BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. ANALISIS DAN INTERPRETASI
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Cara yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah dengan menggunakan Grafik Normal P-P Plot dengan cara melihat penyebaran datanya. Jika pada grafik tersebut penyebaran datanya mengikuti pola garis lurus, maka datanya normal.
Jika pada tabel test of normality dengan menggunakan KolmogorovSmirnov nilai sig > 0.05, maka data berdistribusi normal.
Adapun Uji Normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Sumber : Output SPSS 26 (Diolah, 2021)
Berdasarkan gambar 4.1 gambar histogram terlihat bahwa pola distribusi belum normal sepenuhnya, karena data mengikuti arah garis grafik histogramnya dapat diketahui bahwa uji normalitas terpenuhi.
Table 4.3
Nilai Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kepatuhan
Lngkungan
Islamic corporate
social responsibility
Reputasi
N 60 60 60
Mean 3,383 3,583 3,283
Std. Deviation 1,091 0,979 0,993
Absolute 0,213 0,209 0,262
Positive 0,171 0,208 0,262
Test Statistic 0,213 0,209 0,262 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 Sumber : Output SPSS 26 (Diolah, 2021)
Pada tabel 4.3, hasil ouput spss 21 menggunakan uji normalitas dengan kolmogorov-smirnov terlihat bahwa nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,000.
Yang artinya lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 (0,000 < 0,05). Hal itu berarti nilai residual terstandarnisasi dinyatakan menyebar secara normal tapi sedikit berbeda.
b. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas berarti terjadi korelasi linear yang mendekati sempurna antar lebih dari dua variabel bebas. Uji multikolonieritas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas (independen). Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen sama dengan nol.
Gejala multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model regresi tersebut dinyatakan mengandung multikolonier.
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1 / tolenrance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoloniearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan VIF > 10. Seperti yang tertera pada table 4.5 sebagai berikut :
Table 4.4 Uji multikolinieritas
Model Tolerance VIF
Islamic corporate social
responsibility
0,976 1,025
reputasi 0,976 1,025
Sumber data: output SPSS (Diolah, 2021)
Berdasarkan table 4.4 maka dapat diketahui nilai VIF untuk masing-masing variabel penelitian. Nilai VIF untuk variabel Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) sebesar 1,025< 10 dan nilai tolerance sebesar 0.976 > 0,10 sehingga variabel ICSR dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Nilai VIF untuk Reputasi sebesar 1.025 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,976 > 0,10 sehingga variabel Reputasi dinyatakan tidak terjadi multikolinieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, selain itu yaitu adanya kelembapan, bias spesifikasi model kasus variabel yang tidak dimasukkan, adanya fenomena alaba-laba manipulasi data, dan yang terakhir yaitu adanya kelembapan waktu. Salah satu untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu Uji Durbin-Watson (DW tes). Uji Durbin Watson digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel independen.
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi.
Deteksi autokorelasi yaitu dengan cara :
Jika dw < dL : maka terdapat autokorelasi positif Jika dw > Du : maka tidak terdapat autokorelasi positif Jika dL > dw > Du : maka pengujian tidak dapat disimpulkan Jika (4 – dw) < dL : maka terdapat autokorelasi negatif.
Jika (4 – dw) > dU : maka pengujian tidak terdapat autokorelasi negatif.
Jika dL < (4-dw) < dU : maka pengujian tidak terdapat kesimpulan.
Table 4.5 Model Summary
df1 df2 Sig. F Change
Durbin- Watson
2 57 0 1,957
Sumber data: output SPSS (Diolah, 2021)
Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi atau persentase dari variasi total variabel ketimpangan yang mampu dijelaskan oleh model regresi. Dari tabel diatas dilihat nilai Durbin Watson sebesar 1,957 selanjutnya akan bandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%. Berdasarkan klasifikasi nilai DW yaitu a = 5%, k = 2, n =60 , maka diperoleh hasil dari tabel DW sebagai berikut:
dL : 1,5144 4-dL : 2,4856 Du : 1,6518 4-Du : 2,3482
Berdasarkan table 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif karena dw > du
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik, yaitu melihat grafik scartter plot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu y adalah y yang telah diprediksi, dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
Sumber data: output SPSS (Diolah, 2021)
Berdasarkan Gambar 4.2 scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara meningkat dari kiri ke kanan, serta tidak tersebar baik diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y. pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Regresi Liniear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Perbedaan dalam analisis regresi sederhana terletak pada jumlah variabel tergantung hanya satu.
Analisis regresi berganda ada beberapa hal yang dianalisis sebagai dasar untuk melakukan analisis lebih mendalam dari sekedar persamaan regresi yang
terbentuk, beberapa hal yang perlu dianalisis berkaitan dengan analisis regresi yaitu persamaan regresi, koefisien determinasi, kesalahan baku estimasi, kesalahan baku koefisien regresi, nilai F hitung dan nilai t hitung. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefisient berdasarkan output SPSS versi 26 variabel Islamic corporate social responsibility, reputasi pada efektivitas kepatuhan lingkungan yang ditunjukkan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Table 4.6 Coefficientsa
Model
R Square Change
B Std.
Error Beta T Sig.
Constant
0,532
0,86 0,539 1,594 0,116 Islamic corporate
social responsibility 0,59 0,102 0,529 5,772 0
Reputasi 0,649 0,101 0,591 6,439 0
Sumber data: output SPSS (Diolah, 2021)
Berdasarkan pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai konstanta β0 sebesar - 0,860 dan koefisien regresi β1 sebesar 0,590 β2 sebesar 0,649. Nilai konstanta dan koefisien regresi (β0, β1, β2) ini dimasukkan dalam persamaan regresi linier berganda berikut ini:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + e Sehingga persamaan regresinya menjaadi sebagai berikut:
Y = 0,860 + 0,590X1+ 0,649X2 + e
Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
a. Nilai Konstanta (β0)
Nilai konstanta sebesar 0,860 berarti jika ICSR (X1), dan Reputasi (X2), nilainya 0 atau konstan maka Tingkat Kepatuhan Lingkungan (Y) nilainya sebesar 0,860.
b. Islamic Corporate Social Responsibility (X1)
Nilai konstanta regresi aglomerasi sebesar 0,590 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% Islamic corporate social responsibility maka akan menyebabkan peningkatan tingkat ketimpangan sebesar 1,150. Dan sebaliknya jika Islami corporate social responsibility berkurang 1% maka akan menyebabkan penurunan terhadap efektivitas kepatuhan lingkungan bank umum syariah sebesar 1,150. Arah hubungan antara Islami corporate social responsibility dengan efektivitas kepatuhan lingkungan bank umum syariah adalah searah (+), dimana kenaikan nilai Islami corporate social responsibility meningkat akan mengakibatkan kenaikan pula terhadap ketimpangan begitu pula sebaliknya dimana penurunan nilai Islami corporate social responsibility akan mengakibatkan penurunan pula pada efektivitas kepatuhan lingkungan bank umum syariah.
c. Reputasi (X2)
Nilai konstanta reputasi sebesar 0,649 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% tingkat reputasi maka akan menyebabkan peningkatan tingkat kepatuhan sebesar 0,649. Begiru pula sebaliknya, setiap penurunan 1% tingkat reputasi maka akan menyebabkan penurunanan tingkat kepatuhan sebesar 0,649. Arah hubungan antara Islamic corporate social responsibility dengan kepatuhan lingkungan adalah searah (+), dimana kenaikan nilai reputasi akan mengakibatkan peningkatan pula terhadap kepatuhan lingkungan bank umum syariah
4. Uji hipotesis
a. Uji koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi antara 0 dan 1. Saat nilai koefisien mendekati satu, berarti kemampuan variabel-variabel independen menunjukkan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Table 4.7
Koefisien Korelasi dan Determinasi
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 0,729 0,532 0,516 0,759 Sumber: Output SPSS 26 (Diolah 2021)
Berdasarkan output SPSS 26 tabel 4.7 terlihat bahwa hasil dari perhitungan yang diperoleh nilai R sebesar 0,729 dengan kata lain hubungan antara variabel X yaitu Islamic corporate social responsibility dan reputasi terhadap variabel Y yaitu tingkat ketimkepatuhan lingkungan sebesar 0.729 atau sebesar 72,9%.. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.532 dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa besar persentase variasi tingkat kepatuhan lingkungan yang bisa dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel bebas yaitu Islamic corporate social responsibility dan reputasi sebesar 53,2%
sedangkan sisanya sebesar 46,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya diluar penelitian ini seperti variabel inflasi dan investasi.
b. Uji T (uji parsial)
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel aglomerasi, desentralisasi fiskal dan tingkat pengangguran terbuka terhadap variabel tingkat ketimpangan pembangunan.
Uji T digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian parsial ini adalah sebagai berikut :
Table 4.8 Uji T
Model B Std. Error Beta t Sig.
Constant 0,860 0,539 -
1,594 0,116 Islamic corporate
social responsibility 0,590 0,102 0,529 5,772 0,000
Reputasi 0,649 0,101 0,591 6,439 0,000
Sumber data: output SPSS (Diolah, 2021)
Berdasarkan tabel 4.8 perhitungan uji T dapat dilihat hasil pengujian parsial terhadap masing-masing variabel Islamic corporat social responsibility (ICSR) dan reputasi pada kepatuhan lingkungan dapat dianalisis sebagai berikut:
1. Uji Hipotesis Pengaruh ICSR Terhadap kepatuhan lingkungan
Berdasarkan tabel 4.8 nilai signifikansi untuk variabel ICSR (X1) adalah 0,000 dinyatakan lebih kecil dari taraf α = 0,05 (0,000 < 0,05). Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai Thitung = 5,772.
Dari hasil tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ICSR (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan lingkungan bank umum syariah. Karena ICSR mempunyai kontribusi dalam membangun lingkungan yang berbasis syariah kemudian keunggulan bersaing
dalam strategi bisnis yang bagus memberikan impact terhadap kepatuhan lingkungan.
2. Uji Hipotesis Pengaruh reputasi(X2) Terhadap kepatuhan lingkungan
Berdasarkan tabel 4.8 nilai signifikansi untuk variabel reputasi (X2) adalah 0,000 dinyatakan lebih kecildari taraf α = 0,05 (0,000< 0,05). Hal ini ditunjukkan juga dengan nilai Thitung = 6,439. Dari hasil tersebut sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel reputasi (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kepatuhan lingkungan bank umum syariah. Dengan demikian dalam penelitian ini menolak hipotesis H0 dan menerima Ha. Sehingga diketahui reputasi perusahaan sebagai hasil evaluasi (penilaian) yang menggambarkan citra perusahaan atau image bagus maka kepatuhan lingkungannya sesuai dengan ketentuan syariah.
D. Pembahasan
A. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kepatuhan lingkungan karena amanah dalam pelaksanaan dan terealisisir dalam pelaksanaan. Disamping memberikan sharing dana juga memberikan bimbingan kepada masyarakat, karyawan, lingkungan sekitar perusahaan dan penata lingkugan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa semakin besar pengungkapan reputasi yang dilakukan oleh bank umum syariah maka akan menaikan nilai kepatuhan lingkungan.
Temuan ini selajan dengan Syurmita, Miranda Junisar Fircarina (2020) bahwa Islamic corporate social responsibility (icsr) berpengaruh positif signifikan terhadap reputasi dan kinerja perusahaan, namun pengaruh good governance bisnis syariah (ggbs) terhadap reputasi dan kinerja perusahaan tidak ditemukan dalam penelitian ini. Sejalan dengan temuan Johan Arifin
dan Eke Ayu Wardani (2016) bahwa IslamicCorporate Social Responsibility berpengaruh positif secara signifikan terhadap reputasi perusahaan perbankan syariah di Indonesia.
Indikator kinerja perusahaan umumnya diukur dengan melihat bagaimana perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba.Indikator kemampuan sebuah perusahaan dapat memenuhi kewajibannya ialah dengan menilai kemampuan perusahaan tersebut memperoleh laba, tetapi sebenarnya kinerja yang tepat jika diukur dari segi manfaat terhadap lingkungan. Menurut Sharia Enterprise Theory pemenuhan kewajiban terhadap stakeholder mempunyai artian yang sangat luas tidak hanya terhadap karyawan melainkan lebih luas lagi yaitu terhadap Tuhan, Masyarakat, dan Alam. Pemenuhan tanggungjawab tersebut juga tidak hanya dapat dilakukan dengan penilaian kinerja yang baik melainkan dapat juga diimplementasikan dengan kebijakan pengungkapan tanggung jawab terhadap sosial yakni sering di sebut dengan CSR perusahaan yang bernilai spiritual yang disebut dengan ICSR.
ICSR muncul untuk melengkapi dasar pemikiran yang cukup kuat mengenai pentingnya amanah dalam pelaksanaan ICSR. ICSR merupkan tanggung jawab sosial perusahaan yang berdimensi ekonomi dan Islam, legal islam, etika islam dan filantropi islam berdasarkan nilai-nilai keislaman yang ada pada Al-Quran dan Hadist. Sebagai bank syariah tentunya dalam setiap pengoprasionalnya selalu berorientasi kepada apa apa yang diperintahkan dan apa apa yang dilarang oleh Allah SWT. Dalam konsep ICSR juga terdapat dalam ajaran Islam dalam menjalankan bisnisnya harus berdasarkan prinsip syariah dan mendasarkan pada filososfi dasar Al-Quran
dan As-Sunnah, sehingga menjadikan dasar bagi pelakunya dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Hal ini menjelaskan bahwa dalam pengungkapan ICSR dalam dunia perbankan syariah ialah suatu kewajiban bagi seluruh stakeholder agar dapat ikut serta mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar bank itu berdiri. Tanggung jawab bank syariah tidak hanya kepada stakeholder saja melainkan memiliki ruang lingkup yang lebih luas sehingga mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.
B. Reputasi berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kepatuhan lingkungan karena. Hal tersebut dikarenakan citra syariah yang dibangun oleh bank-bank syariah sangat relevan dengan pergatian dan implementasi ICSR yang dilakukan utntuk membantu perbaikan lingkungan dan penataan terhadap lembaga syariah lainnya yang ada disekitarnya.
Dapat dikatakan bahwa semakin besar pengungkapan reputasi yang dilakukan oleh bank umum syariah maka akan menaikan nilai kepatuhan lingkungan. Temuan tersebut sejalan dengan temuan Sartini Wardiwiyono
&Arty Fitria Jayanti. (2021), Amie Amelia Nabilah Yusof. (2020), dan Mekani Vestari. (2018) bahwa dengan meningkatnya reputasi perusahaan maka ada indikasi terhadap peningkatan kepatuhan dengan lingkungan
Sebagai lembaga keuangan syariah yang bertugas menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat, dalam pengoprasionalannya bank sangat berorientasi pada tingkat kepuasan dan kepercayaan nasabah, sehingga pengungkapan kinerja perusahaan dalam bentik kepatuhan lingkungan dan ICSR adalah salah satu hal yang sangat berperan untuk membangun citra dan reputasi yang baik pada nasabah dan masyarakat dimana bank syariah itu berada.
Reputasi perusahaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia bisnis syariah pada khususnya. Bank syariah adalah salah satu jenis bank yang memainkan peranan penting dalam pengungkapan ICSR. Namun dalam beberapa penelitian menunjukan bahwa pengungkapan ICSR yang menggunakan metode indeks GRI (Global Reporting Initiative) tidak menunjukan skor pengungkapan ICSR pada bank syariah yang maksimum, rata rata pengungkapannya dibawah 50%. Padahal dengan pengungkapan ICSR yang baik tidak hanya akan bermanfaat terhadap masyarakat melainkan bermanfaat untuk reputasi bank tersebut.
Reputasi yang baik dapat mempengaruhi dukungan masyarakat terhadap bank dan akses bank terhadap sumber daya yang diperlukan.
Semakin baik bank mengelola reputasinya maka semakin baik pula dalam mempertahankan pemegang sahamnya dan menambah nasabhanya. Oleh karena itu dapat di asumsikan bahwa reputasi berkaitan dengan kinerja dan pengungkapan ICSR 5 Samsiah. Dalam penelitian ini reputasi akan diuji hubungannya dengan kepatuhan lingkungan, dimana dan ICSR. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) sama halnya dengan Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial dan lingkungan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan pendekatan yang seimbang bagi organisasi untuk mengatasi problem ekonomi, sosial dan isu lingkungan dengan cara yang menguntungkan individual maupun masyarakat.
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, uji hipotesis dan pembahasan terhadap variabel didalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kepatuhan lingkungan karena amanah dalam pelaksanaan dan terealisisir dalam pelaksanaan.
Disamping memberikan sharing dana juga memberikan bimbingan kepada masyarakat, karyawan, lingkungan sekitar perusahaan dan penata lingkugan perusahaan..
2. Reputasi berpengaruh signifikan dan berhubungan positif terhadap kepatuhan lingkungan Hal tersebut dikarenakan citra syariah yang dibangun oleh bank-bank syariah sangat relevan dengan pergatian dan implementasi ICSR yang dilakukan utntuk membantu perbaikan lingkungan dan penataan terhadap lembaga syariah lainnya yang ada disekitarnya.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka adapun saran yang dapat diberikan, antara lain:
1. Bagi manajemen bank syariah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam usaha implementasi ICSR. Utamanya dalam penerapkan kepatuhan dengan cara meaksanakan pemanfaatan ICSR secara amanah sesuai dengan sharing laba yang telah ditetapkan.
2. Penelitian ini memberikan input teoritis bagi peneleti lanjutan bahwa untuk menjadikan Bank-Bank syariah patuh terhadap lingkungan, maka perkuat akuntabilitas dalam pengungkapan ICSR dan tingkatkan reputasi citra syariah dengan berlandaskan pada Al Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
3. Secara metodologis bahwa kepatuhan lingkungan bank syariah sangat ditentukan oleh pengungkapan laporan akuntansinya, serta berapa bahagian yang ditetapkan sebagai ICSR, Kemudian buat rencana penerapan ICSR, dan pertahankan nama baik dengan mengajarkan masyarakat manajemen syariah yang mengutamakan nilai dan keadilan dala berinvestasi dan bermitra dengan bank syariah.
4. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti skripsi ini agar menambahkan objek penelitian agar hasil yang didapatkan lebih signifikansi dan lebih memperkuat skripsi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, A. dan Yusuf, N. 2020. Peran Perbankan Syariah dalam Melaksanakan Corporat Social Responsibility Di Masa Covid 19. Jurnal Imara. Vol.4. No.
2: 96
Arifin, J. dan Wardani, E.A. 2016. Islamic Corporat Social Responsibility Disclosure, Reputasi, dan Kinerja Keuangan: Studi Pada Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol.20. No. 1: 37-41 Arikunto, S. 2016. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta
Astuti, N.T. dan Surharni, S. 2020. Pengaruh Intellectual Capital Islamic Corporat Social Responsibility dan Islamic Corporat Governance Terhadap Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2016-2018. Jurnal Ilmu-Ilmu Akuntansi. Vol.1. No. 1: 15
Awaliah, M. dan Vestari, M. 2018. Analisis Pengungkapan Corporat Social Responsibility Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Magisma. Vol.6. No.
2: 53
Bank BRI Syariah.2020.Laporan Berkelanjutan PT. Bank BRI Syariah 2020 Cahyanistiyas, E. dan Canggih, C. 2020. Islamic Corporat Responsibility dan
Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis Islam. Vol. 3. No. 2: 72-75
Fauzi, M., Akbaruddin, H.W., Darmasetiawan, I.E. dan Darussalam, A. 2020.
Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Milik Negara Dengan Indeks Islamic Social Reporting. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam.
Vol.6. No. 03: 2-8
Ghozali, A. 2019. Perkembangan Bank Syariah Di Asia Tenggara: Sebuah Kajian Historis. Jurnal Ekonomi Syariah. Vol. 4. No. 1: 47-48
Mulazid, A.S. 2016. Pelaksanaan Sharia Compliance Pada Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Syariah Mandiri, Jakarta). Bank Indonesia, Cetak Biru Perbankan Syariah Indonesia. Vol. 20, No. 1: 39-42
Novita, D. 2019. Manajemen Risiko Kepatuhan pada Perbankan Syariah. Eksis Bank. Vol. 3 No. 1: 49
Nurjannah, R. 2017. Pengaruh Kualitas Layanan dan Corporat Social Responsibility Terhadap Image Perusahaan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Sugiyono, P.D. 2019. Metode penelitian pendidikan. Alfabeta: Yogyakarta
Syurmita, Fircarina, M.J. 2020. Pengaruh Zakat, Islamic Corporate Social Responsibility dan Penerapan Good. Governance Bisnis Syariah terhadap Reputasi dan Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu Sosial Vol. 1, No. 2: 90
Wardani, E. A. 2015. Pengaruh Islamic Coorporate Social Disclosure Terhadap Reputasi Perusahaan dan Kinerja Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 18. Medan: IAI.Hal 17-29
66
Wardiwiyono, S. dan Jayanti, A.F. 2021. Peran Islamic Corporat Social Responsibilitydalam Memoderasi Pengaruh Zakat terhadap Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Islam. Vol. 9. No. 1: 74-80 Widanaputra, A.A.G.P., Widhyanta, G.D.S.A. dan Ratnadi, N.M.D. 2018. Reputasi
Perusahaan Reputasi Manajemen Puncak, dan Pengungkapan Corporat Social Responsibility. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Vol.13. No. 2: 75- 81
Widowati, A.I., Surjawati, Linda Ayu Oktoriza, L.A., Indriana, D.TL. 2016. Praktik Islamic Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Kasus Terhadap Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Indeks). Jurnal Dinamika Sosial Budaya, Volume 18, Nomor 2, Desember 2016.
Wulpiah. 2017. Urgensi Penerapan Kepatuhan Syariah Pada Perbankan Syariah.
Jurnal Ilmu Syari’ah Dan Perbankan Islam. Vol. 2, No. 1: 100 PT.banksyariahbukopin. 2021
Lestari, D.P. 2017. Analisis Tingkat Ketimpangan Pembangunan Di Kawasan Mamminasata. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Marsuni, N.S. 2019. Pengaruh Praktik Islamic Corporate Social Responsibilty (I- Csr) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Periode 2014- 2018. Universitas Muhammadiyah Makassar.
Suka, E.A. 2016. Efektivitas Akuntansi Lingkungan Dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Vol. 2, No. 1: 16-19
Mirnawati. 2017. Pengaruh Konsep Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Reputasi Perusahaan ( Studi Kasus Pada Pt. Bank Sulselbar Cabang Masamba ). Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nurjanah, R. 2017. Pengaruh Kualitas Layanan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Image Perusahaan (Studi Kasus PT. BNI Syariah Pusat Jakarta). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Azis, F. 2017. Analisis Kinerja Dewan Pengawas Syariah Dalam Mengawasi Bank Syariah (Studi: Bank Sulselbar Syariah Ratulangi Makassar). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.