• Tidak ada hasil yang ditemukan

Batuan Asal

Dalam dokumen Buku Ajar Endapan Mineral (Halaman 144-153)

Endapan Mineral Logam Tipe Residual

4. Batuan Asal

Zona batuan asal biasanya mengandung batuan induk yang tidak teralterasi pada bagian bawah profil laterit. Zona Batuan asal merupakan zona dimana pelapukan dimulai pada sepanjang retakan dan kekar pada batuan. Zona ini umumnya tersusun oleh batuan ultramafik yang banyak mengandung mineral ferromagnesian.

unsur mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu kadar Fe sekitar 5% serta Ni dan Co antara 0,01-0,03 %.

C. Keterdapatan Endapan Mineral Logam Tipe Laterit Nikel di Indonesia

Keterdapatan dari endapan nikel laterit yang ada di Indonesia umumnya berasosiasi dengan keterdaatan secara geologis dan stratigrafis dari batuan jenis ultrabasa. Batuan dengan tipikal tersebut sangat umum dijumpai pada wilayah Indonesia bagian timur, seperti pulau Sulawesi, Maluku dan Papua (Gambar 7.4), di mana pada wilayah tersebut memiliki riwayat evolusi tektonik yang cukup kompleks, salah satunya adalah proses obduksi batuan ultrabasa (Kadarusman, 2011) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7.5. Salah satu daerah yang memiliki keterdapatan batuan terkait dan kehadiran endapan nikel laterit adalah Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di daerah Pomalaa, Kabupaten Kolaka.

Gambar 7.4. Kenampakan peta tektonik Indonesia bagian timur dan sebaran keterdapatan kompleks ofiolitnya

(Harris, 2003 dalam Kamaruddin dkk, 2016)

Jika ditinjau dari kondisi stratigrafi dari daerah Pomalaa yang secara luas merupakan bagian dari lengan Tenggara Sulawesi, terdapat tiga variasi formasi batuan, meliputi: Formasi Boepinang (Tmpb), Formasi Langkowala (Tml), dan Kompleks Ultramafik (Ku). Bagian dari Kompleks Ultramafik yang tersusun atas batuan berjenis harzburgite, dunit, werlit, lherzolite, websterit, serpentinite, dan piroksenit merupakan sumber dari pembentukan endapan laterit di daerah Pomalaa yang umumnya didominasi batuan peridotit jenis harzburgite dan dunit yang telah terserpentinisasi (Kamaruddin dkk, 2018). Selain faktor tipe batuan, keberadaan struktur berupa sesar geser mengiri juga turut andil dalam mengontrol pembentukan morfologi yang secara signifikan berpengaruh pada pembentukan endapan laterit tersebut.

Keterdapatan endapan nikel laterit pada daerah ini mencakup lima zonasi perlapisan, meliputi: pedolit/tanah penutup, limonit (berkembang di bagian utara), transisi, saprolit, dan batuan dasar. Keterdapatan mineral pembawa nikel dijumpai pada zona limonit dalam wujud goethite pada kisaran kadar 0,4-1,2% serta bersamaan dengan mineral pembawa unsur alumunium, mangan, dan kromium; serta pada zona transisi maupun dalam yellow dan red limonite dengan kadar 1,5-2%,

Pada lokasi keterdapatan endapan nikel laterit Pomalaa lebih lanjut dapat dibagi menjadi tiga blok profil laterit: utara,

blok lain, keterdapatan tekstur boxwork yang ditemukan banyak berkembang pada blok tengah (Gambar 7.8), dan kelimpahan kepingan besar batuan ultramafik di blok selatan (Gambar 7.9).

Gambar 7.5. Kondisi tektonostratigrafi Sulawesi (Kadarusman dkk, 2004)

Gambar 7.6. Kondisi geologi regional Polawa (Simandjuntak dkk, 1993 dalam Kamaruddin dkk, 2018)

Gambar 7.7. Kenampakan profil laterit pada blok utara Polawa (Kamarrudin dkk, 2018)

Gambar 7.8. Kenampakan profil laterit pada blok tengah Polawa (Kamarrudin dkk, 2018)

2.2. Latihan

Setiap mahasiswa mengerjakan tugas individual berikut ini:

1. Buatlah penjelasan dan analisa mengenai karakteristik endapan mineral logam residual nikel laterit baik yang berada di Indonesia ataupun Luar negeri, bahan dapat di cari di buku yang diterbitkan secara resmi, jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional terindeks!

2. Tugas diketik dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya

3. Penutup 3.1. Rangkuman

Endapan mineral logam tipe residual merupakan jenis endapan yang terbaentuk akibat dari adanya pelapukan intentsif dan pelarutan unsur dalam tanah yang diteruskan pada pengayaan dalam lapisan regolit tanah. Jenis endapan ini umum diketahui sebagai laterit dan menghasilkan beragam unsur atau mineral ekonomis seperti Ni, Fe, Al, dan Au-Ag. Jenis laterit yang sering diketemukan dan menjadi sumber ekonomi adalah laterit nikel yang mana berasal dari proses residual yang melibatkan batuan ultrabasa. Proses pelapukan, eluviasi dan iluviasi yang berlangsung (lateritisasi) tersebut akan membentuk profil tanah yang berbeda perkembangannya bergantung pada faktor iklim, topografi, dan kondisi batuannya.

Salah satu daerah yang memiliki endapan nikel adalah Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Keterdapatan endapan nikel laterit pada daerah ini mencakup lima zonasi

perlapisan, meliputi: pedolit/tanah penutup, limonit (berkembang di bagian utara), transisi, saprolit, dan batuan dasar. Keterdapatan mineral pembawa nikel dijumpai pada zona limonit dalam wujud goethite pada kisaran kadar 0,4-1,2% serta bersamaan dengan mineral pembawa unsur alumunium, mangan, dan kromium; serta pada zona transisi maupun dalam yellow dan red limonite dengan kadar 1,5-2%,

3.2. Test Formatif

Lengkapilah kalimat dibawah ini dengan jawaban singkat!

1. Proses awal yang mendasari pembentukan cebakan residu adalah ...

2. Batuan ... adalah jenis batuan asal yang biasa ditemukan pada cebakan laterit di dunia, terutama nikel 3. Proses ... adalah proses di mana komponen

mudah larut dalam tanah akan terbawa oleh airtanah menuju ke bagian yang lebih dalam

4. Kondisi tektonik yang mendukung keterdapatan cebakan nikel laterit di Indonesia adalah ...

5. Distribusi batuan serta keterdapatan cebakan nikel laterit banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian ...

3.3. Umpan Balik

Mahasiswa dianggap mampu memahami konsep dasar endapan mineral apabila mampu menjelaskan tentang pengertian endapan mineral logam tipe residual khsusunya endapan laterit, memahami genesa pembentukan endapan laterit dan menganalisa karakteristik endapan laterit paling tidak 80% benar.

3.4. Tindak Lanjut

Mahasiswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya jika mampu menjawab tes formatif dan latihan dengan benar minimal 80% dari keseluruhan soal.

3.5. Kunci Jawaban Test Formatif 1. Pelapukan

2. Ultramafik 3. Eluviasi

4. Obduksi lempeng samudra 5. Timur

Daftar Pustaka

Ahmad, W., 2009, Nickel Laterites: Fundamental of Chemistry, Mineralogy, Weathering Processes, Formation, and Exploration, Sulawesi: VALE Inco-VITSL.

Evans, A.M., 1993, Ore Geology and Industrial Minerals, UK : Blackwell Science.

Guilbert, J.M., & Park, C.F., 1986, The Geology of Ore Deposits, New York: W.H. Freeman.

Kadarusman, A, Miyashita, S., Maruyama, S., Parkinson, C.D., dan Ishikawa, A., 2004, Petrology, Geochemistry and Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi Ophiolite, Indonesia. Tectonophysics, 392(1–4):55–83.

Kamaruddin, H., Ardiansyah, R., Rosana, M.F., Sulaksana, N dan Tintin, E., 2018, Profil Endapan Laterit Nikel di Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara., Buletin Sumber Daya Geologi, 13(2): 84-105.

Robb, L.J., 2005, Introduction to ore-forming processes, UK:

Blackwell Publishing

Senarai

Batuan Beku Basa

: batuan beku yang memiliki kandungan silika (SiO2) 52-63 %.

Batuan Beku Ultramafik

: batuan beku yang memiliki kandungan silika (SiO2) < 45 %.

Batuan Beku Ultrabasa

: batuan beku yang memiliki kandungan silikanya (SiO2) rendah (18 %), tinggi akan kandungan FeO, rendah akan kandungan kalium dan umumnya kandungan mineral mafiknya lebih dari 90 %

Pelapukan : perisitiwa hancurnya batuan akibat yang disebabkan oleh proses kimiawi, fisika ataupun biologis. Proses penghacuran batuan tersebut menghasilkan material

H. POKOK BAHASAN VIII: ENDAP AN MINERAL BUKAN LOGAM

1. Pendahuluan

Dalam dokumen Buku Ajar Endapan Mineral (Halaman 144-153)

Dokumen terkait