• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dipergunakan untuk mendeskripsikan karakteristik skor responden untuk masing-masing kelompok.

a. Analisis Hasil Belajar Matematika

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar matematika siswa untuk masing-masing kelompok penelitian. Analisis ini meliputi rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

Selanjutnya data hasil belajar dikategorikan secara kuantitatif berdasarkan teknik kategorisasi yang telah ditetapkan.

Tabel 3.2 Kategorisasi Standar yang Ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional

Nilai Hasil Belajar Kategori 95 Sangat Tinggi

85 Tinggi

75 Sedang

65 Rendah

0 Sangat Rendah

Sumber: MTs Aisyiyah Sungguminasa

Adapun kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah yaitu Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar

Nilai hasil belajar Kriteria

Tuntas

Tidak tunts Sumber: MTs Aisyiyah Sungguminasa

Disamping itu hasil belajar siswa juga diarahkan pada pencapaian hasil belajar secara individual dan klasikal. Ketuntasan belajar dapat dicapai jika nilai yang diperoleh siswa minimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah sedangkan ketuntasan klasikal tercapai minimal 75% siswa mencapai skor 75.

Ketuntasan Belajar Klasikal:

Selanjutnya untuk mengetahui selisih antara nilai posttest dan pretest digunakan skor gain ternormalisasi. Data N-gain atau gain ternormalisasi merupakan data yang diperoleh dengan membandingkan selisih skor posttes dan pretes dengan selisih SMI dan pretes. Selain digunakan untuk melihat peningkatan kemampuan siswa, data ini juga memberikan informasi mengenai peningkatan kemampuan beserta peringkat siswa di kelas.

Besarnya peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus gain ternormalisasi (N-Gain) sebagai berikut:

Keterangan:

Skor tes akhir

Skor tes awal

Skor maksimum yang mungkin dicapai

Tabel 3.4 Kriteria Nilai N-Gain

Nilai N-Gain Kriteria

Tinggi Sedang

Rendah

Sumber: Lestari & Muhammad Ridwan (2017:235)

Hasil belajar siswa dikatakan efektif jika rata-rata gain ternormalisasi minimal berada dalam kategori sedang atau lebih dari 0,29.

b. Analisis data aktivitas siswa

Anlisis ini dilakukan untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Kriteria keberhasilan aktivitas siswa dalam penelitian ini dikatakan efektif apabila minimal 75% siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Adapun langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menentukan persentase rata-rata keaktifan siswa setiap pertemuan yaitu:

1) Menentukan frekuensi hasil pengamatan aktivitas siswa untuk setiap indikator dalam satu kali pertemuan.

2) Mencari persentase frekuensi setiap indikator dengan membagi besarnya frekuensi dengan jumlah frekuensi untuk semua indikator, kemudian dikalikan 100%.

Keterangan:

Persentase aktivitas siswa indikator ke-i Banyaknya aktivitas siswa indikator ke-i jumlah siswa

c. Analisi respon siswa

Kriteria yang ditetapkan untuk mengatakan bahwa para siswa memiliki respon positif terhadap kegiatan pembelajaran apabila rata-rata jawaban siswa terhadap aspek positif diperoleh persentase .

Analisis yang dilakukan dalam hal ini adalah menentukan persentase rata- rata jumlah siswa yang memberi respon terhadap pembelajaran dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

Persentase rata-rata jumlah siswa yang memberi respon Frekuensi respon siswa tiap aspek yang muncul

Jumlah siswa

d. Analisis Keterlaksanan Pembelajaran

Data tentang keterlaksanaan pembelajaran dilihat dari kemampuan guru mengelola pembelajaran. Teknik analisis data terhadap keterlaksanaan pembelajaran dihitung dengan cara menjumlah nilai tiap aspek kemudian membaginya dengan banyak aspek yang dinilai. Analisis data dilakukan dengan mengobservasi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran selama empat kali pertemuan. Kategori kemampuan guru untuk setiap aspek dalam mengelola pembelajaran melalui model Missouri Mathematics Project (MMP) dengan strategi Think-Talk-Write (TTW) ditetapkan sebagai berikut:

Skor 4 kategori sangat terlaksana sangat baik Skor 3 kategori terlaksana baik

Skor 2 kategori terlaksana cukup baik

Skor 1 kategori terlaksana kurang baik

Sedangkan untuk memberikan interpretasi terhadap rata-rata skor akhir yang diperoleh digunakan rumus dan kategori sebagai berikut:

= rata-rata skor penilaian = skor penilaian

= banyaknya aspek yang dinilai

Tabel 3.5 Kategori aspek keterlaksanaan pembelajaran

Skor Rata-Rata Kriteria

0,00 ̅ Kurang baik 1,50 ̅ Cukup baik

2,50 ̅ Baik

3,50 ̅ Sangat baik

Sumber: Sudjana (2015:81) 2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Namun untuk uji homogenitas tidak perlu dilakukan karena sampel hanya satu kelas/satu kelompok.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tentang hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah perlakuan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk pengujian tersebut digunakan uji one sample Kolmogorof-smirnov dengan menggunakan taraf signifikan 5%atau 0,05, dengan syarat:

Jika taraf signifikansi maka data berdistribusi normal.

Jika taraf signifikansi maka data tidak berdistribusi normal.

b. Pengujian hipotesis

1. Pengujian hipotesis berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu menggunakan teknik uji t-satu sampel (one sample t-test).

One sample t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Pada uji hipotesis ini diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada rata-rata perbedaan dari sampel tersebut

Uji hipotesis dibuat dalam bentuk situasi ini, yaitu:

Dengan rumus:

̅ √

̅

/ simpangan baku

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

ditolak jika dan diterima jika berarti hasil belajar matematika siswa > 74,9

2. Pengujian hipotesis berdasarkan ketuntasan klasikal menggunakan uji proporsi (uji-Z)

Pengujian hipotesis proporsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi yang dihipotesiskan didukung informasi dari sampel (apakah proporsi sampel berbeda dengan proporsi yang dihipotesiskan). Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan pengujian hipotesis satu populasi. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini:

Dengan rumus:

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

ditolak jika

. berarti hasil belajar matematika siswa > 74,9%

3. Pengujian hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji t satu sampel.

Pengujian gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata pretest dan posttest. Uji hipotesis dibuat dalam situasi ini, yaitu:

Dengan rumus:

̅ √

̅

/ simpangan baku

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

ditolak jika dan diterima jika dimana . Jika berarti hasil belajar matematika siswa > 0,29