BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Analisis Statistik Deskriptif Student Team Achievement Division
27 siswa (93,11%). Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII4SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diterapkan model TAI telah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal.
2. Analisis Statistik DeskriptifStudent Team Achievement Division
Nilai Minimum 33
Nilai Maksimum 67
Rentang Skor 34
Sumber: (Lampiran A.3)
Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum proses pembelajaran melalui model STAD adalah 53,00 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 10,920 Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 33, dan skor tertinggi 67 dengan rentang skor 34.
Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ x < 74 Kurang 13 43
74 ≤ x <83 Cukup 17 57
84 ≤ x <92 Baik 0 0
93 ≤ x <100 Sangat Baik 0 0
Jumlah 30 100
Pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 21 siswa kelas VIII3 siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah ada 13 siswa (43%), siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 17 siswa (57%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 0 siswa (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,08 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas,
maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum diajar melalui model STAD tergolong rendah.
Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui model STAD(pretest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar matematika pada Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Sebelum Penerapan model STAD
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 75 Tidak tuntas 30 100
75 ≤ 100 Tuntas 0 0
Jumlah 30 100
Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit 75.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 30 orang atau 100% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dari jumlah seluruh siswa tidak ada atau 0%. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADtergolong sangat rendah.
2) Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)
Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar matematika kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diberikan perlakuan.
Tabel 4.10 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Diberikan Perlakuan
Statistik Nilai Statistik
Jumlah Sampel Skor Rata-rata Standar deviasi Skor Minimum Skor Maksimum
Rentang Skor
30 80,5 6,574
69 93 24
Sumber: (lampiran A.4) Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 1 POLUT setelah proses pembelajaran melalui model STAD adalah 80,5dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 6,574. Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 69, sampai dengan skor tertinggi 93. dengan rentang skor 24.
Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Setelah Diterapkan model STAD
Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 ≤ x < 74 Kurang 0 0
75 ≤ x <83 Cukup 12 40,00
84 ≤ x <92 Baik 13 43,33
93 ≤ x <100 Sangat Baik 5 16,67
Jumlah 30 100 Pada tabel 4.11di atas menunjukkan bahwa dari 30 siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara, siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 0 siswa (0%), siswa yang memperolehskor pada kategori rendah ada 0 siswa (0%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 12 siswa (40 %), siswa yang memperoleh skor pada kategori tinggi ada 13 siswa (43,33%) dan siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 5 siswa (16,67%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,5 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diajar melalui model STADberada pada kategori tinggi.
Selanjutnya, data hasil belajar setelah pembelajaran melalui model STAD (posttest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:
Tabel 4.12 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah Diterapkan model STAD pada Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
0 75 Tidak tuntas 5 16,66
75 ≤ 100 Tuntas 25 83,33
Jumlah 30 100
Dari tabel 4.12 terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (16,66%) sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 25 siswa (83,33%). Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil
belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII3
SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diterapkan model STAD telah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal.
b. Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab III. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.
1. Uji Normalitas TAI
Pengujian normalitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminorv dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji normalitas kelas yang diajar melalui model TAI yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswayang Diajar melalui Model TAI
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df P Statistic df P
Pretest 0,138 29 0,164 0,961 29 0,350
Posttest 0,142 29 0,143 0,951 29 0,200
Sumber: (Lampiran B.1) Hasil analisis uji normalitas yang disajikan dalam tabel 4.13diperoleh nilai kemampuan awal matematika (Preetest) adalah p =0,164 dan hasil belajar (Posstest) yaitu p = 0,143. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis Preetestdan Posstestyang diajar melalui model TAI p > α (0,164 > 0,05) dan (0,143 > 0,05).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar melalui model TAI berdistribusi normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.
2. Uji NormalitasSTAD
Pengujian normalitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminorv dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji normalitas kelas yang diajar melalui model STAD yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Model STAD
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df P Statistic df P
Pretest 0,142 30 0,129 0,917 30 0,022
Posttest 0,124 30 2,00 0,951 30 0,180
Sumber: (Lampiran B.2) Hasil analisis uji normalitas yang disajikan dalam tabel 4.14 diperoleh nilai kemampuan awal matematika (Preetest) adalah p = 0,142 dan hasil belajar (Posstest) yaitu p = 0,124. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis Preetestdan Posstest yang diajar melalui model STAD p > α (0,142> 0,05) dan (0,124> 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar melalui model STAD berdistribusi normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.
3. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik levene’s dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas kedua kelas yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Model TAI dan STAD
Levene Statistic df1 df2 Sig.
0,013 1 57 0,911 Sumber: (Lampiran C) Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan levene’s sattistic, diperoleh nilai p = 0,911 yang lebih besar dari nilai ɑ = 0.05 yang berarti hasil dalam penelitian ini memiliki variansi homogen.
4. Pengujian Hipotesis
Uji perbedaan tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD. Setelah melakukan pengujian rata-rata tes hasil belajar pada masing-masing kelas yaitu kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD maka akan terlihat perbedaan. Setelah melakukan uji normalitas dan tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD dapat diketahui bahwa hasil penyebaran data berdistribusi normal sehingga untuk pengujian lebih lanjut digunakan uji parametrik yaitu uji T.
Uji T (Independent Sample T Test) ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 berdasarkan tabel pada Lampiran D.
Tes hasil belajar siswa yang diajar melalui model TAI dan STAD, diketahui ɑ = 0,05 lebih besar daripada nilai p-value sebesar 0,038< 0,05, maka dasar pengambilan kesimpulan dalam Uji Indenpendent Sample T-Test, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui model kooperatif tipe TAI dengan rata-rata hasil
belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VIII SMPN 1 Polombangkeng Utara.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai tes hasil belajar pada kelas eksperimen I (Model Kooperatif Tipe TAI) adalah 83,86 dengan standar deviasi 7,180 dan rata-rata nilai tes hasil belajar kelas eksperimen II (Model Kooperatif Tipe STAD) adalah 80,5 dengan standar deviasi 6,574 lebih rendah dari rata-rata tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI.
Perbedaan rentang skor pada kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD terlihat setelah dilakukannya tes hasil belajar.
Perolehan skor pada kedua kelas tersebut terlihat bahwa skor tes hasil belajar pada kelas eksperimen I (Model Kooperatif Tipe TAI) memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II (Model Kooperatif Tipe STAD) sehingga pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil belajar matematika anatara siswa yang pembelajarannya melaui model kooperatif tipe TAI dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Fungsi dan Relasi.
Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumya oleh Khairan 2017 dalam penelitiannya yang berjudul
“Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI terhadap
Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa MAN 1 Batam” menyatakan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran STAD dengan siswa yang diberikan model pembelajaran TAI.
Penelitian ini menggunakan dua model yang setara tapi berbeda, setara dalam arti keduanya termasuk model pembelajaran kooperatif dan b erbeda karena tipe dari model yang digunakan kelas eksperimen I (VIII4) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas eksperimen II (VIII3) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).
Pada awal pelaksaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif ini mengalami suatu hambatan. Pertemuan dalam pembelajaran yang baru dilaksanakan bagi guru ataupun siswa memerlukan waktu untuk penyesuaian sistem. Pada proses pembelajaran juga tidak semua kelompok dapat kompak dan semua individu dapat bekerja sama dalam kelompokknya sendiri. Namun dengan pengkondisian terhadap kedua kelas, maka hambatan yang terjadi dapat berkurang dengan adanya partisipasi siswa yang aktif dan menerima dengan baik model yang akan disampaikan.
Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran kooperatif ini perlu penyesuaian dalam penerapannya di dalam kelas pada mata pelajaran Matematika sehingga siswa juga terbiasa dengan suasana pembelajaran secara
kooperatif, dan terpusat pada siswa yang aktif. Selain itu, diharapkan agar model kooperatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 polombangkeng Utara.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Maka ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII.4 SMPN 1 Polombangkeng Utara yang pembelajarannya melalui model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 83,86, varians 51,552 dan standar deviasi 7,180.
2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII.3 SMPN 1 Polombangkeng Utara yang pembelajarannya melalui model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 80,5, varians 43,224 dan standar deviasi 6,574.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar matemataika antara siswa yang pembelajarannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Kelas VIII SMPN 1 Polombangkeng Utara yang dilihat melalui uji hipotesis yaitu Indepenedet t-test, p-value < α (0,038<0,05) maka Ho di Tolak danH1 di terima.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran, diantaranya:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD merupakan salah satu
pilihan alternatif model pembelajaran yang mengembangkan sikap aktif, mampu mengembangkan pembelajaran secara diskusi dalam kelompok, serta interaksi sosial antar siswa. Model ini dapat diterapkan dalam mata pelajaran matemataika lainnya.
2. Sebelum proses pembelajaran kooperatif dilaksanakan guru juga diharapkan mempersiapkan komponen pendukung dan penunjang, seperti rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media pembelajaran, dan penjelasan yang akan dilaksanakan kepada siswa (bahan ajar).
3. Mengontrol sikap siswa dalam kelas saat berkelompok, harus lebih diperhatikan, karena siswa diharuskan belajar mandiri mengenai materi yang disampaikan sebaik mungkin.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan penelitian ini, bukan hanya membandingkan hasil belajar dari model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD) tetapi bisa membandingkan kualitas hasil belajar dari kedua model kooperatif tersebut.
Daftar Pustaka
Adinawan M Cholik dkk 2013 Matematika untuk SMP/MTS Kelas VIII Semester 1. Jl.H. Baping Raya No.100, ciracas, jakarta 13740. Hal.65
Amalia rahma dkk 2014 Pengaruh Model Pembelajaran TAI Dan STAD Terhadap Prestasi Siswa dengan Memperhatikan Kemampuan Awal dan Kemampuan Matematik. Jurnal Inkuiri vol 3, No II, Http://jurnal .uns.ac.id/index.php/sain.
Astuti, Widya. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kritis Siswa Kelas XI-IS MA Muhammadiyah 2 Paciran. (online), (http://jurnal online.um.ac.id/data/artikel/artikelF4924490 30581FE6874A4A6DF689A273.pdf. Diakses 26 April 2018).
Eralita Nurma, dkk 2012 Efektifitas Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team Achievement Devision (Stad) dan Team Assisted Individualization (Tai) di Lengkapi LKS Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA Negeri Kebakramat Tahun Ajaran 20111/2013. Jurnal pendidikan kimia, Vol.1 No.1 hal.59-66.
FKIP Unismuh Makassar. 2014 Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press.
Gunawan.2010 Tujuan Pembelajaran Matematika. Hal.15.
Hasibuan dan Moedjiono 2010 Proses Belaja Mengajar. Bandung PT Remaja Rosdakarya, Hal.53
Https://googeweblight.com//?u=https:www.Pelangiblog.com/2016/07/pengertian- dan-definisi-pendidikan.html?m%3DI&hl=id-ID
Http://googleblight.com/i?u=http://duwiconsultant.blogspot.com?2011/11/indepe ndent-samples-t-test.hhtml?m%3D1&hl=id-ID
Huda Miftahul, M.Pd. 2016 Model – Model Pengajaran dan Pembelajaran Celebes Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Huda Miftahul, M.Pd. 2016 Cooperative Learning Celebes Timur UH III/548 Yogyakarta 55167
Indrawati dan Wawan Setiawan. 2009 Model-Model Pembelajaran. Hal 27
Joesoef, Daoed . 2011. Penajaman Peran dan Fungsi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. https://edukasi.ko
mpas.com/read/2011/10/23/15253241/Daoed.Joesoef.Pendidikan.Kunci.Ke majuan.Bangsa. 20 Mei 2018.
Khairan Nisa Muthia,dkk 2017 Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditijauh Dari Kemampuan Awal Siswa MAN 1 Batam.Pythagoras, Hal.115-125.
Kurniasih, Imas. 2016 Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Kata Pena.
2017. Kementerian pendidikan dan kebudayaan. https://mail.google.com/mail/u/0 /#sent/1638309e4ec06981?projector=1&messagePartId=0.1
Mudjiono, 2013. Belajar dan Pelajaran. Rineka Cipta: Jakarta
Muhajir, Aril. 2016 Ilmu Pendidikan Persepektif Kontekstual. Jakarta: Ar-Ruzz Media dan Penilaia. Grafindo: Jakarta
Muharom Tria. 2014 Pengaruh Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe Student Team Achievement Devision (Stad) Terhadap Kemampuan Penalaran dan Komunikasi Peserta Didik Di SMK Negeri Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal pendidikan dan keguruan vol.1 No 1.
Mukhlish, 2012 Mathematics as Human Activities. Hal 01
Nugraha, Galih. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Perkalian dan Pembagian melalui Permainan Tradisional Dakon pada Siswa Kelas IV SDN Genengan 2 Kawedanan. (online),(http://galihsatya.blo gspit.co.id/2013/01/penelitian-tindakan-kelas.html. diakses 25April2018).
Nurhayati dkk 2016 Studi Komparasi Pembelajaranteam Team Assisted Individualization (TAI) Terhadap Prestasi Belajar dan Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Wonosori. Jurnal pendidikan matematika vol.4, No 1.
Prof.Dr. Emsir, M.Pd. 2015 Metodelogi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif jakarta: Rajawali.
Rusman, 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu, Teori Praktik dan Penilaian.
Grafindo: Jakarta.
Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Hal 68
Slameto, 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta; PT.
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2014. Penilain hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda karya.
Susilawati dyah dkk 2015 Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Guided Note Talking (GNT) Pada Materi Bangun Ruang Di Tinjau dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik pembelajaran matematika vol 3, No 3, Hal 313-325.
Http:/jurnal.fkip.uns.ac.id
Suprijono Agus.2011 Model-Model Pembelajaran. Hal 46
Suyitno.2002. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualisationt). Hlm 9
Widdiharto Rachmadi.2004. Istilah Model Pembelajaran. Hal 03
LAMPIRAN A.
Notes
Output Created 12-SEP-2018 01:11:45
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent variables are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used.
Syntax EXAMINE
VARIABLES=Pretest Posttest /PLOT BOXPLOT
STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS
DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:04.90
Elapsed Time 00:00:04.37
1. Hasil SPSS Deskriptif Pretest TAI
Statistic Std. Error
Pretest Mean 49.48 2.152
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 45.08 Upper Bound 53.89
5% Trimmed Mean 49.80
Median 50.00
Variance 134.259
Std. Deviation 11.587
Minimum 24
Maximum 68
Range 44
Interquartile Range 18
Skewness -.416 .434
Kurtosis -.480 .845
2. Hasil SPSS deskriptif Posttest TAI
Posttest Mean 83.86 1.333
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 81.13 Upper Bound 86.59
5% Trimmed Mean 83.62
Median 83.00
Variance 51.552
Std. Deviation 7.180
Minimum 72
Maximum 100
Range 28
Interquartile Range 9
Skewness .517 .434
Kurtosis .159 .845
3. Hasil SPSS Deskriptif Pretest STAD
Statistic Std. Error Pretest
Mean 53.00 1.994
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 48.92 Upper Bound 57.08
5% Trimmed Mean 53.33
Median 56.00
Variance 119.241
Std. Deviation 10.920
Minimum 33
Maximum 67
Range 34
Interquartile Range 17
Skewness -.445 .427
Kurtosis -.812 .833
4. Hasil SPSS Deskriptif Posttest STAD
Statistic Std. Error
Posttest Mean 80.5000 1.20034
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 78.0450 Upper Bound 82.9550
5% Trimmed Mean 80.4444
Median 79.0000
Variance 43.224
Std. Deviation 6.57451
Minimum 69
Maximum 93
Range 24
Interquartile Range 10
Skewness .185 .427
Kurtosis -.368 .833
LAMPIRAN B.
Notes
Output Created 12-SEP-2018 01:11:45
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
29 dan 30
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for dependent variables are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used.
Syntax EXAMINE
VARIABLES=Pretest Posttest /PLOT BOXPLOT
STEMLEAF NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS
DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:04.90
Elapsed Time 00:00:04.37
1. Hasil SPSS Uji Normalitas TAI
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 29 100.0% 0 0.0% 29 100.0%
Posttest 29 100.0% 0 0.0% 29 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .138 29 .164 .961 29 .350
Posttest .142 29 .143 .951 29 .200
2. Hasil SPSS Uji Normalitas STAD
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pretest 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Posttest 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .142 30 .129 .917 30 .022
Posttest .156 30 .060 .937 30 .076
LAMPIRAN C
Notes
Output Created 12-SEP-2018 02:17:29
Comments
Input Data E:\Ana\Kelas VIII 4 dan
3.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
59
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on cases with no missing data for any variable in the analysis.
Syntax ONEWAY Pretest BY
Variabel /STATISTICS HOMOGENEITY /MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.03
Elapsed Time 00:00:00.06
Hasil SPSS Uji Homogenitas Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD)
Test of Homogeneity of Variances Pretest
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
0,013 1 57 0,911
ANOVA Pretest
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Between Groups
182.420 1 182.420 1.441 .235
Within Groups 7217.241 57 126.618
Total 7399.661 58
LAMPIRAN D
Independent Sample Test Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Model TAI dan yang diajar melalui Model STAD
T-TEST GROUPS=Variabel(1 2) /MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Hasil /CRITERIA=CI(.95).
T-Test
Notes
Output Created 12-SEP-2018 02:20:41
Comments
Input Data E:\Ana\Kelas VIII 3 dan 4 .sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File
59
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.
Syntax T-TEST GROUPS=Variabel(1
2)
/MISSING=ANALYSIS
/VARIABLES=Hasil
/CRITERIA=CI(.95).
Resources Processor Time 00:00:00.05
Elapsed Time 00:00:00.14
Group Statistics