H. POKOK BAHASAN VIII: ENDAP AN MINERAL BUKAN LOGAM
1. Pendahuluan
1.3. Capaian Pembelajaran
1.3.1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
Setelah mempelajari pokok bahasan endapan mineral bukan logam diharapkan mahasiswa mampu mengingat (C1) mengenai pengertian dari endapan mineral bukan logam, mampu memahami (C2) perbedaan tipe endapan mineral bukan logam, mampu mengidentifikasikan (C2) sifat dan bentuk endapan mineral bukan logam serta genesis pembentukannya, mampu menjelaskan (C2) batasan/ruang lingkup mata kuliah dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain, mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan metode dan perencanaan eksplorasi endapan mineral tersebut.
1.3.2. Sub-Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub-CPMK) Setelah mempelajari materi pada pokok bahasan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu:
a. Menjelaskan kembali (C2) pengertian bahan galian industri.
b. Menjelaskan kembali (C2) tentang undang-undang yang mengatur tentang bahan galian industri.
c. Menjelaskan kembali (C2) tentang jenis/ klasifikasi bahan galian industri.
d. Memberikan contoh (C2) bahan galian industri dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Petunjuk Pembelajaran
Dalam pokok bahasan ini, pembelajaran dilakukan secara klasikal dimana dosen menyampaikan materi. Selain itu juga dilakukan diskusi interaktif dimana mahasiswa diharapkan menyampaikan permasalahan yang dihadapi untuk didiskusikan bersama. Di akhir pembelajaran, mahasiswa mengerjakan test untuk menguji pemahaman mahasiswa terhadap pokok bahasan yang disampaikan.
2. Penyajian 2.1. Uraian
2.1.a. Penggolongan Bahan Galian Berdasarkan Pemanfaatannya Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Bahan galian logam/ bijih (ore): merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti emas, perak, timah, besi, tembaga, nikel, seng dan lain-lain.
2. Bahan galian energi: merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya minyak bumi, batubara dan panas bumi.
3. Bahan galian industri: merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti kaolin, bentonit, zeolit, dolomit, kalsit, marmer, granit, andesit, tras, obsidian, pirofilit, gipsum, barit dan lain-lain.
2.1.b. Pengertian Bahan Galian Industri
Bahan galian industri adalah semua jenis mineral industri dan batuan, di luar bahan galian mineral logam, radioaktif dan energi yang mempunyai kegunaan langsung dalam industri (Harjanto dan Margawidjaja, 1991). Bahan galian industri digunakan untuk menyebut endapan mineral bukan logam.
Kebanyakan bahan galian industri bisa didapatkan di alam dengan menambang menggunakan teknik yang sederhana dan dapat dimanfaatkan dengan pengolahan yang sederhana, meskipun pada sat ini banyak jenis bahan galian industri yang ditambang dan diolah dengan teknik yang modern dan komplek.
Batas-batas bahan galian industri kadang sukar ditetapkan karena ada beberapa jenis mineral yang termasuk dalam kelompok logam namun dimasukkan ke dalam bahan galian industri, sebagai contoh, bahan galian kromit, zirkon, bauksit, mangan, dan tanah jarang yang merupakan bahan galian logam, namun dapat pula diklasifikasikan sebagai bahan galian industri bila produknya berbentuk mineral yang telah diolah dan digunakan langsung sebagai bahan baku dalam industri manufaktur (Suhala dan Arifin, 1997).
Bahan galian industri yang banyak digunakan dalam berbagai industri misalnya, kaolin dalam industri keramik, bentonit dalam industri penjernihan minyak goreng dan lumpur pemboran
2.1.b. Peraturan Perundangan tentang Galian Industri
Peraturan perundang-undangan tentang bahan galian industri di Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yang mengelompokkan bahan galian menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Bahan Galian Golongan A (strategis), yaitu bahan galian yang mempunyai arti strategis untuk pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara. Bahan galian golongan ini meliputi:
- minyak bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam - bitumen padat, aspal
- antrasit, batubara, batubara muda
- uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya
- nikel, kobalt - timah
2. Bahan Galian Golongan B (vital), yaitu bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak meliputi:
- besi, mangaan, molibden,khrom, wolfram, vanadium, titan - bauksit, tembaga, timbal, seng
- emas, platina, perak, air raksa, intan - arsin, antimon, bismut
- ytrium, rhutenium, cerium dan 1ogam-logam langka lainnya - berillium, korundum, zirkon, kristal kuarsa
- kriolit, fluorspar, barit
- yodium, brom, khlor, belerang
3. Bahan Galian Golongan C, yaitu bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional. Bahan gaalian golongan ini meliputi:
- nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halit) - asbes, talk, mika, grafit, magnesit
- yarosit, leusit, tawas (alum), oker - batu permata, batu setengah permata
- pasir kuarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit
- batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth)
- marmer, batu tulis
- batu kapur, dolomite, kalsit
- granit, andesit, basalt, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur mineral golongan A maupun golongan B dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan
Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar bahan galian industri termasuk dalam bahan galian golongan C, sedang sebagian kecil lainnya termasuk bahan galian golongan B dan golongan A. Penyebutan istilah bahan galian A, B dan C tersebut masih relevan dan umum digunakan hingga saat ini, karena sifat penggunaannya yang praktis dan mudah diingat.
yaitu Undang-undang No. 4 tahun 2009. Dalam undang-undang ini disebutkan bahwa pertambangan mineral dibagi menjadi:
a. pertambangan mineral radioaktif b. pertambangan mineral logam c. pertambangan mineral bukan logam d. pertambangan batuan
Berdasarkan Undang-undang No. 9 tahun 2009 tersebut dapat dilihat bahwa bahan galian industri termasuk dalam usaha pertambangan mineral bukan logam dan pertambangan batuan.
2.1.c. Penggolongan Bahan Galian Industri
Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi (1990) adalah sebagai berikut:
a. Kelompok I: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedimen, kelompok ini dapat dibagi menjadi : - Sub Kelompok A: Bahan Galian Industri yang berkaitan
dengan batugamping: batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, fosfat, rijang, dan gipsum
- Sub Kelompok B: Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
b. Kelompok II, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung api: obsidian, perlit, pumice, tras, belerang,
trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt dan breksi pumice.
c. Kelompok III, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam dan ultra basa: granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
d. Kelompok IV, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan endapan residu dan endapan letakan: lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
e. Kelompok V, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal: barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan metamorf: kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
Selain penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, juga ada klasifikasi bahan galian industri berdasarkan kegunaannya (end use). Misalnya klasifikasi bahan galian industri berdasarkan kegunaan oleh Karlsen dan Sturt (2000), yang membagi bahan galian industri menjadi beberapa kelompok:
a. Bahan galian industri untuk industri kimia
e. Bahan galian industri untuk bahan abrasif/ penggosok f. Bahan galian industri untuk bahan pengisi (fillers) dan
pewarna (pigments)
g. Bahan galian industri untuk industri gelas/ kaca
h. Bahan galian industri untuk bahan penyaring (filters) dan penyerap (absorbents)
i. Bahan galian industri untuk lumpur pengeboran (oil-well drilling)
Dalam pembahasan pada pokok bahasan berikutnya, akan dibahas contoh-contoh bahan galian industri. Karena jumlah bahan galian industri sangat banyak, maka akan dipilih jenis bahan galian industri yang penting dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2.2. Latihan
Kerjakan latihan di bawah ini :
1. Setiap mahasiswa mengerjakan tugas individual berikut ini:
a. Jelaskan perbedaan antara mineral logam dan mineral industri!
b. Berikan contoh mineral industri yang terdapat di sekitar tempat tinggal Saudara!
2. a. Buatlah kelompok, dimana tiap kelompok terdiri dari 3-5 orang.
b.Setiap kelompok membahas perbedaan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 dan Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang posisi bahan galian industri.
3. Penutup 3.1. Rangkuman
Bahan galian industri adalah semua jenis mineral industri dan batuan, di luar bahan galian mineral logam, radioaktif dan energi yang mempunyai kegunaan langsung dalam industri.
Peraturan perundang-undangan tentang bahan galian industri di Indonesia mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 dan undang-undang tentang pertambangan mineral dan batubara, yaitu Undang-undang No. 4 tahun 2009.
3.2. Tes formatif
Untuk dapat melanjutkan ke materi selanjutnya, mahasiswa harus mampu menjawab tes formatif minimal 80% benar.
Pilihlah jawaban yang paling tepat dari soal – soal di bawah ini : 1. Berikut ini yang termasuk dalam ranah bahan galian industri
adalah:
a. Bahan radioaktif c. Bahan bakar
b. Mineral logam d. Mineral bukan logam 2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980, yang termasuk bahan galian industri adalah kelompok bahan galian:
a. Strategis c. Bukan keduanya b. Vital d. Kedua-duanya
3. Berikut ini adalah contoh bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan gunung api:
a. Obsidian c. Marmer b. Kalsit d. Gipsum
4. Berikut ini yang bukan merupakan kelompok bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan endapan residu dan endapan letakan, adalah:
a. Lempung c. Sirtu
b. Serpentinit d. Pasir kuarsa
5. Berikut adalah jenis mineral yang termasuk dalam kelompok logam namun dimasukkan ke dalam bahan galian industri:
a. Zirkon c. Timah b. Besi d. Tembaga
3.3. Umpan balik
Bagi mahasiswa yang telah menjawab soal dengan benar dan lulus, diperkenankan mengikuti materi selanjutnya. Bagi mahasiswa yang belum lulus, diwajibkan mengerjakan kembali soal tes formatif di atas.
3.4. Tindak lanjut
1. Mineral penyusun batuan beku terbentuk karena proses pembekuan magma.
2. Berdasarkan sifatnya, mineral penyusun batuan beku dibagi menjadi mineral felsik dan mineral mafik.
3. Berdasarkan peranannya dalam penamaan batuan beku, mineral penyusun batuan beku dibagi menjadi tiga yaitu mineral utama, mineral asesori khas dan mineral asesori minor.
3.5. Kunci jawaban tes formatif 1. d
2. c 3. a
4. b 5. a
Daftar Pustaka
Ciullo, P. A., 1996, Industrial Minerals and Their Uses: A Handbook & Formulary, Noyes Publication, New jersey, 640p.
Harjanto, S. dan Margawidjaja, K. A., 1991, Potensi Bahan Galian Industri di Indonesia, Departemen Pertambangan Direktorat Jendral Pertambangan Direktorat Geologi, Bandung, 27p.
Karlsen, T. A. And Sturt, B., 2000, Industrial Minerals-Towards a Future Growth, NGU-BULL 436.
Manning, D. A. C., 1995, Introduction to Industrial Minerals, Springer-Science+Business Media, B.V., 287p
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, No. 27, Tahun 1980, tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian.
Suhala, S. dan Arifin, M., Bahan Galian Industri, PPTM, Bandung.
Tushadi, M., 1990, Bahan Galian Industri di Indonesia, Direktorat Sumber Daya Mineral, Bandung.
Undang-Undang No. 4 tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
Senarai Bahan galian industri
: semua jenis mineral industri dan batuan, di luar bahan galian mineral logam, radioaktif dan energi yang mempunyai kegunaan langsung dalam industri
Bahan galian Golongan A (strategis)
: bahan galian yang mempunyai arti strategis untuk pertahanan dan keamanan serta perekonomian negara
Bahan Galian Golongan B (vital)
: bahan galian yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak
Bahan Galian Golongan C
: bahan galian yang tidak termasuk bahan galian strategis dan vital karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional
I. POKOK BAHASAN IX: MINERAL LEMPUNG (KAOLIN DAN BENTONIT)
1. Pendahuluan 1.1. Deskripsi Singkat
Pada pokok bahasan ini akan dibahas tentang bahan galian industri mineral lempung. Dikarenakan banyak sekali jenis mineral lempung di alam, pada pokok bahasan ini hanya akan dibahas tentang kaolin dan bentonit. Pembahasan difokuskan pada karakteristik, genesis dan manfaat dari kaolin dan bentonit.
1.2. Relevansi
Untuk mempelajari pokok bahasan ini diperlukan pemahaman tentang mineral lempung, bahan galian industri dan genesis mineral sekunder. Materi pada pokok bahasan ini penting untuk mempelajari bahasan tentang mineral industri untuk keramik, mineral industri untuk bahan penyerap dan lumpur pengeboran.
1.3. . Capaian Pembelajaran
1.3.1. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
Setelah mempelajari pokok bahasan mineral industri lempung, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan (C2) mengenai pengertian dari mineral lempung, klasisfikasi dan kegunaannya dalam industri.