• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI- KETEAMPILAN BERPIKIR KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI- KETEAMPILAN BERPIKIR KRITIS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ASSESMEN SAINS

“BERPIKIR KRITIS”

BY : KELOMPOK 4

WAHYUNI N. LARATU

MOH. AFAF

RISMA G. HUTABARAT

DWI WIBOWO

4

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN SAINS

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TADULAKO

2012

(2)

Keterampilan Berpikir Kritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas

manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda disekitarnya,

seperti bulan, bintang, dan matahari. Bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri.

Ilmu pengetahuan merupakan pencarian makna praktis, yaitu penjelasan yang bisa

dimanfaatkan. Penjelasan ini telah menjadi dasar ilmu pengetahuan manusia dari

zaman pra-sejarah hingga awal abad ke-20.

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan,

sesuai dengan perkembangan zaman dan cara berpikir manusia, sehingga

diperlukan berbagai keterampilan berpikir yang menurut UNESCO terdiri dari

learning to know (belajar untuk tahu dasar-dasar dari suatu ilmu pengetahuan),

learning to do (belajar untuk bertindak sesuai dengan apa yang telah diketahui),

learning to live together (belajar untuk hidup bersama- hal ini berkaitan dengan

pelaksanaan tugas atau proyek tim sesuai dengan apa yang telah diketahui), dan

learning to be (belajar untuk menjadi sesuatu dengan mengembangkan

kemampuan pribadi ). Meskipun keempatnya didefinisikan secara terpisah, tetapi

keempatnya membentuk suatu keseluruhan yang utuh dan idealnya berada

didalam ilmu pengetahuan dan kurikulum secara keseluruhan (Scatolini, 2010).

Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju

(3)

Keterampilan Berpikir Kritis nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Pembaharuan dalam bidang pendidikan sebagaimana yang tertuang di dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, adalah orientasi

pendidikan ke arah pendidikan berbasis kompetensi dimana dalam pembelajaran

berbasis kompetensi tersebut tersirat nilai-nilai pembentukan manusia Indonesia

seutuhnya karena kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menekankan keterlibatan

siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sesuai dengan penemuannya

sendiri dalam proses pembelajaran di semua mata pelajaran. Guru berperan

sebagai fasilitator untuk pendorong siswa dengan motivasi dan model/metode

pembelajaran yang inovatif.

Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain

ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan

masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya. Di samping pengembangan fitrah

ber-Tuhan, pembentukan fitrah moral dan budipekerti, inkuiri dan berpikir kritis

disarankan sebagai tujuan utama pendidikan sains dan merupakan dua hal yang

(4)

Keterampilan Berpikir Kritis

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang , maka permasalahan yang akan dibahas pada

makalah ini adalah bagaimana penjabaran dari keterampilan berpikir kritis?

1.3.Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu melakukan kajian tentang

(5)

Keterampilan Berpikir Kritis

BAB II

PEMBAHASAN

2.2. Definisi keterampilan berpikir kritis

Halpen (1998) mengemukakan berpikir kritis adalah memberdayakan

keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses tersebut

dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung

kepada sasaran, merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam

rangka memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai

kemungkinan, dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan

tersebut secara efektif dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga

merupakan kegiatan mengevaluasi dan mempertimbangkan kesimpulan yang akan

diambil manakala menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat

keputusan. Pendapat senada dikemukakan Anggelo (Halpen, 1998), berpikir kritis

adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi

kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenal permasalahan dan pemecahannya,

menyimpulkan, dan mengevaluasi.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan oleh Scriven,

berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan keterampilan

dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan, menganalisis,

membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut berdasarkan hasil

observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan komunikasi, yang akan

(6)

Keterampilan Berpikir Kritis Secara teknis, kemampuan berpikir dalam bahasa taksonomi Bloom

diartikan sebagai kemampuan intelektual, yaitu kemampuan menganalisis,

menyintesis, dan mengevaluasi. Dalam bahasa lain, kemampuan ini dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis. Spliter (dalam Kokom 2010)

mengemukakan bahwa keterampilan berpikir kritis adalah keterampilan bernalar

dan berpikir reflektif yang difokuskan untuk memutuskan hal-hal yang diyakini

dan dilakukan. Menurut Ennis (Costa, 1985 : 54) berpikir kritis adalah cara

berpikir reflektif yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk

menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Ennis (dalam Trianto, 2009)

membagi indikator keterampilan berpikir kritis menjadi lima kelompok, yaitu: (1)

memberikan penjelasan sederhana (elementary clarification); (2) membangun

keterampilan dasar (basic support); (3) membuat inferensi (inferring); (4)

membuat penjelasan lebih lanjut (advanced clarification); (5) mengatur strategi

dan taktik (strategies and tactics). Keterampilan berpikir kritis dapat dilatih dan

dikembangkan. Penner dalam Kokom (2010) mengembangkan keterampilan

berpikir kritis ini sama halnya dengan keterampilan motorik, keduanya harus

memerlukan latihan. Salah satu pendekatan yang terbaik untuk mengembangkan

keterampilan berpikir adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan sambil

membimbing peserta didik mengaitkannya dengan konsep yang telah dimilikinya.

Pendekatan ini dikenal dalam dunia pendidikan sebagai pendekatan

(7)

Keterampilan Berpikir Kritis

2.2. Manfaat berpikir kritis

Wilson (UPI, 2000) mengemukakan beberapa alasan tentang perlunya

keterampilan berpikir kritis, yaitu:

1. Pengetahuan yang didasarkan pada hafalan telah didiskreditkan;

individu tidak akan dapat menyimpan ilmu pengetahuan dalam ingatan

mereka untuk penggunaan yang akan datang.

2. Informasi menyebar luas begitu pesat sehingga tiap individu

membutuhkan kemampuan yang dapat disalurkan agar mereka dapat

mengenali macam-macam permasalahan dalam konteks yang berbeda

pada waktu yang berbeda pula selama hidup mereka.

3. Kompleksitas pekerjaan modern menuntut adanya staf pemikir yang

mampu menunjukkan pemahaman dan membuat keputusan dalam dunia

kerja.

4. Masyarakat modern membutuhkan individu-individu untuk

menggabungkan informasi yang berasal dari berbagai sumber dan

membuat keputusan.

(repository.upi.chapter2)

Bayer (Hassoubah, 2004) mengemukakan bahwa berfikir kritis memuat

kemampuan menetapkan sumber yang dapat dipercaya, membedakan antara

sesuatu atau data yang relevan dan yang idak relevan, mengidentifikasi dan

menganalisis asumsi, mengidentifikasi bias dan pandangan, dan mengases bukti.

(8)

Keterampilan Berpikir Kritis

2.3. Cara mengajarkan keterampilan berpikir kritis

Fruner dan Robinson (Rochaminah 2008: 4) menyatakan bahwa untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, pembelajaran harus difokuskan pada

pemahaman konsep dengan berbagai pendekatan dari pada keterampilan

prosedural. Sedangkan untuk mencapai pemahaman konsep, identifikasi masalah

dapat membantu menciptakan suasana berpikir bagi peserta didik.

Keberhasilan dalam pembelajaran sangat ditentukan oleh keadaan proses

pembelajaran yang diterapkan.Salah satu model pengajaran yang diduga dapat

digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar melalui penerapan

metode penemuan terbimbing.

Menurut Ruseffendi (2006: 329) metode (mengajar) penemuan adalah metode

mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh

pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya dengan tidak melalui

pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dengan kata lain

pembelajaran dengan metode penemuan merupakan salah satu cara untuk

menyampaikan ide/gagasan dengan proses menemukan, dalam proses ini siswa

berusaha menemukan konsep dan rumus dan semacamnya dengan bimbingan

guru. Rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran penemuan merupakan

(9)

Keterampilan Berpikir Kritis

2.4. Indikator berpikir kritis

Ennis (Costa, 1985 : 54) menjelaskan bahwa keterampilan berpikir kritis

(abilities) dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan berpikir kritis

yang terdiri dari lima kelompok besar yaitu:

1. Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi: memfokuskan pertanyaan,

menganalisis argumen, dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan

atau pernyataan.

2. Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya atau tidak dan mengobservasi/mengamati serta

mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.

3. Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau

mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau mempertimbangkan hasil

induksi, dan membuat serta menentukan nilai pertimbangan.

4. Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mendefinisikan istilah-istilah

dan mempertimbangkan definisi, serta mengidentifikasi asumsi.

5. Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas memutuskan/menentukan

tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.

Aspek dari kelima kelompok indikator tersebut dapat lebih diperinci sebagai

berikut :

Tabel.1 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis menurut Ennis (Costa, 1985 : 54).

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan Penjelasan dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

(10)

Keterampilan Berpikir Kritis

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi

2. Menganalisis argumen

a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang

dinyatakan

c. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan

f. Mencari struktur dari sebuah pendapat/argumen g. Meringkas 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. Mengapa?

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu maksud dengan? d. Apa yang menjadi contoh? e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaiamana mengaplikasikan kasus tersebut?

g. Apa yang menjadikan perbedaannya? h. Apa faktanya?

i. Apakah ini yang kamu katakan? j. Apalagi yang akan kamu katakan

tentang itu? 2. Membangun Keterampilan dasar 4. Mempertimbangka n apakah sumber dapat dipercaya atau tidak a. Keahlian

b. Mengurangi konflik interest c. Kesepakatan antar sumber d. Reputasi

e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko

g. Keterampilan memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan mempertimbang-kan hasil observasi a. Mengurangi praduga/menyangka b. Mempersingkat waktu antara observasi

dengan laporan

c. Laporan dilakukan oleh pengamat sendiri

d. Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

e. penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan g. Kondisi akses yang baik h. Kompeten dalam menggunakan

(11)

Keterampilan Berpikir Kritis

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Sub Keterampilan

Berpikir Kritis Aspek

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi a. Kelas logika b. Mengkondisikan logika c. Menginterpretasikan pernyataan 7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 8. Membuat dan mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum dan asas)

d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan

memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi Ada 3 dimensi:

a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan non-contoh

b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan: rekonstruksi argumen 5. Strategi dan taktik 11. Memutuskan suatu tindakan a. Mendefisikan masalah

b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d. .Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan

e. Merivew

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi

dengan orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Srtrategi retorik

d. Mempresentasikan suatu posisi, baik lisan atau tulisan

2.3. Contoh soal berpikir kritis

Gokhale (macknigt 1995) dalam penelitiannya yang berjudul

Collaborative Learning Enhances Critical Thinking menyatakan bahwa yang

(12)

Keterampilan Berpikir Kritis sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep. Cotton (1991), menyatakan bahwa

berpikir kritis disebut juga berpikir logis dan berpikir analitis. Selanjutnya

menurut Langrer (dalam Tatang), untuk melatih berpikir kritis siswa harus

didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal

sebagai berikut : (1) Menentukan konsekuensi dari suatu keputusan atau suatu

kejadian; (2) Mengidentifikasi asumsi yang digunakan dalam suatu pernyataan;

(3) Merumuskan pokok-popok permasalahan; (4) Menemukan adanya bias

berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda; (5) Mengungkapkan penyebab

suatu kejadian; (6) Memilih fakor-faktor yang mendukung terhadap suatu

keputusan.

Pada makalah ini, kami selaku penulis akan mencoba memberikan

beberapa contoh mengenai berpikir kritis.

Indikator 1: Memberikan Penjelasan dasar

1) Memfokuskan pada pertanyaan

Aspek : Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu pertanyaan.

Soal : Perhatikan pernyataan berikut : Tenggorok, Paru-paru, Hidung, Tekak,

Kantung alveolus, Lobang tenggorok

Sebutkan urutan saluran pernapasan pada manusia!

2) Menganalisis argumen

Aspek : Mencari persamaan dan perbedaan

(13)

Keterampilan Berpikir Kritis

3) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang

menantang.

Aspek : Apa yang akan kamu katakan tentang itu?

Soal : Dari gambar pada soal no. 2.

Rangkaian manakah yang umum digunakan dirumah-rumah?

Indikator 2 : Membangun Keterampilan dasar

4) Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak.

Aspek : menggunakan prosedur yang ada

Soal : Dari sebuah eksperimen, diperoleh data sebagai berikut :

Suhu (0C) Proses perubahan wujud zat Wujud benda < 0 40 90 95 > 95 Mencair Mencair Mendidih Menguap Menguap Padat - cair Cair Cair – gas Cair – gas Cair - gas Bagaimana pendapat anda tentang data diatas?

5) Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi

Aspek : Mencatat hal-hal yang sangat diperlukan

Soal : Perhatiakn informasi berikut :

Piramida makanan adalah suatu piramida yang

menggambarkan perbandingan komposisi jumlah

(14)

Keterampilan Berpikir Kritis puncak dalam suatu ekosistem. Komposisi biomassa terbesar terdapat pada

produsen yang menempati dasar piramida. Demikian pula jumlah energi

terbesar terdapat pada dasar piramida.

Bagaimana jika bioma pada dasar piramid berkurang?

Indikator 3 : Menyimpulkan

6) Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi

Soal : Buah-buahan jatuh ke tanah dengan cepat, daun-daun yang gugur jatuh

ke tanah dengan berlahan Benda-benda disekitar kita selalu jatuh

kepermukaan bumi dari ketinggian tertentu dan dalam waktu tertentu .

Mengapa? Berikan alasanmu!

7) Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

Gerak lurus terbagi atas gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah

beraturan. Salah satu contoh dari keduanya adalah :

a. Mobil yang melintasi jalan tol selama 1 jam dan kemudian berhenti

b. Sepeda yang melaju di jalan berlubang hingga sampai dijalan tidak

berlubang

c. Kelereng yang menggelinding dari bidang miring yang lurus hingga

melintasi bidang datar

d. Bola yang ditendang keras hingga berhenti digawang

(15)

Keterampilan Berpikir Kritis Soal : Siang itu Si Bola, Si Balok, Si Kubus dan Si Tabung sedang asyik

menghitung volume masing-masing. Mereka sibuk mengukur dan kemudian

menghitung hasil pengukuran sisi-sisi mereka dengan menggunakan rumus

masing-masing untuk menentukan berapa volume mereka. Si Batu tampak

kebingungan. Dia membawa meteran tapi tidak tahu bagaimana menghitung

sisinya, akibatnya dia tidak bisa menentukan volume nya seperti

teman-temannya.

Nah, bisakah kamu membantu Si Batu menentukan volumenya dengan

bantuan gelas ukur dan air secukupnya?

Indikator 4 : Membuat penjelasan lebih lanjut

9) Mengidentifikasi asumsi

Pada suatu acara ulang tahun para petualang (adventures), Sherlock

Holmes datang dengan menggunakan topi tua. Walaupun Holmes tidak kenal

dengan pemilik topi tersebut, namun ia mengatakan kepada Dr. Watson

banyak hal tetang pemilik topi tersebut adalah orang disekitarnya, “pemiliknya mempunyai intelektual tinggi”, kata Holmes. Pada saat ini

pernyataan Holmes ini tidak didukung oleh fakta. Selanjutnya, Holmes melanjutkan pernyataannya: “ini masalah kapasitas volum; orang yang

memiliki otak yang cukup besar pasti mempunyai sesuatu didalamnya”. Sekarang pernyataan “pemiliknya mempunyai intelektual tinggi” sudah

mempunyai dasar/alasan.

(16)

Keterampilan Berpikir Kritis Indikator 5 : Strategi dan taktik

10) Berinteraksi dengan orang lain

Aspek : Memberikan label

Lengkapi gambar di bawah ini

(17)

Keterampilan Berpikir Kritis

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Berpikir kritis adalah cara berpikir reflektif yang masuk akal atau

berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus

diyakini dan dilakukan.

2. indikator-indikator keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari lima

kelompok besar yaitu:

 Memberikan penjelasan dasar/sederhana (elementary clarification).

 Membangun keterampilan dasar (basic support).

 Menyimpulkan (interference).

 Memberikan penjelasan lebih lanjut (advanced clarification).

 Mengatur strategi dan taktik (strategy and tactics).

3. Soal-soal dalam berpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis,

sintesis, dan evaluasi dari suatu konsep

Saran

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini baik mengenai isi maupun tata bahasanya, olehnya itu kami mengharapkan masukan untuk kesempurnaan penulisan makalah berikutnya.

(18)

Keterampilan Berpikir Kritis

DAFTAR PUSTAKA

Costa, A. L. (1985). Developing Minds A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development.Melalui:

http://books.google.co.id/books?id=qDOPSAchT7IC&printsec=frontcover&d q=inauthor:%22Arthur+L.+Costa%22&hl=id&sa=X&ei=K8ujT5b0J9DrrQf MzciQBg&ved=0CDAQ6AEwAA#v=onepage&q&f=true

Devi. P.K.Pengembangan soal „higher order thinking skill‟ dalam pembelajaran IPA SMP/MTS. Melalui: http://p4tkipa.net/data-jurnal/HOTs.Poppy.pdf

Ennis, R. (1985). Goals for a critical thinking curriculum. In a.1. Costa (Ed).

Developing Minds : a Resource Book for Theaching thinking. Alexandra:ascd

Ennis, R. (1993). Critical thinking assesmen. Jurnal theory into practice, 32 (3) Copyright 1993 college of edducation. The Ohio State Univercity.Melalui:

http://www3.qcc.cuny.edu/WikiFiles/file/Ennis%20Critical%20Thinking%20 Assessment.pdf

Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka

Fisika silabus dan penilaian. Melalui: http://www.scribd.com/doc/2509796/Fisika-SILABUS-DAN-PENILAIAN-Kelas-XII

Garrison D.R, AndersonT, and Archer W. (2004). Critical Thinking, Cognitive Presence, and Computer Conferencing in Distance Education. Melalui:

http://communityofinquiry.com/sites/communityofinquiry.com/files/CogPres _Final.pdf

Halpen (1998). Teaching Critical Thinking for Transfer Across Domains. Melalui:

http://stshawaii.com/research/Halpern%201998.pdfCalifornia State Univenardino

Hassoubah, Z. I. 2004. Develoving Creative & Critical Thinking Skills (Cara

Berpikir Kreatif dan Kritis). Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia. Melalui:

http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/EDUCATIONIST/Vol._IV_No._2-Juli_2010/05_Euis_Eti_Rohaeti.pdf dan

http://www.scribd.com/doc/76353753/Berfikir-Dan-Disposisi-Matematik-Utari

Kokom Komalasari, 2010, Pembelajaran Kontekstual; Konsep dan Aplikasi, PT. Refika Aditama, Bandung.

Kanginan. M, (2006). Seribu pena fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta. Erlangga.

Macknight C.B, (2000). Teaching critical Thinking Through Online Discussion. Educause Quarterly. Melalui:

http://eac595b.pbworks.com/f/macknight+2000+questions%5B1%5D.pdf Masykur, (2008). RPP Biologi SMA semester genap 2008-2009. Melalui:

http://www.docstoc.com/docs/4314883/RPP-BIologi

Mulyana Tatang, ( ). Kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Melalui:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/195101

(19)

Keterampilan Berpikir Kritis Perkins, C., & Murphy, E. (2006). Identifying and measuring individual

engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology & Society, 9 (1), 298-307. Melalui:

http://www.ifets.info/journals/9_1/24.pdf

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. (Edisirevisi). Bandung: Tarsito

Rochaminah, S. (2008). Penggunaan Metode Penemuan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasiswa Keguruan.[Online] http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah_peserta/07_Sutji%20Roc haminah_Penggunaan%20Metode%20Penemuan%20untuk%20meningkatka n%20kemampuan.pdf [25 januari 2011]. Melalui :

http://www.scribd.com/doc/79722407/JURNAL-IPM-4 Pengembangan bahan ujian dan analisis hand out. Melalui:

http://www.scribd.com/doc/49026801/Pengemb-Bahan-Ujian-dan-Analisis-Hand-Out

Scotolini Sergio, Maele J.V, Bartholomé M. (20120). Developing a curriculum for „learning to live together‟: building peace in the minds of people.

International University College Leuven, Belgium. Melalui :

http://www.exedrajournal.com/docs/s-internacionalizacao/10-133-158.pdf Suedi (2008). Penyusunan kisi-kisi soal ulangan. Brebes. MGMP PAI SMP

Kabupaten Brebes. Melalui:

http://www.slideshare.net/suediahmad/penyusunan-kisikisi-sooal Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana.

UNESCO. (1998). Learning to live together in peace and harmoni. Melalui:

http://unesdoc.unesco.org/images/0011/001143/114357eo.pdf UPI. Berpikir kritis. Melalui :

http://repository.upi.edu/operator/upload/t_mtk_0908440_chapter2.pdf UPI. Kemampuan berpikir keritis siswa dengan pembelajaran berbasis masalah

pada konsep etika lingkungan. Melalui:

Referensi

Dokumen terkait

3. Al-Imam al-Faqih Muhammad bin Shalih al- ‘Utsaimin rahimahullahu di dalam Liqo’ Bab il Maftuh no. Al-‘Allamah al-Muhaddits ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullahu

Dari ketiga artikel yang dibahas dalam landasan teori ini terlihat bahwa kepercayaan merupakan hal yang cukup penting dalam proses adopsi suatu perdagangan dengan

Keputusan-keputusan harus dibuat tentang bagaimana cara memberikan umpan balik, yaitu informasi atau penilaian tentang kinerja aktivitas siswa, dan tentang peran

Untuk transaksi pengeluaran dana kampanye dalam bentuk bukan kas, tentukan kesesuaian pencatatan nilai pengeluaran tersebut berdasarkan harga yang berlaku di wilayah yang

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yang dilakukan dengan wawancara mendalam pada tujuh informan yang terdiri dari satu orang ibu hamil

Dari ke empat kabupaten tersebut mempunyai jalur sendiri untuk menuju wisata Gunung Bromo Namun, jalur terbaik bagi wisatawan yang berasal dari luar kota

Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan

Karena tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem tersebut, maka momentum sistem kekal, artinya momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama.. p sebelum tumbukan = p