BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORITIS
3. REPUTASI
Reputasi memegang peran yang penting dalam menjalin hubungan kemitraan antara bank syariah dengan nasabah. Reputasi menjadi dasar penilaian dalam menentukan apakah suatu perusahaan layak untuk dijadikan mitra kerjasama. Efektivitas Kepatuhan Lingkungan Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai.
Kepatuhan syariah memiliki standar internasional yang disusun dan ditetapkan oleh Islamic Financial Service Board (IFSB) di mana kepatuhan syariah merupakan bagian dari tata kelola lembaga (corporate governance).
Reputasi menurut Johan Arifin dan Eke Ayu Wardani (2016) sebagai representasi kolektif dari citra yang dimiliki berbagai konstituen, istilah untuk menyebut orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatanorganisasi maupun mereka yang dilayani organisasi, yang dibangun dari waktu ke waktu dan didasarkan padaprogram perusahaan, kinerja perusahaan, dan bagaimana para konstituen mempersepsikan perilaku merekaterhadap perusahaan.
Berbagai reputasi perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial,banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang
mempunyai pandangan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkanuntuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yangtinggi, dan lebih menarik minat investor (JohanArifin dan EkeAyuWardani 2016).
Selanjutnya Daud (2016) menambahkanbahwa perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan akan lebih memperhatikan pertanggungjawaban sosialnyakepada masyarakat, hal ini dapat meningkatkan citra perusahaan dan mempengaruhi tingkat penjualan.
Reputasi perusahaan menurut Dowling (2016) dalam Johan dan Eke (2016) sebagai hasil evaluasi (penilaian) yang menggambarkan citraperusahaan menurut masyarakat. Argenti dan Druckenmiller (jurnal Johan Arifin dan Eke Ayu Wardani 2016) menyebut reputasi sebagai representasi kolektifdari citra yang dimiliki berbagai konstituen, istilah untuk menyebut orang- orang yang terlibat dalam suatu kegiatanorganisasi maupun mereka yang dilayani organisasi, yang dibangun dari waktu ke waktu dan didasarkan padaprogram perusahaan, kinerja perusahaan, dan bagaimana para konstituen mempersepsikan perilaku merekaterhadap perusahaan.
indikator-indikator yang digunakan menurut Eka (2018:52) untuk mengukur variabel-variabel reputasi bank, yaitu:
a. Nama Baik
Nama baik adalah persepsi nasabah tentang sejauh mana nama baik yang berhasil dibangun oleh bank. Bagi sebuah perusahaan menjaga nama baik tentunya menjadi salah satu kewajiban utama mereka untuk mendukung kelancaran pemasaran bisnisnya.
b. Reputasi Pesaing
Ialah persepsi para nasabah bank mengenai seberapa baik reputasi bank tersebut dibanding dengan bank-bank lain.
c. Dikenal Luas
Menunjukkan persepsi para nasabah, baik tentang sejauh mana nama bank tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat.
d. Kemudahan Diingat
Menunjukkan persepsi para nasabah bank akan kemudahan nasabah bank akan kemudahan nasabah untuk mengingat nama baik bank tersebut.
Berbagai reputasi perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial,banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yangmempunyai pandangan terhadap perusahaan. Perusahaan yang mempunyai reputasi positif lebih memungkinkanuntuk menarik minat pelamar berkualitas tinggi, membangun pangsa pasar yang luas, menerapkan harga yangtinggi, dan lebih menarik minat investor (Johan Arifin dan Eke Ayu Wardani 2016). Selanjutnya Daud (2016) menambahkan bahwa perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan akan lebih memperhatikan pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat, hal ini dapat meningkatkan citra perusahaan dan mempengaruhi tingkat penjualan.
Branco danRodrigues (dari jurnal Johan Arifin dan Eke Ayu Wardani 2016) mencatat bahwa perusahaan yang mempunyai profilICSRyang tinggi mampu mengadakan danmeningkatkan interaksi mereka dengan
konsumen, pemasok, dan investor yang mana hasilnya meningkatkanreputasi mereka.
4. EFEKTIFITAS KEPATUHAN LINGKUNGAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efektivitas identik dengan terminologi prestasi dari suatu yang dilakukan gramatikal didefenisikan sebagai hasil yang telah diraih, sesuatu yang berhasil dicapai dengan baik hasil dari suatu pekerjaan. Selain itu menurut Ayu Namira Malinza (2019), bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang tepat untuk mencapai tujuan. Ayu Namira Malinza (2019), mengemukakan bahwa : Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai. Ayu Namira Malinza (2019) mengatakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan manajemen. Kriteria atau indikator dari efektivitas ialah sebagai berikut : a. Pencapaian target : maksud pencapaian target di sini diartikan sejauh mana
target dapat ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Kemampuan adaptasi : Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi.
c. Tanggung Jawab : Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.
Kepatuhan syariah dalam operasional bank syariah menurut Ade Sofyan (2019), tidak hanya meliputi produk saja, akan tetapi meliputi sistem, teknik dan identitas perusahaan. Karena itu, budaya perusahaan yang meliputi pakaian, dekorasi dan image perusahaan merupakan salah satu aspek kepatuhan syariah dalam bank syariah. Tujuannya, tidak lain untuk menciptakan suatu moralitas dan spiritual kolektif, yang apabila digabungkan dengan produksi barang dan jasa, maka akan menopang kemajuan dan pertumbuhan jalan hidup yang islami. Menurut Adrian Sutedi, kepatuhan syariah dalam operasional bank syariah tidak hanya meliputi produk saja, akan tetapi meliputi sistem, teknik dan identitas perusahaan. Karena itu, budaya perusahaan yang meliputi pakaian, dekorasi dan image perusahaan merupakan salah satu aspek kepatuhan syariah dalam bank syariah. Tujuannya, tidak lain untuk menciptakan suatu moralitas dan spiritual kolektif, yang apabila digabungkan dengan produksi barang dan jasa, maka akan menopang kemajuan dan pertumbuhan jalan hidup yang islami.
B. TINJAUAN EMPIRIS PENELITIAN TERDAHULU Table 2.1
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
1
Mohammad Ghozali (2019)
Perkembangan Bank Syariah Di Asia Tenggara: Sebuah Kajian Historis
Perkembangan yang signifikan pada 2 negara yaitu Malaysia dan Indonesia, sebaliknya di beberapa negara seperti Thailand, singapura, dan
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN Filipina perkembangan perbankan syariah masih minim.
2
Mohamad Fauzi, Wahyu Haris Akbarudin , Iwan E.
Darmasetiawan, Ahmad Darussalam (2020)
Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perbankan Syariah Milik Negara dengan Indeks Islamic Social Reporting
Produk dan jasa mendapat berpredikat sangat informatif, karyawan berpredikat
informatif, masyarakat berpredikat informatif,
lingkungan berpredikat kurang informatif dan tata kelola perusahaan berpredikat sangat informatif, secara keseluruhan penerapan tanggungjawab sosial perbankan syariah milik negara berpredikat informatif dengan urutan BSM, BNI Syariah dan BRI Syariah.
3
Muliatul Awaliyah, Mekani Vestari (2018)
Analisis Pengungkapan Corporate Social
Responsibility
Perbankan Syariah Di Indonesia
Ethical Identity Index
(EII) memiliki tingkat kesesuaian paling tinggi
dengan rata-rata
pengungkapan
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
sebesar 72,12%, diurutan kedua adalah Islamic Social Responsibility(ISR) dengan rata-rata pengungkapan sebesar 51,66%, dan yang terakhir adalah Global Reporting Initiative (GRI)
dengan rata-rata
pengungkapan sebesar 33,21%.
4
Syurmita, Miranda Junisar Fircarina (2020)
Pengaruh Zakat, Islamic Corporate Social
Responsibility dan Penerapan Good Governance Bisnis Syariah terhadap Reputasi dan Kinerja Bank Umum Syariah di Indonesia
1. Zakat berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan, namun tidak berpengaruh signifikan terhadap reputasi perusahaan.
2. Islamic corporate social responsibility (icsr) berpengaruh positif
signifikan terhadap reputasi dan kinerja perusahaan, namun pengaruh good governance bisnis syariah
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
(ggbs) terhadap reputasi dan kinerja perusahaan tidak ditemukan dalam penelitian ini.
5
Johan
Arifin1,EkeAyuWar dani2 (2016)
Islamic corporate social responsibility disclosure, reputasi, dan kinerja keuangan:Studi pada banksyariah di Indonesia.
IslamicCorporate Social Responsibility berpengaruh positif secara signifikan terhadap reputasi perusahaan perbankan syariah di
Indonesia.
6
Eka
Cahyaningtiyas, Clarashinta Canggih. (2020)
Islamic Corporate
Responsibility Dankinerja Keuangan Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
Pengungkapan ICSRterhadap kinerja keuangan yang
berindikator ROA berpengaruh negatif.Menandakan semakin besarnilai ICSRyang telah diungkapkan, semakin rendah pengaruhnya terhadapROA.
variabel Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan syariah.
7.
Novi Tri Astuti1, Siti Suharni2. (2020)
Pengaruh Intellectual Capital, Islamic Corporate Social Responsibility, dan
Zakat berpengaruh positif terhadap kinerja BUS.
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN Islamic Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2016-2018
8.
Sartini
Wardiwiyono&Arty Fitria Jayanti.
(2021)
Peran islamic corporate social responsibility dalam memoderasi pengaruh zakat terhadap kinerja bank umum syariah (bus).
ICSR berpengaruh negatif terhadap kinerja BUS. ICSR memoderasi pengaruh zakat terhadap kinerja BUS.
9.
Amie Amelia Nabilah Yusof.
(2020)
Peran Perbankan Syariah Dalam
Melaksanakan Corporate Social Responsibility Di Masa COVID19
Corporate social responsibility untuk dapat membantu
masyarakat khususnya yang terdampak covid-19,
sebagaimana telah di salurkan pada program pemberdayaan ekonomi yakni tetap
menghidupkan UMKM, memberikan masker serta APD untuk tenaga medis hal ini membuktikan peran Bank syariah dalam
memberdayakan masyarakat
NO NAMA PENELITI JUDUL PENELITIAN HASIL PENELITIAN
10.
Mekani Vestari.
(2018)
Analisis Pengungkapan Corporate Social
Responsibilityperbankan Syariah Di Indonesia
Perbankan berbasis syariah di Indonesia belum mengadopsi Islamic Social Reporting (ISR) sebagai kiblat pengungkapan CSR.
C. KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Gambar 2.1
ICSR (X1) Fenomena Kepatuhan Bank
Syariah Terhadap ICSR
EFEKTIVITAS KEPATUHAN (Y)
PENGUJIAN DATA
KONTRIBUSIPENELITIAN
Ekonomi (Profit) Lingkungan
(Planet)
Sosial (Masyarakat)
Kontribusi Bank Umum
Syariah
Reputasi (X2)
D. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan fenomena penelitian dan hasil penelitian terdahulu oleh Lestari (2018) bahwa ICSR berpengaruh positif signifikan terhadap kepatuhan lingkungan. Sedangkan menurut Risna (2018) bahwa ICSR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Penelitian Risna (2018) dan Oktarina (2015) bahwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan lingkungan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Fauzi (2016) menunjukkan bahwa Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap Kinerja Perusahaan. Penelitian yang dilakukan Fauzi (2016) menunjukkan bahwa Dewan Komisaris berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Menurut Eka Andala Suka (2016) bahwa reputasi berpengaruh positif terhadap akuntansi lingkungan. Hadinata (2018) dan Arif & Zaki (2017) bahwa tingkat pengungkapkan kinerja sosial perankan syariah di Asia Tenggara masih berada di posisi kurang informatif. Hadinata (2018) menyebutkan bahwa perbankan syariah memiliki pengaruh negatif terhadap Return On Asset dan Profit Sharing Ratio yang bertolak belakang dengan teori legitimasi, ketika perusahaan melakukan kegiatan sosial akan berdampak pada image perusahaan yang dapat mendukung proses operasional perusahaan dan berdampak pada peningkatan laba perusahaan, maka hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1: Pengungkapan ICSR berpengaruh positif terhadap efektivitas kepatuhan lingkungan Bank Umum Syariah (BUS).
H2:Pengungkapan reputasi berpengaruh positif terhadap efektivitas kepatuhan lingkungan Bank Umum Syariah (BUS).
29 BAB III
METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN
Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis metode deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2019), metode dekriptif adalah judul penelitian yang bermaksud menggambarkan keadaan atau nilai satu atau lebih variabel secara mandiri. Dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Sedangkan metode asosiatif adalah penelitian yang bermaksud menggambarkan dan menguji hipotesis hubungan dua variabel atau lebih.
B. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap bank umum syariah. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama satu bulan yaitu mulai dari bulan Juni sampai Juli 2021.
C. DEFENISI OPERASIONALVARIABEL
a. Islamic Corporate Social Responsibility (X1)
Islamic corporate social responsibility (ICSR) didefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan pendekatan yang seimbang bagi organisasi untuk mengatasi problem ekonomi, sosial dan isu lingkungan dengan cara yang menguntungkan individual maupun masyarakat. Selama dekade terakhir, banyak negara mengembangkan konsep ini untuk menangani masalah pengangguran, kemiskinan, polusi dan masalah-masalah sosial dan
lingkungan lainnya. Indikator ICSR menurut Amerti Irvin Widowati,et.al (2016) ialah:
a. Keuangan dan Investasi.
b. Tema Produk Dan Layanan.
c. Tema Karyawan.
d. Tema Kemasyarakatan.
e. Lingkungan.
f. Tema Tata Kelola Perusahaan.
b. Reputasi (X2)
Reputasi didefinisikan Reputasi perusahaan adalah sikap terhadap penyedia layanan atau merek, dan didirikan dan dikembangkan dalam pikiran pelanggan melalui komunikasi dan pengalaman. Ketika pelanggan puas dengan layanan yang diberikan, sikap mereka terhadap perusahaan meningkat. indikator-indikator reputasi bank menurut Eka (2018:52) yaitu:
a. Nama Baik. Nama baik adalah persepsi nasabah tentang sejauh mana nama baik yang berhasil dibangun oleh bank. Bagi sebuah perusahaan menjaga nama baik tentunya menjadi salah satu kewajiban utama mereka untuk mendukung kelancaran pemasaran bisnisnya.
b. Reputasi Pesaing. Ialah persepsi para nasabah bank mengenai seberapa baik reputasi bank tersebut dibanding dengan bank-bank lain.
c. Dikenal Luas. Menunjukkan persepsi para nasabah, baik tentang sejauh mana nama bank tersebut sudah dikenal luas oleh masyarakat.
d. Kemudahan Diingat . Menunjukkan persepsi para nasabah bank akan kemudahan nasabah bank akan kemudahan nasabah untuk mengingat nama baik bank tersebut.
c. Efektivitas Kepatuhan (Y)
Efektivitas kepatuhan lingkungan adalah seberapa jauh target dapat dicapai, untuk mencapai suatu keberhasilan atau yang diinginkan didalamnya ada landasan yang menjadi pedoman kepatuhan syariah sebagai kerangka kerja bagi system dan keuangan bank syariah untuk mencapai program tanggung jawab social berbasis syariah. Kepatuhan syariah tersebut secara konsisten dijadikan sebagai kerangka kerja bagi sistem dan keuangan bank syariah dalam alokasi sumber daya, manajemen, produksi, aktivitas pasar modal dan distribusi kekayaan.
Karakteristik Lingkungan, Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektivitas. Keberhasilan hubungan organisasi lingkungan tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat keterdugaan keadaan lingkungan. indikator- indikator efektivitas kepatuhan menurut Ayu Namira Malinza (2019), ialah sebagai berikut :
a. Pencapaian target : maksud pencapaian target di sini diartikan sejauh mana target dapat ditetapkan organisasi, dapat terealisasikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana
pelaksanaan tujuan organisasi dalam mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Kemampuan adaptasi : Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan yang terjadi baik dari dalam organisasi.
c. Tanggung Jawab : Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya, dan bisa menghadapi serta menyelesaikan masalah yang terjadi dengan pekerjaannya.
d. Pengujian Data
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian, dilakukan dengan metode tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada berbagai metode, antara lain: wawancara, observasi (pengamatan), wawancara kuesioner atau angket dan documenter.
Kuisioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapat informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Kuisioner dipakai untuk menyebutkan metode ataupun instrument. Jadi dalam menggunakan metode angket atau kuisioner instrument yang dipakai yaitu kuisioner.
e. kontribusi Penelitian
Hasil penelitian menurut Ade Sofyan (2019) menemukan pengaruh positif antara reputasi dengan kepercayaan yang pada akhirnya akan mengarah pada terciptanya hubungan jangka panjang antara bank dengan nasabah. Hasil penelitian Ade Sofyan (2019) menunjukkan hasil bahwa reputasi berhubungan positif dengan kepercayaan.
Urgensi kepatuhan berimplikasi pada keharusan pengawasan terhadap pelaksanaan kepatuhan tersebut. Pengawasan terhadap kepatuhan syariah merupakan tindakan untuk memastikan bahwa prinsip syariah yang merupakan pedoman dasar bagi operasional bank syariah telah diterapkan dengan tepat dan menyeluruh.
D. Populasi dan Sampel
Pengertian populasi menurut Sugiyono (2017:80) adalah sebagai berikut: “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut diatas, sampai pada pemahaman penulis bahwa populasi merupakan keseluruhan karakteristik dan kualitas yang ditetapkan penulis pada obyek atau subyek tersebut. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS). Bank syariah di Makassar ada 7 yakni bank muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Indonesia(BSI), BTN Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Bank CIMB Niaga Syariah, Bank Sulselbar Syariah dan Panin Dubai Bank Syariah.
Sampling dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengumpulkan data yang sifatnya tidak menyeluruh yaitu mencakup seluruh obyek penelitian (populasi) tetapi hanya sebagian dari populasi saja.Menurut Sugiyono (2017:81) teknik sampling adalah sebagai berikut:“Merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan”.
Menurut Sugiyono (2017:82) Probability Sampling adalah teknik pengembalian sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini yaitu Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik non probability sampling, karena peneliti tidak memiliki daftar masyarakat yang menerima dana CSR di Bank Umum Syariah (BUS). Dalam convenience sampling (sampling aksidental) peneliti memilih partisipan karena mereka ingin dan bersedia diteliti. Dalam kasus ini, peneliti tidak dapat mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa individu tersebut mewakili populasi, akan tetapi, sampelnya dapat memberikan informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan dan hipotesis penelitian. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu dari kelima bank syariah yang ada di Makassar, sampel yang diambil 3 bank yakni Bank Bukopin Syariah, BTN Syariah dan Bank Sulselbar Syariah.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner melalui studi lapangan atau metode survei (field studies) yang sering digunakan oleh peneliti dengan tujuan untuk melihat keadaan yang menjadi objek penlitian apa adanya, dengan melihat data dan informasi yang ada dari sampel, tanpa memberikan
perlakuan khusus. Dalam kuesioner ini penulis menggunakan skala likert yaiti skala yang berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.
Table 3.1
Table likert point
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Ragu-Ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
2. Data sekunder
Adalah sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang lainatau dokumen. Metode ini di implementasikan melalui studi pustaka, terutama yang berhubungan dengan variabel penelitian. Sumber ini diperoleh dari buku, jurnal maupun informasi secara online.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Y = α + βX1 + β2X2 + ҽ Keterangan:
Y = Efektivitas Kepatuhan α = Konstanta
β1,…β2 = Koefisien Regresi X1 = ICSR
X2 = Reputasi Ҽ = Error
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2009) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya memiliki distribusi data normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengamsumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Menurut Sanggih Santoso (2004), Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
b. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghazali (2009), multikolinearitas merupakan regresi berganda yaitu kolerasi antara variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya.Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusny tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1.) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2.) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90) maka hal ini merupakan adanya multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011), uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan periode t-1 (sebelumnya) pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t- 1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelsi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Durbin-Watson. Durbin-Watson hanya digunakan autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variabel independen signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedstisitas.
Kriteria yang biasa digunakan untuk menyatakan apakah terjadi
heteroskedastisitas atau tidak diantara pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikasi. Koefisien signifkasi harus dibandingkan dengan tingkat signifikas yang ditetapkan sebelumnya (α=5%). Apabila koefisien signifikasi (nilai probabilitas) lebih besar dari tingkat signifikasi yang ditetapkan, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Menurut Ghozali (2013), uji hipotesis dalam peneltian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk menguji pegaruh lebih dai satu variabel bebas terhadap satu veriabel terikat.Untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam peneltian ini akan digunakan persamaan regresi.
3. Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013), Koefisien Determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Niali R2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjalankan variasi dependen aman terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.