• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas VB pada materi pengukuran waktu melalui pembelajaran kontekstual SDN Perumnas Condongcatur"

Copied!
354
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA KELAS VB PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN PERUMNAS CONDONGCATUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh : Lutfi Lingga Ratih Gupita 121134027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv. PERSEMBAHAN. Puji dan syukur saya panjatkan kepada ALLAH S.W.T atas selesainya skripsi ini. Pada proses pembuatan skripsi ini tentulah banyak pihak yang turut serta mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu dengan rasa bangga saya mempersembahkan skripsi ini kepada: 1. Ayah dan Ibu tercinta, Bambang Dwi Santoso, S.Pd. dan Endang Sawitri, S.Pd yang tidak pernah lelah untuk memberikan dukungan baik secara moral dan material, doa, dan juga semangat. 2. Seluruh keluarga besar yang selalu memberikan motivasi, doa, dan dukungan yang dapat menambah semangat dalam menghadapi segala sesuatu. 3. Sahabat dan teman terkasih yang selalu mendampingi dalam berbagai situasi dan kondisi. 4. Teman-teman satu payung atas segala keterbukaan dan kerja sama dalam proses penyusunan skripsi ini. 5. Teman-teman satu kelas dan satu angkatan PGSD 2012 yang selalu berbagi pengalaman serta kesediaan untuk saling melengkapi selama proses perkuliahan di PGSD Sanata Dharma. 6. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang ikut andil dalam membantu saya dalam penyelesaian skripsi ini semoga selalu dilindungi dan diberkati oleh Tuhan. Amin.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v. MOTTO . Katakan aku BISA maka aku akan BERHASIL JANGAN. Katakan aku TIDAK BISA maka aku TIDAK AKAN BERHASIL. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vi. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii. ABSTRAK PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA SISWA KELAS VB PADA MATERI PENGUKURAN WAKTU MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL SDN PERUMNAS CONDONGCATUR Lutfi Lingga Ratih Gupita (121134027) Universitas Sanata Dharma 2016 Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada materi Pengukuran Waktu siswa kelas VB SDN Perumnas Condongcatur. Penelitian ini bertujuan untuk 1) medeskripsikan langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa 2) meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar, dan 3) meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan dengan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas VB SDN Perumnas Condongcatur berjumlah 25 siswa. Objek penelitian ini adalah hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan non tes. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara, dan tes tertulis berupa soal uraian. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif. Langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: membangun pengetahuan, siswa menyusun pertanyaan, siswa mencari dan menemukan data, siswa dibagi kedalam kelompok belajar, guru menggunakan media dalam pembelajaran, guru melakukan penilaian, dan siswa dan guru melakukan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan: siklus I hasil belajar sebesar 73,36, dan siklus II meningkat menjadi 87,44. Pencapaian KKM mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 42,85% meningkat pada siklus I menjadi 76%, dan siklus II menjadi 84%. Peningkatan nilai kemampuan berpikir kritis hasil kuesioner meningkat dari kondisi awal sebesar 63,80 (tidak kritis) menjadi 77,04 (cukup kritis) pada kondisi akhir. Persentase jumlah siswa minimal cukup kritis meningkat dari kondisi awal 32% menjadi 88% pada kondisi akhir. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis kelas VB SDN Perumnas Condongcatur. Kata kunci: Hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, pengukuran waktu, pembelajaran kontekstual.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ix. ABSTRACT STUDENT IMPROVEMENT OF MATHEMATIC LEARNING OUTCOME AND CRITICAL THINKING ABILITY OF CLASS VB IN TIME STUDY MATERIAL THROUGH CONTEXTUAL MATERIAL PERUMNAS CONDONGCATUR ELEMENTARY SCHOOL Lutfi Lingga Ratih Gupita (121134027) Sanata Dharma University 2016 This research was based on the low result of learning and critical thinking ability on the time study material of class VB Perumnas Condongcatur Elementary School. This study aimed to 1) describe the application the contextual learning to improvement of learning and mathematic critical thinking, 2) knowed improvement of learning outcomes, and 3) determine the improvement of students’ critical thinking ability. This research was Classroom Action Research. This research was with two cycles, each cycle consisted of two meeting. Subjects in this study were class VB Perumnas Condongcatur Elementary School totaling 25 students. The object of the research is the result of students’ learning and critical thinking ability. Data collection technique is in the form of tests and non test. The instruments of this research using questionnaires, observation, interview and written test in the form of analysis questions. Analysis of the data of this study used quantitative. Contextual learning steps consist of build knowledge, students prepare questions, the students find the data, students are divided into groups to learn, teachers use instructional media, teacher assessment, and students and teachers to reflect. The research result showed: In first cycle the learning outcomes of 73,36, in second cycle increased to 87,44. The minimum completennes criteria achievement obtained increased from initial condition of 42,85%, in first cycle increased to 76%, and in second cycle increased to 84%. Critical thinking ability questionnaire results increased from the initial condition with value 63,80 (not critical) to 77,04 (quite critical) on the end condition. Completennes percentage increased from 32% on the initial conditions to 88% on the final conditions. It could be concluded that contextual learning can improve learning outcomes and the ability to think critically of class VB Perumnas Condongcatur Elementary School. Keywords: learning outcome, critical thinking ability, time study, contextual learning.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI x. KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, dan bimbingan-Nya peneliti mampu menyelesaikan skripsi dengan judul: “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas VB pada Materi Pengukuran Waktu Melalui Pembelajaran Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur” sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada: 1. Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 5. Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan selalu terbuka apabila dimintai saran dan pendapat sehingga memperkaya peneliti. 6. Drs. Mukija, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah SD Negeri Perumnas Condongcatur yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xi. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xii. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………....ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………......iv HALAMAN MOTTO …………………………………………………………...v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….....vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………….....vii ABSTRAK ……………………………………………………………………..viii ABSTRACT ……………………………………………………………………. ix KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. x DAFTAR ISI ………………………………………………………………........xii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………......xiv DAFTAR TABEL ………………………………………………………….......xv DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………. xiii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..... 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..... 1 B. Identifikasi Masalah ……………………………………………………....6 C. Batasan Masalah ………………………………………………………......7 D. Rumusan Masalah ………………………………………………………...7 E. Tujuan Penelitian ………………………………………………………....8 F. Manfaat Penelitian ………………………………………………………..8 G. Definisi Operasional ……………………………………………………. 10 BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………….11 A. Kajian Teori ……………………………………………………………..11 1. Belajar ……………………………………………………………… 11. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiii. 2. Hasil Belajar ………………………………………………………... 13 3. Berpikir Kritis …………………………………………………….....21 4. Matematika ……………………………………………………….... 28 5. Pembelajaran Kontekstual ........................ ………………………......30 B. Penelitian yang Relevan ………………………………………………....34 C. Kerangka Berpikir …………………………………………………….....37 D. Hipotesis Tindakan ……………………………………………………....39 BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………... 40 A. Jenis Penelitian ………………………………………………………......40 B. Setting Penelitian ……………………………………………………......42 C. Persiapan ………………………………………………………………...43 D. Rencana Setiap Siklus …………………………………………………...44 E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………………....53 F. Instrumen Penelitian …………………………………………………......56 G. Teknik Pengujian Instrumen ………………………………………….....63 H. Teknik Analisis Data ………………………………………………….....70 I. Jadwal Penelitian ………………………………………………………...81 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………..... 82 A. Hasil Penelitian ……………………………………………………….....82 B. Pembahasan …………………………………………………………… 132 BAB V PENUTUP ………………………………………………………… 139 A. Kesimpulan …………………………………………………………. 139. B. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………… 140 C. Saran …………………………………………………………………. 141. DAFTAR REFERENSI …………………………………………………… 142 LAMPIRAN ………………………………………………………………… 148. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xiv. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Peta Konsep Materi Pengukuran ………………………………….. 30 Gambar 2.2 Hubungan Antar Satuan Waktu ………………………………….... 30 Gambar 2.3 Literatur dari Penelitian Terdahulu ……………………………….. 37 Gambar 3.1 Model PTK Kemmis dan Mc. Taggart ……………………………. 41 Gambar 4.1 Rata-Rata Hasil Belajar ……………………………………….......127 Gambar 4.2 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar ………………………….......128 Gambar 4.3 Hasil Penelitian Kemampuan Berpikir Kritis …………………......129 Gambar 4.4 Persentase Jumlah Siswa yang Kritis …………………..................130 Gambar 4.5 Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis ………………......131. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xv. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis ………………………... 26 Tabel 2.2 Indikator Keterampilan Berpikir Kritis …………………………….... 26 Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran ………... 56 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ………………………………………………………………… 57 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kritis ………………………………. 58 Tabel 3.4 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ……………… 60 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ……………………………………. 61. Tabel 3.6 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………. 62 Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Validasi ……………………………………….. 64. Tabel 3.8 Hasil Validasi Silabus ……………………………………………… 64 Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP ………………………………………………….. 65 Tabel 3.10 Hasil Validasi LKS ………………………………………………… 67 Tabel 3.11 Hasil Validasi Soal Evaluasi ……………………………………….. 68 Tabel 3.12 Hasil Validasi Kuesioner …………………………………………... 69 Tabel 3.13 PAP Tipe 1 …………………………………………………………. 73 Tabel 3.14 Kriteria Indikator 1 ………………………………………………… 75 Tabel 3.15 Kriteria Indikator 2 ………………………………………………… 75 Tabel 3.16 Kriteria Indikator 3 ………………………………………………… 75 Tabel 3.17 Kriteria Indikator 4 ………………………………………………… 76 Tabel 3.18 Kriteria Indikator 5 ………………………………………………… 76 Tabel 3.19 Kriteria Indikator 6 ………………………………………………… 77 Tabel 3.20 Kriteria Keseluruhan Indikator …………………………………….. 77. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvi. Tabel 3.21 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa.......................................78 Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar ………………………………..81 Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis Keseluruhan … 80 Tabel 3.24 Jadwal Penelitian …………………………………………………… 81 Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Kelas VB Tahun Pelajaran 2014/2015 …………………………………………………. 83 Tabel 4.2 Data Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setiap Indikator di Kondisi Awal …………………………………………... 85 Tabel 4.3 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….87 Tabel 4.4 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….88 Tabel 4.5 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….89 Tabel 4.6 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….91 Tabel 4.7 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….92 Tabel 4.8 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Awal ….94 Tabel 4.9 Skor Kesseluruhan Indikator pada Kondisi Awal …………………….95 Tabel 4.10 Hasil Nilai Evaluasi Siklus I ……………………………………….102 Tabel 4.11 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ……. 103 Tabel 4.12 Hasil Nilai Evaluasi Siklus II ……………………………………... 112 Tabel 4.13 Data Hasil Pengamatan Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II …… 113 Tabel 4.14 Data Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Setiap Indikator di Kondisi Akhir ………………………………………... 114 Tabel 4.15 Skor Indikator 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir ……………………………………………………………………... 116 Tabel 4.16 Skor Indikator 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir ……………………………………………………………………... 118. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xvii. Tabel 4.17 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir ……………………………………………………………………... 119 Tabel 4.18 Skor Indikator 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir ……………………………………………………………………....120 Tabel 4.19 Skor Indikator 5 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir ……………………………………………………………………....122 Tabel 4.20 Skor Indikator 6 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir …………………………………………………………………….. 123 Tabel 4.21 Skor Keseluruhan Indikator pada Kondisi Akhir …………………. 124 Tabel 4.22 Perbandingan Target dan Pencapaian Hasil Belajar ……………….134 Tabel 4.23 Perbandingan Target dan Pencapaian Berpikir Kritis dengan Menggunakan Kuesioner …………………………………………..135 Tabel 4.24 Hasil Pengamatan Berpikir Kritis …………….................................138. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xviii. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Surat Penelitian ……………………………………………………148 Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian ………………………………………149 Lampiran 3 Silabus …………………………………………………………….150 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) …………………….....172 Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus I ……………………………………………..245 Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa …………………………………………….250 Lampiran 7 Nilai Evaluasi Siklus I ………………………………………… …260 Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II …………………………………………… 261 Lampiran 9 Hasil Pekerjaan Siswa …………………………………………… 267 Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II ………………………………………… 275 Lampiran 11 Daftar Nilai Ulangan Matematika Tahun Ajaran 2014/2015 …... 276 Lampiran 12 Validasi Perangkat Pembelajaran ………………………………. 277 Lampiran 13 Validasi Soal Evaluasi ………………………………………….. 295 Lampiran 14 Kisi-Kisi Kuesioner …………………………………………….. 307 Lampiran 15 Kuesioner ……………………………………………………….. 309 Lampiran 16 Validasi Kuesioner ……………………………………………... 312 Lampiran 17 Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Awal …... 325 Lampiran 18 Hasil Kuesioner Kemampuan Berpikir Kritis Kondisi Akhir ….. 326 Lampiran 19 Pedoman Observasi …………………………………………….. 327 Lampiran 20 Hasil Observasi …………………………………………………. 328 Lampiran 21 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Proses Pembelajaran …... 329 Lampiran 22 Pedoman Wawancara Guru Mengenai Kemampuan Berpikir Kritis Siswa …………………………………………………………… 330. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI xix. Lampiran 23 Foto Kegiatan ……………………………………………………331 Lampiran 24 Daftar Riwayat Hidup ……………………………………………334. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika menurut Susanto (2013:185) adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbolsimbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Depdiknas (2004: 17) mengemukakan bahwa matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kerjasama. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adanya matematika dalam KTSP menunjukkan bahwa matematika merupakan mata pelajaran penting bagi pendidikan di sekolah dasar. Sundayana (2015: 2-3) mengemukakan bahwa objek matematika yang bersifat abstrak merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi peserta didik dalam mempelajari masalah matematika, meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi: penggunaan informasi, penggunaan pengetahuan tentang menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-hubungan yang ada.. 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Permasalahan dalam matematika pasti akan saling terhubung, sehingga siswa harus mampu melihat hubungan-hubungan tersebut sehingga masalah dapat dipecahkan. Hal ini menjadi dasar matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus diajarkan di sekolah dasar. Matematika merupakan mata pelajaran yang pokok untuk diajarkan di sekolah dasar karena dengan adanya mata pelajaran matematika diharapkan siswa mampu memahami dan menerapkan dalam pemecahan masalah yang dihadapi dalam kehidupan seharihari yang melibatkan ilmu hitung. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika menjadi hal yang penting. Keberhasilan siswa dalam mempelajari matematika dapat dilihat dari penguasaan materi, pemahaman, maupun hasil belajar siswa. Pembelajaran matematika hendaknya mengajak siswa untuk aktif dan ikut serta dalam proses memahami suatu materi. Proses tersebut berupa mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata siswa, sehingga siswa lebih memahami konsep. Konsep yang telah dipahami dapat membantu siswa untuk menemukan masalah matematika. Akan tetapi, pada kenyataannya banyak siswa yang menganggap bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit. Anggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit dapat dibuktikan dengan hasil wawancara kepada guru kelas VB SDN Perumnas Condongcatur. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas VB di SD Negeri Perumnas Condongcatur, diperoleh informasi tentang hasil belajar siswa berdasarkan nilai ulangan harian pada materi pengukuran waktu. KKM (Kriteria.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Ketuntasan Minimal) mata pelajaran matematika kelas V SDN Perumnas Condongcatur tahun 2014/2015 adalah 65. Hasil ulangan harian yang telah dilakukan pada mata pelajaran matematika dengan materi pengukuran waktu kelas VB pada tahun pelajaran 2014/2015 menunjukkan bahwa dari 21 siswa ada 9 siswa (42,85%) yang sudah mencapai KKM, sedangkan 12 siswa (57,14%) belum mencapai KKM dengan nilai rata-rata adalah 63,08. Pembelajaran matematika di SDN Perumnas Condongcatur yang masih menggunakan model pembelajaran tradisional juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah. Model pembelajaran tradisional yang dimaksud adalah guru hanya menyampaikan pembelajaran dengan metode ceramah dan siswa mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok, sehingga kerjasama dalam kelompok tidak berlangsung dengan baik. Apabila keadaan seperti ini dibiarkan terlalu lama tentu akan berdampak buruk bagi hasil belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan guru hanya sekedar menjelaskan konsep secara singkat tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk berproses. Guru hanya memberikan contoh soal, dan memberikan soal-soal latihan. Siswa tidak dibimbing untuk menghadapi realitas serta menemukan masalah matematis terkait materi yang dipelajari untuk dipecahkan. Guru kelas VB juga tidak menggunakan pembelajaran inovatif dan media pembelajaran. Hal tersebut dirasa terlalu memberatkan siswa yang belum begitu memahami materi..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Pembelajaran inovatif dan media pembelajaran sangat penting digunakan karena matematika mempunyai objek kajian yang dianggap abstrak sedangkan siswa SD berada pada tahap operasi konkret. Hal tersebut sesuai dengan teori perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Piaget. Piaget (dalam Budiningsih Asri, 2004: 35-39) menyatakan bahwa proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangannya sesuai dengan umurnya. Pola dan tahaptahap ini bersifat hirarkhis, artinya harus dilalui berdasarkan urutan tertentu dan seseorang tidak dapat belajar sesuatu yang berada di luar tahap kognitifnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat, yaitu: tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun), tahap preoperasional (umur 2-7 tahun), tahap operasional kongkret (umur 7-12 tahun), dan tahap operasional formal (umur 1218 tahun). Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget menunjukkan bahwa siswa usia SD berada dalam tahap operasional kongkret, sedangkan objek kajian matematika bersifat abstrak sehingga perlu adanya pembelajaran inovatif dan penggunaan media pembelajaran dalam mengajarkan materi matematika. Proses pembelajaran di kelas hendaknya melibatkan siswa untuk berproses sehingga mereka akan dengan mudah memahami konsep. Mulyono (2003:13) berpendapat bahwa proses belajar matematika yang baik adalah guru harus mampu menerapkan suasana yang dapat membuat siswa antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu memecahkan persoalan yang dihadapi. Siswa sebaiknya dihadapkan pada realitas atau pengalaman yang ada pada dirinya. Permasalahan mengenai matematika pada kehidupan sehari-hari juga dapat dihadirkan sehingga nantinya siswa dapat menerapkan pemecahannya.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. tersebut. Siswa hendaknya dilatih untuk dapat berfikir secara kritis agar siswa lebih mudah dalam menyelesaikan persoalan matematika. Berpikir kritis berdasarkan pendapat Johnson (2007: 183) merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis merupakan kunci penting dalam pembelajaran matematika. Menurut Peter (2012: 39) berpikir kritis bertujuan untuk dapat bersaing dalam kehidupan sehari-hari dan kehidupan pribadi, siswa harus memiliki kemampuan pemecahan masalah dan harus bisa berpikir dengan kritis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan berpikir kritis matematika salah satunya adalah pembelajaran kontekstual. Pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang mengarahkan pemikiran kita pada pengalaman. Ketika gagasan-gagasan dialami, digunakan di dalam konteks, mereka memiliki makna (Elaine B. Johnson, 2011: 46). Taniredja dan Faridli (2014: 49) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang berangkat dari dunia nyata yang dibawa ke dalam kegiatan. pembelajaran. di. sekolah.. Pembelajaran. dengan. menggunakan. pendekatan kontekstual diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dalam.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. pembelajaran matematika. Penerapan pembelajaran kontekstual memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat membangun pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan cara berfikir kritis siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka direncanakan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas VB Pada Materi Pengukuran Waktu Melalui Pembelajaran Kontekstual SDN Perumnas Condongcatur.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran siswa kurang menarik bagi siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang memuaskan. 2. Rendahnya hasil belajar siswa pada materi pengukuran waktu siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur . 3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis pada materi pengukuran waktu pada siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur. 4. Kemampuan berhitung siswa masih rendah. 5. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika masih kurang. 6. Tujuan pembelajaran belum tercapai secara maksimal..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. C. Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 2. Objek yang diteliti adalah mengenai peningkatan hasil belajar matematika dan kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kontekstual. 4. Mata pelajaran yang diteliti adalah matematika dengan materi pengukuran waktu SK 2 KD 2.3. D. Rumusan Masalah Hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur harus ditingkatkan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah penerapan pembelajaran kontekstual dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pengukuran waktu kelas VB SD Negeri Perumnas Condoncatur?.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 3. Apakah. penerapan. pembelajaran. kontekstual. dapat. meningkatkan. kemampuan berpikir kritis matematika pada materi pengukuran waktu kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016? 2. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi pengukuran waktu siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur. tahun. ajaran. 2015/2016. melalui. pembelajaran. kontekstual. 3. Meningkatkan dan mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika materi pengukuran waktu siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016 melalui pembelajaran kontekstual. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai gambaran atau bahan pengembangan untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika pada materi pengukuran waktu siswa kelas VB SD Negeri Perumnas.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Condongcatur tahun ajaran 2015/2016 melalui pembelajaran kontekstual. b. Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya, mengenai hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti 1) Mendapatkan pengalaman baru tentang penggunaan model pembelajaran kontekstual. 2) Penelitian. ini. sebagai. sarana. untuk. belajar,. berlatih,. menerapkan dan mengembangkan pengetahuan peneliti yang telah berproses selama penelitian. 3) Menambah. wawasan. atau. pengetahuan. baru. tentang. kemampuan berpikir kritis. b. Bagi Siswa Meningkatkan hasil belajar siswa materi pengukuran waktu, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VB SD Negeri Perumnas Condongcatur tahun ajaran 2015/2016. c. Bagi Guru Penggunaan metode pembelajaran kontekstual sebagai salah satu metode mengajar yang dapat digunakan pada pembelajaran matematika khususnya untuk meningkatkan hasil belajar dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis matematika siswa..

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. d. Bagi Sekolah Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang positif dalam penggunaan pembelajaran kontekstual.. G. Definisi Operasional 1. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan serangkaian proses belajar yang berupa 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2. Kemampuan berpikir kritis adalah suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif yang mencontohkan kesempurnaan berpikir untuk memecahkan suatu masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. 3. Matematika adalah ilmu yang mempelajari mengenai simbol-simbol, pengukuran, dan bilangan yang diolah menggunakan rumus tertentu. 4. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktuwaktu kerja baik setiap elemen atau siklus dengan menggunakan alatalat bantu yang telah disiapkan. 5. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang mengaitkan materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari..

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses yang bersifat internal yang tidak dapat dilihat secara nyata. Proses belajar terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami proses belajar. Belajar merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh manusia yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Abdillah (dalam Aunurrahman, 2011: 35) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.Witherington (dalam Eviline Siregar, 2010: 4) mengemukakan belajar sebagai suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Hal tersebut menunjukkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku manusia baik melalui pelatihan dan pengalaman sebagai akibat pengalaman belajar. Gagne (dalam Susanto 2013: 1) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Pendapat lain tentang belajar menurut Suryono (2011: 9) adalah suatu aktivitas. 11.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. atau proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengkokohkan kepribadian. Pengertian lain tentang belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Belajar menurut Sanjaya (2006: 110) adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Belajar menurut Rusman (2013: 134) adalah proses tingkah laku individu sebagai hasil dari pengamatan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu untuk memperoleh perubahan tingkah laku. b. Ciri-ciri Belajar Ciri-ciri belajar menurut Eviline Siregar (2010: 5) antara lain: (1) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun nilai, dan sikap (afektif). (2) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau dapat disimpan. (3) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. (4) Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan, perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Ciri-ciri belajar menurut Djamarah, Syaiful Bahri (2011: 15-16) antara lain: (1) Perubahan yang terjadi secara sadar. (2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. (3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. (4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. (5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. (6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri belajar antara lain: proses yang mengakibatkan suatu perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional, positif, dan aktif serta perubahan yang terjadi bersifat terus-menerus. 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar siswa merupakan perubahan-perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 2010: 3). Kunandar (2013: 62) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. sebagaimana diuraikan Brahim dipertegas oleh Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar menurut Jihad (2012: 15) adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukannya proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran. Purwanto (2011: 46) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku ini disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat kelima ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan serangkaian proses belajar yang berupa 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar menurut pendapat Dimyati (2006: 3) merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. Gagne (dalam Dimyati, 2006: 11) berpendapat bahwa hasil belajar merupakan kapasitas siswa yang terdiri dari: (1) Informasi verbal adalah kapasitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. (2) Keterampilan intelek adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. (3) Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tertentu. Bloom (dalam Mustaqim, 2008: 36) mengemukakan bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga ranah (domain) atau daerah sasaran pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bloom (dalam Sudjana, 2005: 22) mengemukakan bahwa klasifikasi hasil belajar tersebut meliputi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. (1) Ranah Kognitif Evaluasi aspek kognitif, mengukur pemahaman konsep yang terkait dengan perobaan yang dilakukan untuk aspek pengetahuan evaluasi dapat dilakukan melalui tes tertulis yang relevan dengan materi pokok tersebut. Aspek kognitif dapat berupa pengetahuan dan keterampilan intelektual yang meliputi: pengamatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi. (2) Ranah Afektif Evaluasi aspek afektif berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Evaluasi aspek afektif.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. dalam hal ini digunakan untuk penilaian kecakapan hidup meliputi kesadaran diri, kecakapan sosial, dan kecakapan akademis. (3) Ranah Psikomotorik Pengukuran keberhasilan pada. aspek. psikomotor. ditunjukkan pada. keterampilan dalam merangkai alat keterampilan kerja dan ketelitian dalam mendapatkan hasil. Evaluasi dari apek keterampilan yang dimiliki oleh siswa bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai teknik praktikum. Aspek ini menitikberatkan pada unjuk kerja siswa. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses belajar mengajar yang berupa perubahan sikap maupun tingkah laku. Hasil belajar tersebut berupa 3 ranah yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga aspek tersebut akan saling berkaitan dan berhubungan sehingga dapat diketahui hasil belajar seorang siswa. namun dalam penelitian ini hanya berfokus pada ranah kognitif atau pengetahuan saja. b. Macam-macam Hasil Belajar Hasil belajar meliputi aspek kognitif (pemahaman konsep), aspek psikomotor (keterampilan proses), dan aspek afektif (sikap siswa). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. (1) Pemahaman Konsep Pemahaman menurut Bloom (dalam Susanto, 2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. J.Skeel (dalam Susanto, 2013: 8) mengemukakan bahwa konsep merupakan suatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Berdasarkan teori yang sudah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menyerap bahan yang dipelajari yang sebelumnya telah tergambar dalam pemikiran. (2) Keterampilan Proses Indrawati (dalam Susanto, 2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori utuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi). Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Berdasarkan teori dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang dapat digunakan.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. untuk suatu gagasan untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya. (3) Sikap Sardiman (dalam Susanto, 2013: 11) mengatakan bahwa sikap merupakan kecanderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-objek tertentu. Lange (dalam Susanto, 2013: 10) mengemukakan bahwa sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan sikap adalah kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara tertentu terhadap dunia sekitarnya yang meliputi aspek mental dan aspek respon fisik. Berdasarkan beberapa macam penilaian hasil belajar tersebut, peneliti membatasi bahwa pada penelitian ini peneliti melakukan penilaian terhadap pemahaman konsep..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. c. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010: 5) terdapat lima jenis penilaian hasil belajar, antara lain: (1) Penilaian formatif Penilaian formatif merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir program. pembelajaran. untuk. melihat. tingkat. keberhasilan. proses. pembelajaran. Penilaian ini berorientasi pada proses pembelajaran. (2) Penilaian sumatif Penilaian sumatif merupakan penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, seperti catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian ini berorientasi pada produk, bukan pada proses. (3) Penilaian diagnostik Penilaian diagnostik merupakan penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain. (4) Penilaian selektif Penilaian selektif merupakan penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga tertentu..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. (5) Penilaian penempatan Penilaian penempatan merupakan penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar. Berdasarkan beberapa jenis penilaian hasil belajar tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penilaian formatif yang diberikan setiap akhir pembelajaran dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Gesalt (dalam Susanto, 2013: 12) mengatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa, siswa; dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga dan lingkungan. Wisliman (dalam Susanto, 2013: 12) hasil belajar terbagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal, sebagai berikut: (1) Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal meliputi:.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. (2) Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar diri peserta didik. 3. Berpikir Kritis a. Pengertian Berpikir Kritis Berpikir kritis menurut Norris dan Ennis (dalam Fisher, 2008: 4) adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Berpikir kritis menurut pendapat Johnson (2007: 183) merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Richard Paul (dalam Kuswana 2012: 205) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri yang mencontohkan kesempurnaan berpikir sesuai dengan mode tertentu atau ranah berpikir..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. Berdasarkan pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan suatu disiplin berpikir mandiri, masuk akal dan reflektif, yang mencontohkan kesempurnaan berpikir untuk memecahkan suatu masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. b. Tujuan Berpikir Kritis Tujuan berpikir kritis menurut Johnson (2007: 185) adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud dibalik ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari. Pemahaman mengungkapkan akan sesuatu dibalik suatu kejadian. Cece Wijaya (1996: 72) menyampaikan bahwa tujuan berpikir kritis adalah untuk menemukan kesimpulan dan keputusan yang informatif, bermanfaat, serta dapat dipertanggungjawabkan, karena keputusan dan kesimpulan tersebut diperoleh dari analisis, asumsi, seta ide yang beragam. c. Indikator Berpikir Kritis Arikunto (dalam Achmad, 2007) mengidentifikasi lima indikator yang sistematis dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut: (1) Keterampilan Menganalisis Keterampilan menganalisis merupakan keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir kritis, diantaranya: memerinci, menyusun diagram, membedakan,.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. mengidentifikasi,. mengilustrasikan,. menyimpulkan,. menunjukkan,. menghubungkan, memilih, memisahkan, dan membagi (Arikunto, 2010: 138). (2) Keterampilan Mensintesis Keterampilan mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagianbagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pernyataan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadankan semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaannya. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan berpikir sintesis, diantaranya: mengategorikan, mengombinasikan, mengorganisasikan,. mengarang, menyusun,. menciptakan,. menghubungkan,. merevisi,. menjelaskan, menuliskan. kembali dan menceritakan (Arikunto, 2010: 138). (3) Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan sehingga mampu mempola sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini adalah agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan. Kata-kata operasional yang mengindikasikan keterampilan mengenal dan memecahkan. masalah. mendemonstrasikan,. diantaranya:. mengoperasikan,. mengubah,. menghitung,. meramalkan,. menyiapkan,.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. menghasilkan,. menghubungkan,. menunjukkan,. memecahkan. dan. menggunakan (Arikunto, 2010: 138). (4) Keterampilan Menyimpulkan Keterampilan. menyimpulkan. menuntut. pembaca. untuk. mampu. menguraikan dan memahami bebagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru, yaitu sebuah kesimpulan. Proses pemikiran manusia itu sendiri dapat menempuh dua cara, yaitu : deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. Kata-kata operasional yang mengindikasikan kemampuan. menyimpulkan. adalah:. menjelaskan,. memerinci,. menghubungkan, mengategorikan, memisah dan menceritakan (Arikunto, 2010: 138). (5) Keterampilan mengevaluasi atau menilai Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar tertentu. Dalam taksonomi Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi. Pada tahap ini siswa dituntut agar ia mampu mensinergikan aspek-aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep. Kata-kata operasional yang mengindikasikan kemampuan mengevaluasi atau menilai adalah: menilai,.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, mendiskrisikan, menafsirkan, menerangkan, memutuskan (Arikunto, 2010:138). Pendapat lain mengenai indikator berpikir kritis disampaikan Wowo (2012: 198) adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan. (2) Menganalisis argumen (3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan. (4) Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan. (5) Mengamati dan menilai laporan observasi. (6) Menyimpulkan dan menilai keputusan (7) Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar). (8) Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan Menurut Ennis (dalam Riyadi: 2008) terdapat 12 indikator berpikir kritis yang terangkum dalam 5 kelompok keterampilan berpikir, yaitu memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification), membangun keterampilan dasar (basic support), menyimpulkan (interfence), membuat penjelasan lebih lanjut (advance clarification), serta strategi dan taktik (strategy and tactics). Kemudian 12 indikator tersebut dijabarkan dalam beberapa sub indikator seperti pada tabel di bawah ini:.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. Tabel 2.1. Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis. Keterampilan berpikir kritis Memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification) Membangun Keterampilan dasar (basic support) Menyimpulkan (interfence). Sub Keterampilan berpikir kritis 1. 2. 3.. Memfokuskan pertanyaan Menganalisis argumen Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang. 4. 5.. Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria suatu sumber) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6.. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 7. Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi 8. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan 9. Mendefinisikan istilah mempertimbangkan hasil 10. Mengidentifikasi asumsi. Membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification) Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu tindakan (strategies and 12. Berinteraksi dengan orang lain tactics). Berdasarkan indikator dari tiga ahli, peneliti menuliskannya ke dalam tabel untuk melihat kesamaan yang nantinya akan diambil sebagai indikator dalam penelitian Tabel 2.2 Arikunto Keterampilan menganalisis Keterampilan mensintesis Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah Keterampilan menyimpulkan. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Wowo Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan, dan kesimpulan Menganalisis argumen. Ennis Memfokuskan pertanyaan. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang Mempertimbangkan kredibilitas (kriteria) suatu sumber. Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan. Menganalisis argumen.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. Keterampilan mengevaluasi dan menilai. Mengamati dan menilai laporan observasi. Menyimpulkan dan menilai keputusan Mempertimbangkan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar) Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan mempertahankan keputusan. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi (ikut terlibat dalam menyimpulkan) Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan. Mengidefinisikan istilah, mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi asumsi Memutuskan suatu tindakan (mendefinisikan masalah) Berinteraksi dengan orang lain. Berdasarkan indikator berpikir kritis menurut pendapat ketiga ahli, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa kesamaan mengenai indikator berpikir kritis yang disampaikan oleh ketiga ahli tersebut. Oleh sebab itu peneliti menggunakan 6 indikator sebagai fokus penelitian yaitu: (1) menganalisis argumen, (2) mampu bertanya, (3) mampu menjawab pertanyaan, (4) memecahkan masalah, (5) membuat kesimpulan, (6) Keterampilan mengevaluasi dan menilai hasil dari pengamatan..

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. 4. Matematika a. Pengertian Matematika Johnson dan Myklebust (dalam Sundayana, 2003: 252) mengemukakan bahwa matematika merupakan bahasa simbolis yang mempunyai fungsi praktis untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan. Dengan kata lain, matematika adalah bekal bagi peserta didik untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Susanto (2013: 185) mengemukakan bahwa matematika adalah salah satu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung yang terdapat aktivitas berhitung dan mampu meningkatkan kemampuan berpikir dan berpendapat dalam memecahkan masalah dalam kehidupan bermasyarakat seharihari. Berdasarkan kedua teori para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa matematika merupakan suatu disiplin ilmu pasti yang mengungkapkan ide-ide abstrak yang berisi bilangan-bilangan serta simbol-simbol operasi hitung untuk memecahkan masalah kehidupan bermasyarakat sehari-hari. b. Tujuan Matematika Departemen Pendidikan Nasional (Susanto, 2013: 190) menyatakan bahwa ada lima tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, yaitu sebagai berikut: (1) Pemahaman konsep matematika, keterkaitan antar konsep dan penerapan konsep matematika..

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. (2) Melatih nalar, manipulasi matematika dalam generalisasi, pembuktian atau menjelaskan gagasan dan pernyatan matematika. (3) Pemecahan masalah yang meliputi pemahaman masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Siswa mampu mengkomunikasikan dengan tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan dari suatu masalah. (5) Siswa mampu menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan matematika. c. Materi Matematika Materi matematika untuk kelas V yang dipelajari pada semester 1 antara lain: bilangan bulat, KPK dan FPB, operasi hitung campuran, perpangkatan dan waktu, serta pengukuran. Pada penelitian ini peneliti mengambil standar kompetensi (SK) 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah pada kompetensi dasar (KD) 2.3. Melakukan operasi hitung satuan waktu. Jadi materi pembelajaran yang akan diajarkan peneliti dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual mengenai pengukuran waktu (operasi hitung satuan waktu). Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati dan mencatat waktu waktu kerja baik setiap elemen atau siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan (Sultalaksana, 2005)..

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. Gambar 2.1 Peta Konsep Materi Pengukuran. 1 jam = 60 menit 1 menit = 60 detik 1 jam = 3600 detik Gambar 2.2 Hubungan antar satuan waktu. 5. Pembelajaran Kontekstual a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Shoimin (2014: 41) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan untuk memotivasi siswa dalam memahami makna materi yang diajarkan dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Pembelajaran kontekstual menurut Hamdayama (2014: 51) merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. kehidupan sehari-hari, siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses merekonstruksi sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Nurhadi (dalam Hosnan, 2014: 267) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan siswa sehari-hari. b. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual Sanjaya (dalam Sugiyanto, 2010: 17) pembelajaran berbasis CTL melibatkan tujuh komponen utama, yaitu: (1) Konstruktivisme merupakan proses untuk membangun dan menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. (2) Bertanya merupakan bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan, sehingga dengan bertanya pengetahuan akan selalu berkembang. (3) Menemukan merupakan proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. (4) Masyarakat. belajar. didasarkan. pada. pendapat. Vygotsky. bahwa. pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain, sehingga dalam model pembelajaran kontekstual hasil belajar dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan bukan hanya dari guru. (5) Pemodelan merupakan proses pembelajaran dengan memperagakan suatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. (6) Penilaian sebenarnya merupakan proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi mengenai perkembangan belajar siswa. (7) Refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajarinya dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang baik. c. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kontekstual, guru terlebih dahulu membuat langkah-langkah pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pedoman atau alat kontrol dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut antara lain (Rusman, 2012: 192) : (1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna. (2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan..

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. (3) Mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan. (4) Menciptakan masyarakat belajar melalui kegiatan kelompok, diskusi, tanya jawab, dan lain-lain. (5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, atau media. (6) Membiasakan. siswa. melakukan. refleksi. dari. setiap. kegiatan. pembelajaran yang telah dilakukan. (7) Melakukan penilaian secara obyektif, yaitu menilai kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa. Langkah-langkah pembelajaran tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Menurut Johnson (2006: 93) langkah-langkah pembelajaran kontekstual antara lain: (1) Mengembangkan minat siswa agar mampu bekerja sendiri maupun dalam kelompok. (2) Membangun keterkaitan antara sekolah dan konteks kehidupan nyata. (3) Memberikan pekerjaan yang berarti pada siswa. (4) Siswa menganalisis, memecahkan masalah, melakukan sintesis, dan membuat keputusan. (5) Membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok..

Gambar

Tabel 3.21 Kriteria Rata-Rata Observasi Seluruh Siswa.......................................78  Tabel 3.22 Indikator Keberhasilan Hasil Belajar ………………………………..81  Tabel 3.23 Indikator Keberhasilan Kemampuan Berpikir Kritis Keseluruhan … 80  Tabel 3.24 Jadwa
Tabel 4.17 Skor Indikator 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kondisi Akhir                    ……………………………………………………………………..
Gambar 2.1  Peta Konsep Materi Pengukuran
Gambar 3.1  Model PTK Kemmis dan Mc Taggart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Begitu juga sebaliknya, hila seseorang memiliki harga diri yang rendah, mak:a orang tersebut ak:an mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan persahabatan dengan orang

Kriteria 1 Perlu Bimbingan 2 Cukup 3 Baik 4 Baik Sekali Pengumpulan data Tidak melakukan Pengumpulan data Sebagian kecil pengumpulan data dilakukan secara

Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan meliputi

Mahasiswa diberikan prestest dan posttest, dimana pretest untuk melihat uji normalitas dan homogenitas soal, sedangkan posttest untuk mengetahui perbedaan hasil

Berkaitan dengan persiapan mitra memulai produksi angklung yang lebih banyak selama 3 tahun kedepan dengan jumlah yanga sama5.  Menerapkan standar pengerjaan angklung yang

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disintesiskan bahwa reward adalah sesuatu yang diberikan ketika kinerja telah dipenuhi sesuai dengan yang diharapkan yang bertujuan