BAB I PENDAHULUAN
B. Model Pembelajaran Discovery Learning
1. Definisi Model Pembelajaran Discovery Learning
Model Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran yang dirancang sedemikian sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri. Pembelajaran ini dilandasi oleh teori belajar burner. Adapun tahapan pembelajarannya yaitu Data Collection, Data Processing, Verification, dan Generalization (Zarkasyi, 2017).
Model Pembelajaran Discovery Learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri dan menyelidiki sendiri, sehingga akan diperoleh hasil yang akan bertahan lama dalam ingatan serta tidak mudah dilupakan oleh siswa. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental sendiri, peran guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Astuti, dkk, 2018).
Menurut Syafredi (2018), model pembelajaran discovery sebagai salah satu model pembelajaran dengan pendekstsn kontruktivisme, menjadi pilihan yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa. Model pembelajaran discovery merupakan model yang tepat untuk membuat siswa memahami pentingnya belajar terutama dalam bidang eksperimen.
Model discovery learning ini menitik beratkan pada kemampuan mental dan fisik para anak didik yang akan memperkuat semangat dan
konsentrasi mereka dalam melakukan kegiatan pembelajaran (Rosarina dkk, 2016).
Proses pembelajaran dengan menggunakan buku ajar model discovery learning mampu mendorong siswa untuk membuat hubungan anatara pengetahuan yang dimiliki peserta didik dengan penerapannya dalam kehidupan seharihari, karena sifat materi ajar dalam buku ajar dengan model discovery learning berbasis saintifik bersifat konseptual, faktual, dan memuat langkah-langkah saintifik (Fadrianti, 2017).
Model discovery merupakan model pembelajaran yang mengarahkan siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan sains di mana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri tentang suatu konsep sains sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka sendiri (Susanti, dkk, 2016).
Menurut Hosnan (2014: 282) mengungkapkan bahwa discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, peserta didik juga bisa belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan sendiri masalah yang dihadapi.
Pendidik menurut Sardiman (2012: 145), berperan sebagai pembimbing dalam mengaplikasikan model pembelajaran discovery learning dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar
17
secara aktif, sebagaimana pendapat pendidik harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini bertujuan merubah proses pembelajaran teacher oriented menjadi student oriented. Dalam model pembelajaran discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.
Menurut Suprihatiningrum (2013) Model pembelajaran Discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Adapun kelebihan model ini adalah mengembangkan potensi intelektual, mengubah siswa dari memiliki motivasi dari luar menjadi motivasi dalam diri sendiri, siswa akan belajar bagaimana belajar bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru dan mempertahankan memori.
Konsep pembelajaran discovery learning berupa siswa tidak diberikan informasi dalam bentuk akhir, namun siswa dibimbing untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Model discovery learning menekankan siswa dapat mandiri dan berpikir kritis dalam mencari informasi pembelajarannya (Dina dkk, 2015: 24). Selain itu, model discovery learning menjadikan siswa peka terhadap lingkungan dalam mencari, mengidentifikasi dan mengelola solusi dari suatu permasalahan (Cahyani dkk, 2015: 115).
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Discovery Learning No Langkah
Kerja
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
1
Stimulasi Memusatkan perhatian siswa
Siswa harus mengetahui alat dan metode kerja dalam observasi
2
Identifikasi masalah
Meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah melalui pertanyaan eksplorasi
Siswa melakukan pengamatan
3
Pengumpulan data
Mengarahkan siswa untuk melakukan observasi
Siswa melakukan pengumpulan data
4
Pengolahan data
Mengarahkan siswa mengolah data hasil observasi
Siswa melaporkan hasil observasi
5
Pembuktian Menggali informasi mengenai konsep dan teori
Siswa menjawab pertanyaan soal yang dihubungkan dengan teori dan konsep materi
6
Menarik kesimpulan
Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran
Peserta didik
menyimpulkan hasil pembelajaran
Sumber: Rosdiana (2017)
19
3. Kelebihan dan Kelemahan Model Discovery Learning
Menurut Fadrianti (2017), kelebihan dan kelemahan model discovery learning yakni:
a. Kelebihan Model Discovery Learning
1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif,
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer,
3) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah, 4) Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lain,
5) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil
6) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐ raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti
7) Mendorong keterlibatan keaktifan siswa,
8) Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri, 9) Melatih siswa belajar mandiri,
10) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar, karena ia berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
b. Kelemahan Model Discovery Learning
1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan
abstrak atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara konsep‐
konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi,
2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya,
3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara- cara belajar yang lama,
4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang mendapat perhatian,
5) Tidak menyediakan kesempatan kesempatan untuk berpikir yang akan ditemukan oleh siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.