• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suara Bawah Tanah #18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Suara Bawah Tanah #18"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

B

AWAH

T

ANAH

S U A R A

No XVIII/Februari/2011

M On

G

R

AT

BRAVE LEADERS

BRAVE LEADERS

Mengungkap yang Tak Terungkap

KHOMEINI DAN REVOLUSI

ISLAM PERTAMA

CARA SOEKARNO MELAWAN

AMERIKA

REVOLUSI HIJAU ALA

MUAMMAR KHADDAFI

HUGO CHAVEZ DAN

BLOK EKONOMI ALTERNATIF

PROYEK TIMUR

TENGAH RAYA

(2)

EVERYTHING

YOU KNOW IS

WRONG

(3)

YANG MEMBACA

SEMAKIN BANYAK

SUARA BAWAH TANAH

SEBARKAN !

LAWAN PERBUDAKAN INFORMASI

(4)

facebook

diskusi

"WIKILEAKS": SEBUAH KEBOCORAN ATAU OPERASI

KONTRA-INTELIJEN?

Grup : Suara Bawah Tanah

Heboh informasi bocoran dari intelijen AS yang bersumber dari Wikileaks telah melanda dunia dengan segala macam akibatnya: mulai dari sumpah serapah Gedung Putih sampai bantahan-bantahan dari Istana-istana Raja-raja dan Kepresidenan serta Kementerian-kementerian Luar Negeri di hampir seantero dunia. Pasalnya, bocoran itu memuat rekaman berbagai pembicaraan melalui kabel diplomatik terkait dengan berbagai masalah polugri yang sangat sensitif seperti perang Afghanistan, Irak, serangan terhadap kelompok Al Qaeda di Yaman, ancaman nuklir Iran, berbagai reaksi kekhawatiran dari negara-negara sahabat AS di Timteng, komentar-komentar para petinggi negara-negara terhadap masalah-masalah geopolitik dan geostrategi, dan masih banyak lagi.

Wikileaks, sebagai sumber sudah kali yang kedua mengirimkan ratusan ribu rekaman pembicaraan kabel seperti itu. Yang pertama pada bulan Oktober lalu, ketika berbagai media internasional di AS dan Eropa mendapat "kiriman" bocoran laporan intel langsung dari kancah perang Afghanistan dan Irak. Bocoran tersebut sangat detail, termasuk rekaman komunikasi antara serdadu-serdadu dengan komandannya pada saat operasi tempur sedang berlangsung dan berbagai dokumen lain, yang sangat sensitif dan dapat membahayakan personil-personil militer dan sipil terkait. Kini Wikileaks mengirim "bocoran" yang sama dan sebagaimana sebelumnya, media-media raksasa seperti Washington Post (Wapo) dan New York Times (NYT) kemudian merilisnya setelah melakukan berbagai "self-censorship" (sensor sendiri). Kendati NYT tidak mau memuat nama-nama orang yang dianggap sensitif dan juga beberapa informasi yang dianggap bisa membahayakan inteijen AS di luar negeri, tetap saja informasi yang dibeberkan melalui beberapa artikel panjang itu kini menjadi sumber kehebohan yang luar biasa.

Yang paling menohok tentu saja adalah informasi terkait berbagai kebijakan perang dan polugri AS di Timteng, khususnya Afghanistan, Iraq, Irak, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Israel, dan Iran. Informasi yang paling menghebohkan adalah bagaimana Iran telah dipandang sebagai ancaman oleh hampir semua negara Timteng, sehingga AS diminta untuk segera melakukan suatu serangan militer yang ditujukan untuk, menurut istilah Raja Arab Saudi, "memotong kepala ular berbisa" bernama rezim Mullah di Teheran. Kontan saja, kegalauan segara munul, baik dari Gedung Putih maupun dari negara sahabat dan musuhnya. Kontroversi terjadi bukan hanya mengenai keabsahan dan validitas informasi hasil bocoran Wikileaks itu, tetapi juga dimensi politik dan strategis dari penyebaran informasi intelijen yang sensitif tersebut.

Namun, bagi negara-negara lain, baik sekutu maupun lawan AS, reaksi mereka bisa sangat berbeda. Iran, misalnya, dengan sangat tegas menyatakan bahwa pembocoran informasi intelijen dengan sumber Wikileaks tersebut, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah sebuah subterfuge atau operasi kontra-intelijen AS dengan menggunakan tangan lain. Presiden Ahmadinejad maupun Ketua Parlemen Iran, Ali Larijani, menganggap ulah pembocoran informasi tersebut bertujuan memecah-belah soliditas negara-negara Timteng dengan Iran, dan menciptakan ketakutan dunia internasional terhadap Iran yang dikabarkan menguasai persenjataan penghancur massal, khususnya nuklir!. Bahkan, menurut Larijani, seandainya AS memang berani dan mampu melakukan serangan terhadap Iran, pastinya ia "tidak akan minta izin kepada Arab Saudi atau Uni Emirat Arab." Walhasil, bagi pihak yang kritis terhadap AS, maka informasi yang datang dari Wikileaks hanyalah suatu alat propaganda memalui intelijen belaka.

Alasan Iran, saya kira, cukup masuk akal karena dalam perang urat syaraf penggunaan informasi intelijen untuk menciptakan kekhawatioran dan ketakutan lawan bukanlah hal yang mustahil. Dari pengalaman Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet dahulu, kasus-kasus kontra intelijen melalui bocor-membocorkan dan disinformasi seperti itu sangat banyak ditemui. Piihak AS bisa saja membesar-besarkan kekuatan Soviet atau sebaliknya, dan kjemudian dibalas dengan kontra manuver agar tercipta suatu situasi ketegangan, kekhawatiran, dan ketakutan. Disinformasi sebagai senjata untuk memenangkan perang (war) dan bukan hanya pertarungan (battle), adalah sama ampuhnya dengan pemakaian senjata.

Kita belum tahu secara persis bagaimana dampak konkret informasi intelijen ini terhadap kebijakan dan operasi militer AS di Timteng, Afghanistan, Pakistan, dan juga perang melawan terorisme di seluruh dunia. Yang sudah jelas adalah bahwa munculnya informasi intelijen ini telah semakin membuat posisi Presiden Obama makin sulit dalam rangka menyakin para sekutunya untuk memberikan dukungan atas kebijakan dan strategi polugrinya. Setidaknya, para sekutu AS di Timteng akan merasa dipermalukan di muka publik dan rakyat mereka sendiri yang mendapat akses informasi

(5)

SUARA BAWAH TANAH

facebook

diskusi

Grup : Suara Bawah Tanah

No. 5/Thn.II/Feb/2011

tersebut melalui media dan jejaring sosial. Bagi lawan AS seperti Iran, kendati menganggap informasi bocoran itu hanya sebuah subterfuge, toh ia juga dapat memanfaatkannya secara produktif bagi kepentingan polugrinya.

Pada akhirnya, Wikileaks adalah sebuah wake-up call bagi para pembuat kebijakan internasional, bahwa polugri sudah tidak bisa lagi didekati dengan model-model lama. Teknologi informasi yang tidak hanya menjadi monopoli negara kini telah mampu merobohkan tembok-tembok kerahasiaan dan membukanya bagi semua orang di seluruh dunia. Hasilnya? Bisa saja positif bisa saja negatif. Yang pasti perlu adanya keberanian untuk berubah!

Apakah ini semua suatu konspirasi utk berdirinya negara ISRAEL RAYA, bukankah semakin

dekatnya kemunculan Dajjal, orang Israel tidak butuh lagi negara-2 sekutu krn itu mereka mulai menjatuhkan semua negara di dunia ini baik kawan maupun lawan...

Billy Dikloning

Wikileaks = tangan baru dlm perang urat saraf, tapi mengapa dia mempercayakan informasi2 itu utk di-rilis ke berbagai media jaringan israel? hmm... :think:

Analogi-nya adalah seperti ini, jk anda

mempunyai masalah/informasi penting mk org pertama yg akan anda ajak bicara adalah teman dekat anda. Jd media2 itu milik siapa? lalu Wikileaks merilis informasi2nya kemana? Org yg sedang berperang pasti akan lihai dlm memegang senjata, dan kita lihat Wikileaks begitu lihai-nya memainkan "senjata"nya (:baca informasi2) jadi apakah juga Wikileaks pemain dlm pertarungan itu? hmm... :Think:

Neo Tuxer

Iwan Panjaitan

Free Julian Assenge .... people have right to information and people have to access information!

Mahendra 'itempoeti' Uttunggadewa

menjadi benar disebut kontra intelijen jika

kebocoran informasi yang dibuka adalah tentang rencana-rencana operasi intelijen yang akan dilakukan sebagai upaya untuk menggagalkan operasi intelijen tersebut.

tapi jika yang dibocorkan adalah tentang apa yang sudah terjadi, maka sangat mungkin itu muncul karena ada ketidakpuasan yang muncul di kalangan internal AS atas hasil diperoleh dari operasi intelijen yang telah dilakukan.

kemungkinan lain, ada kesengajaan ini dibocorkan sebagai bentuk pengalihan issue

Untuk kepentingan dalam negeri guna

memunculkan kesadaran adanya bahaya dan ancaman terhadap AS akibat reaksi internasional yang muncul dengan beredarnya dokumen-dokumen tersebut, dengan demikian, terjadi proses peremajaan rasa solidaritas kebangsaan di kalangan masyarakat untuk menghadapi secara bersama-sama menghadapi tekanan dari internasional/luar negeri AS akibat adanya kebocoran tesebut.

sederhananya, memunculkan ancaman dari luar agar terjadi rekonsiliasi dan konsolidasi nasional untuk mengkanalisasi potensi konflik dalam negeri AS menjadi energi yang digunakan untuk menghadapi tekanan dunia internasional.

@Mahendra, emang sjak dulu AS dan kroni2nya menganut dialektika Hegel, memunculkan musuh untuk memancing konsolidasi internal dan dukungan dari sekutu2nya...

Jgn percya dengan akal2 lan AS, mereka sedang ketakutan dengan kekuatan kerajaan islam yag sedang dibangun...kt negara-negara islam jangan mau dipecah belah...orang kafir adalah musuh kita yag sudah di takdirkan dan tercatat dalam

alquran...

Mas Batin

Endri Ridwan Saleh

LEAKS artinya Tel. Aviv Syndrome,kalaupun rekayasa sajauh2nya mereka berhasil

menscenario USA adalah Perancis jaman DE Gaulle,tentang dunia mata2 paling bocor didunia,1953-1959

semua adalah scenario buku TOPAZ dan berhasil dikerjakan USA adalah perancis sedagkan Boris Kuznetov adalah General Brezinky

(6)

facebook

diskusi

Grup : Suara Bawah Tanah

kalau diperhatikan, semuanya mirip dengan teori "benang bertali", semua pernah dipakai Amerika dan sekutunya selama proses akan bersatunya Jerman Barat & Jerman Timur...

Hanya kita tunggu saja endingny...

Septian Kembali Menjadi Demonstran

betul sejak PD II,sudah ada tetapi tertutp jalannya karena masalah kebangsaan

Andrea Iskandar

Sasongko Bawono

yang perlu diwaspadai adalah wikileaks bisa memprovokasi masyarakat yang "tahu sesuatu" untuk mempublikasikannya, termasuk dokumen-dokumen penting rahasia negara.

Fajar Hardika

Sebenarnya keberadaan Wikileaks cukup menguntungkan beberapa negara, tapi sebenarnya yang paling utama itu di cari dulu latar belakang Assange dan apa motif dia? tidak mungkin seorang Assange berani bertindak sejauh ini dan membahayakan dirinya sendiri kalo tidak ada yang mengcover dia. bisa saja CIA bermain untuk membunuh dia. terlebih lagi Australia dan Inggris seakan bermain Sandiwara

@Sofyan ahmad: Kalo menurut saya ada 2 kemungkinan bung, yang pertama adalah Kemungkinan Assange itu memang memberontak dari Amerika dengan tujuan tertentu dan kalo melihat sejarah yang pernah Bekerja di NSA mungkin dia di bayar oleh rival USA untuk menguak keburukan USA

yang kedua, Amerika sengaja membuat sandiwara besar yang menjatuhkan negara negara lain dengan isi Wikileaks yang di buat sendiri oleh Amerika dengan suatu tujuan. masalahnya tujuannya itu apa?

@Andre Iskandar= Jadi BIN terlibat dalam Keberadaan Jemaah Islamiah?

semua terlibat BAKIN dan BIN keterangan dari Trans TV prhal AlQaeda di Aceh keterangn mantan ketua BIN

thn1970- 1980an;1000 orang dikirim oleh Indonesia karena mereka butuh tukang bangunan keterangan Mantan Itjen Indonesia LetJen Djadja Suparman

sangat menakjubkan, kapan itu dimulai?

Fajar Hardika

Andrea Iskandar

Andrea Iskandar

Fajar Hardika

Julian assange itu ya sudah jelas lah agen AS juga, dy memang tokoh yg sengaja dciptakan oleh AS agar AS tetap memepunyai alasan utk terus mempropagandakan perangnya smapai saat ini, cz klw perang nya udahan maka senjat2 yg dijual AS jd gk laku

Fin Ramdhan

Sofyan Ahmad

klo di bbrp web, org2 wikileaks trmasuk Assange prnh mnjdi security adviser utk google dan NSA (National Security Agency) AS...silakan lanjutkan analisanya...

Andrea Iskandar

tiap bagian management dalam negara artinya dicontrol itulah tugas dan tujuan;tetapi

WIKILEAKs sendiri adalah sandi active bagi economic hitman dan HUMINT/invisible goverment dalam tiap negara NONBLOK ,yng dipakai adalah perang kejujuran=berita yang benar adalah serangan dalam semua

management Negara yang dinomori;bisa saja P2OG yang menyusun AL QAEDA diAfganistan dan SEKO dari BAKIN atau BIN yang

membangunJama'ah Islamiah di PAKISTAN dan Afganistan(keterangan TRANS tv Al Qaeda diAceh X-MANTAN kepala BIN:JEN. Haryono AKA Jen. Hendro priyono)

(7)

SUARA BAWAH TANAH

Khomeini dan Revolusi Islam Pertama

Ruhullah Musavi Khomeini lahir pada tanggal 20 Jumadis-Tsani 1320 H (24 September 1902) di kota Khomein, provinsi Markazi, Iran tengah. Ia terlahir di tengah keluarga agamis, ahli ilmu, dan pejuang, keluarga terhormat yang masih menyimpan darah keturunan Sayidah Fatimah Az-Zahra as, putri Rasulullah saw. Ruhullah adalah pribadi agung yang menjadi pewaris kemuliaan para bapak dan datuknya yang selalu mengabdikan diri untuk membimbing umat dan menuntut makrifat ilahi dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Ayah Imam Khomeini adalah Al-Marhum Ayatollah Sayid Mostafa Musavi. Beliau hiudp sezaman dengan Al-Marhum Ayatollah Al-Udzma Mirza-e Shirazi. Setelah bertahun-tahun menuntut ilmu agama di kota suci Najaf dan berhasil meraih gelar mujtahid, Ayatollah Sayid Mostafa Musavi kembali ke Iran dan menetap di Khomein. Di kota kecil inilah beliau mendermakan umurnya untuk mengabdi kepada masyarakat dan menjadi pembimbing mereka dalam urusan agama.

Hanya selang 5 bulan setelah kelahiran Ruhullah, Ayatollah Sayid Mostafa Musavi, gugur syahid akibat serangan teror pembunuh bayaran para tuan tanah Khomein di waktu itu. Beliau meneguk manisnya madu syahadah setelah peluruh panas bersarang ke tubuhnya saat menempuh perjalanan dari kota Khomein menuju Arak. Di masa itu, ayah Ruhullah memang dikenal sebagai seorang pejuang yang senantiasa menentang kezaliman para penguasa. Tak lama kemudian, sanak famili Ayatollah Musavi bertandang ke pemerintah pusat Tehran, guna menuntut diterapkannya hukum Qishash terhadap para pelaku teror.

Sejak kecil Ruhullah memang sudah terbiasa dengan derita anak yatim dan mengenal arti syahid. Di masa kecil dan remajanya, Ruhullah berada di bawah asuhan ibunya, bernama Hajar. Ibunya sendiri adalah putri keluarga ulama. Ia adalah cucu Al-Marhum Ayatollah Khounsari, penulis kitab Zubdah Al-Tasanif. Bersama ibunya, Ruhullah juga diasuh oleh bibinya yang dikenal sebagai seorang perempuan pejuang, bernama Sahebah. Namun menginjak usia 15 tahun, Ruhullah pun kehilangan belaian kasih ibu dan bibinya.

Tak lama setelah kepindahan Ayatollah Al-Udzma Haj Syeikh Abdul Karim Hairi Yazdi, ke Qom pada Rajab 1340 H (Sekitar bulan Maret 1921), Imam Khomeini pun akhirnya turut hijrah ke Hauzah Ilmiah Qom dan dengan segera ia menyelesaikan pendidikan tingkat akhirnya di sana. Imam Khomeini mempelajari bagian akhir kitab Al-Muthawwal di bidang ilmu ma'ani dan bayan (sastra Arab) di bawah bimbingan Agha Mirza Muhammad Ali Adib Tehrani. Sebagian besar pelajaran tingkat menengah hauzahnya ia tamatkan di bawah asuhan Ayatollah Sayid Ali Yatsribi Kashani, dan juga Ayatollah Sayid Muhammad Taqi Khounsari. Sementara pelajaran Fiqih dan Ushul Fiqih beliau pelajari dari Ayatollah Al-Udzma Haj Syeikh Abdul Karim Hairi Yazdi, pendiri Hauzah Ilmiah Qom.

Setelah wafatnya Ayatollah Hairi Yazdi, berkat upaya Khomeini dan para ulama besar Hauzah Ilmiah Qom lainnya, Ayatollah Al-Udzma Boroujerdi akhirnya dikukuhkan sebagai pengasuh Hauzah Ilmiah Qom. Di masa Hijrah Ke Qom

itu, Khomeini terpilih sebagai salah satu pengajar Hauzah dan dikenal sebagai mujtahid di bidang Fiqih, Ushul Fiqih, Filsafat, Irfan, dan Akhlak. Selama bertahun-tahun menjadi pengajar di Hauzah, Khomeini mengajar di madrasah Faiziyah, masjid A'zam, masjid Muhammadiyah, madrasah Haj Molla Shadiq, masjid Salmasi dan beberapa tempat lainnya.

Sementara itu, selama 14 tahun di Hauzah Ilmiah Najaf, Irak, Khomeini mengajar ilmu-ilmu Ahlul Bait as dan fiqih pada peringkat tertinggi Hauzah, di masjid Syeikh A'zam Ansari. Di kota Najaf inilah, Khomeini untuk pertama kalinya mengungkapkan dasar-dasar teori pemerintahan Islam dalam rangkaian pelajaran wilayatul-faqihnya.

Semangat perjuangan dan jihad Khomeini, berakar pada pandangan akidah, pendidikan, lingkungan keluarga, dan situasi politik dan sosial di sepanjang masa hidupnya. Perjuangan beliau dimulai sejak masa remajanya, lantas berkembang kian matang seiring dengan perkembangan psikologis dan ilmiah Khomeini di satu sisi, dan transformasi politik dan sosial di Iran dan dunia Islam di sisi lain.

Pada tahun 1340 hingga 1341 HS (1961-1962), rezim Pahlevi mengesahkan aturan yang dikenal dengan nama Anjomanha-ye Eyalati va Velayati (Lembaga Lokal dan Federasi). Peristiwa ini merupakan kesempatan bagi Khomeini untuk memimpin kebangkitan para ulama. Sehingga kebangkitan massal para ulama dan rakyat Iran pada tanggal 15 Khordad 1342 HS (5 Juni 1963) meletus. Kebangkitan 15 Khordad memiliki dua ciri utama: kepemimpinan tunggal Khomeini dan keIslaman motif, tujuan, dan slogan kebangkitan. Kebangkitan ini merupakan babak baru perjuangan bangsa Iran yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Islam.

Saat Perang Dunia I berlangsung, Khomeini masih berusia 12 tahun. Terkait hal ini, Khomeini menuturkan, "Saya masih ingat terjadinya dua perang dunia. Kala itu saya masih kecil tapi tetap pergi sekolah. Saya melihat para tentara Uni Soviet yang saat itu tengah berada di Khomein. Kami pun menjadi bulan-bulanan kekejaman mereka di era Perang Dunia I".

Perjuangan dan Kebangkitan Khomeini

No. 5/Thn.II/Feb/2011

Semangat perjuangan dan

jihad Khomeini, berakar pada

p a n d a n g a n a k i d a h ,

p e n d i d i k a n , l i n g k u n g a n

keluarga, dan situasi politik

dan sosial di sepanjang masa

hidupnya.

(8)

Di bagian lain kenangannya, Khomeini pernah menyebut nama-nama sejumlah penjahat bayaran yang berlindung di bawah penguasa wilayah Markazi, Iran. Mereka adalah para pengganas yang kerap merampas harta dan harga diri warga Markazi. Mengenai hal ini, Khomeini mengungkapkan, "Sejak kecil saya sudah terbiasa dengan perang. Kami menjadi sasaran kejahatan kelompok Zalaqi dan Rajab Ali. Namun kami punya senjata sendiri. Pernah di suatu hari, saat saya masih anak-anak atau kira-kira di masa-masa awal baligh, saya mengawasi kantong-kantong perlindungan di kampung kami dan turut menjaga benteng pertahanan. Sementara para penjahat bayaran hendak menyerang dan merampok".

Pada tanggal 3 Esfand tahun 1299 HS (22 Februari 1921), Reza Khan menggelar aksi kudeta. Berdasarkan data-data dan bukti sejarah yang valid, kudeta tersebut didalangi dan diorganisir oleh Inggris. Meski kudeta Reza Khan berhasil mengakhiri era kekuasaan dinasti Qajar, dan mampu meminimalisir gerak para penguasa lokal yang zalim, namun kudeta tersebut memunculkan diktator baru. Diktator baru ini lantas mendirikan dinasti Pahlevi sebagai penguasa tunggal Iran.

Pasca meletusnya Revolusi Konstitusional dan tekanan bertubi-tubi pemerintah dan konspirasi Inggris di satu sisi, serta perselisihan kaum elite dan intelektual kebarat-baratan di sisi lain, mendorong kalangan ulama yang ditekan untuk bangkit berjuang membela Islam. Atas permintaan para ulama Qom, Ayatollah Al-Udzma Haj Syeikh Abdul Karim Hairi Yazdi dari Arak hijrah ke Qom. Tak lama setelah itu, Khomeini pun dengan segera menyelesaikan pelajaran tingkat dasar dan menengah Hauzahnya di Khomein dan Arak, lantas menyusul ke Qom. Beliau juga turut aktif dalam memperkuat posisi Hauzah Ilmiah Qom yang baru saja berdiri. Dalam waktu yang relatif singkat, Khomeini pun lantas dikenal sebagai ulama terkemuka di bidang irfan, filsafat, fiqih, dan ushul fiqih.

Dengan wafatnya Ayatollah Al-Udzma Hairi Yazdi, pada tanggal 10 Bahman 1315 (30 Januari 1937), Hauzah Ilmiah Qom yang baru saja didirikan terancam bubar. Namun demikian, para ulama Hauzah pun segera mencari solusi. Selama delapan tahun, Hauzah Ilmiah Qom diasuh oleh Ayatollah Al-Udzma Sayid Mohammad Hojjat, Ayatollah Al-Udzma Sadruddin Sadr, dan Ayatollah Al-Udzma Sayid Muhammad Taqi Khounsari. Selang masa itu, khususnya setelah tumbangnya Reza Khan, situasi untuk memunculkan marjaiyat yang besar mulai terbuka.

Ayatollah Al-Udzma Boroujerdi, merupakan figur ulama besar, yang layak untuk menggantikan posisi Al-Marhum Ayatollah Al-Udzma Hairi Yazdi. Karena itu para murid Ayatollah Hairi Yazdi termasuk Khomeini segera mengusulkan untuk memilih Ayatollah Boroujerdi sebagai pengasuh Hauzah Ilmiah Qom. Dengan penuh kesungguhan, Khomeini mengundang Ayatollah Boroujerdi untuk berhijrah ke Qom dan menerima tanggung jawab besar sebagai pengasuh Hauzah Ilmiah di kota ini. Dengan begitu teliti dan cermat, Khomeini selalu memantau situasi politik Iran dan kondisi Hauzah. Pelbagai informasi dan data beliau peroleh lewat telaah tak kenal lelah buku-buku sejarah kontemporer, beragam majalah, dan koran. Khomeini juga kerap pergi ke Tehran dan berhubungan dengan para tokoh politik Islam, seperti Ayatollah Modarres. Khomeini melihat bahwa satu-satunya harapan untuk melepaskan bangsa Iran dari jeratan penguasa dikatotar dan konspirasi asing, pasca kegagalan Revolusi Konstitusional dan berkuasanya Reza Khan adalah kebangkitan para ulama Hauzah. Tentu saja sebelum kebangkitan itu dilancarkan, upaya menjamin keberadaan Hauzah Ilmiah dan hubungan spritual masyarakat dengan ulama harus terealisasikan terlebih dahulu.

Guna mencapai tujuan luhurnya, pada tahun 1328 HS (1949), Khomeini bersama Ayatollah Morteza Hairi merancang program reformasi mendasar struktur Hauzah Ilmiah dan mengusulkannya kepada Ayatollah Al-Udzma Boroujerdi. Usulan tersebut mendapat sambutan positif dan dukungan para ulama dan pelajar Hauzah yang berpikiran reformis.

Di sisi lain, politik rezim Syah mengalami kegagalan. Rancangan Anjomanha-ye Eyalati va Velayati yang mencabut syarat status keislaman, sumpah dengan Al-Quran, dan berjenis kelamin pria bagi para pemilih dan kandidat pemilihan umum, disahkan oleh kabinet PM Amir Asadollah Alam pada tanggal 16 Mehr 1341 HS (8 Oktober 1962). Kebebasan memilih bagi perempuan, sejatinya merupakan

Meski kudeta Reza Khan berhasil

mengakhiri era kekuasaan dinasti

Qajar, dan mampu meminimalisir

gerak para penguasa lokal yang

zalim, namun kudeta tersebut

memunculkan diktator baru.

D i k t a t o r b a r u i n i l a n t a s

mendirikan dinasti Pahlevi

sebagai penguasa tunggal Iran.

(9)

SUARA BAWAH TANAH Syah. Penghapusan dan perubahan dua syarat pertama di atas

merupakan upaya untuk melegalkan kehadiran oknum-oknum Bahaism di pemerintahan.

Sebelum itu, AS mengumumkan bahwa pihaknya akan membela Syah jika rezim ini mendukung rezim zionis Israel dan meningkatkan hubungan kerjasama Tehran-Tel Aviv. Pengaruh kubu Bahai yang didukung kekuatan penjajah Inggris, baik di kalangan pemerintah, parlemen, maupun yudikatif Iran berhasil merealisasikan syarat yang diinginkan oleh AS.

Segera setelah disahkannya rancangan tersebut, Khomeini bersama para ulama besar Qom dan Tehran mengadakan pertemuan, lantas diteruskan dengan menggelar aksi protes massal. Peran pencerahan Khomeini dalam mengungkap agenda gelap rezim Syah dan mengingatkan tugas berat para ulama dan Hauzah Ilmiah amat berperan penting dalam situasi kritis saat itu. Pelbagai telegram dan surat protes terbuka para ulama kepada Syah dan Perdana Menteri Asadollah Alam memantik dukungan luas rakyat Iran. Nada bicara surat protes Khomeini kepada Syah dan Perdana Menteri begitu pedas dan keras. Dalam salah satu surat protes ini dinyatakan, "Saya kembali menesehati Anda untuk taat kepada Allah swt dan konsititusi. Takutlah kalian pada akibat buruk dari melanggar Al-Quran, hukum para ulama dan pemimpin kaum muslimin, serta undang-undang dasar. Janganlah kalian sengaja dan tanpa sebab menyeret negara ke dalam kondisi bahaya. Karena jika tidak, para ulama Islam tidak akan berdiam diri melontarkan pandangannya mengenai kalian".

Dengan demikian, peristiwa Anjomanha-ye Eyalati va Velayati merupakan pengalaman kemenangan yang sangat berharga bagi rakyat Iran. Terlebih, kemenangan tersebut merupakan kesempatan bagi rakyat Iran untuk mengenal figur pemimpin umat Islam yang layak dari berbagai dimensi, semacam Khomeini. Namun demikian, meski skenario politik Syah mengalami kegagalan dalam kasus Anjomanha, tekanan AS untuk melakukan reformasi terus berlangsung. Akhirnya pada bulan Dey 1341 (Januari 1963), Syah mengajukan enam prinsip reformasinya yang dikenal sebagai Revolusi Putih, dan menghendaki digelarnya referendum.

Kebijakan reformasi rancangan AS ini mendapat tanggapan serius para ulama. Untuk kesekian kalinya Khomeini mengajak para marji dan ulama Qom untuk mencari solusi dan langkah bersama. Khomeini mengusulkan untuk memboikot pesta perayaan tahun baru tradisional (Nouruz) Iran 1341 HS (Maret 1963) sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Syah. Dalam statemennya, Khomeini menyebut Revolusi Putih rancangan AS sebagai revolusi hitam dan beliau membongkar tujuan AS dan rezim zionis Israel di balik program revolusi tersebut.

Tentu saja gelombang protes para ulama benar-benar memukul posisi Syah. Dalam berbagai pertemuan terbukanya dengan masyarakat, Khomeini mengajak rakyat Iran untuk bangkit dan secara terang-terangan menyebut Syah sebagai pelaku utama kejahatan dan sekutu rezim zionis. Khomeini dalam pidatonya pada tanggal 12 Farvardin 1342 (1 April 1963) mengkritik keras sikap bungkam para ulama Qom dan Najaf serta negara-negara muslim lainnya di hadapan kejahatan rezim zionis Israel terhadap rakyat Palestina. Dalam pidatonya itu, Imam menyatakan, "Hari ini, sikap membisu sama artinya dengan mendukung penguasa zalim".

Khomeini mengeluarkan statemen tertulisnya yang terkenal dengan tajuk "Bersahabat dengan Syah Berarti Penjarahan". Sejatinya, rahasia pengaruh besar pesan dan pernyataan Khomeini terhadap jiwa pendengarnya hingga mereka rela berkorban, terletak pada kemurnian pemikiran, kekuatan pandangan, dan kejujuran Khomeini kepada masyarakat.

Tahun 1342 HS (1963) diawali dengan boikot pesta perayaan tahun baru tradisional (Nouruz) Iran dan peristiwa berdarah di madrasah Faiziyah Qom. Satu sisi, Syah begitu berhasrat untuk menerapkan Revolusi Putih sebagaimana yang diinginkan oleh AS, namun di sisi lain Khomeini terus berjuang menyadarkan rakyat dan bangkit menentang campur tangan AS dan pengkhianatan Syah terhadap bangsanya sendiri.

Pada tanggal 14 Farvardin 1342 (3 April 1963), Ayatollah Al-Udzma Hakim di Najaf, Irak, mengirim telegram kepada para ulama dan maraji Iran yang berisi ajakan untuk hijrah ke Najaf secara massal. Usulan ini merupakan upaya untuk menyelamatkan para ulama dan tokoh hauzah. Namun demikian, tanpa mempedulikan ancaman dan tekanan Syah, Khomeini membalas telegram Ayatollah Hakim. Dalam telegramnya itu, Khomeini menilai bukan maslahat jika para ulama hijrah secara massal ke Najaf dan membiarkan Hauzah Ilmiah Qom dalam keadaan kosong. Khomeini dalam pesannya tertanggal 12 Ordibehesht 1342 HS (2 Mei 1963) memperingati 40 hari terjadinya tragedi Faiziyah menegaskan perlunya ulama dan rakyat Iran untuk bersama-sama mendukung para pemimpin negara-negara Islam dan pemerintahan Arab menentang rezim zionis Israel serta mengutuk persekutuan Syah dengan rezim zionis.

Bulan Muharram datang bersamaan dengan bulan Khordad 1342 HS. Khomeini memanfaatkan moment tersebut untuk menggerakkan rakyat Iran bangkit melawan rezim diktator Syah Pahlevi. Pada sore Asyura 13 Khordad 1342 HS (3 Juni 1963) Khomeini menyampaikan pidato bersejarahnya di madrasah Faiziyah Qom. Pidato ini merupakan titik awal kebangkitan 15 Khordad. Dalam pidatonya ini, Imam secara lantang berbicara kepada Syah dan menyatakan, "Tuan, saya menasehati Anda. Wahai Syah! Wahai yang terhormat Syah! Saya menasehati Anda agar meninggalkan seluruh upaya yang membuat Anda menjadi Kebangkitan 15 Khordad

Sebelum itu, AS mengumumkan

bahwa pihaknya akan membela Syah

jika rezim ini mendukung rezim

zionis Israel dan meningkatkan

hubungan kerjasama Tehran-Tel

Aviv. Pengaruh kubu Bahai yang

didukung kekuatan penjajah Inggris,

baik di kalangan pemerintah,

parlemen, maupun yudikatif Iran

berhasil merealisasikan syarat yang

diinginkan oleh AS.

(10)

lalai. Saya tak ingin, suatu hari jika Anda hendak pergi justru disyukuri oleh semua pihak...Jika engkau didikte dan d i p e r i n t a h m e m b a c a , b e r p i k i r l a h p a d a sekelilingmu...Dengarlah nasehat saya. Apa sebenarnya hubungan Syah dengan Israel, sehingga pihak keamanan melarang untuk tidak angkat bicara soal Israel...Apakah Syah adalah orang Israel?"

Syah mengeluarkan perintah untuk menumpas gerakan kebangkitan rakyat. Mulanya, pihak keamanan menangkap banyak sahabat dan pendukung Khomeini pada malam 14 Khordad (4 Juni 1963). Kemudian, pada pukul 3 pagi, 15 Khordad 1342 HS (5 Juni 1963), ratusan tentara Syah mengepung rumah Khomeini. Mereka menangkap Imam saat beliau sedang menjalankan shalat malam dan segera membawanya ke Tehran. Beliau dijebloskan di penjara Bashgah-e Afsaran. Sore harinya, beliau dipindahkan ke penjara Ghasr. Pagi tanggal 15 Khordad berita penangkapan Khomeini pun menyebar ke kota-kota besar Iran, seperti Qom, Tehran, Mashhad, Shiraz, dan kota-kota lainnya.

Jenderal Hossein Fardust, orang kepercayaan Syah, dalam kesaksiannya menuturkan bahwa upaya penumpasan gerak kebangkitan 15 Khordad dilakukan dengan memanfaatkan pelbagai pengalaman dan bekerjasama dengan para politisi dan petugas intelijen paling handal AS. Fardust juga mengungkapkan betapa terguncangnya Syah, kalangan istana, para petinggi militer dan agen mata-mata Iran (SAVAK) saat terjadinya aksi kebangkitan 15 Khordad. Ia juga membeberkan bagaimana Syah dan para jenderal arogan mengeluarkan perintah penumpasan gerakan rakyat.

Setelah 19 hari mendekam di penjara Ghasr, Khomeini dipindahkan ke sebuah penjara di pangkalan militer Eshrat Abad. Dengan ditangkapnya pemimpin revolusi, Khomeini, dan dilancarkannya pembantaian massal pada peristiwa 15 Khordad, tampaknya gerak revolusi sudah berhasil dipadamkan.

Di penjara, Khomeini dengan beraninya menolak seluruh pertanyaan yang diajukan dalam proses intrograsi. Beliau dengan lantang menyatakan bahwa pemerintah dan lembaga yudikatif Iran adalah penguasa yang ilegal dan tidak sah. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, pada malam 18 Farvardin 1343 HS (7 April 1964), Khomeini akhirnya dibebaskan dan dipindahkan ke Qom. Kabar pembebasan Imam pun menyebar luas dan disambut gembira oleh rakyat.

Peringatan tahun pertama hari Kebangkitan 15 Khordad pada tahun 1343 HS (5 Juni 1964) diperingati dengan dirilisnya statemen bersama Khomeini dan para marji taqlid lainnya serta pernyataan terpisah Hauzah Ilmiah. Hari itu dinyatakan sebagai hari duka. Pada tanggal 4 Aban 1343 HS (26 Oktober 1964) Khomeini mengeluarkan statemen revolusioner dan menyatakan, "Dunia harus tahu, setiap musibah yang menimpa bangsa Iran dan bangsa-bangsa muslim lainnya bersumber dari pihak asing, dari AS. Secara umum, bangsa-bangsa Islam membenci pihak asing, khususnya AS. Amerikalah yang mendukung rezim zionis Israel dan para sekutunya. Amerikalah yang memberi kekuatan pada Israel hingga membuat warga muslim Arab terlantar".

Penentangan Khomeini dan terungkapnya agenda AS di balik rencana disahkannya rancangan Kapitulasi, mendorong rakyat Iran untuk bangkit kembali. Dini hari 13 Aban 1343 HS (4 November 1964), pihak keamanan dari Tehran kembali datang ke Qom dan mengepung rumah Khomeini. Anehnya, seperti tahun sebelumnya, Khomeini ditangkap saat beliau tengah menunaikan shalat malam.

Beliau pun ditangkap dan langsung di bawa menuju bandara Mehrabad, Tehran. Di bawah kawalan ketat pihak keamanan Imam diboyong ke Ankara, Turki dengan sebuah pesawat militer yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Sore harinya agen intelijen Iran (SAVAK) mengumumkan berita pengasingan Khomeini di koran-koran Iran dengan tuduhan merongrong keamanan negara. Meski situasi Iran berada di bawah tekanan pemerintah, namun gelombang protes dan demo tetap marak. Gelombang protes itu diwujudkan dalam bentuk aksi unjuk rasa warga di pasar besar Tehran, diliburkannya aktifitas Hauzah Ilmiah untuk jangka panjang, pengiriman kumpulan tanda tangan dan surat protes kepada lembaga-lembaga internasional dan para marji taqlid.

Pengasingan Khomeini di Turki berlangsung selama 11 bulan. Selang masa itu, rezim syah dengan otoriternya berusaha menumpas total gerakan kebangkitan rakyat Iran yang masih tersisa dan dengan segera menerapkan rencana reformasi sebagaimana yang dirancang oleh AS. Masa pengasingan Khomeini di Turki merupakan juga kesempatan bagi beliau untuk memulai penulisan buku Tahrirul-Wasilah.

Tanggal 13 Mehr 1343 (5 Oktober 1965) Khomeini bersama putranya, Ayatollah Haj Agha Mostafa dipindahkan dari Turki dan diasingkan ke Irak. Setelah memasuki Baghdad, Khomeini segera memanfaatkan waktu yang ada untuk berziarah ke makam para Imam Ahlul Bait as seperti di Kadzimain, Samarra, dan Karbala. Seminggu setelahnya, Imam pergi ke tempat pengasingannya di Najaf.

Meski selama di Irak, Khomeini relatif lebih bebas ketimbang di Iran atau Turki, namun masa pengasingan di Najaf selama 13 tahun dimulai dengan maraknya penentangan, hasutan, dan fitnah musuh-musuhnya, bahkan beliau juga mendapat penentangan keras dari kalangan yang berkedok ulama. Khomeini bahkan menyebut masa pengasingan di Irak sebagai babak perjuangan yang begitu pahit. Namun begitu, beliau tetap sabar menghadapi segala tantangan yang ada dan terus melanjutkan perjuangannya.

Di bawah tekanan para penentangnya, Khomeini mulai mengajar rangkaian pelajaran fiqih tingkat tingginya di masjid Syeikh Anshari, Najaf pada bulan Aban 1344 HS (sekitar November 1965). Kegiatan mengajar tersebut beliau lanjutkan hingga akhirnya beliau pindah ke Paris. Pelajaran fiqih Khomeini terkenal sebagai salah satu kelas Hauzah Dari Turki ke Irak

Jenderal Hossein Fardust, orang

k e p e r c a y a a n S y a h , d a l a m

kesaksiannya menuturkan bahwa

u p a y a p e n u m p a s a n g e r a k

k e b a n g k i t a n 1 5 K h o r d a d

dilakukan dengan memanfaatkan

p e l b a g a i p e n g a l a m a n d a n

bekerjasama dengan para politisi

dan petugas intelijen paling

handal AS.

(11)

SUARA BAWAH TANAH Hubungan Khomeini dengan kawan-kawan

seperjuangannya di Iran masih beliau jalin lewat pengiriman surat dan utusan. Khomeini selalu memandu mereka dan mengajak mereka untuk tetap bertahan memperjuangkan cita-cita Kebangkitan 15 Khordad.

Di masa-masa pasca pengasingan, Khomeini tak pernah menyerah untuk berhenti berjuang meski didera berbagai tekanan dan ancaman. Ceramah-ceramah dan pesan-pesan tertulis Khomeini selalu mengobarkan harapan kemenangan di hati setiap rakyat Iran.

Pada tanggal 19 Mehr 1347 HS (11 Oktober 1968), dalam dialognya dengan utusan gerakan Fatah, Palestina, Khomeini memaparkan pandangannya tentang persoalan dunia Islam dan perjuangan rakyat Palestina. Dalam dialog ini pula, Khomeini mengeluarkan fatwa yang mewajibkan untuk menyisihkan sebagian harta zakat bagi kepentingan para pejuang Palestina.

Pada awal tahun 1348 HS (1969), perselisihan antara rezim Syah dan partai Ba'ath yang berkuasa di Irak soal perbatasan air Iran-Irak makin memuncak. Pemerintah Irak mengusir banyak warga Iran yang bermukim di Irak. Mereka juga berupaya memanfaatkan permusuhan Khomeini dengan rezim Syah. Setelah 4 tahun mengajar di Hauzah Najaf dan berjuang keras mencerahkan masyarakat di sekitarnya, Khomeini relatif berhasil mengubah situasi Hauzah Ilmiah Najaf. Akhirnya pada tahun 1348 HS (1969) Khomeini tidak hanya berhasil menjaring dukungan dari dalam negeri Iran, tapi juga berhasil menarik dukungan masyarakat muslim lainnya seperti dari Irak, Lebanon dan negara-negara Islam yang lain. Paradigma perjuangan Khomeini mereka jadikan sebagai model perjuangan mereka.

Paruh kedua tahun 1350 (menjelang akhir tahun 1971), perselisihan antara rezim Ba'ast Irak dan Syah Iran makin memanas. Perselisihan itu diikuti dengan diusirnya warga Iran yang bermukim di Irak. Dalam telegramnya kepada Presiden Irak di masa itu, Khomeini mengecam keras aksi pengusiran tersebut. Dalam situasi semacam itu, Khomeini bertekad untuk segera keluar dari Irak. Namun pemerintah Baghad tanggap dengan dampak dari keluarnya Khomeini dari Irak sehingga Imam pun dilarang meninggalkan Irak.

Perjuangan Tak Kenal Menyerah Khomeini (1350-1356 HS)

peringatan hari Kebangkitan 15 Khordad, madrasah Faiziyah kembali menjadi pentas kebangkitan para santri revolusioner Iran. Yel-yel 'Hidup Khomeini dan matilah dinasti Pahlevi' terus membahana selama dua hari berturut-turut. Padahal, sebelum peristiwa ini, banyak organisasai-organisasi perjuangan rakyat yang telah dilumpuhkan, para tokoh keagamaan dan politik yang aktif berjuang ramai yang dijebloskan ke penjara.

Di sisi lain, Syah terus melanjutkan politik anti-Islamnya. Kebijakan anti-Islamnya itu ditandai dengan diubahnya dasar kalender nasional Iran pada bulan Esfand 1354 HS (Maret 1976). Selama ini, dasar kalender nasional Iran dihitung sejak dimulainya hijrah Nabi Muhammad saw. Namun dasar tersebut diubah oleh Syah dengan menetapkan masa dimulainya kekuasaan dinasti Achemanid sebagai dasar perhitungan kalender nasional Iran. Mereaksi hal itu, Khomeini mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan kalender nasional Iran versi Syah. Rakyat Iran pun mendukung penuh fatwa Khomeini tersebut, mereka juga turut mendukung diboikotnya Partai Rastakhiz (Kebangkitan). Kedua masalah ini merupakan pukulan berat bagi rezim Syah hingga akhirnya pada tahun 1357 (1978), Syah terpaksa melangkah mundur dan membatalkan penggunaan kalender nasional versi pemerintah.

Dengan begitu teliti dan cermat, Khomeini terus memantau perkembangan terbaru di Iran maupun dunia internasional. Beliau juga amat tanggap dalam memanfaatkan secara maksimal kesempatan yang muncul. Khomeini pada bulan Mordad 1356 HS (Agustus 1977) dalam pesan tertulisnya menyatakan, "Kini, lewat situasi dalam dan luar negeri yang ada, serta dengan terungkapnya kejahatan rezim Syah di mata publik dan media asing merupakan kesempatan bagi kalangan ilmuan, budayawan, tokoh nasionalis, mahasiswa dalam dan luar negeri, dan organisasi-organisasi Islam di mana pun berada untuk tanggap memanfaatkan peluang yang ada dan bangkit secara terbuka".

Gugur syahidnya, putra Khomeini, Ayatollah Haj Agha Mostafa Khomeini, pada awal bulan Aban 1356 HS (23 Oktober 1977) merupakan titik tolak gerakan kebangkitan kembali komunitas Hauzah dan masyarakat muslim Iran. Khomeini bahkan menyebut peristiwa itu sebagai anugrah tersembunyi ilahi.

Geliat Revolusi Islam dan Kebangkitan Rakyat

Selama ini, dasar kalender nasional

Iran dihitung sejak dimulainya hijrah

Nabi Muhammad saw. Namun dasar

tersebut diubah oleh Syah dengan

m e n e t a p k a n m a s a d i m u l a i n y a

kekuasaan dinasti Achemanid sebagai

dasar perhitungan kalender nasional

Iran. Mereaksi hal itu, Khomeini

m e n g e l u a r k a n f a t w a y a n g

mengharamkan penggunaan kalender

nasional Iran versi Syah.

(12)

Sementara itu rezim Syah membalas aksi Khomeini dengan melansir sebuah artikel di koran Ettela'at . Artikel ini berisi hinaan terhadap Khomeini. Protes luas rakyat Iran terhadap artikel tersebut berujung dengan melutusnya peristiwa Kebangkitan 19 Dey 1356 HS (9 Januari 1978) di Qom. Dalam peristiwa tersebut, sejumlah santri pendukung revolusi gugur syahid akibat tindak represif pihak keamanan. Meski Syah melancarkan aksi pembantaian massal untuk melumpuhkan gejolak kebangkitan rakyat, namun ia tetap gagal memadamkannya.

Pertemuan para menteri luar negeri Iran dan Irak di New York memutuskan untuk mengeluarkan Khomeini dari Irak. Hari kedua bulan Mehr 1357 HS (24 September 1978) rumah Khomeini di Najaf di epung oleh tentara Ba'ath Irak. Tersebarnya berita ini menyulut kemarahan luas umat Islam di Iran, Irak, dn negara-negara lainnya. Pada tanggal 12 Mehr 1357 HS (4 Oktober 1978), Khomeini berencana meninggalkan Najaf menuju perbatasan Kuwait. Namun pemerintah Kuwait atas desakan rezim Syah menolak Khomeini memasuki negara ini. Rencana hijrah ke Lebanon dan Syria pun sempat dibicarakan, namun setelah bermusyawarah dengan putranya, Hojjatul Islam Haj Sayed Ahmad Khomeini, Khomeini akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Paris.

Tanggal 14 Mehr 1357 HS (6 Oktober 1978), Khomeini memasuki Paris. Dua hari setelahnya, Khomeini tinggal di kediaman salah seorang warga Iran mukim Perancis di Nofel Loshato, sebuah kota kecil di pinggiran Paris. Para pejabat Perancis menyampaikan pandangan presiden negaranya kepada Khomeini yang berisi desakan untuk menjauhi segala bentuk aktifitas politik selama tinggal di Perancis. Mereaksi desakan tersebut, Khomeini secara lantang menegaskan bahwa pembatasan semacam itu bertentangan nyata dengan slogan demokrasi yang selama ini didengung-dengungkan oleh Perancis. Beliau bahkan menyatakan tidak akan berhenti memperjuangkan cita-citanya meski harus berpindah-pindah dari satu airport ke airport lainnya.

Pada bulan Dey 1357 HS (Januari 1979), Khomeini membentuk Dewan Revolusi Islam. Sementara Syah Iran kabur meninggalkan Iran pada tanggal 26 Dey 1357 HS (16 Januari 1979) setelah terbentuknya Dewan Kerajaan dan pengambilan mosi kepercayaan atas kabinet PM Bakhtiar. Berita kepergian Syah pun menyebar ke Tehran dan akhirnya ke seluruh pelosok negeri. Berita pun ini disambut dengan suka cita oleh seluruh rakyat Iran.

Awal bulan Bahman 1357 HS (akhir Januari 1979), kabar tentang keputusan Khomeini untuk kembali ke tanah airnya tersebar luas. Bagi rakyat Iran, kabar tersebut merupakan berita gembira yang paling dinanti-nantikan. Sekitar 14 tahun rakyat Iran merindukan kembalinya Khomeini ke negerinya. Meski demikian, mereka juga amat mengkhawatirkan keselamatan jiwa pemimpin revolusi itu. Sebab hingga saat itu, pemerintah buatan Syah masih bercokol dan Iran berada di bawah kendali militer. Kendati situasi di Iran masih begitu kritis dan berbahaya, namun Khomeini bertekad untuk kembali ke tanah airnya. Dalam pesannya kepada rakyat Iran, beliau menyatakan bahwa dirinya ingin bersama rakyat di saat-saat yang paling menentukan dan kritis.

Dari Najaf ke Paris

Khomeini Kembali ke Iran

PM Bakhtiar bersama pihak militer menutup seluruh bandar udara negara untuk penerbangan asing. Namun setelah beberapa hari, pemerintah Bakhtiar tak sanggup bertahan dan terpaksa memenuhi desakan rakyat. Akhirnya pagi 12 Bahman 1357 (1 Februari 1979) setelah 14 tahun hidup di pengasingan, Khomeini kembali ke tanah air tercintannya. Rakyat Iran menyambut kedatangan Khomeini secara besar-besaran dan penuh suka cita. Menurut pengakuan media-media Barat, warga yang menyambut kedatangan Khomeini di jalan-jalan kota Tehran mencapai sekitar 4 sampai 6 juta orang.

Khomeini telah menyampaikan seluruh tujuan dan cita-cita perjuangan yang mesti diungkapkan. Dalam prakteknya pun, beliau mengerahkan seluruh daya dan upaya yang dimilikinya untuk merealisasikan cita-cita tersebut. Kini menjelang paruh kedua bulan Khordad 1368 (Juni 1989), Khomeini seakan tengah mempersiapkan dirinya untuk menemui Sang Kekasih, Dzat Maha Suci yang selama ini seluruh perjuangan Imam senantiasa ditujukan untuk mengabdi kepada-Nya. Seluruh rintihan dan puisi sufistik Khomeini merupakan jelmaan dari derita perpisahannya dengan Sang Kekasih dan kerinduannya untuk bertemu dengan Dia. Dan kini, saat-saat perpisahan Khomeini dengan rakyatnya pun telah tiba. Dalam surat wasiatnya beliau menulis, "Dengan hati yang damai, kalbu yang tenang, jiwa yang bahagia dan diri yang penuh harapan kepada karunia ilahi, saya mohon pamit kepada Saudari dan Saudara sekalian menempuh perjalanan menuju tempat keabadian. Saya sangat memerlukan doa baik kalian. Kepada Tuhan yang maha pengasih dan penyayang saya meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan saya dalam berkhidmat. Saya juga berharap bangsa Iran bisa menerima maaf saya atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada. Saya berharap bangsa Iran bisa terus melangkah maju dengan teguh, tekad, dan kehendak". Yang menakjubkan beberapa tahun sebelum beliau wafat, Khomeini dalam salah satu puisinya pernah menuturkan:

Selamat Jalan!

Pada bulan Dey 1357 HS (Januari

1979), Khomeini membentuk

Dewan Revolusi Islam. Sementara

Syah Iran kabur meninggalkan

Iran pada tanggal 26 Dey 1357 HS

( 1 6 J a n u a r i 1 9 7 9 ) s e t e l a h

terbentuknya Dewan Kerajaan

d a n p e n g a m b i l a n m o s i

kepercayaan atas kabinet PM

Bakhtiar. Berita kepergian Syah

pun menyebar ke Tehran dan

akhirnya ke seluruh pelosok

negeri. Berita pun ini disambut

dengan suka cita oleh seluruh

rakyat Iran.

(13)

SUARA BAWAH TANAH

Kaum Islamis, Kiri dan Nasionalis Arab Bersatu

Melawan AS dan Israel

Sorban hitam ulama tampak timbul dari lautan pria berambut gondrong, keriting dan baret-baret yang modis. Aktifis kiri Venezuela mencari penerjemah untuk berbicara dengan kaum nasionalis Mesir. Peserta dari I r a n m e m b a g i - b a g i k a n D V D m e m p e r i n g a t i pembunuhan Presiden Mesir Anwar Sadat dan mengenakan topi bisbol bertuliskan kutipan perkataan Ayatollah Ruhollah Khomeini: "Israel harus dihapuskan!”

Banyak yang tertidur saat aktifis radikal Amerika Ramsey Clark berpidato tentang kebijakan luar negeri AS pada 1950-an. Tapi semua bersemangat ketika orang No.2 dalam milisi Syi'ah Hizbullah, Naim Qassem, memberikan pidato berapi-api menyerang Amerika Serikat dan perang Israel melawan Hamas di Jalur Gaza.

"Imam Khomeini menyebut Amerika sebagai Setan Besar. Lainnya menyebutnya imperialisme atau globalisasi," katanya kepada ratusan peserta yang berkumpul pada akhir pekan ini di sini untuk mengikuti konferensi yang telah lama dijadwalkan yang melibatkan musuh-musuh AS dan Israel dari dunia Islam, Arab, Barat dan Amerika Latin. "Apa pun kata yang kau gunakan untuk menggambarkannya, musuhnya adalah sama.”

Sementara Israel dan beberapa pihak di Washington melukiskan konflik yang melamban di Gaza sebagai pertempuran untuk menekan kekuatan Iran dan pengaruhnya di Levant [wilayah di barat Mediterania, mencakup Libanon, Palestina/Israel, Siria, dan Yordania; pen.], Tehran dan sekutu-sekutunya juga telah meningkatkan signifikansi geopolitik perang tersebut. Mereka telah menyusun sebuah koalisi yang terdiri dari kaum Islamis, Kiri dan nasionalis Arab untuk meletakkan konflik Gaza sebagai bagian dari perjuangan yang lebih besar melawan Amerika Serikat.

Forum Internasional Beirut untuk Gerakan Perlawanan, Anti-Imperialisme, Solidaritas Kerakyatan dan Alternatif, yang diorganisir oleh think tank Hizbullah, Pusat Studi Konsultatif dan Dokumentasi, menunjukkan bahwa pihak yang menamakan dirinya "kubu perlawanan" ini berinvestasi cukup besar dalam konflik Gaza. Pertemuan ini juga menggarisbawahi betapa meluasnya Iran dan Hizbullah dalam upayanya melebarkan hubungan dengan organisasi dan pemerintahan yang, terlepas dari perbedaan ideologi di antara mereka, bersatu menentang Israel dan pelindung utamanya.

Konferensi ini merupakan kesempatan langka untuk mengukur sentimen, strategi dan jangkauan dari front yang sedang terwujud dan sebagian besar terdiri dari pemerintahan-pemerintahan yang penuh rahasia seperti Iran, Suriah dan Venezuela, kelompok militan termasuk Hamas dan Hizbullah, dan organisasi-organisasi berhaluan serupa di seluruh dunia yang mendefinisikan dirinya sebagai bagian dari oposisi terhadap Amerika Serikat.

Kumpulan bermacam rupa yang hadir dalam Gedung pameran UNESCO ini melibatkan kaum Nasseris dari Mesir, kaum Sunni dan Syi'ah dari seluruh Timur Tengah; kaum Marxis dan beragam aktifis dari India, Filipina dan Eropa Barat; dan sebuah delegasi praktisi hukum yang diutus oleh Presiden Venezuela Hugo Chavez. Ia dan Presiden Bolivia Evo Morales menjadi pahlawan dunia Arab setelah mengusir utusan Israel di negeri mereka untuk memprotes ofensif

di Gaza.

Beberapa peserta skeptis akan keawetan pembentukan aliansi antara kaum Islamis yang berkomitmen dan kaum Kiri yang cenderung menentang agama terorganisir.

"Kau bisa bersama-sama menentang Amerika tapi setelah itu tidak ada apa-apa lagi," kata Patrick Haenni, seorang peneliti dari Religioscope, sebuah think thank Swiss yang mempelajari agama. "Kau tak dapat membangun sesuatu bersama-sama.”

Walaupun konferensinya direncanakan digelar sebelum pecahnya konflik Gaza pada 27 Desember, kematian dan kehancuran yang terjadi sekitar 300 mil di selatan menjadi perhatian utama.

"Seluruh rakyat dunia -- termasuk rakyat di sini yang berasal dari 70 negeri -- mereka semua membantu rakyat Palestina agar mereka dapat merdeka," Ali Akbar Mohtashamipour, ulama Iran yang dipercaya sebagai pendiri Hizbullah, berkata dari pinggiran konferensi.

"Ada dua front di sini," kata ulama tersebut dalam sebuah wawancara singkat dan langka dengan seorang reporter Barat. "Satu front adalah yang manusiawi, yang telah berdiri menentang Barat dan Israel dan melibatkan seluruh rakyat di dunia yang mendukung kemerdekaan Palestina dan negeri Palestina, dan front lainnya adalah yang tidak manusiawi, menentang hak asasi manusia dan mendukung penjahat perang.”

Seluruh peserta riuh rendah bertepuk tangan seiring tiap pembicara mengutuk AS dan Israel. Beberapa penerjemah menerjemahkan pidato-pidato itu ke bahasa Inggris, Perancis, Spanyol dan Arab.

Konferensi tiga hari yang dimulai Jumat malam itu menghadirkan ide-ide yang bercampur aduk. Beberapa peserta mencampurkan retorika perang kelas dengan perjuangan Palestina. "Melawan pendudukan tidak dapat dilakukan kecuali kita melawan penindasan ekonomi," kata Laila Ghanem, seorang jurnalis dan aktivis Libanon.

Gaza, kata seorang ilmuwan sosial dan aktivis dari Belgia, Francois Houtart, "adalah bagian dari proyek imperial untuk menguasai dunia.”

Beberapa pembicara, termasuk sang pembakar semangat Qassem, memuji mereka yang mengirimkan persenjataan kepada Hamas. Tapi kebanyakan ide yang d i s u a r a k a n d a l a m k o n f e r e n s i a d a l a h d a m a i .

No. 5/Thn.II/Feb/2011

Tehran dan sekutu-sekutunya

j u g a t e l a h m e n i n g k a t k a n

signifikansi geopolitik perang

tersebut. Mereka telah menyusun

sebuah koalisi yang terdiri dari

kaum Islamis, Kiri dan nasionalis

Arab untuk meletakkan konflik

G a z a s e b a g a i b a g i a n d a r i

perjuangan yang lebih besar

melawan Amerika Serikat.

(14)

Beberapa menyerukan tekanan lebih besar kepada pemerintahan Arab untuk memutuskan hubungan dengan Israel. Mauritania, satu di antara tiga negara Arab yang memiliki hubungan normal dengan Israel, mengumumkan Jumat lalu akan mengusir duta negara Yahudi tersebut, sementara Qatar mengatakan akan menghentikan hubungan diplomatik tingkat-rendah. Lainnya mendesakkan boikot terhadap perusahaan-perusahaan yang berbisnis dengan Israel, selain mendukung Palestina dalam melobi pemerintahan Eropa untuk merubah kebijakannya.

Qassem mendesakkan dukungan retorika terhadap Hamas, dan mengolok-ngolok pernyataan Israel dan AS bahwa Tehran dan Hizbullah secara rahasia berada di balik kelompok militan tersebut.

Mereka pikir kami akan malu bila mereka mengatakan itu," ia berkata di tengah tepuk tangan meriah. "Ya, kami bersama Hamas dan Iran, dan kami tambahkan juga Chavez dari Venezuela dan Bolivia. Ya, kami akan menjadi satu front di hadapan Amerika dan Israel, dan slogan kami adalah 'Runtuhlah imperialisme.'”

(15)

SUARA BAWAH TANAH

KHOMEINI MENDUKUNG PERJUANGAN RAKYAT

PALESTINA

No. 5/Thn.II/Feb/2011

Tanya : Bagaimana pendapat Anda tentang perjuangan rakyat Palestina ? Dengan

mempertimbangkan kenyataan bahwa lebih dari separo minyak Israel disuplai oleh Iran, apa tindakan-tindakan yang harus diambil Iran dalam hal ini ?

Jawab : Salah satu alasan pemberontakan rakyat Muslim Iran terhadap Shah adalah karena

dukungan luar biasa yang ia berikan kepada Israel sang perampas. Ia menyediakan minyak bagi Israel dan mengubah Iran menjadi pasar barang-barang Israel; Ia pun memberi dukungan-dukungan lainnya kepada Israel, yang diekspresikan dalam semangat kata-katanya atau dalam suratnya, sementara pada saat yang sama ia mengutuk Israel yang berupaya memperdayai opini dunia. Tidaklah bangsa Muslim Iran maupun setiap muslim pada dasarnya para pencari kebebasan secara resmi mengakui Israel; dan kami akan selalu menjadi pendukung saudara-saudara kami, bangsa Palestina dan Arab.

Sekarang ia (Syah) mengimpor segalanya dari luar negeri. Dan apa saja yang dibawa ke negeri Iran juga berasal dari Israel…Israel sang musuh Islam! Hanya Tuhan yang tahu pengkhianatan orang ini melawan Islam. Israel adalah musuh Islam, yang sekarang berperang dengan kaum Muslim. Sejak awal, rezim ini telah memberikan pengakuan resmi pada Israel. Dua puluh lima atau tiga puluh tahun yang lalu ketika Israel sedang gencar berperang dengan kaum Muslim, orang-orang ini justru secara resmi mengakui Israel!

Namun demikian mereka tidak mempublikasikannya. Tetapi hari ini, ketika tujuan semakin dekat, kalian semua dapat melihat bahwa salah satu pembela terkuat Muhammad Reza Khan (Syah) dan salah satu pendukung tergiat kelanjutan pemerintahannya adalah Israel. Karena Israel berpikir bahwa jika ia pergi, mereka akan kehilangan suplai minyak; sebab rezim ini menyuplai minyak kepada Israel. Dengan kata lain, mereka berikan minyak dari tanah seorang Muslim kepada musuh kaum Muslim untuk membantu peperangannya dengan kaum Muslim! Ini adalah bentuk pengkhianatan dari orang keji itu. Ia mengirimkan minyak kita kepada mereka (orang-orang Israel) dalam kapal-kapal tanker, yang dengan minyak ini mereka berperang melawan kaum Muslim dan merampas tanah kaum Muslim serta menghancurkan semua yang kaum Muslim miliki. Lihatlah apa yang mereka lakukan pada Palestina, lihatlah bagaimana mereka telah merampas Bait al Muqaddas. Ini hanya salah satu dari aksi-aksi pengkhianatan orang ini melawan Islam dan kaum Muslim. Dalam negeri Iran sendiri, ia telah mengkhianati kaum Muslim demi Israel. Sebagaimana yang telah saya katakan, tanak terbaik Iran telah diberikan kepada kaum Yahudi Israel untuk digarap dan diambil keuntungannya.

Wawancara Khomeini dengan jurnal Middle East Bulletin, 17 November 1978

Tanya : Sebagaimana yang Anda

ketahui, revolusi Islam di Palestina dimulai

pada 1 Januari 1956, dan setelah kekalahan

1967, aktivitas tersebut semakin menguat dan

tersebar luas. Apakah berita-berita ini sampai

kepada rakyat Iran; jika ya, maka melalui media

apa ?

Jawab : Ya, berita-berita tersebut

sampai kepada mereka melalui media-media

yang sama seperti ketika berita-berita tersebut

sampai kepada rakyat negara-negara lainnya.

Namun demikian, rezim Syah melaporkan

berita-berita peperangan antara kaum Muslim

dengan kaum kafir dengan cara yang

m e n g u n t u n g k a n f i h a k k a u m k a f i r ,

sebagaimana yang selalu dilakukan oleh kaum

kafir tersebut. Dan seperti biasa, mereka

m e n a m p i l k a n b a n g s a A r a b s e b a g a i

sekelompok orang yang tidak benar-benar

mengerti permasalahan. Rezim itu adalah

salah satu pendukung terbesar Israel. Radio

Iran, termasuk semua media komunikasi, yang

S a l a h s a t u a l a s a n

pemberontakan rakyat Muslim

Iran terhadap Shah adalah

karena dukungan luar biasa yang

ia berikan kepada Israel sang

perampas. Ia menyediakan

m i n y a k b a g i I s r a e l d a n

mengubah Iran menjadi pasar

barang-barang Israel; Ia pun

memberi dukungan-dukungan

lainnya kepada Israel, yang

diekspresikan dalam semangat

k a t a - k a t a n y a a t a u d a l a m

suratnya, sementara pada saat

yang sama ia mengutuk Israel

yang berupaya memperdayai

opini dunia.

(16)

berada di bawah kendali maupun dioperasikan di bawah tekanan rezim tersebut, bekerja untuk keuntungan Israel. Kami adalah orang-orang yang sejak awal menentang semua program-program tersebut, dan masih terus demikian.

Tanya : Jika Anda memutuskan hubungan dengan Israel dikarenakan mereka menindas rakyat,

tidakkah Anda berpikir bahwa dengan alasan yang sama Anda juga akan memutus hubungan dengan pemerintahan Barat ?

Jawab : Kami menentang setiap negara yang melakukan penindasan, apakah itu di Barat ataukah

di Timur. Israel telah merampas hak-hak rakyat Arab dan kami berdiri menentangnya. Israel adalah pendukung terbesar Syah dan bertanggung jawab dalam membentuk SAVAK. Karenanya, Israel adalah partner dalam kejahatan-kejahatan SAVAK dan Syah.

Saya bertanya kepada pemerintah-pemerintah Muslim, mengapa kalian memperebutkan sungai? Tanah Palestina telah dirampas!

Wahai kalian, yang tidak memiliki harapan, semestinya kalian mengusir kaum Yahudi dari Palestina ketimbang saling berebut! Palestina telah dirampas, namun kalian justru memperebutkan sebuah sungai!

Sementara kalian memperselisihkan sungai, Israel telah mendirikan pemerintahan di Palestina. Mereka telah mengusir orang-orang Arab yang malang itu, dan sekarang satu juta atau lebih dari mereka tidur di gurun-gurun, kelaparan dan kehilangan. Mereka telah benar-benar tak memiliki tempat tinggal dan berkubang kemalangan. Tidak semestinyakah pemerintah-pemerintah Muslim menyatakan keberatan ? Tidak semestinyakah mereka mengatakan sesuatu ? Haruskah kalian bersekutu dengan sebuah pemerintahan yang telah mengusir satu juta Muslimin dari tanah mereka dan menjadikan mereka kehilangan tempat tinggal ? Jika kalian tidak bersekutu dengan mereka, sebagaimana yang diumumkan dengan baik di koran-koran kalian, maka izinkan apa yang saya katakan ini untuk dipublikasikan. Jika kalian menolaknya, maka jelaslah bahwa kalian telah bersekutu dengan mereka, kalian telah bersekutu dengan Yahudi, dengan Israel ! Lihatlah apa yang dilakukan agen-agen Israel di negeri ini.

Saya deklarasikan kepada semua pemerintahan Muslim dan kaum Muslim di dunia di mana pun mereka berada, bahwa rakyat Iran membenci Israel dan agen-agennya, serta jijik dan muak dengan pemerintah yang bekerja sama dengan Israel. Bukan rakyat Iran yang sekarang berhubungan dengan Israel, rakyat Iran tidak bersalah atas dosa besar tersebut. Pemerintahlah yang telah melakukan hal tersebut, yang tidak didukung oleh rakyat.

Sekarang adalah tugas para pemimpin negara Islam, para raja dan presiden negara-negara Islam, untuk mengesampingkan pertikaian picik yang terkadang muncul di antara mereka. Tidak ada Arab dan non-Arab, Turki atau Persia, yang ada hanyalah Islam dan persatuan di bawah Islam. Mereka semestinya mengadopsi metode perjuangan Rasulullah, mereka semestinya mengikuti cara Islam. Jika mereka menjaga persautan ideologi, jika mereka mengesampingkan pertikaian picik yang terkadang muncul, jika seluruh kaum Muslim bergabung

bersama, maka diperkirakan akan terdapat 700 juta umat. Namun jumlah ini tidak akan sebesar satu juta umat yang bersatu. Jika yang ada hanya 700 juta umat yang tidak bermanfaat, maka miliaran umat pun tidak akan dapat berbuat apa-apa. Namun demikian, jika dari 700 juta umat ini terdapat 400 juta atau 200 juta yang bersatu, bergandengan tangan dalam persaudaraan, saling melindungi perbatasan mereka, melindungi batas-batas wilayah mereka sendiri, bersatu dalam komunitas Islam yang lazin bagi kita semua, dalam agama monteis yang lazim bagi kita semua, dalam kepentingan-kepentingan Islam yang kita tanggung bersama, maka kaum Yahudi tidak akan lagi menginginkan Palestina dan India tidak akan lagi tertarik pada Kashmir. Itulah mengapa mereka tidak menghendaki kalian untuk bersatu. Tangan-tangan mereka ingin mengambil sumber daya kalian, ingin mengambil kekayaan kalian secara gratis, ingin menjarah sumber daya kalian, baik yang ada di dalam bumi maupun di atas bumi. Mereka tidak akan membiarkan Irak dan Iran, Iran dan Mesir, serta Turki dan Iran untuk bersatu.

Sekarang adalah tugas

para pemimpin

negara-negara Islam, para raja

dan presiden

negara-n e g a r a I s l a m , u negara-n t u k

m e n g e s a m p i n g k a n

pertikaian picik yang

terkadang muncul di

antara mereka. Tidak ada

Syi’i atau Sunni. Tidak ada

Arab dan non-Arab, Turki

atau Persia, yang ada

h a n y a l a h I s l a m d a n

persatuan di bawah Islam.

(17)

SUARA BAWAH TANAH

Cara Soekarno Melawan Amerika

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Riwayat Singkat

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB. Ia berhasil meraih gelar “Ir” pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat

makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai “Pahlawan Proklamasi”.

“Aku adalah putra seorang ibu Bali dari kasta Brahmana. Ibuku, Idaju, berasal dari kasta tinggi. Raja terakhir Singaraja adalah paman ibuku. Bapakku dari Jawa. Nama lengkapnya adalah Raden Sukemi Sosrodihardjo. Raden adalah gelar bangsawan yang berarti, Tuan. Bapak adalah keturunan Sultan Kediri.

Putra Sang Fajar

Apakah itu kebetulan atau suatu pertanda bahwa aku dilahirkan dalam kelas yang memerintah, akan tetapi apa pun kelahiranku atau suratan takdir, pengabdian bagi kemerdekaan rakyatku bukan suatu keputusan tiba-tiba. Akulah ahli-warisnya.” Ir. Soekarno menuturkan kepada penulis otobiografinya, Cindy Adam.

Putra sang fajar yang lahir di Blitar, 6 Juni 1901 dari pasangan Raden Soekemi dan Ida Ayu Nyoman Rai, diberi nama kecil, Koesno. Ir. Soekarno, 44 tahun kemudian, menguak fajar kemerdekaan Indonesia setelah lebih dari tiga setengah abad ditindas oleh penjajah-penjajah asing.

Soekarno hidup jauh dari orang tuanya di Blitar sejak duduk di bangku sekolah rakyat, indekos di Surabaya sampai tamat HBS (Hoogere Burger School). Ia tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Jiwa nasionalismenya membara lantaran sering menguping diskusi-diskusi politik di rumah induk semangnya yang kemudian menjadi ayah mertuanya dengan menikahi Siti Oetari (1921).

No. 5/Thn.II/Feb/2011

Ia tinggal di rumah Haji Oemar Said

Tjokroaminoto, politisi kawakan

p e n d i r i S y a r i k a t I s l a m . J i w a

nasionalismenya membara lantaran

sering menguping diskusi-diskusi

politik di rumah induk semangnya

y a n g k e m u d i a n m e n j a d i a y a h

mertuanya dengan menikahi Siti

Oetari (1921).

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah ikan Sidat yang paling banyak mengkonsumsi pakan, baik pada pengamatan pagi hari maupun sore hari terdapat pada perlakuan udang rebon, diikuti perlakuan ikan

Keserasian antara media dengan materi pelajaran penting untuk merangsang siswa agar dapat membangkitkan motivasi belajar serta membantu dalam memahami materi, sehingga

Berdasarkan penelitiaan ini diperoleh bahwa penggunaan nilai kehancuran agregat (AIV) terendah memberikan nilai kadar aspal optimum yang kecil, nilai stabilitas

Berdasarkan definisi ini, mas}lah}at mursalah yang dimaksudkan dalam al-Istidla>l al-Mursal adalah mas}lah}at yang tidak ada pengakuan dari suatu dalil sebagai

Penelitian ini merupakan penelitian awal dari penelitian biodegradasi zat warna azo menggunakan bioreaktor membran konsekutif aerob-anoksik yang terdiri dari reaktor kontak

Keempat, keberadaan pondok pesantren Alhikamussalafiyah memberikan dampak terhadap kehidupan keagamaan masyarakat Purwakarta, diantaranya yaitu pendirian majelis

As illustrated above, the pedagogical skills obtained from the training can be useful to equip teachers with the knowledge and skill of presenting a lesson, giving instruction,

Perkawinan adalah ikatan, ikatan dalam arti nyata atau tidak nyata antara pria dengan wanita sebagai suami istri untuk tujuan membentuk keluarga, jadi perkawinan