• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian digunakan dua teknik statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistika deskriptif digunakan gambaran data. untuk memperoleh data yang terkait dengan beberapa indikator diantaranya:

Berikut dijelaskan tentang analisis statistik deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini.

a) Hasil belajar siswa

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika berdasarkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

Tabel 3.3: Kategorisasi Standar Penilaian Berdasarkan Ketetapan Deperteman Pendidikan Dan Kebudayaan.

Nilai Kategori

0 ≤ x ≤ 74 Kurang

75 ˂ x ≤ 83 Cukup

84 ˂ x ≤ 92 Baik

93 ˂ x ≤ 100 Sangat Baik Sumber : SMP Negeri 1 polombangkeng Utara

2. Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah indpendent sample t-test. indpendent sample t-test merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelpompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi, data yang digunakan biasanya berskala imterval atau rasio. Namun sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas dan uji homogenitas.

a). Uji Normalitas data

Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal. Untuk keperluan pengujian digunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 24.0 dengan One Sample Kolmograv-Smirnov. Hipotesis yang akan diuji sebagai berikut :

H0 : Populasi berdistribusi normal H1 : Populasi tidak berdistribusi

Kriteria pengujian : H0 diterima apabila nilai P dan H0 ditolak, jika P <

dimana = 0,05.

b). Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. Untuk melakukan perhitungan pada uji homogenitas, maka digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut

Kriteria pengujiannya adalah populasi homogen jika dan populasi tidak homogen jika pada taraf nyata dengan didapat dari tabel distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut pada taraf

c). Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan taraf .

Untuk penggunaan Uji - T sampel independent dengan kriteria pengujian hipotesis Ho di tolak atau H1 di terima jika p < a, artinya ada perbedaan antara dua perlakuan yang di berikan. Sebaliknya Ho di terima atau H1 di tolak jika p>a, artinya tidak ada perbedaan antara dua perlakuan yang di berikan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial.

1. Analisis Statistik DeskriptifTeam Assisted Individualization (TAI) Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar siswa, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui penerapan komparasi hasil belajar matematika melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa melalui model TAI pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

1). Deskripsi Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil tes kemampuan awal matematika siswa pada kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara yang dipilih sebagai sampel penelitian, Berikut disajikan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara:

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Statistik Kelas TAI

Jumlah Sampel 29

Rata-rata 49,48

Standar Deviasi 11,587

Nilai Minimum 24

Nilai Maksimum 68

Rentang Skor 44

Sumber: (Lampiran A.1)

Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utarasebelum proses pembelajaran melalui model TAIadalah 49,48 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 11,587 Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 24, dan skor tertinggi 68 dengan rentang skor 44.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 29 100

75 ≤ x <83 Cukup 0 0

84 ≤ x <92 Baik 0 0

93 ≤ x <100 Sangat Baik 0 0

Jumlah 29 100

Pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas VIII4 siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah ada 18 siswa (62,07%), siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 11 siswa (37,93%), siswa yang

memperoleh skor pada kategori sedang ada 0 siswa (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 53,89 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum diajar melalui model TAItergolong rendah.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui model TAI (pretest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar matematika pada Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Sebelum Penerapan model TAI

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 29 100

75 ≤ 100 Tuntas 0 0

Jumlah 29 100

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit 75.

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 29 orang atau 100% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dari jumlah seluruh siswa tidak ada atau 0%. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 PolombangkengUtara sebelum penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAItergolong sangat rendah.

2). Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)

Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar matematika kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diberikan perlakuan.

Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Diberikan Perlakuan

Statistik Nilai Statistik

Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum

Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata

Variansi Standar deviasi

29 100 100 72 28 83,86 51,552

7,180

Sumber: ( Lampiran A.2) Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah proses pembelajaran melalui model TAI adalah 83,86 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 7,180. Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 72, sampai dengan skor tertinggi 100. dengan rentang skor 28. Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Setelah Diterapkan model TAI

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 0 0

75 ≤ x <83 Cukup 6 20,69

84 ≤ x <92 Baik 16 55,17

93 ≤ x <100 Sangat Baik 7 24,13

Jumlah 29 100

Pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa dari 29 siswa kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara, siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 0 siswa (0%), siswa yang memperolehskor pada kategori rendah ada 0 siswa (0%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 6 siswa (20,69%), siswa yang memperoleh skor pada kategori tinggi ada 16 siswa (55,17%) dan siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 7 siswa (24,13%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 86,59 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diajar melalui model TAI berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, data hasil belajar setelah pembelajaran melalui model TAI (posttest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah Diterapkan model TAIpada Kelas VIII4 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 2 6,89

75 ≤ 100 Tuntas 27 93,11

Jumlah 29 100

Dari tabel 4.6 terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa (6,89%) sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak

27 siswa (93,11%). Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII4SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diterapkan model TAI telah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal.

2. Analisis Statistik DeskriptifStudent Team Achievement Division (STAD)

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian sebelum dan sesudah pembelajaran matematika, melalui penerapan komparasi hasil belajar matematika melalui model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut di uraikan sebagai berikut:

a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa melalui model STAD pada Kelas VIII SMP Negeri 1 POLUT

1) Deskripsi Tes Kemampuan Awal (Pretest)

Untuk memberikan gambaran awal tentang hasil tes kemampuan awal matematika siswa pada kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara yang dipilih sebagai sampel penelitian, Berikut disajikan skor hasil tes kemampuan awal matematika siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara:

Tabel 4.7 Statistik Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Statistik Kelas STAD

Jumlah Sampel 30

Rata-rata 53,00

Standar Deviasi 10,920

Nilai Minimum 33

Nilai Maksimum 67

Rentang Skor 34

Sumber: (Lampiran A.3)

Pada tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum proses pembelajaran melalui model STAD adalah 53,00 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 10,920 Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 33, dan skor tertinggi 67 dengan rentang skor 34.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Tes Kemampuan Awal Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 13 43

74 ≤ x <83 Cukup 17 57

84 ≤ x <92 Baik 0 0

93 ≤ x <100 Sangat Baik 0 0

Jumlah 30 100

Pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa dari 21 siswa kelas VIII3 siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah ada 13 siswa (43%), siswa yang memperoleh skor pada kategori rendah ada 17 siswa (57%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 0 siswa (0%) dan tidak ada siswa (0%) yang memperoleh skor pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 57,08 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas,

maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum diajar melalui model STAD tergolong rendah.

Selanjutnya, data hasil belajar sebelum pembelajaran melalui model STAD(pretest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Deskripsi Pencapaian Ketuntasan Belajar matematika pada Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Sebelum Penerapan model STAD

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 30 100

75 ≤ 100 Tuntas 0 0

Jumlah 30 100

Seorang siswa dikatakan tuntas apabila memperoleh nilai paling sedikit 75.

Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah sebanyak 30 orang atau 100% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu dari jumlah seluruh siswa tidak ada atau 0%. Dari deskripsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara sebelum penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADtergolong sangat rendah.

2) Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Diberikan Perlakuan (Posttest)

Berikut disajikan deskripsi dan persentase hasil belajar matematika kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diberikan perlakuan.

Tabel 4.10 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Diberikan Perlakuan

Statistik Nilai Statistik

Jumlah Sampel Skor Rata-rata Standar deviasi Skor Minimum Skor Maksimum

Rentang Skor

30 80,5 6,574

69 93 24

Sumber: (lampiran A.4) Pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa Kelas VIII3 SMP Negeri 1 POLUT setelah proses pembelajaran melalui model STAD adalah 80,5dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 6,574. Skor yang dicapai oleh siswa tersebut dari skor terendah 69, sampai dengan skor tertinggi 93. dengan rentang skor 24.

Jika hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam 5 kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara Setelah Diterapkan model STAD

Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 ≤ x < 74 Kurang 0 0

75 ≤ x <83 Cukup 12 40,00

84 ≤ x <92 Baik 13 43,33

93 ≤ x <100 Sangat Baik 5 16,67

Jumlah 30 100 Pada tabel 4.11di atas menunjukkan bahwa dari 30 siswa kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara, siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat rendah 0 siswa (0%), siswa yang memperolehskor pada kategori rendah ada 0 siswa (0%), siswa yang memperoleh skor pada kategori sedang ada 12 siswa (40 %), siswa yang memperoleh skor pada kategori tinggi ada 13 siswa (43,33%) dan siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi ada 5 siswa (16,67%). Setelah skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,5 dikonversi ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diajar melalui model STADberada pada kategori tinggi.

Selanjutnya, data hasil belajar setelah pembelajaran melalui model STAD (posttest) dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah Diterapkan model STAD pada Kelas VIII3 SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 75 Tidak tuntas 5 16,66

75 ≤ 100 Tuntas 25 83,33

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.12 terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (16,66%) sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 25 siswa (83,33%). Apabila tabel 4.7 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil

belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika kelas VIII3

SMP Negeri 1 Polombangkeng Utara setelah diterapkan model STAD telah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal.

b. Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab III. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.

1. Uji Normalitas TAI

Pengujian normalitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminorv dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji normalitas kelas yang diajar melalui model TAI yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswayang Diajar melalui Model TAI

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df P Statistic df P

Pretest 0,138 29 0,164 0,961 29 0,350

Posttest 0,142 29 0,143 0,951 29 0,200

Sumber: (Lampiran B.1) Hasil analisis uji normalitas yang disajikan dalam tabel 4.13diperoleh nilai kemampuan awal matematika (Preetest) adalah p =0,164 dan hasil belajar (Posstest) yaitu p = 0,143. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis Preetestdan Posstestyang diajar melalui model TAI p > α (0,164 > 0,05) dan (0,143 > 0,05).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar melalui model TAI berdistribusi normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.

2. Uji NormalitasSTAD

Pengujian normalitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Sminorv dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji normalitas kelas yang diajar melalui model STAD yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Model STAD

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df P Statistic df P

Pretest 0,142 30 0,129 0,917 30 0,022

Posttest 0,124 30 2,00 0,951 30 0,180

Sumber: (Lampiran B.2) Hasil analisis uji normalitas yang disajikan dalam tabel 4.14 diperoleh nilai kemampuan awal matematika (Preetest) adalah p = 0,142 dan hasil belajar (Posstest) yaitu p = 0,124. Hal ini menunjukkan bahwa hasil analisis Preetestdan Posstest yang diajar melalui model STAD p > α (0,142> 0,05) dan (0,124> 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas yang di ajar melalui model STAD berdistribusi normal.Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B.

3. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas terhadap tes hasil belajar ini dilakukan menggunakan uji statistik levene’s dengan bantuan program SPSS. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas kedua kelas yang disajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 4.15 Uji Homogenitas Tes Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Model TAI dan STAD

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,013 1 57 0,911 Sumber: (Lampiran C) Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan levene’s sattistic, diperoleh nilai p = 0,911 yang lebih besar dari nilai ɑ = 0.05 yang berarti hasil dalam penelitian ini memiliki variansi homogen.

4. Pengujian Hipotesis

Uji perbedaan tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD. Setelah melakukan pengujian rata-rata tes hasil belajar pada masing-masing kelas yaitu kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD maka akan terlihat perbedaan. Setelah melakukan uji normalitas dan tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD dapat diketahui bahwa hasil penyebaran data berdistribusi normal sehingga untuk pengujian lebih lanjut digunakan uji parametrik yaitu uji T.

Uji T (Independent Sample T Test) ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05 berdasarkan tabel pada Lampiran D.

Tes hasil belajar siswa yang diajar melalui model TAI dan STAD, diketahui ɑ = 0,05 lebih besar daripada nilai p-value sebesar 0,038< 0,05, maka dasar pengambilan kesimpulan dalam Uji Indenpendent Sample T-Test, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar matematika antara siswa yang pembelajarannya melalui model kooperatif tipe TAI dengan rata-rata hasil

belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VIII SMPN 1 Polombangkeng Utara.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata nilai tes hasil belajar pada kelas eksperimen I (Model Kooperatif Tipe TAI) adalah 83,86 dengan standar deviasi 7,180 dan rata-rata nilai tes hasil belajar kelas eksperimen II (Model Kooperatif Tipe STAD) adalah 80,5 dengan standar deviasi 6,574 lebih rendah dari rata-rata tes hasil belajar kelas yang diajar melalui model TAI.

Perbedaan rentang skor pada kelas yang diajar melalui model TAI dan kelas yang diajar melalui model STAD terlihat setelah dilakukannya tes hasil belajar.

Perolehan skor pada kedua kelas tersebut terlihat bahwa skor tes hasil belajar pada kelas eksperimen I (Model Kooperatif Tipe TAI) memiliki skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen II (Model Kooperatif Tipe STAD) sehingga pada penelitian ini terdapat perbedaan hasil belajar matematika anatara siswa yang pembelajarannya melaui model kooperatif tipe TAI dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Fungsi dan Relasi.

Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumya oleh Khairan 2017 dalam penelitiannya yang berjudul

“Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI terhadap

Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa MAN 1 Batam” menyatakan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan model pembelajaran STAD dengan siswa yang diberikan model pembelajaran TAI.

Penelitian ini menggunakan dua model yang setara tapi berbeda, setara dalam arti keduanya termasuk model pembelajaran kooperatif dan b erbeda karena tipe dari model yang digunakan kelas eksperimen I (VIII4) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas eksperimen II (VIII3) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Pada awal pelaksaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif ini mengalami suatu hambatan. Pertemuan dalam pembelajaran yang baru dilaksanakan bagi guru ataupun siswa memerlukan waktu untuk penyesuaian sistem. Pada proses pembelajaran juga tidak semua kelompok dapat kompak dan semua individu dapat bekerja sama dalam kelompokknya sendiri. Namun dengan pengkondisian terhadap kedua kelas, maka hambatan yang terjadi dapat berkurang dengan adanya partisipasi siswa yang aktif dan menerima dengan baik model yang akan disampaikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran kooperatif ini perlu penyesuaian dalam penerapannya di dalam kelas pada mata pelajaran Matematika sehingga siswa juga terbiasa dengan suasana pembelajaran secara

kooperatif, dan terpusat pada siswa yang aktif. Selain itu, diharapkan agar model kooperatif ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 polombangkeng Utara.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Maka ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII.4 SMPN 1 Polombangkeng Utara yang pembelajarannya melalui model pembelajaran tipe Team Assisted Individualization (TAI) berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 83,86, varians 51,552 dan standar deviasi 7,180.

2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII.3 SMPN 1 Polombangkeng Utara yang pembelajarannya melalui model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata 80,5, varians 43,224 dan standar deviasi 6,574.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar matemataika antara siswa yang pembelajarannya melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan tipe Student Team Achievement Division (STAD) pada Kelas VIII SMPN 1 Polombangkeng Utara yang dilihat melalui uji hipotesis yaitu Indepenedet t-test, p-value < α (0,038<0,05) maka Ho di Tolak danH1 di terima.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran, diantaranya:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan STAD merupakan salah satu

Dokumen terkait