• Tidak ada hasil yang ditemukan

Retrogradasi

Dalam dokumen Buku Ajar Endapan Mineral (Halaman 125-135)

Endapan Mineral Logam Tipe Skarn

Tahap 2 Retrogradasi

Secara garis besar, setiap proses yang melibatkan system magmatik maupun hidrotermal akan mengalami mekanisme pendinginan dan peluruhan suhu internalnya. Menurut Einauidi dkk (1981), dalam perjalan waktu, pengaruh fluida semakin didominasi oleh air meteorik, proses retrogradasi mulai berlangsung seperti presipitasi logam dasar (base metal) dan logam berharga (precious metal). Kehadiran mineral tersebut tersebar pada sekujur tubuh yang terpengaruh intrusi pada tahap sebelumnya, seperti kumpulan mineral sulfida muncul dari hasil diseminasi maupun dalam wujud urat, kumpulan mineral dalam rumpun pirit-kalkopirit-magnetit muncul pada bagian proksimal sedangkan rumpun bornit dan sfalerit-galena muncul pada bagian distal.

Pengendapan dari bijih hasil skarn sendiri yang terjadi pada bagian akhir diindikasikan akibat pengaruh penurunan suhu, pencampuran fluida, ataupun netralisasi fluida yang bereaksi terhadap batuan karbonat, sedangkan campuran antara air magmatik dengan meteorik maupun reaksi redoks yang terjadi diperkirakan hanya sebagai pengontrol tambahan dari pembentukan endapan ini. Berkaitan dengan kumpulan mineral yang terbentuk sendiri dapat diperkirakan terpengaruh oleh faktor batuan pembentuk/asal, komposisi dari fluida yang menyebabkan proses metasomatisme, dan pengaruh suhu maupun terkanan selama prosesnya.

Gambar 6.3 Kondisi tektonik pembentukan skarn

Selain ditinjau dari tahapan pembentukannya, genesa dari skarn sendiri dapat dijumpai pada empat tipe kondisi tektonik, yang meliputi: (1) subduksi bersudut tajam dari lempeng samudra (oceanic steep subduction), (2) subduksi transisi bersudut rendah (transitional low-angle subduction), (3) subduksi lempeng benua (continental subduction), dan (4) pemekaran lempeng benua (continental rifting). Masing-masing dari kondisi tektonik tersebut menghasilkan tipikal mineral ataupun unsur dominan dari tipe skarn yang berbeda. Untuk kondisi tektonik pertama (Gambar 6.3) mampu menghasilkan tipikal skarn yang memiliki kelimpahan unsur Fe, Cu, dan Au dan berasosiasi dengan batuan pluton jenis diorit dan granodiorit. Untuk kondisi tektonik kedua diketahui menghasilkan skarn dengan unsur dominan Mo dan W-Mo serta

berasosiasi dengan batuan pluton jenis granodiorit dan granit.

Untuk kondisi tektonik keempat dapat membentuk tipe skarn yang kaya unsur Sn-W dan berasosiasi dengan batuan pluton jenis granitik dari hasil proses mantle plumes.

C. Keterdapatan Endapan Mineral Logam Tipe Skarn di Indonesia

Daerah dengan endapan mineral logam tipe skarn yang ada di Indonesia salah satunya adalah terdapat di Ruwai, Kabupaten Lamandau, Provinsi Kalimantan Tengah. Pada endapan mineral logam tipe skarn ini memiliki rumpun unsur yang ditemukan mencakup timbal (Pb), seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).

endapan mineral logam tipe skarn di lokasi ini diperkirakan terbentuk sebagai akibat dari proses hidrotermal yang berlangsung dari penerobosan batuan vulkanik dan sedimen berumur Triasik hingga Kapur Tengah oleh intrusi tipe dike berumur Kapur Akhir (Idrus dkk, 2011). Tipikal batuan sedimen seperti batulanau, batupasir, dan batugamping yang merupakan bagian dari Kompleks Ketapang mengalami ubahan secara hidrotermal, dari terubah menjadi skarn/hornfels maupun tersilisifikasi. Pada sekitar lokasi tersebut juga dijumpai batuan intrusif berumur Kapur Akhir-Awal Tersier berupa granodiorit bagian dari Kompleks Granitoid Sukadana yang terindikasi sebagai pemicu terbentuknya endapan mineral logam tipe skarn tersebut dan batuan vulkanik berumur Triasik Akhir-Kapur Tengah yang merupakan bagian dari Kompleks Matan.

Daerah skarn Ruwai sendiri merupakan Kawasan tambang aktif dan prospektif, dengan keterdapatan batuan terdampak alterasi berupa monzonite serta batulanau dan batugamping. Batuan yang mengintrusi berupa granit tersebut lebih lanjut membentuk endapan mineral logam tipe skarn kaya unsur Pb-Zn-Cu-Ag. Selain batuan intrusi tersebut, ditemukan juga batuan intrusi berumur lebih muda berupa mikrodiorit, diorite, basal, dan riolit yang memotong tubuh batuan pembawa bijihnya.

Genesa dari endapan mineral logam tipe skarn pada daerah Ruwai diindikasi terpengaruh kondisi batuan dan struktur geologi.

Endapan ini berasal dari proses metasomatisme pada batuan samping berupa batuan karbonat, dengan batuan terobosan jenis monzonite diperkirakan sebagai batuan pembawa bijihnya. Batuan terobosan itu pula yang bertindak sebagai wadah dari proses mineralisasi endoskarn sedangkan batuan karbonatnya (batugamping dan batulanau) sebagai wadah mineralisasi eksoskarn. Keberadaan dari struktur geologi berupa sesar geser berarah NNW-SSE dan sesar naik bearah N berperan sebagai jalur endapan skarn secara lokal.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Idrus dkk (2011), di kawasan dengan keterdapatan tipe skarn ini dijumpai kehadiran beberapa mineral alterasi pada batuan pembawa bijihnya.

Beberapa mineral yang ditemukan meliputi: pirit (FeS2), galena

pengamatan megaskopis dan sayatan tipis, ditemukan dua tipikal mineral alterasi penciri proses hidrotermal pada tahap progradasi dan retrogradasi. Untuk mineral penciri progradasi ditunjukkan dengan kehadiran mineral garnet dan klinopiroksen pada tubuh batuan pembawa, terutama meta-batugamping (Gambar 6.4), sedangkan mineral penciri proses retrogradasi pada daerah terkait yang ditemukan meliputi epidot, klorit, kalsit, dan serisit.

Gambar 6.4. Kenampakan batuan jenis meta-batugamping yang teralterasi (a), tampilan mineral garnet dengan struktur keliptik pada sayatan tipis (b),

singkapan batulanau tersilifikasi dengan kandungan wolastonit (c); dan kenampakannya dalam sayatan tipis (d)

2.2. Latihan

1. Jelaskan definisi umum dari endapan mineral logam tipe skarn!

2. Sebutkan dan jelaskan tahapan genesa dari pembentukan endapan mineral logam tipe skarn!

3. Sebutkan dan jelaskan kondisi terkonik tertentu di mana endapan mineral logam tipe skarn dapat terbentuk?

3. Penutup 3.1. Rangkuman

Endapan mineral logam tipe skarn merupakan salah satu dari beberapa contoh hasil proses terkait alterasi yang menghasilkan endapan mineral. Secara umum beberapa unsur ekonomis dapat ditemukan pada jenis tipe ini seperti wolfram/tungsten (W), timah (Sn), Molibdenum (Mo), tembaga (Cu), besi (Fe), timbal-seng (Pb-Zn), dan dalam beberapa kasus emas (Au). Tipikal tipe ini berasal dari proses metamorfisme metasomatis maupun kontak antara tubuh batuan sedimen, terutama batuan karbonat. Proses pembentukan dari tipe ini melibatkan tahap progradasi serta retrogradasi yang secara umum dipengaruhi proses suhu, tekanan dan fluida hidrotermal.

Daerah dengan endapan mineral logam tipe skarn yang ada di Indonesia salah satunya adalah terdapat di Ruwai, Kabupaten

Batuan yang mengintrusi berupa granit tersebut lebih lanjut membentuk endapan mineral logam tipe skarn kaya unsur Pb-Zn- Cu-Ag.

3.2. Test Formatif

Lengkapilah kalimat dibawah ini dengan jawaban singkat!

1. Cebakan skarn merupakan terminologi pembentukan endapan mineral yang berasal dari bahasa ...

2. Batuan ... adalah jenis batuan asal yang biasa ditemukan pada cebakan skarn di dunia

3. Secara garis besar, proses metamorfisme yang paling berperan dalam pembentukan endapan skarn adalah metamorfisme tipe ...

4. Endapan skarn yang terbentuk pada tubuh batuan pemicu (causative rock) disebut sebagai ...

5. Mekanisme mantle plume/upwelling mantle terjadi pada kondisi tektonik pembentukan skarn yang berupa ...

3.3. Umpan Balik

Mahasiswa dianggap mampu memahami konsep dasar endapan mineral logam tipe skarn, genesa pembentukan, alterasi serta mineralisasi dari endapan mineral logam tipe skarn paling tidak 80% benar

3.4. Tindak Lanjut

Mahasiswa dapat melanjutkan ke materi selanjutnya jika mampu menjawab tes formatif dan latihan dengan benar minimal 80% dari keseluruhan soal.

3.5. Kunci Jawaban Test Formatif 1. Swedia kuno

2. Karbonat 3. Metasomatis 4. Endoskarn

5. Pemekaran lempeng benua

Daftar Pustaka

Aye, M.T., Pramumijoyo, S., Idrus, A., Setijadji, L.D., Imai, A., Araki, N., dan Arif, J., 2011, The Mineralogy of Gold- Copper Skarn Related Porphyry at the Batu Hijau Deposit, Sumbawa, Indonesia. J. SE Asian Appl. Geol, 3(1): 12-22.

Corbett, G.J., dan Leach, T.M., 1998, Southwest Pacific Rim Gold- Copper Systems: Structure, Alteration, and Mineralization, Southwest Pacific: SEG Special Publication No.6: 236.

Einaudi, M., Meinert, L.D. and Newberry, R.J., 1981, Skarn deposits. Economic Geology, 75th Anniversary Volume:

317–91.

Evans, A.M., 1993, Ore Geology and Industrial Minerals, UK : Blackwell Science.

Idrus, A., Setiajadji, L.D., dan Thamba, F., 2011, Geology and Characteristics of Pb-Zn-Cu-Ag Skarn Deposit at Ruwai, Lamandau Regency, Central Kalimantan. Jurnal Geologi Indonesia, 6(4): 191-201.

Lindgren, W., 1933, Mineral Deposits, USA: McGraw-Hill

Robb, L.J., 2005, Introduction to ore-forming processes, UK:

Blackwell Publishing

Senarai

Metasomatisme : perubahan kimia mineral pada batuan yang kontak dengan larutan hidrotermal, umumnya berasosiasi dengan

metamorfisme kontak dan

membentuk kumpulan mineral ekonomis.

Mafik : istilah mineral yang banyak menggandung magnesium (Mg) dan ferum (Fe), mineral tersebut cenderung berwarna gelap.

Batuan Plutonik

: batuan beku yang mengalami pembekuan/proses pembentukan jauh di dalam bumi (kedalaman sekitar lebih dari 15 km)

Batuan Karbonat

: batuan yang mengandung senyawa CO3

Pemekaran lempeng benua

: salah satu proses tektonik yang dipengaruhi oleh gaya regangan sehingga menjadikan lempeng benua tertarik pada kedua sisi

G. POKOK BAHASAN VII : ENDAPAN MINERAL LOGAM TIPE RESIDUAL (NIKEL LATERIT)

1. Pendahuluan 1.1. Deskripsi Singkat

Pokok bahasan ini menjelaskan mengenai jenis Endapan mineral logam residual yang lebih lanjut dispesifikan pada jenis lateri, terutama nikel laterit dengan jangkauan mengenai definisi, genesa, mekanisme alterasi-mineralisasi, dan keterdapatannya di Indonesia.

1.2. Relevansi

Endapan mineral logam tipe residual terutama laterit merupakan salah satu dari beberapa jenis endapan minral logam yang menghasilkan endapan mineral ekonomis melalui mekanisme yang berbeda dengan proses pembentukan endapan mineral umum seperti akibat proses tektonik maupun vulkanisme langsung. Proses yang berperan dalam pembentukan tipe ini lebih cenderung pada pelapukan dan kontrol eksternal bumi terutama iklim.

1.3. Capaian Pembelajaran

1.3.1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa akan dapat Menjelaskan (C2) mengenai pengertian dan ruang lingkup pembelajaran endapan mineral, Memahami (C3) berbagai sifat dan

POKOK

BAHASAN VII:

Endapan Mineral

Dalam dokumen Buku Ajar Endapan Mineral (Halaman 125-135)

Dokumen terkait