• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

5. Materi

Relasi, Fungsi dan Grafik Fungsi a. Pengertian Fungsi

Hubungan antara dua kelompok yang saling berpasangan, misalnya suatu relasi dari kelomok A ke kelompok B adalah memasangkan anggota-anggota

kelompok A dengan anggota kelompok B. Relasi dari A ke B dituliskan dengan R : A → B

Contohnya :

Misalkan ada dua himpunan A dan B dengan A = (1,4,9,16)

B = (1,2,3,4,5)

Relasi dari A ke B diberi nama kuadrat dari

Pada relasi tersebut dapat kita nyatakan hal-hal berikut : 1 adalah kuadrat 1

4 adalah kuadrat 2 9 adalah kuadrat 3 16 adalah kuadrat 4

5 tidak mempunyai pasangan.

b. Menyatakan Bentuk Fungsi

Fungsi adalah sebuah aturan yang ditulis dalam bentuk persamaan yang menentukan suatu bilangan unik dari variabel bergantung untuk masing – masing nilai yang dipilih dari variabel bebas.

a). Defenisi fungsi

Defenisi fungsi secara matematis yaitu anggapan masing-masing unsur di himpunan A dapat dipasangkan dengan tepat satu unsur di himpunan B.

Pernyataan ini disebut sebuah fungsi.

b). Notasi suatu fungsi

 Misalnya fungsi A ke B kita sebut f maka notasi yang digunakan untuk menyatakan fungsi itu adalah f : A→ B

 Jika x ε A, y ε B, dan y adalah peta (bayangan) dari x maka notasi fungsi di atas ditulis sebagai berikut: f : x → y

Bila notasi di atas kita tuliskan dalam bentuk rumus fungsi (formula fungsi) maka diperoleh :

F : x → y ↔ y = f(x) Contohnya :

a). Nyatakan m =6p2 – p + 5 sebagai fungsi dalam p b). Jika f(x) = x2 – 4x, tentukan f(x – 3)

Jawaban:

a). Karena m adalah sebuah fungsi dari p, maka notasi fungsinya adalah f(p)

= 6p2 – p + 5. Untuk menyatakan m sebagai variabel bergantung, kita dapat juga menuliskannya sebagai m(p) = 6p2 – p + 5.

b). F(x) = x2 – 4x

F(x – 3) = (x-3)2 – 4(x-3) F(x – 3) = x2 – 6x + 9 – 4x +12 F(x – 3) = x2 – 10x + 21

c). Menyatakan suatu fungsi

Menyatakan suatu fungsi dalam tiga cara yaitu:

 Diagram panah

 Himpunan pasangan yang berurutan Contohnya:

Setiap himpunan pasangan berurutan berikut ini menunjukkan hubungan dari himpunan A ke himpunan B. Di antara hubungan tersebut, manakah yang merupakan fungsi?

a. {(2,3), (2,-2), (2,-1), (2,7)}

b. {(1,a), (2,b), (3,c), (4,d)}

Jawaban:

a. Bukan fungsi, karena 2 mempunyai empat peta, yaitu 3,-2, -1, dan 7.

b. Fungsi, karena memenuhi persyaratan fungsi.

 Koordinat cartesius

d). Produk cartesius dan diagram koordinat

Produk cartesius merupakan pokok bahasan yang lanjutan dari pasangan berurutan. Produk cartesius dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan (x,y) dengan x ε A dan y ε B. sehingga dalam notasi pembentukan himpunan maka diperoleh:

A x B = {(X,Y) I x ε A dan y ε B.

Contohnya:

A = (0,1,2) DAN B = (a,b), maka:

A x B = {(0,a), (0,b), (1,a), (1,b), (2,a), (2,b)}, tetapi B x A = {(a,0), (0,b), (a,1), (b,1), (a,2), (b,2)}

Untuk memudahkan pengerjaan produk cartesius dapat di bentuk tabel berikut ini.

Produk Cartesius: A x B Himpunan B

x A b 0 (0,a), (0,b), 1 (1,a) (1,b) 2 (2,a) (2,b)

Produk Cartesius : B x A Himpunan A

x 0 1 2

a (a,0) (a,1) (a,2) b (0,b) (b,1) (b,2)

6. Penelitian yang Relevan

Penelitian menjelaskan beberapa peneliti yang relavan yaitu

a. Hasil penelitian Eralita 2012 menjelaskan bahwa penggunaan metode STAD yang dilengkapi LKS lebih efektif dibanding dengan metode TAI yang dilengkapi LKS pada terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa. Terlihat dari hasil uji t pihak kanan diperoleh thitung kognitif 1,69902, afektif 1,82784, motivasi 1,74971 dan psikomotor 3,84773 lebih tinggi dari ttabel sebesar 1,6705.

b.Hasil penelitian Nurhayati 2016 menjelaskan bahwa kecenderungan prestasi belajar matematika siswa kelompok eksperimen STAD tergolong sedang, di bandingkan dengan TAI yag tinggi, kecenderungan minat belajar

matematika siswa kelompok eksperimen STAD dan TAI sama-sama tergolong tinggi serta kelompok eksperimen TAI mempunyai prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada kelompok eksperimen STAD sehingga model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dari pada tipe STAD ditinjau dari prestasi belajar matematika siswa.

c. Hasil penelitian Amalia 2014 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran TAI dan STAD terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif, serta meningkatkan prestasi akademik dan memiliki efek yang positif pada faktorr non akademik seperti motivasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok.

d. Hasil penelitian Muharom 2014 menjelaskan bahwa pembelajaran STAD dianggap sebagai salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat memotivasi peserta didik untuk meningkatkan kualitas kemampuan penalaran dan komunikasi matematik.

e. Hasil penelitian Khairan 2017 menjelaskan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI, terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah serta tidak terdapat interaksi antara penggunaan model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap hasil belajar matematika.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori yang diuraikan di atas maka dapat dikemukakan kerangka pikir dalam penelitian ini. Salah satu alat yang dapat di gunakan demi tercapainya hasil yang maksimal dalam suatu pembelajaran bukan hanya dari siswa, Namun metode atau model yang di gunakan oleh guru juga berpengaruh penting dalam meningkatkan keaktifan, semangat belajar dan motivasi dalam belajar.

Oleh karena itu, model pembelajaran yang dianggap mampu membangkitkan hasil belajar matematika siswa adalah model pembelajaran Team Assisted Individualization dan Student Team Achivement Devision. Berdasarkan pemaparan diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu

“Terdapat perbedaan antara hasil belajar matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Asisted Individualization (TAI) dan tipe Student Team Achivement Devision (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara.

Siswa dalam pembelajaran matematika mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

Diperlukan sebuah model pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TAI terhadap Hasil Belajar Matematika.

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil belajar Matematika.

Perbedaan Hasil Belajar Matematika menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan STAD.

Student Team Achivement Devision

(STAD) Team Asisted

Individualization (TAI)

Terdapat perbedaan antara Model pembelajaran kooperatif tipe Team Asisted Individualization (TAI) dan tipe Student Team Achivement Devision (STAD) terhadap hasil belajar Matematika siswa

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Dimana quasi eksperiment yaitu penelitian yang melibatkan dua kelas yaitu satu kelas sebagai kelas eksperimen I dan satu kelas sebagai kelas eksperimen II. Kelas eksperimen I diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Team Assisted Individualization, sedangkan kelas ekperimen II di beri perlakuan dengan model pembelajaran Student Team Achievement Devision.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain ini terdapat dua kelompok eksperimen yang diberi perlakuan. Dua kelompok yang ada diberi pretest, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postest. Pada kelas eksperimen1 diberi perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asisted Individualization. eksperimen2 diberi perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achivement Devision. Rancangannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 : Desain Penelitian

Kelompok Pre-Test Treatment Post-Test

Eksperimen1 tipe TAI O1 X1 O2

Eksperimen2 tipe STAD O3 X2 O4 Keterangan :

X1 = Perlakuan eksperimen1.

X2 = Perlakuan eksperimen2

O1 = Nilai kelompok eksperimen1 sebelum diajar dengan metode Team Asisted Individualization (nilai pretest kelompok eksperimen1).

O2 = Nilai kelompok eksperimen1setelah diajar dengan metode Team Asisted Individualization (nilai postest kelompok eksperimen1).

O3 = Nilai kelompok eksperimen2 sebelum diajar dengan metode Student Team Achivement Devision (nilai pretest kelompok eksperimen2).

O4 = Nilai kelompok eksperimen2 setelah diajar dengan metode Student Team Achivement Devision (nilai pretest kelompok eksperimen2).

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Popolasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak 280 dari 10 kelas SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara, dengan uraian sebagai berikut

Tabel 3.2 : Populasi siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

No Kelas L P Jumlah

1 VIII.1 15 15 30

2 VIII.2 15 15 28

3 VIII.3 14 16 30

4 VIII.4 14 15 29

5 VIII.5 14 14 28

6 VIII.6 14 14 28

7 VIII.7 13 14 27

8 VIII.8 14 13 27

9 VIII.9 10 17 27

10 VIII.10 14 13 27

JUMLAH 137 143 280

Sumber data: Daftar Kelas SMP Negeri 1 polombangkeng Utara.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII.3 sebagai kelas eksperiment1

dengan jumlah siswa 30 orang, dan kelas VIII.4 sebagai kelas eksperimet2 dangan jumlah siswa 29 orang, yang diperoleh secara acak (Random).

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu :

a). Variabel perlakuan1 = model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Asisted Individualization (TAI).

b). Variabel perlakuan2 = model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Devision (STAD).

c). Variabel Y = Hasil Belajar Matematika siswa.

2. Defenisi Operasional Variabel

a). Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Asisited Individualization (TAI)

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Asisited Individualization (TAI) adalah salah satu model pembelajaran berkelompok siswa di tempat kedalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang heterogen dan selanjutnya di ikuti dengan pemberian bantuan bagi siswa yang memelurkannya.

b). Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Devision (STAD)

Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Devision (STAD) adalah pembelajaran yang berkelompok Siswa dalam suatu kelas tertentu di pecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, teriri dari siswa laki-laki dan perempuan dengan kemampuannya masing- masing bekerja sama dalam kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda – beda (tinggi, Sedang dan Rendah).

c). Hasil Belajar Matematika siswa

Hasil belajar matematika siswa adalah jumlah nilai kumulatif siswa setelah melalui perlakuan yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Team Asisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achivement Devision (STAD).

E. Prosedur Penelitian

Dalam pengumpulan data, penulis menempuh beberapa tahap secara garis besar dibagi dalam tiga tahap yaitu:

1. Tahap persiapan

a). Mengurus izin pelaksanaan penelitian di SMPN 1 Polombangkeng Utara.

b). Berkoordinasi dengan guru bidang studi matematika.

c). Menyusun dan menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD

d). Menyusun dan menyiapkan instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

a). Melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD

b). Observasi terhadap kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran di setiap pertemuan.

c). Mengisi lembar observasi siswa untuk melihat aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

d). Memberi angket respons siswa mengenai tanggapan siswa tentang kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD

e). Memberi tes dalaam bentuk essay untuk melakukan evaluasi (post test).

3. Tahap akhir.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah menganalisis data yang telah diperoleh yaitu berupa data hasil belajar, aktivitas dan respons.

F. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tes hasil belajar matematika Siswa

Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan siswa terhadap pembelajaran matematika sebelum diterapkan model pembelajaran kooperati tipe TAI dan STAD atau disebut pretest dimana siswa diberikan soal terkait materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa untuk mengukur kemampuan awal pada saat siswa belum diajarkan materi tersebut dan setelah diterapkan pendekatan model pembelajaran kooperati tipe TAI dan STAD di berikan tes yang disebut posttest untuk mengukur kemampuan akhir siswa setelah diajarkan materi tersebut hal ini dapat dilihat dari peningkatan dari nilai yang diperoleh siswa.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Sesuai dengan instrumen penelitian yang digunakan, pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik tes tertulis.

Tes merupakan alat pengumpul informasi yang besifat lebih resmi dari pada alat-alat yang lain karena penuh dengan batasan-batasan. Pada penelitian ini, dilakukan dua kali tes untuk setiap kelas, yaitu pretest dan posttest.

Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar awal matematika peserta didik.

postest dilaksanakan untuk mengatahui hasil belajar matematika peserta didik setelah mereka diberi suatu pembelajaran.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest peserta didik, dapat diketahui perkembangan hasil belajar matematikanya.

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistika deskriptif digunakan gambaran data. untuk memperoleh data yang terkait dengan beberapa indikator diantaranya:

Berikut dijelaskan tentang analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini.

a) Hasil belajar siswa

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Tabel 3.3: Kategorisasi Standar Penilaian Berdasarkan Ketetapan Deperteman Pendidikan Dan Kebudayaan.

Nilai Kategori

0 ≤ x ≤ 74 Kurang

75 ˂ x ≤ 83 Cukup

84 ˂ x ≤ 92 Baik

93 ˂ x ≤ 100 Sangat Baik Sumber : SMP Negeri 1 polombangkeng Utara

2. Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah indpendent sample t-test. indpendent sample t-test merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelpompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi, data yang digunakan biasanya berskala imterval atau rasio. Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas.

a). Uji Normalitas data

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian digunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 24.0 dengan One Sample Kolmograv-Smirnov. Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut :

H0 : Populasi berdistribusi normal H1 : Populasi tidak berdistribusi

Kriteria pengujian : H0 diterima apabila nilai P dan H0 ditolak, jika P <

dimana = 0,05.

b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Untuk melakukan perhitungan pada uji homogenitas, maka digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut

Kriteria pengujiannya adalah populasi homogen jika dan populasi tidak homogen jika pada taraf nyata dengan didapat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut pada taraf

c). Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan taraf .

Untuk penggunaan Uji - T sampel independent dengan kriteria pengujian hipotesis Ho di tolak atau H1 di terima jika p < a, artinya ada perbedaan antara dua perlakuan yang di berikan. Sebaliknya Ho di terima atau H1 di tolak jika p>a, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang di berikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Statistik DeskriptifTeam Assisted Individualization (TAI) Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan komparasi hasil belajar matematika melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa melalui model TAI pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

1). Deskripsi Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil tes kemampuan awal matematika siswa pada kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara yang dipilih sebagai sampel penelitian, Berikut disajikan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Statistik Kelas TAI

Jumlah Sampel 29

Rata-rata 49,48

Standar Deviasi 11,587

Nilai Minimum 24

Nilai Maksimum 68

Rentang Skor 44

Sumber: (Lampiran A.1)

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utarasebelum proses pembelajaran melalui model TAIadalah 49,48 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 11,587 Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 24, dan skor tertinggi 68 dengan rentang skor 44.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 29 100

75 ≤ x <83 Cukup 0 0

84 ≤ x <92 Baik 0 0

93 ≤ x <100 Sangat Baik 0 0

Jumlah 29 100

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas VIII4 siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah ada 18 siswa (62,07%), siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 11 siswa (37,93%), siswa yang

memperoleh skor pada kategori sedang ada 0 siswa (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 53,89 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum diajar melalui model TAItergolong rendah.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui model TAI (pretest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar matematika pada Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Sebelum Penerapan model TAI

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 29 100

75 ≤ 100 Tuntas 0 0

Jumlah 29 100

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit 75.

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 29 orang atau 100% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dari jumlah seluruh siswa tidak ada atau 0%. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 PolombangkengUtara sebelum penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAItergolong sangat rendah.

2). Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)

Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar matematika kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diberikan perlakuan.

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Diberikan Perlakuan

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata

Variansi Standar deviasi

29 100 100 72 28 83,86 51,552

7,180

Sumber: ( Lampiran A.2) Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah proses pembelajaran melalui model TAI adalah 83,86 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 7,180. Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 72, sampai dengan skor tertinggi 100. dengan rentang skor 28. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Setelah Diterapkan model TAI

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 0 0

75 ≤ x <83 Cukup 6 20,69

84 ≤ x <92 Baik 16 55,17

93 ≤ x <100 Sangat Baik 7 24,13

Jumlah 29 100

Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara, siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 0 siswa (0%), siswa yang memperolehskor pada kategori rendah ada 0 siswa (0%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 6 siswa (20,69%), siswa yang memperoleh skor pada kategori tinggi ada 16 siswa (55,17%) dan siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 7 siswa (24,13%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 86,59 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diajar melalui model TAI berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, data hasil belajar setelah pembelajaran melalui model TAI (posttest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah Diterapkan model TAIpada Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 2 6,89

75 ≤ 100 Tuntas 27 93,11

Jumlah 29 100

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (6,89%) sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak

27 siswa (93,11%). Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII4SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diterapkan model TAI telah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal.

2. Analisis Statistik DeskriptifStudent Team Achievement Division (STAD)

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, melalui penerapan komparasi hasil belajar matematika melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa melalui model STAD pada Kelas VIII SMP Negeri 1 POLUT

1) Deskripsi Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil tes kemampuan awal matematika siswa pada kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara yang dipilih sebagai sampel penelitian, Berikut disajikan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara:

Tabel 4.7 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Statistik Kelas STAD

Jumlah Sampel 30

Rata-rata 53,00

Standar Deviasi 10,920

Nilai Minimum 33

Nilai Maksimum 67

Rentang Skor 34

Sumber: (Lampiran A.3)

Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum proses pembelajaran melalui model STAD adalah 53,00 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 10,920 Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 33, dan skor tertinggi 67 dengan rentang skor 34.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 13 43

74 ≤ x <83 Cukup 17 57

84 ≤ x <92 Baik 0 0

93 ≤ x <100 Sangat Baik 0 0

Jumlah 30 100

Pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 21 siswa kelas VIII3 siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah ada 13 siswa (43%), siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 17 siswa (57%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 0 siswa (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,08 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas,

Dokumen terkait