• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keefektifan pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif terhadap hasil belajar siswa pada materi Garis dan Sudut di SMP N 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keefektifan pembelajaran matematika menggunakan paradigma pedagogi reflektif terhadap hasil belajar siswa pada materi Garis dan Sudut di SMP N 1 Yogyakarta"

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun oleh: Agustinus Rendi Aurumintarno NIM: 131414060. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMP N 1 YOGYAKARTA. Oleh: Agustinus Rendi Aurumintarno 131414060. Telah disetujui oleh:. Dosen Pembimbing. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd.. Tanggal: 31 Januari 2019. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Karena masa depanmu sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang” Amsal 23:18. “Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu” Matius 7:7-8. “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” Filipi 4:6. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Dengan ini saya menayatakan bahwa skripsi yang saya buat dan tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan/atau daftar pustaka sebagaimana mestinya karya ilmiah.. Yogyakarta, 4 Februari 2019 Penulis. Agustinus Rendi Aurumintarno. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Agustinus Rendi Aurumintarno. NIM. : 131414060. Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GARIS DAN SUDUT DI SMP N 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.. Yogyakarta, 4 Februari 2019 Yang menyatakan. Agustinus Rendi Aurumintarno. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Agustinus Rendi Aurumintarno.2019. Keefektifan Pembelajaran Matematika Menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Garis dan Sudut Di SMP N 1 Yogyakarta: Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan Padigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan melihat keefektifan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap hasil belajar matematika materi garis dan sudut pada kelas VII SMP 1 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 siswa kelas VIIA dan 32 kelas VIID. Pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PPR dilaksanakan di kelas VIIA sedangkan pembelajaran menggunakan model konvensional. Data yang dihasilkan dari penelitian ini adalah (1) data keterlaksanaan proses pembelajaran berupa lembar observasi yang akan akan dianalisis dengan menghitung presentase keterlaksanaan proses pembelajaran. (2) data hasil belajar berupa tes yang akan dianalisis dengan membandingkan rata-rata hasil tes siswa setelah mengikuti pembelajaran yang menggunakan dengan dan tanpa menggunakan PPR. Hasil analisis data hasil belajar siswa dengan menggunakan uji t, diperoleh nilai Sig (2-tiled) = 0,642. Sedangkan berdasarkan keterlaksanan proses pembelajaran menggunakan PPR sebesar 88, 8 %. Hasil penelitian menunjukan (1) keterlaksanaan pembelajaran menggunakan PPR terlaksana dengan baik, (2) Penggunaan pendekatan PPR tidak efekif terhadap pembelajaran matematika materi garis dan sudut.. Kata-kata kunci: Keefektifan, PPR, Keterlaksanaan Pembelajaran, Hasil Belajar, Garis dan Sudut.. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT Agustinus Rendi Aurumintarno.2019. The Effectiveness of Mathematics Learning in Using Reflective Pedagogy Paradigm Approach Toward Student Learning Outcomes in Line and Angle Materials at SMP N 1 Yogyakarta: Mathematics Education, Department of Mathematics and Natural Sciences Education, Teaching and Education Faculty, Sanata Dharma University. This study aimed to investigate the process of using Reflective Pedagogy Paradigm approach in mathematics learning and to investigate the effectiveness of using Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) with Contextual Teaching Learning (CTL) model toward students learning outcomes in line dan angle materials of the seventh grade in VII of SMP 1 Yogyakarta. This research is quasi-experimental study. The sample in this study were 32 students of VIIA class and 32 students of VIID class. The mathematics learning using the Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) approach was implemented in the VIIA class while learning uses conventional models. The data generated from this study are (1) data on the implementation of the learning process in the form of an observation sheet by calculating the percentage of implementation of the learning process. (2)The learning outcome data was in the form of tests that it would be compared to the average of test results between the activity which used PPR and without using PPR. Based on the data analysis of the test of the students learning result using t-test the value of Sig (2-tiled) is 0.642. While based on the implementation of the learning procces using PPR of 88, 8%. The results of the study showed that (1) the implementation of learning using PPR was well implemented (2) The use of the PPR effective than conventional models for learning mathematics in line and angle material.. Key words: Effectiveness, PPR, Implementation of Learning, Learning Outcomes, Lines and Angles.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji Syukur Tuhan Yesus Kristus atas limpahan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat lancar dan selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu, seperti: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan; 2. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 3. Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika; 4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam penyusunan skripsi; 5. Segenap dosen dan karyawan JPMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing serta memberikankan ilmu kepada peneliti selama belajar di Universitas Sanata Dharma; 6. Dra. Y. Niken Susanti, M.Pd., selaku Kepala sekolah SMP Negeri 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk penelitian serta pengambilan data; 7. Maria Roostika, S.Pd., selaku guru matematika kelas VII A dan VII D SMP Negeri 1 Yogyakarta; 8. Bapak, Ibu, Nita, Yuda yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan bantuan baik materi maupun non materi dalam proses penyusunan skripsi sehingga dapat selesai; 9. Frater Ferry Gamgenora yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dalam proses penyusunan skripsi dan sekaligus sebagai pembimbing rohani; 10. Sahabat-sahabatku AKJ Yuka, Tita, Wanda, Rizka, Intan, Dharma yang telah memberikan semangat;. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Teman-teman Pendidikan Matematika angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma yang telah berjuang bersama-sama serta semua pihak yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan skripsi masih ada keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi para pembaca.. Yogyakarta, 4 Februari 2019 Penulis. Agustinus Rendi Aurumintarno. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii MOTTO …………………………………………………………………………iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v LEMBAR PERNYATAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................... vi ABSTRAK .. …………………………………………………………………….vii ABSTRACT . ……………………………………………………………………viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6 D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 F.. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7. G. Batasan Istilah .............................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10 A. Kajian Teori ............................................................................................... 10 1.. Pengertian Belajar .......................................................................................... 10. 2.. Pembelajaran Matematika ............................................................................. 11. 3.. Hasil Belajar .................................................................................................... 12. 4.. Paradigma Pedagogi Reflektif ...................................................................... 14. 5.. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning ................................ 21. 6.. Keefektifan Pembelajaran ............................................................................. 25. 7.. Garis dan Sudut .............................................................................................. 26. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37 C. Hipotesis..................................................................................................... 38 D. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 38 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 39 B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 40 1.. Populasi ........................................................................................................... 40. 2.. Sampel ............................................................................................................. 41. 3.. Teknik Sampling ............................................................................................ 42. C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 43 D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 43 E. Bentuk Data Penelitian ............................................................................... 44 F.. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 44. G. Instrumen ................................................................................................... 45 H. Validitas dan Reabilitas.............................................................................. 47 1.. Validitas ........................................................................................................... 47. 2.. Reliabilitas ....................................................................................................... 49. I.. Metode Analisis Data ................................................................................. 51 1.. Analisis Data Keterlaksanaan Proses Pembelajaran .................................. 52. 2.. Analisis Data Hasil Belajar Siswa................................................................ 53. 3.. Kriteria Kefeektifan Pembelajaran ............................................................... 55. BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 56 A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 56 1.. Persiapan Penelitian ....................................................................................... 56. 2.. Pelaksanaan Penelitian................................................................................... 56. a.. Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan PPR ......................................... 56. b.. Pelaksanaan Pembelajaram Konvensional .................................................. 64. B. Hasil Penelitian .......................................................................................... 69 1.. Data Keterlaksanaan Proses Pembelajaran PPR ........................................ 69. 2.. Data Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 70. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. C. Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 72 1.. Hasil Post-Test I ............................................................................................. 73. 2.. Hasil Post-Test II ............................................................................................ 75. 3.. Hasil Perhitungan Rata-Rata Nilai Post-Test I dan Post-Test II dengan Uji Z ................................................................................................................. 77. D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 78. E.. 1.. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Menggunakan PPR ........................ 78. 2.. Keefektifan Penggunaan PPR dalam Pembelajaran Matematika ............ 79 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 79. BAB V PENUTUP ............................................................................................. 81 A. Kesimpulan ................................................................................................ 81 B. Saran ........................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 83 LAMPIRAN A ..................................................................................................... 85 LAMPIRAN B ................................................................................................... 198 LAMPIRAN C ................................................................................................... 220 LAMPIRAN D ................................................................................................... 244. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta ............................ 41 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I ................................................................. 46 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II................................................................ 46 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Butir Soal Post-test I .............................................. 48 Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Butir Soal Post-test I .............................................. 49 Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Tingkat Reliabilitas .............................................. 50 Tabel 4.1 Presentase Keterlaksanaan PPR ............................................................ 69 Tabel 4.2 Kelas Eksperimen ................................................................................. 70 Tabel 4.3 Kelas Kontrol ........................................................................................ 71 Tabel 4.4 Keterlaksanaan Pembelajaran Setiap Pertemuan .................................. 78. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Garis AB............................................................................................ 26 Gambar 2.2 Ruas Garis AB................................................................................... 26 Gambar 2.3 Sinar Garis AB .................................................................................. 26 Gambar 2.5 Garis Terletak Pada Bidang............................................................... 28 Gambar 2.6 Garis Sejajar Bidang.......................................................................... 28 Gambar 2.7 Garis Memotong Bidang ................................................................... 29 Gambar 2.8 Garis k dan l Merupakan Garis yang Sejajar ..................................... 29 Gambar 2.9 Garis k dan Garis l Saling Berhimpit ................................................ 30 Gambar 2.10 Langkah 1 dan 2 .............................................................................. 30 Gambar 2.11 Langkah 3 ........................................................................................ 30 Gambar 2.12 Langkah 1 ........................................................................................ 31 Gambar 2.13 Langkah 2 ........................................................................................ 31 Gambar 2.14 Langkah 3 ........................................................................................ 31 Gambar 2.15 Langkah 1 ........................................................................................ 32 Gambar 2.16 Langkah 2 dan 3 .............................................................................. 32 Gambar 2.17 Langkah 4 ........................................................................................ 32 Gambar 2.18 Langkah 5 ........................................................................................ 33 Gambar 2.19 Langkah 1 ........................................................................................ 33 Gambar 2.20 Langkah 2 dan 3 .............................................................................. 33 Gambar 2.21 Sudut PQR ....................................................................................... 34 Gambar 2.22 Sudut Berpelurus ............................................................................. 35 Gambar 2.23 Sudut Berpenyiku ............................................................................ 35 Gambar 2.24 Gambar Sudut Bertolak Belakang ................................................... 36 Gambar 2.25 Sudut-Sudut yang Dibentuk dari Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Garis Transvesal ............................................................................. 36. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran A.1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............... 86 Lampiran A.2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................... 131 Lampiran A.3: Lembar Kerja Siswa ................................................................... 156 Lampiran A.4: Daftar Nama Siwa Kelas Eksperimen ........................................ 188 Lampiran A.5: Daftar Nama Siwa Kelas Kontrol ............................................... 189 Lampiran A.6: Soal Tes Hasil Belajar ................................................................ 190 Lampiran B.1: Hasil Validasi Guru Matematika ................................................ 194 Lampiran B.2: Hasil Keterlaksanaan Proses Pembelajaran ................................ 195 Lampiran B.3: Hasil Belajar Siswa kelas Eksperimen........................................ 208 Lampiran B.4: Hasil Belajar Siswa kelas Kontrol .............................................. 212 Lampiran C.1: Analisis Uji Validitas Tes Hasil Belajar Post-Test I................... 217 Lampiran C.2: Analisis Uji Validitas Tes Hasil Belajar Post-Test II ................. 218 Lampiran C.3: Analisis Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Post-test I ................ 219 Lampiran C.4: Analisis Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Post-test II............... 220 Lampiran C.5: Analisis Data Tes Hasil Belajar .................................................. 221 Lampiran C.6: Hasil Perhitungan rata-rata menggunakan uji t........................... 223 Lampiran D.1: Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ............................... 225 Lampiran D.2: Dokumentasi Kegiatan ............................................................... 226. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan. merupakan. usaha. sadar. dan. terencana. untuk. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Siswa dituntut untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003). Menurut Sukmadinata (2009: 4), pendidikan berfungsi untuk membantu siswa dalam pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah positif. Dari pernyataan tersebut, tampak bahwa pendidikan dapat dijadikan sebagai sarana dalam membantu siswa dalam pengembangan semua potensi yang ada pada dirinya dan membantu dalam proses pembelajaran siswa lebih efektif. Menurut Miarso (2004) mengatakan bahwa efektivitas pembelajaran adalah ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal sama dikemukakan oleh Supardi (2013: 164-165) pembelajaran efektif adalah kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa dalam mencapai tujuan. 1.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan harapan semua orang tua siswa serta seluruh pihak yang terkait. Namun pada kenyataannya bahwa terkadang harapan tersebut seringkali tidak tewujud. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor antara lain siswa itu sendiri, perangkat pembelajaran yang digunakan, guru dan orang tua. Siswa terkadang tidak memperhatikan dan mendengarkan ketika pembelajaran, sehingga pembelajaran di kelas tidak akan berjalan efektif. Perangkat pembelajaran sangatlah penting untuk menunjang dalam proses pembelajaran karena dengan perangkat pembelajaran yang baikpula pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif. Dengan pembelajaran yang efektif, siswa dapat mudah dalam memahami pembelajaran. Sehingga dengan perangkat pembelajaran yang baik maka siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik. Guru mempunyai peran dalam penyelenggaran pendidikan, dengan kecakapan yang dimiliki guru dalam mengkomunikasi pembelajaran, maka pembelajaran dapat berjalan efektif. Orang tua juga memiliki peran penting dalam mendidik anaknya dalam belajar, dengan kebiasaan yang sering tanamkan kebiasaan belajar di rumah maka diharapkan menjadi siswa aktif dalam pembelajaran di kelas. Sebagai seorang guru, guru harus punya strategi dalam menyampaikan suatu materi pelajaran. Guru harus selektif menentukan strategi belajar agar siswa dapat memahami materi tesebut dengan mudah, terlebih dimata pelajaran matematika, dari observasi yang pernah penulis lakukan ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Penulis melihat beberapa siswa cenderung tidak memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran matematika merupakan momok bagi siswa. Siswa cenderung tidak menyukai pelajaran matematika karena rumus dan hafalan yang banyak. Penulis menarik kesimpulan bahwa siswa hanya cenderung menghafalkan rumus tetapi tidak memahami konsep secara mendalam. Guru hanya menjelaskan konsep materi dan latihan-latihan soal. Guru cenderung mengajar di depan kelas dan tidak berkeliling di kelas. Guru mengajarkan materi pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional sehingga siswa cenderung kurang aktif dalam pembelajaran. Siswa kurang kritis dalam menanggapi pertanyaan yang diberikan guru. Guru hanya mengejar nilai kompetensi di dalam pembelajaran. Menurut Dominuco (dalam Hartana dkk, 2016: 766), proses pembelajaran yang seharusnya adalah bagaimana mengintegrasikan nilainilai kemanusiaan dalam setiap materi ajar sehingga para siswa tidak hanya berkembang sisi kompentensinya (competence), tetapi juga terolah sisi hati nuraninya (conscience) dan sisi bela rasanya kepada sesama (compassion). Ketiga hal tersebut merupakan proses pembelajaran menggunakan paradigma pedagogi reflektif. Menyikapi fenomena di atas, maka akan lebih baik bila proses pembelajaran jika menerapkan paradigma pedagogi reflektif. Paradigma pedagogi reflektif ini meliputi 5 unsur yaitu konteks, pengalaman, refleksi,.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. aksi dan evaluasi. Cara pandang tersebut mengacu pada 3 aspek yaitu Competence, Conscience, dan Compasssion. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran ini tidak hanya tentang nilai kognitif tetapi mengembangkan suara hati dalam mengambill keputusan erta dapat merefleksikanya dan selanjutnya melakukan aksi nyata. Menurut Subagya (2008:39) PPR merupakan pola pikir dalam menumbuh kembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Pribadi kemanusiaan adalah pribadi yang menunjang tinggi nilai kemanusiaan seperti pesaudaraan, solidaritas, kerjasama. Pola pikir tersebut berupa siswa diberi pengalaman tentang nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan dan dapat merefleksikan pengalaman tersebut, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa tersebut dapat membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Melalui. strategi/metode. pembelajaran. tersebut,. siswa. diharapkan. mengalami sendiri (bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu). Refleksi diharapkan dapat membuat siswa yakin pada dirinya sendiri dari pengalaman yang diperoleh (bukan hanya mematuhi patuh pada tradisi melainkan mengambil makna nya). Aksi diharapkan agar siswa dapat bertindak secara inisiatif dari hasil refleksi. Menurut Subagya (2012:23) menjelaskan bahwa PPR menuntut pembentukan pribadi manusia secara utuh yang melalui proses pembentukan yang unggul agar terwujudnya semua bakat dan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam PPR terdapat beberapa komponen seperti.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Sehingga dengan adanya pembelajaran menggunakan PPR, siswa dapat mejadi pribadi yang lebih unggul. Hasil uji coba perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Fransisca Bertania Delani (2017), menunjukkan bahwa kualitas perangkat pembelajaran dengan pendekatan PPR dan menggunakan model pembelajaran CTL pada materi garis dan sudut diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 3, 81 dan tertermasuk kategori “baik” (3,414,21) serta hasil rata-rata respon siswa yang diperoleh terhadap hasil pembelajaran garis dan sudut 99.50 yang termasuk kategori “bagus” (95.2 < 𝑥 ≤117,6). Perangkat ini masih pada tahapan revisi produk. Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian lanjutan untuk melihat keefektifan pembelajaran matematika pada materi garis dan sudut. Berdasarkan permasalah di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Keefektifan Pembelajaran Matematika Menggunakan PPR Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Garis dan Sudut di SMP N 1 Yogyakarta”. B. Identifikasi Masalah Beberapa latar belakang yang diuraikan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Siswa tidak memiliki ketertarikan terhadap matematika 2. Kondisi kelas yang terkadang tidak kondusif..

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 3. Siswa merasa bahwa guru dalam pengajarannya cenderung menjelaskan dan setelah itu memberikan latihan soal 4. Hasil belajar kurang maksimal. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan ini tidak meluas, maka peneliti membatasi masalah yang diteliti di SMP Negeri 1 Yogyakarta. Adapun Pembatasan masalah tersebut antara lain: 1. Penelitian ini dibatasi pada siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta menggunakan 2 kelas yaitu VII A yang berjumlah 32 siswa dan VII D yang berjumalah 32 siswa. 2. Materi yang dijadikan penelitian ini adalah garis dan sudut. 3. Hasil belajar dilihat dari nilai post-test 4. Penelitian ini membandingkan 2 model yaitu Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang mengakomodasi Contextual Teaching Learning (CTL) dan model kovensional. D. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keterlakasanaan pembelajaran menggunakan PPR pada materi garis dan sudut pada kelas VII SMP N 1 Yogyakarta?.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 2. Bagaimana keefektifan pembelajaran PPR dengan model CTL terhadap hasil belajar matematika materi sudut dan garis pada kelas VII SMP N 1 Yogyakarta?. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk melihat keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan paradigma pedagogi reflektif dan menggunakan model konvensional 2. Untuk melihat kefektifan model pembelajaran terhadap hasil belajar pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat yang telah meliputi: 1. Bagi Guru Digunakan untuk masukan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran dapat inovatif dan kreatif agar pembelajaran lebih efektif. 2. Bagi Peneliti Mengetahui keefektifan pembelajaran matematika menggunakan PPR terhadap hasil belajar siswa pada materi garis dan sudut pada kelas VIII di SMP Negeri 1 Yogyakarta..

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 3. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran bukan hanya menjadi pendengar saja melainkan turut aktif bekerja, bertanggung jawab serta siswa lebih dapat berinteraksi dengan teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran matematika.. G. Batasan Istilah Agar tidak menimbulkan kesalahpahaman akan maksud dari penelitian ini, maka perlu adanya pembatasan istilah yang digunakan sebagai berikut: 1. Paradigma Pedagogi Reflektif adalah suatu pola pikir dalam pembelajaran yang meliputi 5 unsur yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran PPR terdiri dari 3 yakni competence, conscience, dan compassion. 2. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah model pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menerapkan konsep belajar dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. 3. Efektif adalah suatu pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan secara tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menemukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. 4. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman pembelajaran berupa aspek kognitif dan psikomotor 5. Garis adalah himpunan titik-titik kontinu yang dapat diperpanjang dikedua arah. 6. Sudut adalah bangun yang dibentuk dari dua buah garis yang titik pangkalnya bersekutu. 7. Perangkat pembelajaran adalah perangkat yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran yang meliputi RPP, Silabus, LKS..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan. yang. menghasilkan. perubahan-perubahan. dalam. pengetahuan, pemahaman ketrampilan dan sikap (W.S Eingkel, 1996: 53) Menurut Surya (1981: 32) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Gagne (Dahar 1993: 76) bahwa belajar adalah sebuah proses tingkah laku yang meliputi perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis kinerja.. 10.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. Beberapa penjabaran di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan setiap individu untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.. 2. Pembelajaran Matematika Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 menyatakan bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar’’. Dari Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa dalam pembelajaran sesungguhnya tidak sebatas interaksi guru dan sisiwa, melainkan juga melibatkan juga pihak lain yaitu sumber belajar, model pembelajaran, ataupun lingkungan belajar Menurut Heruman (2007: 4) Pembelajaran matematika tidak hanya hasil akhirnya saja yang diperoleh melainkan proses untuk menghasilkannya, jika dalam pembelajaran menggunakan rumus maka seharusnya siswa diberitahu rumus tersebut. Menurut Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Menurut Arikunto (1993: 12) Mengemukakan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah bantuan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut. Susanto. (2013:. 186-187). menegaskan. bahwa. pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, siswa dapat meningkatkan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran. Beberapa definisi pembelajaran dari para ahli di atas, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses yang dirancang untuk memungkinkan siswa dapat berpikir secara kreaktif serta dapat memahami konsep-konsep matematika.. 3. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2005: 22), hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kingsley (dalam Sudjana, 2005: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, serta sikap dan cita-cita. Sedangkan Gagne (dalam.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. Sudjana, 2005: 22) membagi hasil belajar menjadi lima kategori, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap dan keterampilan motoris. Dimiyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar meruapakan hasil dari suatu interaksi tindak bealajar dan tindak mengajar. Menurut Bloom (dalam Supriyjono, 2010: 6-7), hasil belajar mencakup kemampuan kogniitf, afektif, dan psikomotork. Domain kognitif adalah Konwledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,. menjelaskan,. (menerapkan),. analysis. meringkas,. (menguraikan,. contoh),. application. menentukan. hubungan),. synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),. responding. (memberikan. respon). valuing. (nilai),. organization (organisasi), dan characterization (karakteristik). Menurut Susanto (2013: 5) hasi belajar adalah perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan. pengertian. hasil. belajar. di. atas,. peneliti. menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami pengalaman pembelajaran tersebut berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. 4. Paradigma Pedagogi Reflektif Menurut Tim Redaksi Kanisius (2008: 39), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Melalui dinamika pola pikir tersebut,. siswa. diharapkan. mengalami. sendiri. (bukan. hanya. mendapatkan informasi karena diberi tahu). Melalui refleksi diharapkan siswa yakin sendri (bukan patuh karena peraturan), melalui aksi siswa yakin berbuat dari kemauannya sendiri (bukan karena ikut-ikutan). Pembentukan kepribadian diharapkan dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa nantinya memiliki komitmen untuk memperjuangkan kehidupan bersama yang lebih adil, bersaudara, bermartabat, melestarikan lingkungan hidup, dan lebih menjamin kesejahteraan umum. Menurut Suparno (2015: 18), Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah bukan hanya sekedar metode pembelajaran melainkan suatu pedagogi. Pedagogi merupakan pendekatan, cara guru untuk mendampingi siswa sehingga siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh. Peneliti menyimpulkan bahwa paradigma pedagogi reflektif adalah pola pikir yang membentuk kepribadian siswa menjadi pribadi yang menumbuhkembangkan dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan. Menurut Suparno (2015: 21), terdapat lima komponen dalam pelaksanaan pembelajaran PPR sebagai berikut:.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. 1) Komponen Dalam Proses PPR Komponen dalam PPR terdiri dari: konteks, pengalaman, refleksi, tindakan, dan evaluasi a. Konteks Menurut Tim P3MP-LPM (2013: 13) konteks adalah deskripsi tentang “dengan siapa’ berinteraksi, “bagaimana” latar belakang dan pengalaman hidupnya, “ dimana”. dan. “seperti. apa”. lingkungan. tempat. berinteraksinya. “apa” yang diharapkan muncul dari interaksi tersebut, serta “mengapa” mengikuti proses pembelajaran ini. Konteks akan membantu guru menentukan bentuk dan cara pemberian pengalaman melalui siswa dapat menarik makna dari pengalamannya selama belajar. Menurut Suparno (2015: 21-22) guru perlu mengerti konteks siswa mengerti konteks siswa, lingkungan dan sekolah, tempat dimana akan dilakukan proses. pembelajaran.. Perbedaan. konteks. akan. mempengaruhi pengalaman, metode pembelajaran, metode pembelajaran dan pendekatan yang akan dilakukan kepada siswa. Berdasarkan yang dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa konteks adalah gambaran untuk.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. guru mengenai latar belakang siswa agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik b. Pengalaman Menurut Tim P3MP-LPM (2012: 16) bahwa pengalaman tahap pengalaman ini, siswa diajak untuk melakukan kegiatan yang memuat tidak hanya aspek kognitif (pemahaman materi) tetapi juga aspek afektif (perasaan/penghayatan). Menurut Suparno (2015: 28) adalah suatu kejadian yang sungguh terjadi dilakukan dan dialami yang dapat menyentuh pikiran, hati, kehendak, perasaan, maupun hasrat siswa. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pengalaman adalah suatu kejadian atau kegiatan yang memuat aspek kognitif dan juga aspek afektif. Sehingga siswa dapat menguasai langsung pembelajaran tersebut. c. Refleksi Menurut Subagya (2012: 53) bahwa refleksi merupakan inti dari pembelajaran dengan berbasis PPR. Melalui. Refleksi. siswa. diharapkan. siswa. dapat. memahami arti dan nilai tentang apa yang sedang dipelajari dan dapat menerapkannya..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Menurut TIM P3MP-LPM (2012: 18-19) bahwa refleksi berarti mengadakan pertimbangan seksama dengan menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, dan perasaaan menyangkut bidang ilmu, pengalaman, ide, tujuan yang diinginkan atau reaksi spontan untuk menangkap makana dari apa yang dipelajari. Menurut Suparno (2015: 33) bahwa pada tahap ini siswa dibantu untuk menggali pengalaman mereka sedalam-sedalamnya dan seluas-luasnya, dan mengambil makna bagi hidup pribadi, hidup bersama, dan hidup bermasyarakatan. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa refleksi adalah suatu kegiatan dimana siswa diharapkan dapat mengambil nilai-nilai dari sebuah pengalaman tersebut. d. Aksi Menurut TIM P3MP-LPM (2012: 29) aksi atau tindakan. adalah. kegiatan. yang. mencerminkan. pertumbuhan batin berdasarkan pengalaman yang telah direfleksikan. Tindakan selalu mencakup dua tahap yaitu pilihan batin (Refleksi dari pengalaman) dan manifestasi (perwujudan nyata) yang dapat dipertanggungjawabkan..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. Menurut Suparno (2015: 37) bahwa aksi adalah tindakan entah batin atau sudah tindakan psikomotorik yang dilakukan siswa setelah mereka merefleksikan pengalaman belajarnya. Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa aksi adalah suatu tindakan yang menghasilkan sebuah sikap diri yang berubah ke arah lebih baik serta adanya tindakan nyata yang dapat dipertanggungjawabkan. e. Evaluasi Evaluasi bertujuan untuk melihat ketercapaian siswa dalam proses pembelajaran dilihat dari sisi akademik. Evaluasi juga digunakan dalam penerapan PPR. secara keseluruhan bagaimana seluruh proses PPR itu terjadi dan berkembang. Menurut Suparno (2015: 40), evaluasi bertujuan untuk melihat secara keseluruhan bagaimana seluruh proses PPR itu terjadi dan berkembang. Dalam hal ini, dalam proses pengalaman, refleksi dan aksi perlunya evaluasi agar pembelajaran tersebut apakah berjalan dengan baik. Jadi evaluasi adalah kegiatan untuk mengukur proses dan hasil belajar sisswa dan untuk.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. mengetahui unsur-unsur PPR apakah terlaksana dengan baik atau tidak. 2) Competence, Conscience, Compassion (3C) Tim P3MP-LPM USD (2012) menjelaskan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) sebagai berikut. Competence embraces a broad spectrum of abilitiesacademic proficiency (including the ability to reason reflectively, logically, critically, imaginatively, and creatively art, sport, and leisure, and effective communication skills. A person of conscience discerns what is right, good, and true, and has the courage to do it, take a stand when necessary, has a passion for social justice and is an influential leader in their community. Such a person is a person of integrity. A compassionate person generously responds to those who are in greatest need who walk with others to ompower them, in solidarity and empathy. Pendapat di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut, competence. adalah. kemampuan. akademik,. termasuk. kemampuan untuk berpikir reflektif, logis, kritis, imajinatif, dan kreatif, keterampilan teknologi dan kejuruan: apresiasi seni kreatif, olahraga, dan rekreasi; serta keterampilan komunikasi yang efektif. Conscience adalah kemampuan untuk menentukan yang baik dan benar, memiliki keberanian untuk melakukannya,.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. mampu mengambil sikap bila diperlukan, serta memiliki semangat untuk keadilan sosial. Compassion adalah kemampuan untuk memiliki rasa solidaritas dan empati pada orang lain. Menurut Suparno (2015: 19) competence, conscience, dan compassion adalah sebagai berikut. Competence. berarti. menguasai. ilmu. pengetahuan/keterampilan sesuai bidangnya. Siswa dapat menguasai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat mejadi cerdas dan berkompeten dalam bidang akademik. Conscience berarti siswa mempunyai hati nurani dalam bertindak atau melakukan sesuatu hal. Suara hati ini dapat digunakan siswa untuk menentukan bagaimana ia harus bersikap atau membedakan hal-hal yang benar dan salah sehingga diharapkan dapat melakukan hal-hal yang benar. Compassion berarti siswa mempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan, punya kepedulian pada orang lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa PPR adalah suatu pola pikir dalam pembelajaran yang meliputi 5 unsur yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Evaluasi dalam pembelajaran PPR terdiri dari 3 yakni competence, conscience, dan compassion..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 5. Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning Menurut Trianto (2010: 105), CTL menekankan pada berpikir tingkat lebih tinggi, pengumpulan informasi, penganalisaan informasi, pensistensisan informasi dari berbagai sumber dan pandangan. Model ini lebih berbasis pada konteks kehidupan sehari-hari, sehingga diperlukan pemikiran kritis dan kreatif dalam memecahkan masalah. Hal ini juga ditegaskan oleh Tukiran dkk (2011: 49) yang menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nayata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan anatara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menyimpulkan bahwa CTL adalah model pembelajaran yang membantu siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menerapkan konsep belajar dalam kehidupan sehari-hari.. Menurut Daryanto (2012: 155-157) pembelajaran kontekstual (CTL) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: 1. Konstruktivisme Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi’ bukan menerima pengetahuan. Proses “mengkonstruksi’ ini juga dapat didukung.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. dengan pembelajaran mandiri, Karena menurut Elaine (2010; 152-153) pembelajaran mandiri adalah suatu proses belajar yang mengajak siswa melakukan tindakan mandiri yang melibatkan satu orang atau satu kelompok. Tindakan mandiri ini dirancang untuk. menghubungkan. penegtahuan. akademik. dengan. kehidupan siswa sehari-hari secara sedemikian rupa untuk mencapai tujuan yang bermakna. Jadi pada tahap ini siswa diajak mengkonstruksikan pengetahuan yang diperolehnya dengan menghubungkan pengetahuan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. 2. Inkuiri Komponen ini merupakan perpindahan dari pengamatan menjadi. pemahaman. dan. siswa. belajar. menggunakn. keterampilan berpikir kritis. Karena menurut Elaine (2010: 185) dengan berpikir kritis memungkinkan siswa menemukan kebenaran di tengah kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari. Sehingga sedikit demi sedikit akan membangkitkan kebiasaan berpikir dengan baik, berpikir terbuka, mendengarkan orang lain dengan tulus. Berpikir sebelum bertindak, mendasari kesimpulan dengan bukti kuat, dan mealtih imajinasi (Elaine, 2010: 182). Jadi pada tahap ini siswa belajar menggunakan ketrampilan dalam berpikir kritis.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. untuk memungkinkan siswa menemukan kebenran terhadap kejadian dan informasi yang mereka alami setiap hari. 3. Bertanya Kegiatan ini meliputi kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa. Hal ini juga ddukung oleh Elaine (2010: 159) bahwa guru dapat membantu anak-anak sejak mereka mengawali perjalanan untuk menjadi pelajar yang aktif dan mandiri. Untuk bisa berhasil, pelajar yang mandiri haruslah bisa mengajukan pertanyaanpertanyaan yang menarik. Pertanyaan yang mereka buat membantu mereka untuk menemukan kaitan antara pelajaran di kelas dengan situasi yang mereka alami baik di sekolah, di rumah, maupun sebagai anggota masyarakat. Mereka juga menajdi termotivasi dari dalam diri untuk menemukan kaitan antar pelajaran di kelas dengan situasi yang mereka alami baik di sekolah, di rumah, maupun sebagai anggota masyarakat. Mereka juga menjadi termotivasi dari dalam diri untuk menyelesaikan masalahmasalah yang menarik dan menyesuaikan posisi mereka untuk ambil bagian dalam persoalan-persoalan penting (Elaine, 2010: 160). Jadi pada tahap ini guru membimbing dan menfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat termotivasi dalam menyelesaikan masalah..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 4. Masyarakat Belajar Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar sendiri. Para siswa dapat saling tukar pengalaman dan berbagi ide. Menurut Elaine (2010: 164) dengan bekerja sama anggota kecil akan mampu mengatasi, berbagai rintangan, bertindak mandiri dengan bakat setiap anggota kelompok, mengeluarkan pendapat, mempercayai orang lain, dan mengambil keputusan. Jadi pada tahap ini siswa diajak untuk dapat bekerja sama dengan kelompok dalam mengatasi masalah. 5. Pemodelan Bagian merupakan proses penampilan dari suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar. Jadi pada tahap ini siswa diajak untuk memodelkan 6. Refleksi Kegiatan ini meliputi cara berpikir tentang apa yang telah dipelajari dan mencatat apa yang telah dipelajari. Pada tahap ini siswa diajak untuk merefleksikan hal yang didapat selama proses pembelajaran. 7. Penilaian yang sebenarnya (Penilaian Autentik) Kegiatan ini mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa, penialian produk (kinerja), tugas-tugas yang relevan dan kontekstual. Menurut Elaine (2010: 288-296) penilaian autentik.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. mengajak para siswa untuk menerapkan pengetahuan akademik dalam konteks dunia nyata untuk tujuan yang bermakna. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa CTL adalah model pembelajaran yang berguna untuk memfasilitasi/ mendorong siswa agar dapat berpikir kritis dan kreatif dalam menerapkans konsep belajar dalam kehidupan nyata.. 6. Keefektifan Pembelajaran Pengertian. keefektifan. pembelajaran. secara. umum. menunjukkan seberapa jauh tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang terlebih dahulu ditentukan. Menurut Nana Sudjana (1990:50) efektivitas dapat diartikan sebagai tindakan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat membawa hasil belajar secara maksimal. Keefektifan proses pembelajaran berkaitan dengan jalan, upaya teknik dan strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan tersebut secara optimal. Sumardi Suryasubrata (1990:5), keefektifan adalah tindakan atau usaha yang membawa hasil. Francisca (dalam Kartika Budi, 2001:48), mengatakan suatu kefetifitas selain mengacu pada proses, juga mengacu pada hasil yaitu peringkat prestasi akademik yang dicapai siswa melalui tes (ujian) baku. Sehingga pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai sesuai.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. tujuan yaitu keberhasilan pada prestasi akademik siswa. Pembaljaran dikatakan berhasil jika siswa telah tuntas KKM setidak-tidaknya 75% dari seluruh siswa dalam kelas (Mulyana, 2014: 131). Nilai KKM pada mata pelajaran matematika di SMP N 1 Yogyakarta adalah 72. Dari pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa keefektifan pembelajaran adalah keberhasilan dari suatu pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yang dilihat dari hasil belajar secara maksimal. 7. Garis dan Sudut Menurut Leff (2009), garis adalah himpunan titik-titik yang kontinu dapat diperpanjang di kedua arah. A. B. ⃡⃗⃗⃗⃗ ) Gambar 2.1 Garis AB (𝑨𝑩. Menurut Leff (2009:3), ruas garis adalah bagian dari garis yang terdiri dari dua titik ujung yang disebut titik akhir dan himpunan semua titik diantaranya. A. B. ̅̅̅̅) Gambar 2.2 Ruas Garis AB (𝑨𝑩. Menurut Leff (2009: 4), sinar garis adalah bagian dari garis yang hanya memiliki satu titik ujung dan himpunan semua titik pada ujung lainnya . A. B. ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ) Gambar 2.3 Sinar Garis AB (𝑨𝑩.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Menurut Smith (1956: 9), Sudut adalah suatu daerah yang terbentuk dari dua garis lurus yang bertemu pada suatu titik. Titik itu disebut titik sudut dan garis-garis tersebut disebut sisi-sisi sudut.. Hubungan Antara Titik, Garis dan Sudut 1. Letak Suatu Titik Pada Suatu Garis Lurus Menurut Hadiwijojo (1973:10-11), letak suatu titik pada suatu garis lurus ditentukan jika diambil suatu titik pada garis tersebut. Titik Tertentu itu kemudian diberi nama titik asal. Suatu titik pada suatu garis lurus mempunyai satu koordinat yang disebut absis titik tesebut. Setiap titik pada garis menentukan suatu bilangan nyata yaitu absisnya, dan sebaliknya setiap bilangan nyata, menentukan letak suatu titik. 2. Letak Suatu Garis Pada Suatu Bidang Datar Menurut Hadiwidjojo (1973:13-14), Letak suatu titik pada suatu bidang datar tertentu apabila diketahui jarak-jarak titik itu dari sumbu-sumbu koordinat. Jarak-jarak ini diambil sejajar dengan sumbu-sumbu koordinat. Setiap titik dalam bidang menentukan sepasang bilangan nyata berurutan dan sebaliknya setiap pasang bilangan nayata berurutan menentukan satu titik pada bidang.. 3. Letak Garis Terhadap Bidang Datar a. Garis terletak pada bidang Menurut Hadiwijojo (1973: 55), agar suatu garis terletak dalam bidang, maka garis harus sejajar dengan bidang dan garis itu mempunyai titik yang terletak pada bidang tersebut..

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 𝜶 Gambar 2.5 Garis Terletak Pada Bidang. b. Garis sejajar bidang Menurut Hadiwijojo (1973:53), garis sejajar dengan bidang jika garis itu tegak lurus pada normal bidang. k. 𝛼 Gambar 2.6 Garis Sejajar Bidang. c. Garis memotong bidang Menurut Hadiwijojo (1973: 52). Mencari koordinat-koordinat titik potong garis dan bidang itu sama saja dengan mencari nilai x, y dan z yang memenuhi ketiga persamaan tesebut. Contoh diketahui persamaan garis 𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1 𝑧 − 𝑧1 = = =𝜆 𝑎 𝑏 𝑐 Dari persamaan tesebut diperoleh 𝑥 = 𝑥1 + 𝜆𝑎 , 𝑦 = 𝑦1 + 𝜆𝑏 , 𝑧 = 𝑧1 + 𝜆𝑐 , kemudian dicari nilai 𝜆 sedemikian sehingga 𝑥, 𝑦, 𝑧 memenuhi persamaan suatu bidang.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 0 𝐴(𝑥1 + 𝜆𝑎 ) + 𝐵(𝑦1 + 𝜆𝑏 ) + 𝐶(𝑧1 + 𝜆𝑐 ) + 𝐷 = 0 (𝐴𝑎 + 𝐵𝑏 + 𝐶𝑐 )𝜆 + 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 + 𝐷 = 0 Koordinat-koordinat titik potong garis dan bidang itu dapat diperoleh jika 𝐴𝑎 + 𝐵𝑏 + 𝐶𝑐 + 𝐷 ≠ 0 dan 𝐴𝑥1 + 𝐵𝑦1 + 𝐶𝑧1 + 𝐷=0. 𝜶 𝒌 Gambar 2.7 Garis Memotong Bidang. 4. Letak Suatu Garis Lurus Terhadap Garis Lurus Lain Menurut Hadiwidjojo (1973: 55), jika garis-garis lurus itu mempunyai persamaan-persamaan 𝑦 = 𝑚1 𝑥 + 𝑛1 dan 𝑦 = 𝑚2 𝑥 + 𝑛2 , maka berlaku pernyataan berikut ini. 1) Jika 𝑚1 = 𝑚2 dan 𝑛1 ≠ 𝑛2 , maka kedua garis itu akan sejajar. k l Gambar 2.8 Garis k dan l Merupakan Garis yang Sejajar. 2) Jika 𝑚1 = 𝑚2 dan 𝑛1 = 𝑛2 , maka kedua garis itu akan berhimpit..

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. k l Gambar 2.9 Garis k dan Garis l Saling Berhimpit. 5. Membagi Sebuah Ruas Garis Menjadi Dua Sama Panjang (Smith, 1956:5) Misal diketahui garis AB, bagilah garis tersebut menjadi dua bagian sama besar 1) Titik A sebagai pusat dan AB sebagai jari-jari kemudian gambarlah busur di setiap sisi AB 2) Titik B sebagai pusat. dan BA sebagai jari-jari kemudian. gambarlah busur di setiap sisi BA 3) Buatlah garis CD yang memotong garis AB di titik E. Sehingga AE = E. Gambar 2.10 Langkah 1 dan 2. Gambar 2.11 Langkah 3. 6. Membagi Sudut Menjadi Dua Bagian Sama Besar (Smith, 1956: 18) Misal diketahui ∠𝐴𝐵𝐶, bagilah sudut tersebut menjadi dua bagian sama besar..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Langkah-langkah sebagai berikut: 1) Titik B sebagai pusat, gambarlah busur yang memotong BC dengan jari-jari kurang dari panjang BA dan BC. Gambar 2.12 Langkah 1. 2) Menggunakan jari-jari jangka yang sama, dengan titik D dan titik E sebagai pusat busur kemudian buat busur yang saling berpotongan di titik F.. Gambar 2.13 Langkah 2. 3) Buatlah garis BG melalui titik B dan F. Sehingga garis BG membagi dua ∠𝐴𝐵𝐶. Gambar 2.14 Langkah 3.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. 7. Membuat Sebuah Sudut Yang Sama Dengan Sudut Yang Diketahui (Smith, 1956: 19) Misal diketahui ∠𝐴𝐵𝐶, buatlah sudut yang sama besar dengan ∠𝐴𝐵𝐶 Langkah-langkah sebagai berikut: 1) Buatlah garis ED yang bersesuain dengan sisi BA pada ∠𝐴𝐵𝐶. E adalah titik sudut dari sudut yang telah dibuat.. Gambar 2.15 Langkah 1. Gambar 2.16 Langkah 2 dan 3. 2) Titik B sebagai pusat, buatlah busur yang memotong BA di titik H dan BC di titik G 3) Titik E sebagai pusat, buatlah dengan jari-jari yang sama buatalah busur m memotong ED di J 4) Buatlah jarak H ke G pada susut yang diberikan sebagai jarijari, J sebagai pusat kemudian buatlah busur yang memotong busur m di titik K.. Gambar 2.17 Langkah 4.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. 5) Buatlah EF melalu titik E dan titik K. ∠𝐷𝐸𝐹 = ∠𝐴𝐵𝐶.. Gambar 2.18 Langkah 5. 8. Membuat Sebuah Garis Yang Tegak Lurus Dengan Garis Yang Sudah Diketahui Pada Sebuah Titik Di Garis Tersebut (Smith:1956: 24-25) Misalkan diketahui garis AB dengan titik C di garis tersebut. Buatlah sebuah garis yang berpotongan tegak lurus AB di titik C. Langkah-langkah sebagai berikut: 1) Titik C sebagai pusat, buatlah busur yang memotong AB di titik E dan di titik D dengan jari-jari kurang dari panjang garis AB.. Gambar 2.19 Langkah 1. 2) Titik D dan titik E sebagai pusat, buatalah busur yang akan saling berpotongan di titik F 3) Buatlah garis CG melalui titik C dan titik F. ̅̅̅̅ ⊥ 𝐴𝐵 ̅̅̅̅ di titik C 𝐶𝐺. Gambar 2.20 Langkah 2 dan 3.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. 9. Mengukur besar sudut dengan busur derajat Menurut Abbot (1959: 40), bususr derajat digunakan untuk mengukur sudut. Busur derajat biasanya terbuat dari plastik bening, sehingga ketika penggunaan untuk pengukuran suatu objek dapat terlihat jelas.. P. s. R Q Gambar 2.21 Sudut PQR. Untuk mengukur besar sudut, yang kaki sudutnya QP dan QR. kemudian busur derajat ditempatkan di QR pada skala 00 . Sehingga besar sudut ∠𝑃𝑄𝑅 adalah 300 10. Jenis-Jenis Sudut 1) Menurut Ariawan (2014: 9), sudut lancip merupakan sudut yang besar sudutnya lebih besar dari 00 dan kurang dari 900 2) Sudut Tumpul Menurut Ariawan (2014: 9), sudut tumpul merupakan sudut yang besar sudutnya lebih dari 900 dan kuarang dari 1800 3) Sudut Siku-Siku Menurut Ariawan (2014: 9), sudut siku-siku merupakan sudut yang besar sudutnya 900.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. 4) Sudut Lurus Menurut Ariawan (2014: 9), sudut lurus merupakan sudut yang besar sudutnya tepat 1800 5) Sudut Refleks Menurut Ariawan (2014: 9), sudut refleks merupakan sudut yang besar sudutnya lebih dari 1800 dan kuarang dari 3600 11. Hubungan Antar Sudut 1) Sudut Berpelurus, Berpenyiku dan Bertolak Belakang a. Sudut Berpelurus Menurut Ariawan (2014:9) sudut berpelurus (bersumplen) jika dan hanya jika jumlah kedua sudut tersebut 1800 Contoh: 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 1800 C. A. D B Gambar 2.22 Sudut Berpelurus. b. Berpenyiku Menurut. Ariawan. (2014:. 9),. sudut. berpenyiku. (komplemen) jika dan hanya jika jumlah besar kedua sudutnya 900 Contoh: 𝑚∠𝐴𝐵𝐷 + 𝑚∠𝐶𝐵𝐷 = 900 C. D. B. A Gambar 2.23 Sudut Berpenyiku.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. c. Sudut Bertolak Belakang Menurut Ariawan (2014: 9) sudut bertolak belakang jika titik sudut mereka sama dan kedua pasang kakinya membentuk sudut lurus. Contoh: 𝑚∠𝐴𝑂𝐶 = 𝑚∠𝐷𝑂𝐶 dan 𝑚∠𝐴𝑂𝐷 = 𝑚∠𝐶𝑂𝐵 A. D O. C B Gambar 2.24 Gambar Sudut Bertolak Belakang. 12. Hubungan sudut-sudut pada dua garis Sejajar Daerah A. Daerah B 1 4. 2 3. Daerah C. Daerah D 6. 5 8. 7. Daerah E. Daerah F. Gambar 2.25 Sudut-Sudut yang Dibentuk dari Dua Garis Sejajar yang Dipotong oleh Garis Transvesal. Menurut Ariawan (2004: 10), keterangan gambar sebagai berikut: a. Daerah C dan Daerah D adalah daerah diantara kedua garis b. Daerah A,B,E dan F adalah daerah diluar kedua garis c. t disebut garis transversal d. Daerah A, C, dan E adalah daerah sepihak terhadap transvesal t e. ∠1, ∠2, ∠8, ∠7 disebut sudut luar f. ∠3, ∠4, ∠5, ∠6 disebut sudut dalam g. ∠1 berseberangan dengan ∠2, ∠3, ∠6, ∠7 h. ∠1 dan ∠8, ∠2 dan ∠7 adalah sudut luar sepihak.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. i. ∠4 dan ∠5, ∠3 dan ∠6 adalah sudut dalam sepihak j. ∠1 sehadap dengan ∠5 k. ∠1 dan ∠3 adalah sudut bertolak belakang ((𝑚∠1 = 𝑚∠3) l. ∠3 dan ∠5 adalah sudut dalam berseberangan (𝑚∠3 = 𝑚∠5) m. ∠2 dan ∠8 adalah sudut luar bersebarangan (𝑚∠2 = 𝑚∠8) n. ∠5 dan ∠6 adalah sudut-sudut yang berdampingan (berpelurus) (𝑚∠5 = 𝑚∠6). B. Kerangka Berpikir Setiap siswa mempunyai karakteristik bermacam-macam dalam memahami setiap materi pembelajaran di kelas khususnya dalam pembelajaran matematika. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dikarenakan sulitnya memahami penjelasan yang disampaikan guru. Guru cenderung menyampaikan materi dengan model ceramah dan latihan soal. Siswa cenderung memiliki kebiasaan sikap pasif, individualis, bosan ketika proses pembelajaran di kelas. Hal tersebut membuat siswa akan mengalami kesulitan dalam menghadapi soal ulangan harian. Dengan demikian, proses pembelajaran matematika menggunakan pendekatan PPR dengan melibatkan siswa diharapkan siswa dapat aktif dan kritis dalam proses pembelajaran di kelas. Karakteristik Siswa. Model Pembelajaran PPR. Keterlaksanaan Pembelajaran. Hasil Belajar Siswa.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. C. Hipotesis Berdasarkan kajian teori dan kerangka yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis yang dirumuskan yaitu penggunaan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif lebih efektif daripada. menggunakan. model. konvensional. dalam. pembelajaran. matematika terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP N 1 Yogyakarta. D. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fransisca Bertania. Delani. (2017). menunjukkan. bahwa. kualitas. perangkat. pembelajaran dengan pendekatan PPR dan menggunakan model pembelajaran CTL pada materi garis dan sudut diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran adalah 3,81 dan teramasuk kategori “baik” (3,414,21). Penelitian Francisca Niken Titisari yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Program Geogebra pada pembelajaran matematika materi geometri terhadap motivasi dan hasil belajar di kelas X SMA Bokri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017”.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan ini adalah penelitian eksperimen (experimental). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali, kondisi yang terkendalikan di maksud adalah adanya hasil dari penelitian dikonversikan ke dalam angka-angka, untuk analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis statistik (Sugiyono, 2011: 72). Menurut Nana Sudjana (2005: 212), penelitian eksperimental merupakan penelitian untuk mengukur pengaruh suatu atau beberapa variabel terhadap variabel lain. Penelitian eksperimental berbeda dengan penelitian lain sebab penelitian ini menggunakan kelompok kontrol selain kelompok eksperimen. Menurut Sugiyono (2011: 72), metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Berdasarkan pendapat tersebut menyimpulkan bahwa penelitian eksperimental adalah metode yang digunakan untuk mengukur suatu perlakuan tertentu terhadap variabael dalam kondisi terkendali. Desain yang digunakan peneliti adalah eksperimental semu atau Quasi Experimental Design. Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari True Experimental Desgin, Desain ini mempunyai. 39.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40. kelompok kontrol, tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Bentuk. desain. quasi. eksperimen. yang. digunakan. adalah. Nonequivalent Control Group Design. Desain tersebut digunakan karena pada dasarnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh banyak faktor namun pada penelitian ini tidak dapat mengontrol semua varibel. Variabel yang dikontrol yaitu model pembelajaran PPR sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa adalah variabel terikat. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control grup design, hanya saja pada desain ini kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 78-79). Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa (Post-Test) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol akan dianalisis secara kuantitatif yang kemudian akan diambil kesimpulan apakah terdapat keefektifan terhadap penggunaan model pembelajaran PPR dan konvensional antara kedua kelas tersebut. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Sukardi (2008: 53), populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama-sama dan secara terencana menjadi target kesimpulan dan ahkir suatu penelitian..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41. Menurut Sugiyono (2011: 80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri: obyek.subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian. ditarik. kesimpulannya.. Sedarmayanti. (2011:. 121). menyatakan populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta. SMP Negeri 1 Yogyakarta merupakan sekolah yang terletak di Jl. Cik Di tiro No.29 Terban, Gondokusuman Yogyakarta. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta Kelas Jumlah Siswa VII A 32 VII B 32 VII C 32 VII D 32 VII E 32 VII F 32. 2. Sampel Menurut Sukardi (2008: 54), sampel adalah sebagaian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data. Syarat yang paling penting untuk memperlihatkan dalam menngambil sampel ada dua macam, yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus mewakili Menurut Sugiyono (2011: 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Senada dengan pernyataan tersebut, Sedarmayati (2011: 124) berpendapat bahwa.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42. sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa VII A dam VII D masing-masing kelas terdpat 32 siswa. Siswa di kelas VII A sebagai. kelas. eksperimen. yang. menerapakan. Pembelajaran. menggunkan Pardigma Pedagogi Reflektif dan siswa kelas VII D sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Teknik Sampling pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu: a. Probability Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, Sample random sampling, preoportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random fan cluster sampling (sampling area) b. Non Probability Sampling Merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota pupulasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi,.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43. sampling sistematis, sampling kupta, sampling incidental, sampling purposive, sampling jenuh, dan Snowball sampling (Sugiyono, 2011: 81-86). Peneliti menggunakan pengambilan sampel dengan teknik Nonprobability Sampling dengan sampling purposive. Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 124). Pertimbangan yang dimaksud pada penelitian ini adalah karena keterbatasan waktu, maka dalam pengambilan sampel dipilih dua kelas dengan kemampuan yang sama. Peneliti melihat nilai kedua kelas dari hasil UAS di semester ganjil. C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Pelaksanaan pengambilan data dilakukan di bulan Februari 2018 2. Tempat Penelitian dilaksanakan di kelas VII A dan VII D di SMP Negeri 1 Yogyakarta D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas atau Independent Variabel bebas adalah variable yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen (terikat) (Sugiyono, 2013:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44. penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran garis dan sudut di kelas VII SMP Negeri 1 Yogyakarta. 2. Variabel Terikat atau Dependent Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel kontrol atau terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII. E. Bentuk Data Penelitian 1. Data Hasil Belajar Siswa Data hasil belajar siswa berupa data kuantitatif. Data hasil belajar siswa menghasilkan nilai yang digunakan untuk mengukur ranah kognitif, Nilai tersebut diperoleh dari siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Data hasil keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dari observasi proses pembelajaran. Observasi tersebut berupa pengamatan melalui pedoman observasi. 2. Tes Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan soal tes kepada siswa. Soal tes tersebut berupa soal esai atau uraian yang diberikan sebanyak 2 pertemuan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa, soal diberikan kepada setiap siswa di kelas eksperimen dan siswa di kelas kontrol..

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45. G. Instrumen Pada penelitian ini terdapat dua macam instrumen penelitian yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. 1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran yang digunakan peneliti yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa.. RPP ini. dirancang sebanyak 5 pertemuan. Untuk jelasnya, RPP dengan pendekatan PPR dapat di lihat di Lampiran A1, sedangkan RPP tanpa pendekatan PPR dapat dilihat pada lampiran A2. 2. Instrumen Penelitian a. Pedoman observasi kisi-kisi Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati cara mengajar guru selama proses pembelajaran di kelas. NO Aspek yang diamati I Pendahuluan -Konteks II Inti Pembelajaran -Pengalaman III Penutup -Refleksi -Aksi -Evaluasi. Selengkapnya dapat dilihat dilampiran A.6 b. Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa (Post-test) Tes hasil belajar siswa merupakan tahap terakhir dalam proses pembelajaran. Tes hasil belajar siswa dilakukan sebanyak dua kali. Tes hasil belajar yang pertama untuk kompetensi dasar 3.12 dan 3.13, sedangkan tes hasil belajar yang kedua untuk kompetensi dasar 4.12 dan 4.13. Tes hasil belajar siswa bertujuan untuk mengetahui.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46. keefektifan penggunaan PPR dalam membantu memahami materi garis dan sudut di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut kisi-kisi Post-Test Tabel 3.2 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I No.. Kompetensi Dasar. 1.. 3.12 Menjelaskan sudut, jenis dudut, hubungan antar sudut, cara melukis sudut, membagi sudut, dan membagi garis. Indikator Soal. Memahami dan menjelaskan hubungan antar garis Menjelaskan kedudukan dua garis (sejajar, berhimpit, berpotongan) melalaui benda konkrit Membagi garis dengan menjadi beberapa bagian sama panjang Mengukur besar dengan busur derajat Menjelaskan perbedaan jenis sudut (siku, lancip, tumpul) Melukis sudut yang besarnya sama dengan yang diketahui Membagi sudut menjadi dua sama besar Memahami hubungan antar sudut untuk menentukan sudut berpelurus, sudut bertolak belakang, dan sudut berpenyiku 3.13 Menganalisis Menentukan sifat sudut jika dua hubungan antar sudut garis sejajar dipotong garis sebagai akibat dari dua tranvesal garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. No. Soal 1 2. 3 5 6 7 7 6. 8. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II No. Kompetensi Dasar. Indikator Soal. 1. 4.12 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut dan garis 4.13 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hubungan antar sudut sebagai akibat dari dua garis sejajar yang dipotong oleh garis transversal. Menggunakan sifat-sifat sudut dan garis untuk menyelesaikan soal Menyelesaikan soal seharihari dengan menggunakan sifat-sifat sudut yang terjadi jika dua garis sejajar dipotong oleh garis lain. No. Soal 1, 3, 4 2, 5.

Gambar

Gambar 2.2 Ruas Garis AB (
Gambar 2.5 Garis Terletak Pada Bidang
Gambar 2.8 Garis k dan l Merupakan Garis yang Sejajar  Gambar 2.7 Garis Memotong Bidang
Gambar 2.9 Garis k dan Garis l Saling Berhimpit
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap

Berdasarkan definisi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa perancangan sistem informasi akuntansi kas adalah perancangan sistem yang menyediakan

a. Penyusun kebijakan Pemerintah Daerah. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintah

Bilangan swirl yaitu bilangan nondimensional yang digunakan untuk menunjukkan kekuatan putaran (swirl) pada aliran putar, dan didefinisikan sebagai perbandingan antara momentum

Hasil analisa vegetasi gulma pada pertanaman jagung dengan lahan olah tanah maksimal (OTM) di Nagari Sungai Talang, Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota didapatkan

Tujuan kajian ini adalah untuk meninjau pandangan Bapak/Ibu terhadap motivasi berprestasi sikap terhadap manajemen peningkatan mutu pendidikan dan kinerja guru di sekolah

Praktik mengajar yang dilakukan oleh praktikan ini adalah praktik mengajar terbimbing. Praktik mengajar terbimbing yaitu praktikan melakukan proses belajar mengajar di