Jatikontal, Gedangan, Karanganyar dan Jogoboyo Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo, Propinsi Jawa Tengah. Pengumpulan data selama enam bulan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2007 dan bulan Desember 2007 sampai dengan bulan Januari 2008. Pemeriksaan parameter kualitas air dan plankton dilaksanakan di Laboratorium Limnologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB, pemeriksaan kualitas tanah dilakukan di Balai Penelitian Tanah Bogor.

Analisis vegetasi melakukan identifikasi asosiasi jenis tumbuhan dominan dengan metode petak tunggal. Asosiasi jenis tumbuhan dominan mendukung produksi tambak udang. Data primer diperoleh langsung dari lapang, dengan jarak kurang lebih 50 meter dari garis pantai. Sebelum melakukan analisis vegetasi, lebih dahulu menetapkan kurva spesies area berguna untuk menetapkan luas minimum petak mewakili komunitas tumbuhan di wilayah ini. Kurva spesies area dibuat setiap lokasi pengamatan. Hasil kurva spesies area diketahui luas plot minimum 64 m2, maka petak tunggal masing-masing desa seluas 120 m2. Untuk kelima lokasi, jenis mangrove tingkat semai mendominasi wilayah dengan tingkat kerapatan lebih 5%. Luas areal mangrove untuk desa Karanganyar 550 m2, Gedangan 350 m2, Jatikontal 500 m2, Jatimalang 300 m2 dan desa Jogoboyo tidak ditemukan jenis mangrove. Luas mangrove kelima desa kurang 20% luas areal tambak keseluruhan ( 78 ha). Di luar lokasi pengamatan di Desa Pasir Mendit (DIY) 1 km ke arah timur Desa Jogoboyo ditemukan Green Belt mangrove (Jalur hijau) di sempadan Sungai Lereng Pantai seluas 83 ha dan Desa Keburuhan (Kecamatan Ngombol) 1,5 km ke arah barat Desa Jatimalang seluas 51 ha.

Analisis tanah, dilakukan dengan parameter tekstur tanah (pasir, debu dan liat ), pH, daya hantar listrik, FeS, salinitas dan bahan organik (C dan N) di Badan

(4)

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Bogor. Pengambilan sampel tanah secara komposit masing-masing desa diambil tujuh titik, pada kedalaman 50 cm. Area dataran aluvial yang diamati umumnya mempunyai tekstur lempungan (clay), sebagian bertekstur lempung debuan atau lempung liat (silty clay) dan lempung berpasir (sandy clay). Tanah lempungan sangat sesuai untuk dibuat pematang dan baik untuk tambak penampung air. Pematang mudah dibuat dan air tidak mudah merembes ke samping atau ke bawah. Namun kenyataan di lapangan, pematang tambak sering bocor karena digunakan untuk sarang hama (kepiting dan sidat). Secara umum parameter tanah memenuhi standar baku, kecuali kadar C dan N tidak memenuhi standar baku, dan didapatkan rasio C/N kurang 20.

Biota air dianalisis identifikasi phytoplankton dan zooplankton, kelimpahan, keragaman dan keseragaman. Analisis dilakukan di Laboratorium Limnologi Institut Pertanian Bogor, dengan metode lapang pandang. Pengambilan sampel air untuk masing-masing desa diambil dua stasiun yaitu air laut dan air sungai dan setiap stasiun diambil satu titik. Phytoplankton kelas Bacillariophyceae ditemukan dalam jumlah banyak. Plankton kelas ini sangat baik untuk pakan udang baik udang windu maupun vannamei. Kondisi perairan di semua stasiun memiliki kualitas air yang baik. Penilaian ini berdasarkan indeks diatom sebesar 0,4–2,3. Tapi perlu diwaspadai adanya kelimpahan beberapa beberapa jenis Dinoflagellata di beberapa stasiun, karena kelompok ini memiliki potensi mengeluarkan bahan toksik. Zooplankton Brachionus untuk pakan larva udang, Bivalvia dan Artemia.

Analisis sumber air dibutuhkan tambak meliputi curah hujan, debit air dan ketersediaan air payau. Sumber air tawar berasal dari Sungai Bogowonto. Muara sungai mengalir sejajar pantai pada Sungai Lereng berakhir pada Sungai Jali (Cokroyasan). Lebar Sungai Lereng rata-rata 21 meter, kedalaman rata-rata 3 meter dan debit air rata-rata 0,83 meter3/detik, memenuhi standar baku kehidupan udang diantara 0,6-1 meter3/detik. Curah hujan di kawasan ini rata-rata sebanyak 1382 milimeter per tahun. Bulan kering dengan curah hujan kurang dari 60 mm cukup singkat yaitu pada bulan Juli dan Agustus. Curah hujan yang baik untuk tambak antara 2000-3000 mm/th dengan bulan kering 2-3 bulan

Kualitas air dicerminkan oleh parameter salinitas, alkalinitas, suhu, kecerahan, pH, O2, NO2, NH3, H2S, dan Fe2+. Data diambil langsung di lapang, Laboratorium

Limnologi Institut Pertanian Bogor dan Badan Penelitian Pengembangan Pertanian Bogor. Pengambilan sampel masing-masing desa meliputi tiga stasiun yaitu air laut, air sungai dan air sumur, pada tiga titik waktu pagi, siang dan sore hari. Stasiun Desa Jogoboyo mempunyai kualitas air dengan alkalinitas dan salinitas rendah, kadar nitrit di atas nilai ambang batas kehidupan udang windu maupun vannamei. Stasiun Jatimalang kualitas air dengan pH dan salinitas rendah, kadar besi, ammonia dan hidrogen sulfida di atas nilai ambang batas kehidupan udang windu dan vannamai. Untuk desa Karanganyar, Gedangan dan Jogoboyo semua perameter memenuhi standar baku kehidupan udang windu maupun vannamei.

Kondisi agroklimat dicerminkan oleh topografi, suhu lingkungan, suhu muka air laut, arah angin, kelembaban elevasi dan profil lereng pantai. Kabupaten Purworejo beriklim tropis basah, suhu antara 19oC-28oC, suhu rata-rata tertinggi 27,7oC, kelembaban udara antara 60-75%. Suhu muka air laut berkisar 26oC-28oC.

(5)

Udang tumbuh baik pada suhu lingkungan antara 25-32oC. Angin bertiup dari arah timur sampai tenggara dengan kecepatan 11 knot terjadi bulan April sampai Nopember. Topografi lahan pada lokasi pengamatan rata, tidak bergelombang dan berbukit sehingga tidak memerlukan pemapasan dan penimbunan tanah. Elevasi tanah landai memenuhi syarat pembangunan tambak. Tipe lereng pantai lokasi pengamatan landai. Desa Pasir mendit sampai desa Gedangan dengan sudut kemiringan rata-rata 0,17o dan desa Jatimalang sampai desa Keburuhan dengan sudut kemiringan rata-rata 0,34o. Ketinggian lokasi pengamatan antara 70-90 cm berada diantara MHWL(Mean High Water Level) dan MLWL(Mean Low Water Level). Amplitudo pasang surut diketahui melalui rata elevasi muka air tinggi, rata-rata elevasi muka air laut dan rata-rata-rata-rata elevasi muka air rendah. Penghitungan selama 28 hari dengan 2 kali ulangan pada musim kemarau dan musim penghujan. Lokasi pengamatan di depan muara Sungai Bogowonto dan di depan muara Sungai Jali, dengan tongkat berskala. Nilai MHWL antara 136 cm-193,89 cm dan nilai MLWL antara 5 cm-53,11 cm.

Kondisi ekologi lokasi pengamatan memenuhi syarat untuk produksi tambak

udang. Pengembangan tambak ekstensif dan semi intensif dapat dilakukan di tiga desa yaitu Karanganyar, Gedangan dan Jatikontal, diperkirakan seluas 78 hektar, dengan produksi 500 kg/ha untuk udang windu atau Rp. 20.000.000,00/ha dan 750 kg/ha atau 22.500.000,00/ha untuk vannamei. Desa Jogoboyo dan Jatimalang tidak memenuhi standar baku untuk kehidupan udang windu maupun udang vannamei. Stasiun Desa Jogoboyo mempunyai kualitas air dengan alkalinitas dan salinitas rendah dan kadar nitrit di atas nilai ambang batas kehidupan udang windu maupun vannamei. Desa Jatimalang kondisi kualitas air dengan pH dan salinitas rendah, kadar besi, ammonia dan hidrogen sulfida di atas nilai ambang batas kehidupan udang windu dan vannamai.

(6)

ANALISIS KELAYAKAN EKOLOGI

BUDIDAYA TAMBAK UDANG DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN PESISIR DI KABUPATEN PURWOREJO

SRI SURYANI

Tesis

Sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biologi

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(7)

Judul : Analisis Kelayakan Ekologi Budidaya Tambak Udang dalam Rangka Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Purworejo

Nama : Sri Suryani NRP : G 351 060 011 Program Studi : Biologi

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Muhadiono, M.Sc. Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi Biologi Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Dedy Duryadi Solihin, DEA Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S.

(8)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul ”Analisis Kelayakan Ekologi Produksi Tambak Udang dalam Rangka Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Purworejo” adalah benar hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Mei 2008

Sri Suryani G 351 060 011

(9)

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul ”Analisis Kelayakan Ekologi Budidaya Tambak Udang dalam Rangka Pengembangan Kawasan Pesisir di Kabupaten Purworejo” dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Muhadiono, M.Sc. dan Dr. Ir. Dedy Duryadi, DEA selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyusunan tesis ini. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada Departemen Agama RI yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat mengikuti program pendidikan pascasarjana. Terimakasih penulis sampaikan kepada Drs. Anang Taufik Ghufron, M.Ag. selaku Kepala Madrasah MAN Purworejo atas dukungannya.

Penelitian didanai oleh Departemen Agama RI melalui kerjasama dengan IPB. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada suami, anak-anak, ayah, ibu dan kakak-kakak atas segala doa, perhatian dan dukungan yang diberikan. Demikian juga kepada seluruh rekan Beasiswa Utusan Daerah (BUD) atas kerjasamanya selama menempuh studi.

Semoga tesis ini akan memberikan manfaat.

Bogor, Mei 2008 Sri Suryani

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 9 Pebruari 1968 sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara keluarga ayah Sudarno dan ibu Hj. Parsih. Lulus pendidikan Sekolah Menengah Atas tahun 1988 di SMA Negeri I Purworejo, dan pada tahun yang sama penulis menjadi mahasiswa di Pendidikan Biologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pendidikan sarjana diselesaikan pada tahun 1993.

Tahun 1994 penulis diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dan ditempatkan di Madrasah Aliyah Negeri Purworejo sebagai guru Biologi. Tahun 2006 penulis mendapat kesempatan melanjutkan studi sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

FUMIRA Semarang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, oleh karena itu membutuhkan sumber daya

Subruang wisata dengan tingkat tantangan rendah (agrowisata) terbagi menjadi (1) ruang budidaya ikan dengan jaring terapung, dimana wisatawan dapat berkeliling area tersebut

Di kalangan akademisi dakwah, munculnya tayangan sinetron mistis yang dikemas dengan menggunakan simbol-simbol kegamaan tersebut memang masih menjadi persoalan,

Ekplorasi dimulai dengan mencari tahu atau mempelajari kemampuan apa saja yang tersedia pada feature PC-Dmiss yang bisa dipergunakan untuk efisiensi waktu proses pembuatan

Kausa dapat juga diartikan sebagai dasar objektif yang menjadi latar belakang terjadinya suatu perjanjian. Kausa bukan merupakan keinginan subjektif dari para pihak yang

Gedung Sumitro Djojohadikusumo Jl. Lapangan Banteng Timur No. Sebagai kelengkapan data, bersama ini kami sampaikan bukti kepemilikan atau penguasaan atas gedung kantor yang

Derajat hidrolisis yang dihasilkan dari proses hidrolisis protein ikan lele dumbo pada kondisi optimum sebesar 35,37%, lebih tinggi dibandingkan dengan hidrolisat protein ikan

produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh CV.Wijaya Teknik, sehingga masyarakat tidak binggung lagi untuk mencari informasi tentang produk yang mereka cari. 5) Dengan