• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk-Bentuk Kecemasan Dalam public speaking yang dialami

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 74-80)

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Bentuk-Bentuk Kecemasan Dalam public speaking yang dialami

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan, peneliti memperoleh data mengenai bentuk-bentuk kecemasan yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada dalam melakukan public speaking. Maka peneliti memaparkan bentuk-bentuk kecemasan yang terjadi pada siswa kelas VII MTs dalam public speaking yang penaganan dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab. Dengan menggunakan konseling individu dan kelompok, siswa diberikan motivasi sedangakan dalam pelaksanaan zikir dilakukan secara bersama-sama, untuk mengurangi kecemasan pada siswa. Disertai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab serta siswa yang mengalami kecemasan berikut penjelasan secara terperinci. Pada dasarnya bentuk- bentuk kecemasan terdiri dari empat bentuk yaitu Kecemasan Normal Kecemasan Abnormal Kecemasan State AnxietyTrait Anxiety, kecemasan yang sering terjadi disekolah yaitu kecemasan normal karena dilihat dari cara siswa menyampaikan suatu pendapat atau materi yang kurang ketika berada di depan umum. Seperti yang disampaikan Bapak H.Burhanudin selaku kepala sekolah di MTs NW Mercapada Narmada mengatakan bahwa:

“Kebanyakan siswa gerogi takut ketika disuruh maju oleh gurunya dan siswa lebih aktif dalam bermain di saat gurunya menerangkan”59

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Inten Sufiani selaku wali kelas VII MTs terkait dengan kecemasan dalam public speaking bahwa:

“Kecemasan dalam public speaking atau berbicara di depan umum pada usia remaja yang dimana siswa masih belum bisa mengontrol emosi serta pikiran yang masih labil dalam bertindak, siswa cenderung memilki rasa takut dan malu untuk berinteraksi dengan teman-temannya, karena bagi saya mereka masih dalam tahap pencarian teman atau mencari kenyamanan, begitu pun untuk maju di depan kelas, sebagian siswamasih sangat sungkan dalam hal itu.”60

Beliau juga menguatkan pendapatnya dengan mengatakan:

“Bentuk-bentuk kecemasan yang terjadi pada beberapa siswa kelas VII MTs masih pada kecemasan normal, sebagian siswa mengalami ketidak mampuan dalam melakukan public speaking dikarenakan malu, takut, sehingga menimbulkan reaksi ke gemetaran dan ucapan yang terbata-bata saat menyampaikan suatu materi”61

Hal ini juga dipaparkan oleh Bapak Epan Septiadi selaku guru bimbingan konseling terkait dengan bentuk-bentuk kecemasan sebagai berikut:

“Sebagian siswa kelas VII MTs mengalami gemetaran dan gugup saat menyampaikan suatu materi kepada teman-temannya, seolah- olah ketika siswa tersebut maju, siswa tidak bisa mengeluarkan sepatah dua patah kata siswa hanya terdiam, dengan keadaan gemetar dan takut.62

59H.Burhanudin, Wawancara, Kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada,4 November 2020.

60Inten Sufiani, Wawancara, Wali Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada 27 Juli 2020.

61Inten Sufiani, Wawancara, Wali Kelas 27 Juli 2020.

62Epan Septiadi, Wawancara, Guru BK, 27 Juli 2020.

Hal yang tidak jauh beda dikatakan oleh siswa yang ber inisial A mengatakan bahwa:

“Saya takut berbicara di depan umum karena malu, dan saya juga sulit menghafal suatu materi atau sejenisnya sehingga ketika guru meminta maju di depan kelas lebih baik saya diam dan saya juga pernah berlatih untuk terus bisa menghafal tetapi apa yang saya hafalkan sulit untuk mengingatnya lagi, kalau sudah berada di depan orang banyak.”63

Adapun bentuk –bentuk kecemasan dalam public speaking sebagai berikut:

1. Glandula Sudorifera (Berkeringat)

Public speaking merupakan hal yang di takuti oleh siswa yang kurang percaya diri dan siswa yang belum menguasai suatu materi disebabkan karena kurangnya pelatihan dalam hal menghafal serta tidak ingin mencoba untuk melatih dirinya dalam public speaking agar ketika berhadapan dengan audiens atau banyak orang maka perlakuan menjadi biasa tidak mengeluarkan keringat atau gemetar. Seperti dikatakan oleh Ibu Inten Sufiani selaku wali kelas sebagai berikut:

“Sebagian orang mengalami hal seperti itu, seperti banyak yang gak mau maju, karena belum menguasai suatu materi disebabkan sulit menghafal, sehingga siswa menimbulkan gejala berkeringat disebabkan karena perasaan gugup dan gelisah.”64

Hal yang tidak jauh beda dikatakan oleh siswa yang berinisial A mengatakan bahwa:

63A, Wawancara, Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada, 3 Agustus 2020.

64Inten Sufiani, Wawancara, 27 Juli 2020.

“Saya takut berbicara di depan umum, sehingga ketika saya maju saya merasa berkeringat dikarenakan kegugupan saat menyampaikan suatu materi.”65

Hal yang tidak jauh beda juga dikatakan oleh siswa yang berinisial MSH Mengatakan bahwa:

“Ketika guru meminta saya untuk maju saya terdiam dengan perasaan gelisah memikirkan materi yang disampaikan itu akan salah.”66

Dari wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwasannya, siswa berangapan bahwa walau sering menghafal ia tetap sulit untuk mengingat hafalannya tersebut jika di depan orang banyak, sehingga siswa tersebut mengalami gejala seperti berkeringat karena perasaan gugup yang mengancam. Bahwasannya seseorang yang sering berlatih menghafal tetapi belum siap mentalnya untuk berhadapan dengan orang banyak, maka apa yang di hafalkan akan sia-sia,hafalan bisa hilang karena belum terlatih berbicara di depan orang banyak dan tidak ada persiapan sebelumnnya serta tidak memiliki keseriusan dalam belajar.

2. Tremor (Gemetar)

Public speaking merupakan cara berinteraksi dengan banyak orang untuk mendapatkan informasi dan memberikan informasi yang baik kepada semua orang, oleh karena itu setiap orang harus memiliki skill yang bagus, tetapi kebanyakan orang sering merasakan gemetaran ketika Public speaking, karena ini adalah hal biasa dan wajar ketika

65A, Wawancara, Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada, 3 Agustus 2020.

66MSH, Wawancara, 4 Agustus 2020.

seseorang tidak pernah atau jarang untuk berlatih Public speaking, seseorang yang terbiasa berbicara dihadapan umum, bukan berarti orang tersebut tidak merasakan gugup atau gemetar, tetapi orang tersebut mempunyai cara mengatasi rasa gemetarnya sehingga orang tersebut terlihat biasa menyampaikan materi ketika persentasi.

Sebagaimana di katakan oleh Bapak Epan Septiadi selaku guru bimbingan konseling bahwa:

“Beberapa siswa mengalami gemetar dikarenakan adannya rasa takut dan terlihat dari tubuh mereka seperti tidak bisa tenang, kurang fokus serta telapak tangan yang bekeringat”67 Hal tidak jauh beda dikatakan oleh siswa yang berinisial MA mengatakan bahwa:

“Ketika saya maju di depan kelas untuk menyampaikan materi atau persentasi, saya mencoba untuk menyampaikan apa yang saya ingat, tetapi setelah itu konsentrasi saya hilang di sebabkan karena takut apa yang saya sampaikan itu salah, sehingga rasa panik itu muncul” 68

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa salah satu cara yang ampuh untuk menyampaikan suatu materi atau berbicara di depan umum adalah berlatih untuk terus fokus agar apa yang dihafalkan tetap teringat dan saat melakukan public speaking bisa berjalan dengan lancar.

3. Gagap (Berbicara terbata-bata)

public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum ini lebih merupakan keterampilan, sehingga lebih banyak ditentukan

67Epan Septiadi, Wawancara, 27 Juli 2020.

68MA, Wawancara, 3 Agustus 2020.

berdasar latihan, pengalaman, dan praktik agar public speaking bisa berjalan dengan lancar. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Sahrul Fahmi selaku guru bahasa arab sebagai berikut:

“Kebanyakan siswa jarang untuk bertanya karena kurangnya mufrodat dengan kurangnya mufrodat siswa takut untuk menanyakan hal yang dia tidak bisa, sehingga ketika saya menyuruhnya unuk maju siswa kelihatan takut, gugup disaat menyampaikan karena takut ketika dia salah akan dimarahi padahal semua itu butuh latihan atau percobaan agar kita menjadi terbiasa”69

Seperti yang dikatakan oleh Ibu Inten Sufiani selaku wali kelas sebagai berikut:

“Berbicara di depan umum pada anak usia yang baru menginjak masa remaja sanggat sulit sehingga saya membuat mereka terbiasa berbicara di depan umum dengan cara dipaksa sampai mau agar bisa menjadi terbiasa.”70

Hal tidak jauh beda dikatakan oleh Bapak M. Sapriadi selaku guru matematika sekaligus kepala perpustakaan dan kesiswaan sebagai berikut:

“Kebannyakan yang saya lihat ketika siswa mengikuti mata pelajaran saya, disaat itu juga saya memintanya untuk maju menjawab soal, siswa kelihatan seperti takut, ragu-ragu serta ketika siswa menjawab lalu menjelaskannya dengan terbata- bata.”71

Hal tidak jauh beda juga dikatakan oleh siswa yang berinisial AM mengatakan bahwa:

“Berbicara di depan umum menurut saya menakutkan karena saya merasa kesulitan dalam menghafal serta malu dan

69Sahrul Fahmi, Wawancara, Guru Bahasa Arab,4 November 2020.

70Inten Sufiani,Wawancara, 27 Juli 2020.

71M. Sapriadi, Wawancara, Guru Matematika sekaligus kepala perpustakaan dan kesiswaan, 4 November 2020.

keseringan apa yang saya sampaikan tidak pernah berjalan mulus rasa takut itu membuat saya terbata-bata menyampaikan suatu materi ketika persentasi, dan jika lupa saya memilih untuk diam.”72

Hal tidak jauh beda dikatakan juga oleh siswa yang berinisial MNA mengatakan bahwa:

“Saya merasa gelisah dan gemetar karena saya menganggap menyampaiakan sesuatu di depan banyak orang adalah hal yang menakutkan bagi saya .”73

Dari hasil wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa berbicara di depan umum harus melalui latihan, pengalaman, serta praktik, semua tidak akan berjalan dengan lancar sebelum melakukan hal tersebut karena dengan latihan siswa menjadi terbiasa dan dengan pengalaman siswa tahu cara mengatasinnya jika suatu saat mengalami kesulitan dalam berbicara di depan umum. Berdasarkan beberapa hasil wawancara di lapangan mengenai bentuk-bentuk kecemasan dalam pubic speaking dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Berkeringat 2) Gemetar 3) Berbicara terbata-bata.

C. Faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 74-80)

Dokumen terkait