BAB I PENDAHULUAN
A. Kajian Pustaka
5. Model Pembelajaran Koopertif Tipe Missouri Mathematics Project (MMP) (MMP)
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) menjadi salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada penyelesaian masalah. Kegiatan pembelajaran memfasilitasi siswa untuk memahami berbagai persoalan matematika yang diselesaikan secara individual ataupun kelompok.
Isrok’atun dan Amelia Rosmala, (2018:124) menyatakan bahwa “MMP didefinisikan sebagai suatu program yang didesain untuk membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang luar biasa. Menurut Fauziah dan Sukasno (Isrok’atun dan Amelia Rosmala, 2018:124), bahwa model pembelajaran MMP” memberikan peluang kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok, latihan terkontrol dan mengaplikasikan pemahaman sendiri dengan cara kerja mandiri dalam seatwork”.
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran MMP merupakan suatu desain pembelajaran matematika yang memfasilitasi siswa dengan adanya suatu penugasan proyek yang diselesaikan secara individu dan kelompok yang berupa soal-soal latihan untuk mengapliksikan ilmu yang diperoleh. Proses pengaplikasian materi ini dapat membuat pelajaran menjadi lebih efektif, karena memperoleh banyak materi dari berbagai pengembangan materi dalam soal-soal latihan yang disajikan kepada siswa.
Menurut Isrok’atun dan Amelia Rosmala (2018:124), karakteristik model pembelajaran MMP adalah adanya tugas proyek. Hal ini ditunjukkan dengan disajikannya suatu lembar tugas proyek matematika yang berisi soal-soal latihan penerapan materi matematika yang harus diselesaikan oleh siswa. Pengerjaan
tugas proyek tersebut dilakukan secara berkelompok. Kegiatan belajar kelompok ini memungkinkan munculnya berbagai ide dan pendapat siswa, dalam mengembangkan materi mengenai soal matematika.
Menurut Shadiq (2009) model Missouri Mathematics Project memuat lima langkah, yaitu:
a. Pendahuluan atau Review 1) Membahas PR
2) Meninjau ulang pelajaran lalu yang terkait dengan materi baru 3) Membangkitkan motivasi
b. Pengembangan
1) Menyajikan ide baru sebagai perluasan konsep matematika terdahulu 2) Penjelasan, diskusi demonstrasi dengan contoh konkrit yang sifatnya
piktorial dan simbolik c. Latihan dengan bimbingan guru
1) Siswa merespon soal 2) Guru mengamati 3) Belajar kooperatif d. Kerja mandiri
Siswa bekerja sendiri untuk latihan atau perluasan konsep pada langkah 2 e. Penutup
1) Siswa membuat rangkuman pelajaran, membuat renungan tentang hal-hal baik yang sudah dilakukan serta hal-hal kurang baik yang harus dihilangkan.
2) Memberi tugas PR
Menurut Isrok’atun dan Amelia Rosmala (2018:126), menyebutkan beberapa kelebihan dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project, yaitu:
a) Banyaknya materi bisa tersampaikan kepada siswa karena tidak terlalu memakan banyak waktu. Penggunaan waktu dapat diatur relatif ketat.
b) Banyak latihan sehingga siswa mudah terampil dengan beragam soal.
Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)
No. Fase Aktivitas Guru
1. Review Meninjau ulang apa yang telah tercakup pada pembelajaran yang lalu dan membahas PR.
2. Pengembangan Menyajikan ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu. Siswa diberitahu tujuan pelajaran yang memiliki antisipasi tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi intraktif guru- siswa harus disajikan termasuk demonstrasi konkrit yang sifatnya pikrorial atau simbolik.
3 Latihan terkontrol Memberikan soal latihan terkontrol dan mengamati siswa. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif
4 Saetwork (kerja mandiri)
Memberikan latihan /perluasan konsep.
5. Penutup:
Penugasan/PR
Menyimpulkan dan memberikan soal-soal pekerjaan rumah.
Sumber:Alkrismanto, (2003:11) 6. Strategi Think-Talk-Write (TTW)
Think-Talk-Write (TTW) adalah strategi yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Strategi yang pertama kali diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin (Huda, 2013:218) ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial.
Strategi TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan
tulisan dengan lancar dan melatih bahasa sebelum dituliskan. Strategi TTW memperkenankan siswa untuk memengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan.
Sebagaimana namanya, strategi ini memiliki sintak yang sesuai dengan urutan didalamnya, yakni:
a. Think
Siswa membaca teks berupa soal (kalau memungkinkan dimulai dengan soalyang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau kontekstual).
Pada tahap ini siswa secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.
b. Talk
Siswa diberi kesempatan untuk membicarakan hasil penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (negoisasi sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok. Kemajuan komunikasi siswa akan terlihat pada dialognya dalam berdiskusi.
c. Write
Pada tahap ini siswa menuliskan ide-ide yang diperolehnya dan kegiatan tahap pertama dan kedua. Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, keterkaitan denngan materi sebelumnya, strategi penyelesaian dan solusi yang diperoleh.
Menurut Silver dan Smith (Huda, 2013:219) peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi TTW adalah mengajukan dan
mengadakan tugas yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif berpikir, mendorong dan menyimak ide-ide yang dikemukakan siswa secara lisan dan tertulis dengan hati-hati, mempertimbangkan dan memberi informasi terhadap apa yang digali siswa dalam diskusi., serta memonitor, menilai dan mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
Untuk mewujudkan harapan yang sesuai dengan yang diatas pembelajaran sebaiknya dirancang dengan langkah-langkah berikut ini.
1) Guru membagikan LKS yang memuat soal yang harus dikerjakan oleh siswa
2) Peserta didik membaca masalah yang ada dalam LKS dan membuat catatan kecil secara individu tentang apa yang ia ketahui dan tidak diketahui dalam masalah tersebut.
3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (5-6) siswa
4) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan dari hasil catatan (talk).
5) Dari hasil diskusi peserta didik secara individu merumuskan pengetahuan berupa jawaban atas soal (berisi landasan dan keterkaitan konsep, metode dan solusi) dalam bentuk tulisan (write).
6) Perwakilan kelompok menyajikan hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok lain diminta untuk memberi tanggapan.
7) Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas apa yang telah dipelajari.
Adapun kelebihan strategi Think Talk Write (TTW) yaitu: a) Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam memahami materi ajar b)
Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa c) Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswasecara aktif dalam belajar d) Membiasakan siswa dalam berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, bahkan diri mereka sendiri.
Selain memiliki kelebihan strategi Think Talk Write (TTW) juga memunyai kekurangan yaitu: a) Kecuali kalau soal open ended tersebut dapat memotivasi, siswa dimungkinkan sibuk b) Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan karena didominasi oleh siswa yang mampu c) Guru harus benar-benar menyiapkan semua media dengan matang agar dalm menerapkan strategi TTW tidak mengalami kesulitan.
7. Langkah Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP)