• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Statistik Deskriptif

BAB I PENDAHULUAN

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum megenai pencapaian hasil belajar kognitif siswa bagi rombongan belajar eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, hasil belajar yang diperoleh dikategorikan berdasarkan kriteria hasil belajar seperti pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4: Kriteria Hasil Belajar Siswa

Interval Nilai Predikat Keterangan

93 – 100 A Sangat Baik

84 – 92 B Baik

75 – 83 C Cukup

<75 D Kurang

Sumber : Kemendikbud (2017)

Kriteria hasil belajar diatas memiliki batas nilai paling rendah yang diberikan kepada siswa yang biasanya sudah ditetapkan pada awal tahun ajaran baru yang sering disebut dengan Kriteria Ketuntaan Minimal (KKM) hasil belajar. Berikut tabel pengkategorian standar KKM hasil belajar.

Tabel 3.5 Standar Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) Hasil Belajar

Nilai Kategori

≥75 Lulus

<75 Tidak lulus

Sumber : Kemendikbud (2017) 2. Analisis Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi secara normal atau tidak.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kolmogorov- smirnov dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25.

Rumusan hipotesis untuk uji normalitas:

H0 = data berasal dari sampel berdistribusi normal H1 = data tidak berasal dari sampel berdistribusi normal Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak

Jika sig ≥ maka H0 diterima Keteragan: tingkat sigifikan = 0,05

42

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelompok yang diteliti berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini meggunakan program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 25.

Rumusan hipotesis untuk uji homogenitas:

H0 = tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel (homogen)

H1 = terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel (tidak homogen)

Dengan: Jika sig < maka H0 ditolak Jika sig ≥ maka H0 diterima Keteragan: tingkat sigifikan = 0,05 c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan T-Test (uji perbedaan rata-rata). Cara menghitungnya dengan menggunakan Independent samples T-Test program SPSS Statistics Base 25.

Rumusan hipotesis untuk T-Test.

H0 = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

H1= terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol

Dengan :Jika sig <maka H0ditolak Jika sig ≥maka H0diterima Keterangan :tingkat signifikan = 0.05

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan data yang diperoleh setelah melakukan sebuah penelitian. Data tersebut merupakan data hasil posttest dari kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional, untuk melihat pengaruh model Discovery Learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI materi sistem peredaran darah.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian hasil belajar biologi siswa yang diajar dengan menggunakan model Discovery Learning dan pembelajaran konvensional.

Hasil analisis statistik deskriptif di peroleh dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 25. Data pada analisis statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata, skor maksimum, skor minimum dan standar deviasi. Berdasarkan skor hasil belajar yang diperoleh siswa pada materi sistem peredaran darah di kelas XI MIPA 4 dan XI MIPA 5 SMA Negeri 2 Soppeng dapat dilihat pada tabel-tabel yang disajikan berikut ini.

56

a. Hasil Belajar Siswa setelah diberikan Perlakuan (posttest)

Berikut ini merupakan data hasil posttest pada siswa XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan XI MIPA 5 sebagai kelas kontrol yang menggunakan model konvensional, yang disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Posttest Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Statistik Nilai Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Ukuran sampel 30 30

Skor ideal 100 100

Skor Tertinggi 92 84

Skor terendah 56 52

Skor rata-rata 76.27 68.27

Standar Deviasi 9.794 9.508

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada kelas XI MIPA 4 yang memiliki jumlah sampel sebanyak 30 siswa, diperoleh data posttest yang menunjukkan bahwa dari skor ideal yaitu 100, skor tertinggi yang di peroleh siswa yaitu 92 sedangkan skor terendah yang di peroleh siswa yaitu 56. Selain itu, nilai rata-rata yang di peroleh adalah 76.27 dan standar deviasi dari data tersebut adalah 9.794. Sedangkan pada kelas XI MIPA 5 sebagai kelas konrol dengan menggunakan model konvensional yang memiliki jumlah sampel sebanyak 30 siswa, diperoleh data posttest yang menunjukkan bahwa dari skor ideal yaitu 100, skor tertinggi yang di peroleh siswa yaitu 84 sedangkan skor terendah yang di peroleh siswa

58

yaitu 52. Selain itu, nilai rata-rata adalah 68.27 dan standar deviasi dari data tersebut adalah 9.508.

Apabila skor tes hasil belajar biologi siswa setelah diberi perlakuan (posttest) kemudian dikelompokkan ke dalam kriteria hasil belajar siswa, dimana dalam kriteria ini terdapat interval nilai yang akan menunjukkan kategori nilai yang diperoleh, dimana terdiri dari kategori sangat baik, baik, cukup atau kurang, maka diperoleh distribusi skor frekuensi dan persentase seperti pada Tabel 4.2 berikut:.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol setelah Perlakuan (Posttest)

Skor Kategori

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase (%)

Frekuensi Persentase (%)

93-100 Sangat Baik 0 0 0 0

84-92 Baik 11 37 1 3

75-83 Cukup 9 30 10 33

<75 Kurang 10 33 19 64

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa presentase posttest hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model Discovery Learning dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, ada 11 orang siswa masuk dalam kategori baik dengan persentase 37%, 9 orang kategori cukup dengan persentase 30% dan 10 orang termasuk kategori kurang dengan

persentase 33%. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar dengan model konvensional, dengan jumlah siswa 30 orang, di peroleh hasil yaitu 1 orang termasuk kategori baik dengan persentase mencapai 3%, 10 orang termasuk kategori cukup dengan persentase mencapai 33% dan 19 orang termasuk kategori kurang dengan persentase mencapai 64%.

Berdasarkan Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada kelas eksperimen diperoleh data seperti pada Tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol setelah Perlakuan (Posttest)

Nilai Kategori

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%)

≥75 Lulus 20 67 11 37

< 75 Tidak Lulus 10 33 19 63

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan tebel 4.3 dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan posttest hasil belajar biologi pada kelas eksprimen dengan menggunakan model Discovery Learning, dengan jumlah siswa 30 orang, menunjukkan bahwa 20 orang siswa termasuk kriteria lulus dengan persentase mencapai 67% sedangkan siswa yang berada pada kategori tidak lulus atau hasil belajar yang dicapai berada dibawah standar KKM yaitu 10 orang dengan persentase mencapai 33%. Sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan bahwa 11 orang siswa termasuk kategori lulus dengan persentase mencapai 37%. Sedangkan siswa pada kategori tidak lulus atau hasil

60

belajar yang dicapai berada dibawah standar KKM yaitu 19 orang dengan persentase 63%.

a. Perbandingan hasil belajar kognitif biologi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah diberikan posttest, hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem peredaran darah antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan model Discovery Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan model konvensional, memiliki perbedaan. Dimana hasil posttest yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil posttest yang diperoleh kelas kontrol. Berikut ini merupakan perbandingan hasil belajar kognitif posttest siswa pada materi sistem peredaran darah setelah 4 kali pertemuan pembelajaran antara kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model Discovery Learning dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional, dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Kognitif Siswa

0 5 10 15 20

<75 75-83 84-92 93-100

10 9

11

0 19

10

1 0

Posttest Kelas Eksperimen Posttest Kelas Kontrol

Peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan penggunaan model Discovery Learning sebagaimana pada tabel statistik deskriptif, juga didukung dengan data hasil observasi aktivitas siswa.

Adapun hasil observasi aktivitas siswa selama 4 kali pertemuan pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Discovery Learning pada materi sistem peredaran darah cukup efektif, hal ini dapat dilihat dari ketercapaian persentase rata-rata aktivitas siswa yang diperoleh selama pembelajaran. Berikut ini merupakan tabel persentase aktivitas belajar siswa pada materi sistem peredaran darah dengan penggunaan model Discovery Learning pada tabel 4.7.

Tabel 4.4 Persentase Aktivitas Siswa dengan penggunaan Model Discovery Learning

Pertemuan Persentase % Kriteria

I 73 Aktif

II 82 Sangat aktif

III 83 Sangat aktif

IV 82 Sangat aktif

Rata-rata 80 Aktif

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa keaktifaan siswa selama 4 kali pertemuan proses pembelajaran pada materi sistem peredaran darah, termasuk dalam kategori aktif. Dimana pada pertemuan 1 mencapai 73% yang merupakan kategori aktif, pertemuan kedua sebanyak 82% yang merupakan kategori sangat aktif, pertemuan ketiga sebanyak 83% yang merupakan kategori sangat aktif, dan pertemuan ke empat 82% yang merupakan kategori

62

sangat aktif. Sehingga rata-rata keseluruhan persentase aktivitas siswa mencapai 80% yang termasuk dalam kategori aktif. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model Discovery Learning pada materi sistem peredaran darah, dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

Dokumen terkait