• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berbagai macam media sosial yang ada di Indonesia, hingga saat ini fungsi media sosial sangat bervariasi. Satu diantaranya kini terdapat salah satu fitur dari media sosial yaitu, komunikasi atau interaksi secara virtual dengan lawan jenis dan bisa disebut dengan sarana biro jodoh atau kontak jodoh secara online. Dengan adanya perkembangan fitur dari media sosial dalam hal komunikasi membuatpara pengguna sosial melakukan interaksi sosial khusunya dengan lawan jenis dalam hal mencari jodoh melalui media sosial. Contohnya Aplikasi Tinder. Dalam penelitian ini memuat berbagai kasus dan masalah yang diangkat dalam Tinder antara lain:

Interaksi sosial para pengguna Aplikasi Tinder, Motif para pengguna Aplikasi Tinder, Makna simbolik yang diberikan oleh para pengguna aplikasi Tinder, serta pola komunikasi antar sesama pengguna aplikasi Tinder.

Fenomenologi

Menurut Husserl, fenomenologi membimbing kita agar dapat memberikan dan memahami makna terhadap pengalaman orang lain yang bersifat intersubjektivitas. Para fenomenolog memfokuskan untuk mendeskripsikan apa yang sama/umum dari semua partisipan ketika mereka mengalami fenomena. Tujuan utama dari fenomenologi adalah untuk mereduksi pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi yang khas dari sesuatu, “van Manen, 1990, hlm. 177).

(Creswell, 2014: 105). Pada penelitian ini peneliti melihat fenomena yang terjadi di kalangan Remaja Mahasiswa di sekitar peneliti yang tidak lain adalah para pengguna Aplikasi Tinder yang berusia Remaja dengan status Mahasiswa dalam pola interaksi

sosial dengan lawan jenis di Media Sosial Aplikasi Tinder dan ciri khusus yang dimiliki oleh para pengguna Aplikasi Tinder yaitu Remaja dengan kepribadian Introvert.

Konstruksi Sosial Diri

Teori konstruksi sosial realitas merupakan ide atau prinsip utama dalam tradisi sosiokultura. Ide ini menyatakan bahwa dunia sosial kita tercipta karena adanya interaksi antara manusia. Cara bagaimana kita berkomunikasi sepanjang waktu mewujudkan pengertian kita mengenai pengalaman, termasuk ide kita mengenai diri kita sebagai manusia dan sebagai komunikator. (Morissan, 2013 : 114). Dalam hal ini peneliti melihat bagaimana para Narasumber atau para pengguna Aplikasi Tinder yang tidak lain adalah Remaja Mahasiswa yang memiliki kepribadian introvert dalam memposisikan dirinya atau membangun dirinya di kehidupan bersosial dan kehidupan privasinya dalam penggunaan Aplikasi Tinder tersebut.

Interaksi Simbolik

Teori interaksionisme simbolik (symbolic interactionism) memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan. Interaksi simbolis pada awalnya merupakan suatu gerakan pemikiran dalam ilmu sosiologi yang di bangun oleh George Herbart Mead, dan karyanya kemudian menjadi inti dari aliran pemikiran yang dinamakan Chicago School. (Morissan,2013:224). Dalam Teori ini memperlihatkan atau para

pengguna Aplikasi Tinder yaitu Remaja Mahasiswa yang kurang memiliki rasa percaya diri memberikan symbol atau menerima makna dalam berinteraksi dengan para pengguna Aplikasi Tinder yang lain. Dalam hal ini Narasumber mampu memberikan atau menerima simbol dari pengguna Aplikasi Tinder yang antara lain:

Pesan yang diterima, keputusan yang dibuat narasumber dalam hal penggunaan Aplikasi Tinder, pengalaman yang didapat serta penafsiran dari tindakan.

Manajemen Privasi

“Pengelolaan privasi dalam komunikasi” (communication privacy management theory) yang dikembangkan oleh Sandra Petronio. Hal yang menjadi perhatian utama teori ini adalah pengelolaan ketegangan antara keinginan bersikap terbuka/memiliki keterbukaan (opennes) atau bersikap tertutup (privasi, antara menjadikan diri sebagai bagian dari publik (being public) atau bersifat pribadi (being private). (Morissan, 2013 : 317–318). Dalam Penelitian ini khususnya dalam penggunaan Media Sosial kencan online yaitu Aplikasi Tinder, penulis ingin melihat sejauh mana sikap dari Narasumber atau Remaja Mahasiswa para pengguna Aplikasi Tinder kepada para pengguna Aplikasi Tinder lain (Lawan Jenis), antara lain: Apakah sikap terbuka yang dimiliki oleh informant atau narasumber dalam hal membagikan informasi dirinya kepada lawan jenis atau sikap tertutup (introvert) yang dimiliki oleh informant atau narasumber dalam hal berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi pola interaksi keduanya.

Computer mediated Communication (CMC)

Computer mediated Communication (CMC) adalah segala bentuk komunikasi antar individu, individu dengan kelompok yang saling berinteraksi melalui komputer dalam suatu jaringan internet. Computer Mediated Communication (CMC) mempelajari bagaimana perilaku manusia di bentuk atau diubah melalui pertukaran informasi menggunakan komputer. Dalam teori CMC berkaitan dengan manajemen privasi atau privasi komunikasi yang dimiliki oleh informan atau narasumber yaitu Remaja Mahasiswa yang kurang memiliki rasa percaya diri sebagai para pengguna Aplikasi Tinder, sehingga dalam penggunaan Aplikasi Tinder atau Media Sosial yang dijembatani melalui computer atau jaringan internet ini dapat terlihat bagaimana para informan dapat bersikap terbuka atau tertutup dalam membagi informasi dirinya dengan lawan jenis yaitu para pengguna Aplikasi Tinder.

Sehingga dalam hal melakukan interaksi sosialnya informan tersebut dapat terlihat manajemen privasi terhadap pengguna Aplikasi Tinder lain.

Model Kontruksi Rivalitas Individu Pengguna Aplikasi Tinder

Dalam penelitian ini sesuai dengan alur pemikiran yang penulis buat, maka dari kasus dan permasalahan yang ada pada para pengguna Aplikasi Tinder atau informan menghasilkan dua buah Model, yang pertama adalah Model konstruksi rivalitas invididu pengguna Aplikasi Tinder. Dimana dalam model ini akan terlihat bagaimana pola para informan atau para pengguna Aplikasi Tinder yang kurang

memiliki rasa percaya diri dalam membangun dirinya atau citra dirinya dalam interaksi sosial yang dilakukan dalam Media Sosial Aplikasi Tinder. Apakah informan atau narasumber yang peneliti temui membangun citra (image) dirinya sesuai dengan kepribadiannya atau tidak.

Model Manajemen Privasi Komunikasi Individu Pengguna Aplikasi Tinder

Model kedua dari hasil bagan kasus dan permasalahan para pengguna Aplikasi Tinder , penulis ingin melihat sejauh mana sikap dalam berinteraksi dari Narasumber atau Remaja Mahasiswa para pengguna Aplikasi Tinder kepada para pengguna Aplikasi Tinder lain (Lawan Jenis), antara lain: Apakah narasumber memiliki sikap terbuka dalam hal membagikan informasi dirinya kepada lawan jenis yaitu pengguna Aplikasi Tinder lain saat berinteraksi. Sehingga Narasumber atau informan atau narasumber akan terlihat pola interaksi dengan para pengguna Aplikasi Tinder lainnya. Ataukah informan memiliki sikap tertutup (introvert) dalam hal berinteraksi dengan lainnya, sehingga informan tidak terlalu banyak memberikan informasi atau pengalaman yang dimiliki oleh informan kepada pengguna Apikasi Tinder lain. Dari 2 hal ini akan menimbulkan bagaimana pola interaksi dan komunikasi, makna atau sim bol yang diterima dan juga konstruksi sosial dari narasumber tersebut.

68

Dokumen terkait