• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesimpulan

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 51-119)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam penelitian kualitatif, instrumen utamanya adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya.45Lincoln dan Guba dalam Trochim mengusulkan empat kriteria untuk menilai kualitas penelitian kualitatif dan secara eksplisit menawarkannya sebagai alternatif dari kriteria yang lebih berorientasi kuantitatif tradisional, mereka merasa asumsi-asumsi penting yang dilibatkan dalam banyak penelitian kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif ada empat macam pemeriksaan keabsahan data, yaitu:

45Nusa Putra dan Ninin Dwilestari, “Penelitian Kualitatif ; Pendidikan Anak Usia Dini”, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 87

a) Kredibilitas

Kriteria kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam penelitian tersebut.

b) Transferabilitas

Kriteria transferbilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau setting yang lain.

c) Dependenbilitas

Kriteria Dependenbilitas sama dengan realibilitas dalam penelitian kuantitatif tradisional tentang realibilitas didasarkan pada asumsi replikabilitas (replicability) atau keterulangan (repeatability).

d) Konfirmabilitas

Kriteria konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasikan oleh orang lain.

Menurut Creswell, melalui proses pengumpulan dan analisis data, peneliti perlu menjamin bahwa temuan dan interprestasi akurat.

Validasi temuan berarti bahwa peneliti menentukan keakuratan atau kredibilitas dari temuan tersebut melalui strategi-strategi seperti pengecekan anggota (member cheking) atau tringulasi.

Sebagian peneliti kualitatif telah membicarakan ide ini. Peneliti kualitatif biasanya tidak menggunakan kata bias. Dalam penelitian, mereka akan mengatakan bahwa semua penelitian adalah interprektif

dan bahwa peneliti harus menjadi reflektif diri mengenai perannya dalam penelitian, bagaimana dia menginterprestasikan temuan, dan sejarah personal dan politiknya yang membangun interprestasinya.

Dengan demikian, akurasi dan kredibilitas temuan adalah sangat penting.

Terdapat berbagai istilah yang digunakan peneliti kualitatif untuk mendeskripsikan akurasi dan kreadibilitas ini (misalnya authenticity dan trustworthiness dalam Lincoin & Guba) dan strategi yang digunakan untuk validasi perhitungan kualitatif bervariasi dalam jumlah tiga bentuk yang biasa digunakan oleh penelitian kualitatif yaitu:

1. Penelitian kualitatif melakukan tringulasi diantara sumber-sumber data yang berbeda untuk meningkatkan akurasi suatu studi.

Tringulation adalah proses penguatan bukti dari individu-individu yang berbeda (misalnya seorang kepala sekolah dan seorang siswa), jenis data (misalnya catatan lapangan observasi dan wawancara ) dalam deskripsi dan tema-tema dalam penelitian kualitatif. Dalam tringulasi ada enam jenis yaitu:46

a) Triangulasi peneliti

Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan penelitan dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama.

b) Triangulasi data

46Brannen, Julia. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

(Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2002), hal. 65

Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

c) Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.

d) Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

e) Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

f) Triangulasi data atau sumber data

Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan :

1) Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi.

2) Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi dengan apa yang dikatakan di depan umum.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingkat pendidikan, status pekerjaan misalnya.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen lainnya.

Jadi setelah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian data hasil dari penelitian itu digabungkan sehingga saling melengkapi.

2. Peneliti juga mengecek temuan-temuan mereka dengan partisipan dalam studi untuk menentukan apakah temuan mereka akurat.

Member checking adalah suatu proses dimana peneliti menanyakan pada seorang atau lebih partisipan atau lebih dalam studi untuk mengecek keakuratan dari keterangan tersebut.

Pengecekan ini melibatkan pengambilan temuan kembali kepada partisipan dan menanyakan kepada mereka (secara tertulis atau lisan) tentang akurasi dari lapangan tersebut.

3. Peneliti juga mungkin meminta seseorang di luar proyek untuk melakukan suatu review tentang studi dan melaporkan kembali, secara tertulis, kekuatan atau kelemahan dan proyek tersebut.

Proses pelaksanaan audit eksternal ini,dimana peneliti hadir atau absen pelayanan dari seorang individu dari luar studi untuk meriview berbagi aspek penelitian. Auditor mereview proyek dan menulis atau mengkomunikasikan suatu evaluasi tentang studi.

Dalam keabsahan data peneliti menggunakan jenis konfirmabilitas karena dalam konfermabilitas ini ada teknik penelitian triangulasi dalam teknik triangulasi ini peneliti menggunakan teknik sumber data yang dimana membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi setelah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian data hasil dari penelitian itu digabungkan sehingga saling melengkapi.

H. Sistematika Pembahasan

b. Bagian Isi

BAB I: Pendahuluan. Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, talaah pustaka, kajian teoritis, metodologi penelitian, dan sistematika.

BAB II: Dalam Bab ini penulis memaparkan tentang, Paparan data dan temuan dalam bab ini peneliti menguraikan secara singkat tentang gambaran umum lokasi penelitian, keadaan geografis dan keadaan lingkungan, dan memaparkan hasil wawancara dengan informan.

BAB III : dalam bab ini, peneliti menguraikan tentang pembahasan hasil jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebut dalam fokus penelitian yaitu bagaimana bentuk kecemasan public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada dan apa saja faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang dialami Siswa Kelas VII MTs NW Mercapadadan bagaimana proses pelaksanaan motivasi dan zikir dalam mengurangi kecemasan Pada public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada.

BAB IV: Penutup bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran kesimpulan merupakan ringkasan dari seluruh materi kajian, sedangkan saran merupakan kontribusi/ rekomendasi pemikiran peneliti terkait dengan permasalahan yang dikaji.

c. Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini mencantumkan daftar pustaka, riwayat hidup peneliti, dan sejumlah lampiran. Untuk lampiran hal-hal yang dilampirkan tentu menyesuaikan dengan jenis penelitinya, seperti pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan (filed note).

Tabel 1.1

Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan Ke-

1-9-19 1-6-20 20-7-20 1-8-20 1-9-20 1-10-20 1 Penyusuna

n proposal

2 Seminar

proposal

3 Memasuki

lapangan

4

Tahap seleksi dan analisis

5

Membuat draf laporan

6

Diskusi draf laporan

7

Penyempur naan laporan

8

Dan seterusnya disesuaika n

kebutuhan

Catatan: Jadwal ini bisa saja berubah sesuai situasi dan kondisi

2. Visi dan Misi Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada.

VISI

Terbentuknya peserta didik yang beriman, bertaqwa, berilmu dan beramal sholeh.

MISI

1. Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

2. Mengupayakan dan melengkapi sarana dan prasarana.

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan kompetitif.48

3. Letak Geografis Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada

Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada terletak di jalan Soeharto Nomor 01 Merca Desa Selat Kecamatan Narmada kabupaten Lombok Barat, MTs. NW Mercapada terletak di pedesaan pada posisi yang sangat strategis dan berdampingan dengan batas-batas sebagai berikut :

- Sebelah Barat : Persawahan

- Sebelah Timur : Perdesaan Merca

- Sebelah Selatan : Jalan Raya

- Sebelah Utara : Persawahan dan

Sungai

Dengan posisi yang sangat strategis memungkinkan siswa memiliki kenyamanan dalam hal belajar.49

48Ibid,.

49Dokumentasi : Data Sekolah MTs NW Mercapada Narmada dikutip Pada Tanggal 20 Juli 2020.

4. Keadaan Siswa Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada Tabel 2.1

Jumlah Siswa Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada Tahun Ajaran 2019/2020.50

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

VII 19 22 41

VIII 40 26 66

IX 25 20 45

Jumlah 84 68 152

Dilihat dari jumlah data siswa bahwa madrasah memiliki peningkatan serta mengalami penurunan pada tiap tahunnya.

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada

Guru adalah pembimbing atau pengarah bagi siswanya untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu MTs NW Mercapada melaksanakan pendidikan dan pengajaran didukung oleh para pengajar yang relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan sebab tenaga pendidik yang rata-rata mempunyai latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan penerapan pengolahan pengajaran dituntut untuk dapat diaplikasikan atau diterapkan secara maksimal dengan kerjasama dari pihak guru, kepala madrasah dan semua staf yang ada guna dapat hasil belajar yang maksimal dan untuk mewujudkan hal tersebut tentunya membutuhkan kontiunitas pembinaan dan tenaga pendidik, bukan hanya guru bidang studi saja

50Ibid,.

akan tetapi semua tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di MTs NW Mercapada. Mengenai keadaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan pada MTs. NW Mercapada pada tahun 2019/2020 lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.2

Jumlah Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Mts Nw Mercapada Tahun Pelajaran 2019/2020.51

51Dokumentasi : Data Sekolah MTs NW Mercapada Narmada di kutip Pada Tanggal 20 Juli 2020.

DATA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MTS NW MERCAPADA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

NO Nama L/P

Pendidikan Terakhir JABATAN Jenjang

Kel.

Program Studi

Guru Mapel

Tugas Tambahan

1 H.

Burhanudin, SE

L S1 Ekonomi IPS

Terpadu

Kepala Madrasah

2

Syamsurrijal Wathoni, S.Ag

L S1

Pendidikan Agama

Islam

Bahasa

Indonesia Wakakur

3

H. Badri,

S.Ag L S1

Pendidikan Agama

Islam

Fiqih, Nahwu,

Shorof

Pembina Imtaq

4

Sahnim,

S.Pd.I L S1

Pendidikan Agama

Islam

Mulok

Agama -

5

Zainuddin,

S.Pd L S1 Bahasa

Inggris

Bahasa

Inggris -

6

Sabdiawan,

S.Pd L S1 Matematika Matematika -

7

Agus Rahmadi, A.Ma.Pd.SD

L D2 Pend. Guru

Kelas IPA Pem. Imtaq

8

Muliahartini,

S.Ag P S1 Dakwah/ KWN -

9

Eva

Kurningsih, S.Pd

P S1 IPA

Biologi IPA Ka. Lab

IPA

10

Hidayatun Khairiyah, S.Pd.I

P S1

Pendidikan Agama

Islam

SKI Wali Kelas

11 Siti Khaeronil Aen, S.Pd.I

P S1

Pendidikan Agama

Islam

Akidah

akhlak Wali Kelas

12

Abdul Manan, S.Pd.I

L S1

Pendidikan Agama

Islam

- Ka. TU

13

Inten Sufiani, S.Pd.I

P S1 Tadris IPS IPS Wali Kelas

14 M. Sapriadi L SLTA Matematika Matematika Ka.

Pustaka 15

Kamaruddin,

S.Pd L S1 PPKN KWn -

16

M. Imam

Mahdi L SLTA - SBY Bendahara

17

Marsuddin,

S.Pd L S1 Seni

Budaya SBY -

18

Imam Alfan

Haroki, S.Pd L S1

Pendidikan Agama

Islam

Prakarya Staf TU 19

Hawandi,

S.Pd L S1 Pend. Guru

Kelas

Seni

Budaya -

20

Hilmiatun

Khairiyah P SLTA Bahasa - Staf

Pustakaan 21 Arno, S.Pd L S1 Bahasa

Arab

Bahasa

Arab -

22

Apri Aji

Arjun, S.Pd L S1 Penjaskes Penjaskes Wali Kelas 23

Desy Andriani, S.Pd

P S1 Bahasa

Indonesia

Bahasa

Indonesia 24

Dian Retno

Utami, S.Pd P S1 Bahasa Inggris

Bahasa

Inggris -

25

Nellyda Adnani, S.Pd

P S1 IPA Matematika -

26

Sanudin,

S.Pd L D1 Ma'had Bahasa

Arab -

27 Evan L S1 Bimbingan Guru BP -

Ruang LAB IPA

Meja Kursi 1 Unit

Meja 8 Buah

Bangku 10 Buah

Rak / Etalase 2 Buah

Ruang Kelas

Meja Siswa 100 Buah

Bangku Siswa 100 Buah

Podium 1 Buah

TV 3 Buah

Rak TV 6 Buah

Bel Elektronik 1 Buah

Salon 2 Buah

Warles Sound 1 Buah

Speaker 2 Buah

Jam Dinding 1 Buah

Kipas Angin 1 Buah

Computer 6 Buah

Server 1 Buah

Laptop 3 Buah

Perinter 4 Buah

Meja Belajar (Duduk Bersila) 10 Buah

Papan Tulis 6 Buah

Papan Transparansi Kemampuan 1 Buah

Papan Statistic 1 Buah

Papan Data Guru 1 Buah

Struktur MTs 1 Buah

Tupoksi PTK 1 Buah

Jadwal Waktu Belajar 1 Buah

Tata Tertib Guru 1 Buah

Tata Tertib Siswa/Siswi 3 Buah

Ekuivalen Kurikulum KTSP 1 Buah

Alat Qasidah 2 Buah

Administr asi

Map Arsip Data 1 Buah

Map Dok. Akreditasi 8 Buah

Map Surat Keluar / Masuk 1 Buah

Map Ijazah Siswa Baru 1 Buah

Map Rekomendasi 1 Buah

Map Mutasi K/M 1 Buah

Map Surat K/M 1 Buah

Map Nilai Ujian Akhir 1 Buah

Map SK Pengurus 1 Buah

Map SK Pembagiat Tugas 1 Buah

Buku Dan sejumlah buku Adm

ADM

Yayasan Meja Kerja Yayasan 3 Buah

Jumlah 372

7. Struktur Organisasi

Dalam sebuah lembaga pendidikan struktur organisasi mesti ada untuk menghindari terjadinya timpang tindih wewenang dan tugas sehingga hal tersebut disusun dan diatur sebagai pedoman acuan dalam melaksanakan tugas sekolah/madrasah sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada. Adapun struktur organisasi MTs NW Merapada adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Sekolah53

53Dokumentasi : Data Sekolah MTs NW Mercapada Narmada di kutip Pada Tanggal 20 Juli 2020.

8. Siswa Yang Mengalami Kecemasan

Guru melihat pada setiap tatap muka atau dalam peroses pembelajaran siswa dinyatakan mengalami kecemasan ketika melakukan public speaking. Permasalahan yang dialami siswa dapat menghambat keberhasilan siswa kedepannya baik itu siswa yang mengalami kecemasan ketika melakukan public speaking, dapat menghambat keberhasilan siswa, karena dengan public speaking atau berinteraksi semua orang akan tahu tentang informasi penting.

Tabel 2.4

Jumlah Siswa Kelas VII MTs MercapadaYang Mengalami Kecemasan Pada Tahun Ajaran 2019/2020.54

NO NAMA ALAMAT PERMASALAHAN

1 Aulia Orong Dalem Mengalami kecemasan ketika melakukan public speaking dan

kurang bergaul 2 Muksan Arbi Karang Mas Mengalami kecemasan ketika

melakukan public speaking 3 Argia Maiza Merca Mengalami kecemasan ketika

melakukan public speaking 4 Muhammad

Nuha Ansori

Telage Gembeng Mengalami kecemasan ketika melakukan public speaking dan memiliki masalah sindrom peter pan yaitu sikap orang remaja yang tidak menunjukan kematangan justru bersikap seperti kekanak-kanakan.

5 Muhammad Siad Habibullah

Merca Mengalami kecemasan ketika melakukan public speaking

54Dokumentasi : Data Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada yang mengalami kecemasan di kutip Pada Tanggal 3 November 2020.

Setiap permasalahan pasti ada strategi penyelesaiannya baik permasalahan besar ataupun kecil, dan tergantung bagaimana cara, setiap orang menyelesaikan permasalahan tersebut. Strategi guru MTs NW Mercapada Narmada dalam mengurangi kecemasan public speaking siswa dengan motivasi dan zikir sebagai berikut: Pemberian motivasi 1. Pemberian angka atau nilai 2. Hadiah 3. Kata-kata bijak 4. Pendekatan humanistik 5.

Dukungan. Semua dilakukan dengan cara individu dan kelompok.55

Strategi guru dalam mengurangi kecemasan pada siswa dengan membimbing siswa melakukan zikir sebagai berikut: 1. Mengajak siswa berniat semata-mata karena allah serta meminta pertolongannya, rahmatnya, petunjuknya, dan keridhaannya 2. Mengajak siswa membaca ta’awudz, basmalah, dan surah Al-fatihah, kemudian berdoa kepada allah swt. Isi doa tersebut bisa permintaan yang dibutuhkan kepada allah swt 3. Mengajak siswa mengucapkan kalimat zikir seperti membaca Asmaul husna 4.

Kemudian mengajak siswa untuk menghayati makna dari kalimat dzikir tersebut 5. Setelah itu mengajak siswa untuk tarik nafas lalu lepas sampai merasakan suatu ketenagan.56

55 Inten Sufiani, Wawancara, Wali Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada 27 Juli 2020

56 H.Burhanudin, Wawancara, Kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada,4 November 2020.

Tabel 2.5

Strategi Guru Dalam Mengurangi Kecemasan Public Speaking Siswa Kelas VII Mts NW Mercapada Tahun Ajaran 2019/2020. 57

NO NAMA

GURU/

KONSELOR

PEMBERIAN MOTIVASI MENGAJAK BERZIKIR 1 Epan Septiadi Saya melakukannya

menggunakan konseling individu karena lebih memicu ke jiwa individu tersebut, saya memberikan motivasi kepada siswa langsung di tempat dan dalam hal relegiusnya harus bagus untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam segala hal agar tidak mudah

menyerah,serta saya juga mengembangkan pola

hubungan yang akrab kepada siswa untuk saling menghargai baik sesama guru dan teman, dan terdapat perubahan secara bertahap terhadap tingkah laku siswa yang mengalami kecemasan dalam public speaking

Kami juga mengadakan kegiatan informal seperti kegiatan pagi, membaca alqur’an, solat duha, zikir serta doa, latihan khitobah dan dilanjutkan dengan imtak siang solat zuhur berjamaah, zikir dan doa, serta wirid, dan kegiatan bulanan dilakukan bimbingan PI, hidziban, dan khataman alquran, dengan cara ini kita bisa melatih siswa untuk selalu berzikir

2 Inten Sufiani Siswa yang mengalami kecemasan, saya lebih sering memberikan suatu hadiah seperti permen atau nilai sebagai motivasi bagi siswa tersebut, begitupun sebaliknya ketika siswa tidak menuruti perintah maka saya tidak

Kami juga mengadakan kegiatan informal seperti kegiatan pagi, membaca alqur’an, solat duha, zikir serta doa, latihan

57Dokumentasi : Strategi guru dalam mngurangi kecemasan dalam public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada yang dikutip Pada Tanggal 3 November 2020.

memberikan nilai sehingga siswa yang tadinya tidak mau maju, sehingga maju untuk menyampaikan materi tersebut secara bertahap, dan saya mengembangkan pola hubungan yang akrab untuk saling menghargai baik sesama guru dan teman, serta saya sebagai wali kelas selalu memberikan dukungan yang kuat baik juga itu dari pihak keluarga, guru dan teman- temannya agar siswa merasa semangat dalam melakukan atau mengerjakan segala sesuatu yang diangapnya penting dalam hidupnya

khitobah dan dilanjutkan dengan imtak siang solat zuhur berjamaah, zikir dan doa, serta wirid, dan kegiatan bulanan dilakukan bimbingan PI, hidziban, dan khataman alquran, dengan cara ini kita bisa melatih siswa untuk selalu berzikir

3 H. Burhanudin Siswa diberikan motivasi berupa bimbingan atau arahan dalam suatu kepercayaan mengenai segala hal yang dilakukan sehingga siswa tumbuh menjadi orang yang percaya diri dalam

kehidupannya. dan kami juga mengajak orang tua kerja sama dalam menigkatkan

komunikasi siswa serta pendidikan siswa baik di rumah maupun di sekolah

Melalui zikir yang selalu diucapkan setiap pagi sebelum masa pendemi corona terjadi kami selalu melaksanakan kegiatan solat duha’ dan mengamalkan asma’ulhusna salah satu kalimat zikir yang di dalamnya Al- Mukmin dengan kalimat tersebut membuat hati seseorang menjadi tenang, aman dan nyaman bagi seseorang yang mengalami kegelisahan serta ketakutan

4 M. Sapriadi Ketika saya masuk ke dalam kelas saya menyuruh siswa untuk memilih kelompok, dan mereka memilih siapa teman

Rutinitas zikir yang pernah kami lakukan untuk para murid setiap

dekatnya saja oleh karena itu saya mencoba masuk disetiap grup dan menanyakan kenapa kamu memilih sama dia sedagkan masih banyak teman yang belum mendapat

kelompok? mereka hanya beragapan negatif dengan temannya sendiri, oleh karena itu saya mencari akar

masalahnya lalu saya coba untuk memecahkannya dengan cara menyadarkan siswa dengan pemberian motivasi secara terus menerus sehingga siswa sadar apa yang ia pikirkan salah terhadap temannya

hari baik dari solat duha dan

mengamalkan asma’ulhusna dan sebagainya, kami melaksanakan rutinitas tersebut sebelum terjadinya masa pendemi corona tetapi setelah corona melanda rutinitas tersebut tidak dilaksanakan lagi

5 Sahrul Fahmi Siswa yang mengalami kecemasan, di saat mengikuti mata pelajaran saya lebih sering mengunakan humoris untuk menghilangkan ketakutan siswa serta

ketegangannya. Saya pernah memberikan suatu motivasi berupa kata-kata bijak kepada siswa, agar tidak mudah menyerah, karena siswa beranggapan bahwa pelajaran Bahasa arab sangat sulit untuk mereka dikarenakan pelajaran asing yang tiba-tiba diterima contohnya dalam bahasa arab yang dulunya di SD tidak pernah belajar bahasa arab tetapi ketika masuk MTs siswa bergelut dengan bahasa asing yang tidak pernah

mereka jumpai, oleh karena itu saya mengajak siswa dalam melakukan pembelajaran secara humoris agar mudah diterima dan tidak takut dalam mennanyakan sesuatu yang belum dipahaminya,

Kegiatan rutinitas pagi sebelum masa pendemi corona, kami dan semua murid selalu

mengadakan rutinitas seperti solat duha’, zikir, serta pidato dan ceramah, hal tersebut dilakukan setiap pagi agar siswa ataupun guru dapat tenang dan khusuk dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Seperti yang saya temukan setelah saya melakukan pembelajaran dengan cara humoris siswa yang tadinya merasa takut

bahwasannya semua pelajaran sama saja asalkan kita serius dalam mengerjakan atau melakukannya

dalam bertanya sehingga siswa dapat mengerti dan menanyakan sesuatu yang belum dipahaminya walaupun pertannyaanya disampaiakn dengan nada terbata-bata

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti di lapangan, peneliti memperoleh data mengenai bentuk-bentuk kecemasan yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada dalam melakukan public speaking. Maka peneliti memaparkan bentuk-bentuk kecemasan yang terjadi pada siswa kelas VII MTs dalam public speaking yang penaganan dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab. Dengan menggunakan konseling individu dan kelompok, siswa diberikan motivasi sedangakan dalam pelaksanaan zikir dilakukan secara bersama-sama, untuk mengurangi kecemasan pada siswa. Disertai hasil wawancara dengan Kepala Sekolah,Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab serta siswa yang mengalami kecemasan berikut penjelasan secara terperinci. Pada dasarnya bentuk- bentuk kecemasan terdiri dari empat bentuk yaitu Kecemasan Normal Kecemasan Abnormal Kecemasan State AnxietyTrait Anxiety, kecemasan yang sering terjadi disekolah yaitu kecemasan normal karena dilihat dari cara siswa menyampaikan suatu pendapat atau materi yang kurang ketika berada di depan umum. Seperti yang disampaikan Bapak H.Burhanudin selaku kepala sekolah di MTs NW Mercapada Narmada mengatakan bahwa:

“Kebanyakan siswa gerogi takut ketika disuruh maju oleh gurunya dan siswa lebih aktif dalam bermain di saat gurunya menerangkan”59

Seperti yang disampaikan oleh Ibu Inten Sufiani selaku wali kelas VII MTs terkait dengan kecemasan dalam public speaking bahwa:

“Kecemasan dalam public speaking atau berbicara di depan umum pada usia remaja yang dimana siswa masih belum bisa mengontrol emosi serta pikiran yang masih labil dalam bertindak, siswa cenderung memilki rasa takut dan malu untuk berinteraksi dengan teman-temannya, karena bagi saya mereka masih dalam tahap pencarian teman atau mencari kenyamanan, begitu pun untuk maju di depan kelas, sebagian siswamasih sangat sungkan dalam hal itu.”60

Beliau juga menguatkan pendapatnya dengan mengatakan:

“Bentuk-bentuk kecemasan yang terjadi pada beberapa siswa kelas VII MTs masih pada kecemasan normal, sebagian siswa mengalami ketidak mampuan dalam melakukan public speaking dikarenakan malu, takut, sehingga menimbulkan reaksi ke gemetaran dan ucapan yang terbata-bata saat menyampaikan suatu materi”61

Hal ini juga dipaparkan oleh Bapak Epan Septiadi selaku guru bimbingan konseling terkait dengan bentuk-bentuk kecemasan sebagai berikut:

“Sebagian siswa kelas VII MTs mengalami gemetaran dan gugup saat menyampaikan suatu materi kepada teman-temannya, seolah- olah ketika siswa tersebut maju, siswa tidak bisa mengeluarkan sepatah dua patah kata siswa hanya terdiam, dengan keadaan gemetar dan takut.62

59H.Burhanudin, Wawancara, Kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada,4 November 2020.

60Inten Sufiani, Wawancara, Wali Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada 27 Juli 2020.

61Inten Sufiani, Wawancara, Wali Kelas 27 Juli 2020.

62Epan Septiadi, Wawancara, Guru BK, 27 Juli 2020.

Dalam dokumen skripsi - etheses UIN Mataram (Halaman 51-119)

Dokumen terkait