• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI LINUX EMBEDDED SYSTEM UNTUK DLNA (UPNP MEDIA SERVER) MENGGUNAKAN OPENWRT PADA WIRELESS ROUTER MR3220 NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI LINUX EMBEDDED SYSTEM UNTUK DLNA (UPNP MEDIA SERVER) MENGGUNAKAN OPENWRT PADA WIRELESS ROUTER MR3220 NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI LINUX EMBEDDED SYSTEM UNTUK DLNA (UPNP

MEDIA SERVER) MENGGUNAKAN OPENWRT PADA WIRELESS

ROUTER MR3220

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Gigih Jihada

09.11.2707

kepada

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

(2)
(3)

IMPLEMENTATION OF EMBEDDED LINUX SYSTEM FOR DLNA (UPNP MEDIA SERVER) USING OPENWRT ON MR3220 WIRELESS ROUTER

IMPLEMENTASI LINUX EMBEDDED SYSTEM UNTUK DLNA (UPNP MEDIA SERVER) MENGGUNAKAN OPENWRT PADA WIRELESS ROUTER MR3220

Gigih Jihada Sudarmawan Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

DLNA (Digital Living Network Alliance) is an organization that set the standard interopabilitas to share digital media between computers, TVs, printers, using a protocol UPnP (Universal Plug and Play) for media management, discovery and monitoring. UPnP is a set of protocols that allow the device to connect to the network (PCs, Printers, Wireless Router, mobile devices) can seamlessly discover each other and allow for network services such as Data Sharing, Communications, and Entertainment.

In applying DLNA technology on network required DLNA Media Server, DLNA Client and Data storage media containing media to be streamed to the network. Here DLNA Media Server using a Wireless Router TP-Link MR3220 already installed OpenWRT Firmware and storage using 500GB External Hard Drive with Multi Operating System Devices as a DLNA Media Client.

After doing some testing process which includes compatibility tests, performance tests with parameters such as read and write speed of the server, power usage, network usage and total costs, media server costs Rp. 750,000 with the amount of power required 7.65 watts, and the media server is compatible with all media clients, but the performance is not so good when serving all clients simultaneously.

(4)

1. Pendahuluan

Penggunaan teknologi informasi memberi manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, salah satunya di bidang hiburan. Dengan beberapa perangkat elektronik yang sudah terkomputerisasi seperti SmartTV, konsol game, dan telepon seluler, manusia bisa mendapat semua jenis hiburan multimedia hanya dari salah satu perangkat tersebut. Dari menyimpan foto, menonton film dan mendengarkan musik semua bisa dilakukan. Untuk mempermudah berbagi konten media, perangkat-perangkat tersebut juga bisa saling terhubung satu sama lain berkat teknologi jaringan komputer

yaitu

Digital Network Alliance

(DLNA).

DLNA (Digital Living Network Alliance) merupakan sebuah organisasi asosiasi

bisnis non-profit yang berkolaborasi untuk meningkatkan kemampuan jaringan rumahan, dengan menggunakan standar teknologi yang dapat menyatukan beragam perangkat elektronik dengan lebih mudah dibandingkan yang ada pada sekarang ini. DLNA

dibangun di atas protokol UPnP (Universal Plug and Play) yang memungkinkan

perangkat untuk menemukan satu sama lain menggunakan pesan broadcast

Dalam penerapannya di jaringan, DLNA memerlukan media server, media client dan data storage berisi konten media yang akan di-stream ke jaringan menggunakan acces point ataupun router. Dengan pemanfaatan Sistem Tertanam (embedded system)

Linux dan open source, banyak perangkat lunak yang bisa digunakan untuk membuat

media server yang berkemampuan memadai, murah dan hemat daya dengan ukuran

yang lebih kecil. Perangkat lunak tersebut diantaranya miniDLNA. Perangkat lunak

tersebut diinstal di sistem OpenWrt yang merupakan Sistem Tertanam Linux pada

wireless router. Inilah yang kemudian mendasari untuk membuat media server yang lebih murah, hemat daya dan mempunyai kemampuan yang memadai sebagai solusi untuk pembuatan jaringan DLNA di rumah.

2. Landasan Teori

2.1 OpenWrt

OpenWrt merupakan sistem tertanam berbasis Linux untuk perangkat access point. Pada awalnya dukungan untuk firmware ini hanya terbatas untuk pabrikan Linksys

seri WRT54G, namun seiring pengembangan OpenWrt yang pesat, maka access point

(5)

Linksys, Netgear, D-link, TP-Link dan lain-lain sebagainya termasuk telepon selular

Openmoko1.

OpenWrt menggunakan command-line interfaces (CLI), seperti halnya di linux.

Selain itu pengguna dapat pula menginstall web-line interfaces yang berbasis tampilan

GUI.

GambarArsitektur OpenWrt

Pengembangan OpenWrt awalnya dibantu oleh kemudahan yang diberikan oleh

pabrikan berlisensi GPL (General Public License). Dengan lisensi tersebut maka access

point tersebut bersifat open source sehingga pengguna dapat mengganti sistem operasi

asli dan diganti dengan OpenWrt. Seperti halnya sistem operasi pada perangkat

komputer, sistem operasi OpenWrt ini dapat digunakan untuk menginstal aplikasi lain

yang mempunyai lisensi GPL tersebut. Misalnya asterisk, pythons, IP-tables dan lain

sebagainya. Sehingga untuk pengembangan selanjutnya konfigurasi dari access point ini

tidak hanya terbatas pada penggunaan wifi, selain itu dapat menghitung traffic ataupun

mengukur bandwidth yang terdapat pada jaringan.

2.2 UPnP (Universal Plug n’ Play)

Universal Plug And Play (UPnP) adalah arsitektur untuk konektivitas jaringan dari aplikasi-aplikasi pintar, alat-alat nirkabel, dan komputer-komputer yang semakin

berkembang. UPnP didesain untuk mendukung ‘zero configuration’ , jaringan ‘invisible’,

Hal ini berarti sebuah alat dapat secara dinamis bergabung dalam sebuah jaringan,

memperoleh IP address, memberitahukan kemampuan yang dimiliki oleh alat tersebut,

1

Risky Agri Syafindra, Analisa Performansi dan Kualitas Kanal VoIP Pada Sistem Embedded Wireless Berbasis 802.11 G, hal 2

(6)

serta mempelajari tentang keberadaan dan kemampuan dari alat lain di dalam jaringan tersebut.

Arsitektur UPnP merupakan arsitektur yang dibangun atas dasar protocol TCP/IP

dengan memanfaatkan protocol HTTP yang di-extended dengan protocol lain pada Layer

Application-nya. Arsitektur ini dirintis oleh sebuah forum bernama UPnP Working Forum

Committee untuk melakukan standarisasi. Pengembang aplikasi yang menggunakan

standar UPnP dikatakan sebagai UPnP Vendor.

2.3 DLNA (Digital Living Network Alliance)

DLNA dibangun di atas UPnP (Universal Plug and Play) dan memungkinkan perangkat untuk menemukan satu sama lain menggunakan pesan broadcast. Perangkat kemudian dapat berbagi informasi tentang layanan apa yang mereka tawarkan.

Gambar Jaringan DLNA2

DLNA menetapkan standar dan pedoman untuk perangkat media jaringan rumahan. Sebuah perangkat dapat menerima sertifikasi DLNA. Sertifikasi ini memungkinkan konsumen mengetahui bahwa bila perangkat yang ber-DLNA tersambung ke jaringan rumah, maka secara otomatis akan berkomunikasi dan tersambung dengan produk lain yang bersertifikat DLNA juga.

Perangkat yang bersertifikat DLNA dapat menemukan dan memutar film, mengirim, menampilkan dan / atau mengunggah foto, mencari, mengirim, bermain dan /

2

(7)

atau mengunduh musik, mengirim dan mencetak foto. Tabel berikut menerangkan beberapa format file media yang dapat disupport oleh DLNA.

Tabel Daftar file yang disupport DLNA3

Kategori Tipe file Extension

Video

MPEG-1 .mpg, .mpe, .mpeg

MPEG-2 PS .mpg, .mpe, .mpeg

MPEG-2 TS .mpg, .m2t, .mpe, .mpeg

AVC (MPEG-4 part 10), MPEG-2 TS .m2ts, .mts

AVC (MPEG-4 part 10), MP4 .mp4

MPEG-4 Visual (MPEG-4 part 2), MP4 .mp4

WMV (9/VC1), Asf .asf, .wmv

Audio

LPCM .wav

MPEG-1 Audio Layer-3 .mp3

WMA .wma

Gambar

JPEG .jpg, .mpo

PNG .png

RAW (Sony α) .arw

3. Analisis

3.1 Perancangan Sistem

Dalam perancangan jaringan DLNA ini menggunakan topologi yang hampir sama

seperti jaringan DLNA pada umumnya. Perbedaannya hanya pada Media Server yang

dibuat menggunakan Wireless Router dan Hard disk External. Bentuk topologi jaringan

DLNA akan dibuat sebagai berikut :

3

(8)

Rancangan Topologi Jaringan DLNA

Penjelasan dari gambar rancangan topologi jaringan di atas adalah sebagai berikut :

1. External hardisk dihubungkan dengan wireless router menggunakan kabel

USB. Rangkaian ini berfungsi sebagai media Server.

2. Wireless router juga terhubung dengan personal computer melalui kabel UTP. Personal computer berfungsi sebagai media konfigurasi dan pengisi konten

multimedia untuk media server.

3. Dari media server, konten media kemudian di-stream melalui koneksi nirkabel

ke beberapa media client, dalam kasus ini berupa perangkat mobile berbasis

Android dan iOS, serta tiga buah laptop berbasis Macintosh OS X, Windows dan Linux Ubuntu.

4.

Setelah media server bisa terbaca dan berjalan dengan baik, kemudian

dilakukan pengujian kompatibilitas, kinerja dan penggunaan jaringan

menggunakan empat media client.

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Pengujian Kompatibilitas

Media server ini diuji kompatibilitasnya menggunakan lima jenis sistem operasi yang terdiri dari:

1. Windows 2. Linux 3. Macintosh

(9)

4. Android 5. iOS

4.2 Pengujian Kinerja

Pengujian kinerja yang dimaksud adalah pengujian kecepatan baca dan tulis dari server. Pengujian ini menggunakan empat media klien dan dibagi menjadi lima jenis sistem pengujian. Sistem pengujian dibuat dengan mengukur kecepatan baca dan tulis dengan beban yang bergantian. Hasil pengujian dapat dilihat pada table berikut :

Tabel Pengujian Kecepatan Read dan Write

No Pengujian Kecepatan

Read Write

1 Empat klien melakukan proses

read 1401 kB/detik -

2 Empat klien melakukan proses

write - 1263 kB/detik

3 Dua klien read, dua klien write 1193 kB/detik 1585 kB/detik

4 Satu klien read, tiga klien write 1253 kB/detik 1219 kB/detik

5 Satu klien write, tiga klien read 1397 kB/detik 2.7 MB/detik

Berdasarkan data diatas, Kecepatan write server lebih tinggi bila dibadingkan

dengan kecepatan read server. Kemudian semakin banyak jumlah klien yang melakukan

proses yang sama maka kecepatan dalam menjalankan proses tersebut akan semakin rendah.

4.3 Jumlah Daya Media Server

Berdasarkan keterangan label pada power supply maka daya yang dibutuhkan untuk menjalankan media server ini adalah 9 V x 0,85 A = 7,65 Watt. Angka tersebut menunjukkan jika media server ini termasuk hemat daya karena jumlah daya ini setara dengan lampu neon yang dijual dipasaran

4.4 Jumlah Biaya Pembuatan Media Server

Dari keterangan di bawah jumlah pembuatan media server dengan implementasi Linux Embedded System menghabiskan biaya sebesar Rp. 750.000.

(10)

Tabel Rincian biaya pembuatan Media Server

No.

Jenis Kebutuhan

Total Biaya

1

Wireless Router TP-Link MR-3220

Rp. 250.000,-

2

External

Hardisk

Hitachi

Touro

500GB

Rp. 500.000,-

3

Firmware OpenWrt

Free (Open Source)

4

MiniDLNA

Free (Open Source)

5

Samba server

Free (Open Source)

6

XBMC

Free (Open Source)

7

Browser

Free (Open Source)

8

PuTTY

Free (Open Source)

9

WinSCP

Free (Open Source)

4.5 Pengujian Penggunaan Jaringan

Dari hasil pengamatan monitoring pemutaran video dengan resolusi 640x360 (360p) berjalan dengan baik tanpa lag. Tetapi ketika pemutaran video dengan resolusi 1280x720 (HD) mulai terjadi lag secara bergantian antara media klien yang satu dengan yang lainnya. Masalah tersebut juga terjadi saat pemutaran video dengan resolusi 1920x1080 (Full HD). Semua media klien mengalami lag yang parah, video yang diputar sama sekali tidak nyaman untuk ditonton.

Dari hasil monitoring bandwith dan beban sistem di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi resolusi video yang diputar maka semakin tinggi bandwith yang dibutuhkan untuk melayani media klien. Beban yang dijalankan sistem juga semakin

besar sehingga memperberat kerja dari prosessor dan RAM dari Wireless Router.

5. Kesimpulan

Dari hasil perancangan dan pengujian implementasi Linux Embedded System

untuk DLNA (UPnP Media Server) menggunakan OpenWrt pada Wireless Router TP-Link

(11)

1. Implementasi Linux Embedded System untuk DLNA (UPnP Media Server) pada Wireless Router TP-Link MR3220 menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 750.000 dengan daya maksimal yang dibutuhkan sebesar 7,65 Watt.

2. Media server ini dapat digunakan untuk sistem operasi Windows 7, Linux Ubuntu,

Android 2.3.7 Gingerbread, Macintosh 10.9.1 Maverick, dan iOS 7.1

3. Dengan empat media client tersambung, media server ini mampu melayani

pemutaran video dengan resolusi 640x360 (360p) dengan lancar tanpa lag, resolusi 1280x720 (HD) dengan sedikit lag bergantian pada semua pada client, dan video resolusi 1920x1080 (Full HD) dengan lag yang parah pada semua media client.

4. Dalam proses pemindahan data, semakin banyak media client yang melakukan

proses yang sama dalam sekali waktu, maka kecepatan dalam memproses data semakin turun.

DAFTAR PUSTAKA

Ariyus, Dony dan K.R., Rum Andri. 2008. Komunikasi Data. Yogyakarta: Andi.

Gambar Contoh Alur Jaringan DLNA di Rumah

http://www.grundig.de/en/products/tv/technologies/dlna diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 15.37 WIB

Gambar Jaringan DLNA

http://esol.com/embedded/dlna.html diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 15.22 WIB

Heath, Steve. 2002. Embedded System Design. Newness. USA

Husni, Muchammad. 2009. Implementasi Arsitektur UPnP untuk Mendistribusikan Hasil

Keluaran Video Streaming. Surabaya: Perpustakaan ITS.

Norton, Peter dan Griffith, Arthur. 2000. Peter Norton’s Complete Guide to Linux.

Indianapolis, Ind: Sams. OpenWrt Version History

http://wiki.openwrt.org/about/history diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 19.01 WIB

Raharjo, Suwanto. 2003. Teori Analisa dan Implementasi Jaringan Tanpa Disk pada

GNU/Linux. Yogyakarta: Andi

Spesifikasi Produk DLNA

http://www.dlna.org/dlna-for-industry/digital-living/how-it-works/technical-overview diakses pada tanggal 17 Oktober 2013 pukul 21.25 WIB

Sukamaaji, Anjik dan Rianto, S. 2008. Jaringan Komputer Konsep Dasar Pengembangan

(12)

Syafindra, Risky Agri dan K.H, Achmad Subhan. 2013. .Analisa Performansi dan Kualitas Kanal VoIP Pada Sistem Embedded Wireless Berbasis 802.11 G. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.

Tabel Daftar File yang Disupport DLNA

http://esupport.sony.com/info/799/US/EN diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 15.20 WIB

Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2006. Pengelolaan Jaringan

Komputer di Linux. Jakarta: Salemba Infotek.

Wahana Komputer. 2005. Mari Mengenal Linux. Semarang: Andi Publisher.

Yaghmour, Karim. 2008. Buliding Embedded Linux System. Sebastopool, CA: O’Reilly

Gambar

Gambar Arsitektur OpenWrt
Gambar Jaringan DLNA 2
Tabel Daftar file yang disupport DLNA 3
Tabel Pengujian Kecepatan Read dan Write
+2

Referensi

Dokumen terkait

Use case Membaca Pesan digunakan untuk melakukan pembacaan data pesan dan validasi ukuran pesan terhadap video, sedangkan use case Menyimpan Pesan memasukkan data pesan

Dari hasil SSP tersebut dapat dikatakan bahwa persentase kapabilitas yang lebih besar dari 90% untuk siku, bahu, batang tubuh, pinggul, dan lutut menandakan bahwa

orang yang asing mendengar logat Bahasa Osingpun mungkin terdengar sedikit unik dan menarik, contohnya dalam pengucapan antara lain dalam sebutan kata “kopi” jika pada

Dari berbagai penelitian ditemukan bahwa orang dengan DM memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke iskemik daripada orang yang tidak memiliki riwayat DM, karena dapat

Hasil penelitian menunjukkan: (1) validitas isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Ajar Siswa, Lembar Kegiatan Siswa, instrumen tes pemahaman konsep, dan

Kentlerin yaşlıların hareketlerini, yaşamlarını kolaylaştıracak biçimde düzenlenmesi, yaşlı bireylerin yanı sıra çocuk, engelli gibi dezavantajlılar ve tüm

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat asertivitas pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2016 Universitas Sanata Dharma yang berada pada tingkat

Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 42 menyatakan bahwa setiap institusi pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi