• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "skripsi - etheses UIN Mataram"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STRATEGI MENGURANGI KECEMASAN DALAM PUBLIC SPEAKING DENGAN MOTIVASI DAN ZIKIR PADA SISWA KELAS VII MTS NW

MERCAPADA NARMADA TAHUN AJARAN 2019/2020

Oleh:

MIFTAHUL JANNAH NIM : 160303006

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI) FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2020/2021

(2)

STRATEGI MENGURANGI KECEMASAN DALAM PUBLIC SPEAKING DENGAN MOTIVASI DAN ZIKIR PADA SISWA KELAS VII MTS NW

MERCAPADA NARMADA TAHUN AJARAN 2019/2020 Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Serjana Sosial

Oleh:

MIFTAHUL JANNAH NIM : 160303006

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM (BKI) FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2020/2021

(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO























dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan

sesuatu) dari semesta alam. (Al-Ankabut [29]: 6)1

1 Dapartemen Agama RI “Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahnya” (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007), hal. 396.

(7)

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini kepada orang tuaku tercinta bapak Sanusi dan ibu Juma’iyah serta kakak-kakakku dan suamiku, dengan rasa syukur dan penuh kebanggaan yang luar biasa dilahirkan dari keluarga yang sederhana yang mendidik saya dengan penuh cinta, kasih dan sayang serta penuh kesabaran. Saya Mohon maaf yang sedalam-dalamnya dari lubuk hati saya yang terdalam berkat perjuangan mereka saya bisa menyelesaikan tugas akhir saya dengan lancar dan mudah. Dan untuk pembimbing terhebatku yang selalu membimbing tiada henti, saya mengucapkan banyak- banyak terimakasih yang selalu menyayangi saya dengan berbagai macam bimbingan dan ilmu yang diberikan. Dan juga untuk dosen-dosenku, serta teman-temanku, yang telah memberi banyak pelajaran dan pengalaman yang berguna dalam hidupku, dan untuk almamater kebanggaan Universitas Islam Negeri Mataram yang telah menjadi saksi bisu dalam proses dan pengalaman yang ku tempuh selama ini.”

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji sukur kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai suatu karya ilmiah. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menuntun umat manusia menuju kehidupan yang damai dan sejahtera. Penelitian ini berjudul: “Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi Dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020”. Peneliti susun sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi SI pada program studi Bimbingan dan Konseling Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa setiap kerja dan karya manusia tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan sesuai dengan kodratnya sebagai mahluk yang tidak sempurna. Peneliti yakin bahwa karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna, hal ini semata-mata disebabkan karena keterbatasan kemampuan peneliti, untuk itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran sebagai bahan perbaikan bagi karya ini. Di samping itu peneliti menyadari pula bahwa karya ilmiah ini tidak terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, melalui kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih yang setulus- tulusnya kepada yang terhormat:

1. Dr. Abdul Malik, M.Ag.,M.Pd sebagai pembimbing I dan Maliki, M.Pd.I sebagai pembimbing II terimakasih banyak untuk pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya.

2. Dr. Ahyar, M.Pd sebagai penguji I dan Dr. Siti Nurul Yaqinah, M.Ag sebagai penguji II terimakasih banyak untuk penguji yang telah memberikan saran konstruktitf bagi penyempurna skripsi ini.

3. Rendra Khaldun, M.Si, dan H. Masruri, Lc, MA. sebagai ketua dan sekertaris Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram;

4. Dr. H. Subhan Abdullah, Acim M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram;

(9)

5. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu..

6. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan terimakasih juga kepada semua karyawan dan karyawati Akademik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi atas pelayanan administrasinya.

7. Untuk orang yang kucintai yaitu orang tuaku, kakak-kakakku serta suamiku, terimakasih atas kasih sayang, doa, dan pendidikan yang diberikan selama ini.

8. Sahabat yang tiada henti menuangkan kata-kata semangat, motivasi dan membantu dalam proses pembuatan skripsi yaitu sahabat seperjuangan kelas (A).

9. Segenap kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada dan staf beserta jajarannya serta siswa yang berada di MTs NW Mercapada Narmada yang sudah membantu meluangkan waktu dalam hal wawancara. Peneliti mengucapkan banyak terimaksih atas ilmu, dan kesempatan, yang diberikan selama proses penelitian sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. AmiinYaRobbalalamin….

Mataram, ___________2020 Penulis,

Miftahul Jannah Nim: 160303006

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

NOTA DINAS ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL...xvi

ABSTRAK ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah / FokusPenelitian ... 6

C. Tujuan dan Manfaat ... 7

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 9

E. Telaah Pustaka... 15

F. Kerangka Teori ... 15

1. Kecemasan ... 15

a. Pengertian Kecemasan ... 15

b. Tanda-tanda Kecemasan ... 13

c. Bentuk-bentuk Kecemasan... 16

2. Public Speaking ... 18

a. Pengertian Public Speaking ... 18

b. Unsur-unsur Dasar Public Speaking ... 19

c. Penyebab Ketakutan Dalam Public Speaking ... 20

3. Motivasi ... 21

a. Pengertian Motivasi... 21

(11)

b. Jenis-jenis Motivasi ... 22

c. Bentuk-bentuk Motivasi ... 23

d. Fungsi Motivasi ... 25

4. Zikir ... 26

a. Pengertian Zikir ... 26

b. Aspek-aspek Zikir ... 27

c. Manfaat Zikir... 28

G. Metode Penelitian ... 28

1. Pendekatan Penelitian... 28

2. Kehadiran Peneliti ... 30

3. Lokasi Penelitian ... 31

4. Sumber dan Jenis Data ... 31

5. Teknik Pengumpulan Data ... 32

a.Observasi ... 32

b.Wawancara ... 33

c.Dokumentasi ... 34

6. Teknik Analisa Data ... 35

a.Reduksi Data ... 35

b.Penyajian Data ... 36

c.Verifikasi Data ... 36

7. Uji Keabsahan Data ... 36

a. Kredibilitas ... 37

b. Transferabilitas ... 37

c. Dependenbilitas ... 37

d. Konfirmabilitas ... 37

H. Sistematika Pembahasan ... 41

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 45

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

1. Sejarah Berdirinnya MTs NW Mercapada ... 45

(12)

2. Visi dan Misi MTs NW Mercapada ... 46

3. Letak Geografis MTs NW Mercapada ... 46

4. Keadaan Siswa MTs NW Mercapada ... 47

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs NW Mercapada ... 47

6. Sarana dan Prasarana ... 50

7. Struktur Organisasi ... 52

8. Siswa Yang Mengalami Kecemasan ... 53

9. Strategi Guru Dalam Mengurangi Kecemasan Public Speaking Siswa Dengan Motivasi Dan Zikir ... 54

10. Identitas Orang Tua Siswa Yang Mengalami Kecemasan... 58

B. Bentuk-Bentuk Kecemasan Dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ... 59

1. Glandula Sudorifera (Berkeringat) ... 61

2. Tremor (Gemetar)... 62

3. Gagap (Berbicara terbata-bata) ... 63

C. Faktor Penyebab Terjadinya Kecemasan Dalam Public Speaking Yang Dialami Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ... 65

1. Faktor Kepribadian ... 66

2. Faktor Lingkungan ... 68

D. Strategi Pelaksanaan Motivasi Dan Zikir Dalam Mengurangi Kecemasan Pada Public Speaking Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ... 70

a. Motivasi... 70

1. Pemberian Angka Atau Nilai ... 70

2. Hadiah ... 71

3. Pemberian Kata-Kata Bijak ... 71

4. Mengunakan Pendekatan Humanistik ... 72

(13)

5. Dukungan ... 73

b. Zikir ... 75

BAB III PEMBAHASAN ... 78

1. Analisis tentang bentuk-bentuk kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ... 78

2. Analisis faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ... 85

3. Analisis Strategi Pelaksanaan Motivasi Dan Zikir Dalam Mengurangi Kecemasan Pada Public Speaking Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020 ...92

BAB IV PENUTUP ... 103

A. Kesimpulan... 103

B. Saran ... 105 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(14)

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR GAMBAR

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian di Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada.

Tabel 2.1 Jumlah Siswa Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada.

Tabel 2.2 Daftar Nama Guru Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada.

Tabel 2.3 Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah NW Mercapada.

Tabel 2.4 Jumlah Siswa kelas VII MTs Mercapada Yang Mengalami Kecemasan.

Tabel 2.5 Strategi Guru Dalam Mengurangi Kecemasan Public Speaking Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada.

Tabel 2.6 Identitas Orang Tua Siswa Yang Mengalami Kecemasan.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sekolah MTs NW Mercapada

(15)

STRATEGI MENGURANGI KECEMASAN DALAM PUBLIC SPEAKING DENGAN MOTIVASI DAN ZIKIR PADA SISWA KELAS VII MTS NW

MERCAPADA NARMADA TAHUN AJARAN 2019/2020 Oleh:

MIFTAHUL JANNAH NIM : 160303006

ABSTRAK

Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan seseorang, yang dimana individu tersebut merasa lemah tidak berdaya, sehingga tidak berani dan mampu bersikap serta bertindak secara yang seharusnya individu itu lakukan. Oleh karena itu individu mengalami kecemasan dalam pulic speaking dikarenakan kurangnya percaya diri. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk mengetahui bentuk kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada, apa saja faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang dialami Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada, dan untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan motivasi dan zikir dalam mengurangi kecemasan pada public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yang bermaksud untuk mengetahui berbagai macam problem kecemasan yang dialami oleh siswa dengan melalui proses yang panjang sesuai dengan prosedur penelitian yang telah tersedia. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendapatkan data-data yang konkret dan valid. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima siswa yang mengalami kecemasan dalam bentuk normal seperti berkeringat, gemetar, serta berbicara terbata-bata serta rasa takut yang dialami ketika melakukan public speaking. dan semua itu terjadi karena faktor kepribadian yang kerap sulit untuk mengatur pola pikir serta faktor lingkungan seperti didikan orang tua yang kurang dan kurangnya komunikasi dengan teman. Dengan permasalahan yang dialami siswa, strategi guru dalam mengurangi kecemasan public speaking, dengan cara pemberian motivasi berupa pemberian angka atau nilai, hadiah, pemberian kata-kata bijak,dan guru menggunakan pendekatan humanistik serta dukungan yang kuat dari pihak keluarga, guru dan teman. Guru mengajak siswa untuk terus berzikir, yang dilakukan secara bersama-sama dengan membaca Asma’ulhusna agar perasaan gelisah menjadi tentram.

Kata kunci : Strategi, Kecemasan, Public speaking, Motivasi, Zikir

(16)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial, yang dimana manusia selalu memiliki suatu kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu hubungan setiap orang berkembang karena adanya suatu dorongan yang dimana rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang ada di dunia sekitarnya baik itu cara mengurangi kecemasan dalam public speaking. Seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada bahwa dalam setiap perkembangan individu untuk ingin tahu bagaimana cara melakukan hubungan secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya. Karena dalam melakukan intraksi tidak semua individu merasa aman namun ada juga memiliki perasaan cemas, takut atau khawatir dengan lingkungan sekitarnya yang dapat kita sebut dengan kecemasan. Dalam bahasa yang lebih sederhana bahwasannya kecemasan sosial atau public speaking yaitu kecemasan yang memiliki perasaan malu saat di nilai atau diperhatikan oleh orang lain karena adanya suatu prasangka bahwa orang lain menilai negatif terhadap dirinya.

Dari sinilah kita sebagai guru terus membimbing siswa untuk terhindar dari prasangka negatif terhadap dirinya. Disinilah peran orang tua juga sangatlah penting untuk mendidik anaknya di lingkungan rumah. karena waktu anak lebih banyak di rumah dibandingkan di sekolah. tetapi banyak orang tua yang

(17)

tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut sebagai guru utama bagi anak-anaknya.2

Salah satu yang rentang terjadi gangguan kepribadian pada anak menuju remaja adalah kecemasan karena kecemasan akan berinteraksi dengan lingkungannya, karena tidak semua individu diusia remaja dapat dengan nyaman dalam melakukan interaksi dengan lingkungan sosialnya, karena usia remaja lebih dikenal degan fase “mencari jati diri” karena usia remaja belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya. oleh karena itu sangat rentang jika remaja bisa terkena gangguan kecemasan sosial. Kecemasan sosial sering terjadi saat para siswa bertemu dengan teman baru, guru-guru baru maupun aturan sekolah yang baru yang harus ditaati, dan beberapa siswa juga malu ketika berinteraksi degan orang lain, dan sering pula siswa malu hanya untuk berbicara di depan kelas, hal demikan yang dikatakan sebagai kecemasan sosial. Kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang dirasakan oleh seseorang, yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran, perasaan takut, ancaman fisik, ancaman harga diri, serta perasaan tertekan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuan juga menumbuhkan suattu kecemasan.3

2 H. Burhanudin, Wawancara, Kepala sekolah MTs NW Mercapada Narmada, tanggal 13 Januari 2021.

3Siti Komala Dewi, Tahun 2018, dengan judul skripsi “Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Mengemukakan Pendapat Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas XI Di MA Hamzanwadi Di NW Gelogor Tahun Pelajaran 2017/2018”, dalam skripsi UIN Mataram, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas Tarbiah Dan Keguruan, Tahun Ajaran 2018, hal 11 diakses pada 4 Juni 2020.

(18)

Karena seseorang akan merasa cemas bila dihadapkan dengan situasi yang berada di luar kendali mereka yang tidak menyenangkan, dan tidak kompromi dengan yang diinginkan. Salah satu bentuk perwujudan dari kecemasan public speaking ialah suatu keadaan tidak nyaman yang dialami individu pada saat melakukan public speaking, yang ditandai oleh reaksi fisik fisiologis dan psikologis. Penyebab kesulitan public speaking dikarenakan adanya gangguan atau kehawatiran pada perasaan seseorang, sehingga terjadinya kecemasan, karena dengan timbulnya kecemasan dapat menghambat kemampuan berbicara seseorang.4 Menurut Yuni Hartanta dalam Balqis Khayyirah yang menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan public speaking yakni perhatikan penampilan, volume suara dan intonasi, luasnya wawasan, mengontrol waktu, pola berfikir yang sistematis, pembicaraan yang kongkret dan membumi, dan terakhir adalah sikap mental”.5

Karena berbicara sudah menjadi kebutuhan, baik tuntutan profesi ataupun aktivitas keseharian sebagai manusia bersosial. Maka dari itu kemampuan berbicara menjadi sangat penting, karena berbicara juga dapat menguatkan makna dari sebuah tulisan sederhana.6 Berkaitan dengan hal itu, salah satu strategi untuk mengurangi kecemasan dalam public speaking ialah dengan guru memberikan motivasi serta mengajak siswa untuk berzikir.

4Kholisin, “Kecemasan Berbicara Ditinjau Dari Konsep Diri Dan Kecerdasan Emosional,”. Dalam Jurnal Ilmu Dakwah, Vol. 34, No. 1, Januari-Juni 2014, hal 81. Diakses pada tanggal 7 Nov 2019.

5 Balqis Khayyirah, Cara Pintar Berbicara Cerdas DI Depan Publik, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal. 25-26

6Ibid,.hal 18

(19)

Karena dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, siswa dapat terdorong untuk melakukan suatu perbuatan yang ingin dilakukannya, dan dengan motivasi siswa dapat dijadikan pengerak serta pengarah dari perbuatan yang ingin dilakukan sehingga memudahkan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena motivasi akan tercipta bila ada kemauan, kemampuan dan kesempatan.7 Salah satu bentuk motivasi adalah pujian, pujian apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan dan mempertinggi gairah belajar serta membangkitkan harga diri.8 Begitu juga dengan berzikir, karena berzikir dapat membasahi lidah dengan ucapan-ucapan pujian kepada Allah SWT, dengan berzikir orang akan mendapatkan suatu ketenangan jiwa dan kelegaan batin untuk menyembuhkan rasa cemas yang dialami.9

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah MTs NW Mercapada bahwa siswa kelas VII pernah mengalami masalah pada saat public speaking bentuk masalah yang dimaksudkan adalah memiliki rasa cemas ketika guru meminta untuk presentasi atau menjawab pertanyaan dari guru di depan teman-temannya. Siswa tidak meyakini bahwa mereka

7Akhmad Bhakti Primadani, Tahun 2017, dengan judul skripsi “Pengaruh Faktor- faktor Pendorong Motivasi Belajar Terhadap Minat Wirausaha Di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang”, dalam skripsi UNNES (Universitas Negeri Semarang), fakultas ilmu tarbiah, hal 43, diakses pada 5 Juni 2020.

8 Sardiman,/Intraksi dan Motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hal. 92-95

9Ridha Sucinindyasputeri, Citra Indriani Mandala, dkk, Pengaruh Terapi Zikir Terhadap Penurunan Stres Pada Mahasiswa Magister Profesi Psikologi. Dalam jurnal INQUIRY Jurnal Ilmiah Psikologi, Vol. 8 No. 1,( Mahasiswa Magister Psikologi Profesi Universitas Islam Indonesia, Juli 2017, hal 32) Di akses pada tanggal 1 Juni 2020.

(20)

memiliki kemampuan yang besar dalam dirinya, rasa takut sering timbul ketika siswa tersebut melakukan ujian lisan, dimana siswa kehilanggan kemampuan untuk mengungkapkan jawaban yang telah ada dipikirannya, hal ini dikarenakan siswa berangapan bahwa pendapatnya salah dan berakibat dimarahi oleh guru.10 Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling mengatakan bahwa siswa kelas VII MTs memiliki masalah ketika hendak maju di depan kelas. Ketika hal ini terjadi guru bimbingan konseling dan guru kelas memberikan strategi mengurangi kecemasan dengan cara memberikan motivasi, pemberian motivasi tersebut guru bimbingan konseling menggunakan konseling individu untuk mengatasi kecemasan mereka, oleh karena itu pemberian motivasi tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dan terhindar dari rasa cemas adapun contoh untuk meningkatkan kepercayaan pada diri siswa yaitu tidak menyalahkan siswa saat siswa melakukan kesalahan, sebaiknya guru memberikan sanjungan atau apresiasi terhadap jawaban atau usaha yang telah dilakukan siswa, untuk bisa menghilangkan rasa cemas dan kurang percaya diri siswa saat public speaking.11

Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VII MTs NW Mercapada bahwasannya siswa masih memiliki rasa takut dan sulit mendapatkan ketenangan ketika dihadapkan dengan public speaking.

Kecemasan ini tentunya dapat mengganggu konsentrasi dan mempengaruhi motivasi siswa saat berlangsungnya public speaking. Sehingga Peneliti

10Wawancara Kepala sekolah MTs NW Mercapada, tanggal 20 September 2019.

11Hasil wawancara Guru Bk Mts, tanggal 20 September 2019.

(21)

tertarik melakukan penelitian di MTs NW Mercapada Narmada karena peroses pelaksanaan dalam rutinitas keseharian sebelum melakukan pembelajaran seperti kegiatan solat duha’, zikir bersama, serta berlatih berpidato setiap hari kecuali hari libur. Oleh karena itu perbedaan lokasi baik di pondok pesantren yang lain memiliki jadwal untuk melakukan pidato yang tidak dilakukan setiap harinya. Oleh karena itu peneliti memilih untuk mengambil lokasi peneitian di MTs NW Mercapada Narmada karena kegiatan yang dilakukan berbeda dari lokasi lainnya. Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian tentang

“Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi Dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus penelitian adalah:

4. Bagaimana bentuk kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020?

5. Apa saja faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020?

6. Bagaimana strategi pelaksanaan motivasi dan zikir dalam mengurangi kecemasan pada public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020?

(22)

C. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui jawaban dari fokus penelitian. Dalam penelitian ini tujuan yang paling utama adalah:

1. Tujuan penelitian

1) Untuk mengetahui bentuk kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

2) Untuk mengetahui apa faktor penyebab terjadinya kecemasan dalam public speaking yang dialami siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

3) Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan motivasi dan zikir dalam mengurangi kecemasan pada public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.12

1) Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkayakan ilmu pengetahuan bagi peneliti seterusnya, khususnya peneliti terkait dengan Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi Dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

12Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 38

(23)

2) Secara Praktis a. Siswa

Dalam peroses public speaking siswa mampu mengendalikan kecemasan yang siswa hadapi dengan strategi yang sudah diterapkan seperti strategi motivasi sebagai pendorong untuk mencapai suatu tujuan, dan strategi zikir yang bisa dilakukan kapan saja agar hati merasa tenang untuk memulai pembicaraan.

b. Guru

Dengan hasil penelitian tersebut, guru dapat mengembangkan strategi kecemasan dalam public speaking siswa mengunakan motivasi dan zikir agar siswa tidak cemas lagi saat tampil depan umum.

c. Sekolah

Sebagai tambahan khazanah ilmu pengetahuan, serta dapat mengetahui motivasi dan zikir sebagai teknik yang efektif dalam menghilangkan kecemasan public speaking, dan juga tidak hanya itu, nantinya ini akan memberikan gambaran kepada lembaga untuk menyediakan sarana, untuk menunjang terlaksananya public speaking yang sempurna tanpa ada rasa cemas sedikitpun, dengan strategi tersebut.

d. Bagi peneliti

Dapat dijadikan sumber belajar, penambahan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai strategi yang digunakan dalam

(24)

mengurangi kecemasan public speaking. untuk strategi belajar kedepannya diharapkan proses dalam public speaking menjadi lebih baik dan bermutu.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini sesuai dengan yang telah dipaparkan pada konteks dan fokus penelitian. Dimana peneliti mengkaji lebih mendalam lagi mengenai Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut maka peneliti perlu melibatkan guru dan siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada, serta menjadi bahan kajian untuk mendapatkan data dan informasi adalah melalui observasi dan wawancara langsung bagaimana para guru dan siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada mengurangi kecemasan dan mencegah kecemasan itu terjadi dalam melakukan public speaking.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya sebelumnya dengan maksud menghindari plagiasi, duplikasi dan menjamin keabsahan dan keaslian penelitian yang dilakukan. Maka dari itu peneliti berupaya menelusuri beberapa penelitian sebelumnya. Untuk menghindari munculnya asumsi duplikasi hasil penelitian, maka peneliti memberikan pemaparan tentang beberapa karya yang telah ada dan memiliki kemiripan dengan obyek penelitian yang akan peneliti laksanakan.

(25)

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Siti Komala Dewi, tahun 2018, Program Studi Pendidikan IPS Ekonomi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Univeritas Islam Negeri (Uin) Mataram, dengan judul skripsi

strategi mengurangi kecemasan dalam mengemukakan pendapat pada pembelajaran ekonomi kelas XI di MA Hamzanwadi di NW Gelogor tahun pelajaran 2017/2018”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, faktor penyebab serta strategi guru dalam mengurangi kecemasan pada siswa yang memiliki kecemasan dalam mengemukakan pendapat pada pembelajaran ekonomi kelas XI di MA Hamzanwadi NW Gelogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di MA Hamzanwadi NW Gelogor. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kecemasan yang terjadi di dalam kelas di MA Hamzanwadi NW Gelogor yaitu, mengakibatkan gemetar, telapak tangan berkeringat, ketidakmampuan berbicara, serta rasa takut yang kadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda ketika menyatakan, memaparkan, menguraikan, hasil pikiran atau perkiraan dengan menghubungkan antara tanggapan, pengertian yang satu dengan yang lain yang dinyatakan dalam kalimat atau kata-kata. Sedangkan strategi guru dalam mengurangi kecemasan adalah: Pertama Menciptakan suasana belajar santai dan menyenangkan. Kedua Menggunakan psikoterapi jenis suportif. Ketiga Menggunakan psikoterapi jenis perilaku. Keempat Mengembangkan “sense

(26)

of humor”. Kelima Menggunakan pendekatan humanistik. Keenam Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Terkait dengan judul peneliti, “strategi mengurangi kecemasan dalam mengemukakan pendapat pada pembelajaran ekonomi kelas XI di MA Hamzanwadi di NW Gelogor tahun pelajaran 2017/2018”. Di sini terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan dalam penelitian Siti Komala Dewi yaitu, perbedaan berbagai strategi yang digunakan sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki alternatif lain untuk mengurangi kecemasan dalam berbicara di depan umum, yaitu dengan cara berzikir, karena dalam Islam berzikir dapat menjadikan hati atau perasaan gelisah menjadi tenang.

Persamaan yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sama-sama mengurangi kecemasan, sama-sama mengunakan pendekatan kualitatif deskriptif serta sama-sama mengunakan strategi motivasi saat mengurangi kecemasan pada siswa yang kesulitan dalam berpendapat atau berbicara di depan umum (public speaking).13

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Rina Marianti, tahun 2019, Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, dengan judul skripsi “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Berbicara Didepan Umum Pada Mahasiswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa.

13Siti Komala Dewi, Tahun 2018, Dengan Judul Skripsi “Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Mengemukakan Pendapat Pada Pembelajaran Ekonomi Kelas XI Di MA Hamzanwadi Di NW Gelogor Tahun Pelajaran 2017/2018”, Dalam Skripsi UIN Mataram, Jurusan Pendidikan IPS Ekonomi, Fakultas Tarbiah Dan Keguruan, Tahun Ajaran 2018,Hal 62- 72,diakses pada 4 Juni 2020.

(27)

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di Univeritas Islam Negeri (Uin) Sunan Kalijaga. Metode dalam penelitian ini adalah korelasional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan incidental sampling. serta alat ukur yang digunakan adalah sekala efikasi diri dan sekala kecemasan berbicara di depan umum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara konsep diri dan kecemasan menunjukkan nilai 0,047>0,05 sehingga HI diterima, artinya ada hubungan yang segnifikan antara konsep diri negatif dan kecemasan berbicara di depan umum.

Terkait dengan judul peneliti, “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Berbicara Didepan Umum Pada Mahasiswa”. Di sini terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaan dalam penelitian Rina Marianti yaitu, perbedaan terletak pada metode atau pendekatan yang digunakan serta tujuan dalam penelitiannya yang dimana penelitian sekarang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta tujuannya untuk mengetahui bentuk kecemasan, faktor penyebab serta untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan motivasi dan zikir dalam mengurangi kecemasan pada public speaking siswa kelas VII MTs NW Mercapada Narmada. Persamaan yang terdapat pada penelitian ini, yaitu sama-sama membahas mengenai kecemasan berbicara di depan umum, serta sama-sama mendapatkan suatu hubungan antara konsep diri negatif

(28)

yang dapat membuat seseorang mengalami kecemasan dalam berbicara di depan umum.14

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Katerina Mangampang, tahun 2017, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dengan judul skripsi “Tingkat Kecemasan Mahasiswa Berbicara di Depan Umum dan Impilikasinnya Terhadap Pengembangan Program Bimbingan Penigkatan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Kelas” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum angkatan 2016 program studi bimbingan dan konseling universitas sanata dharma. Adapun pendekatan atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, penelitian tersebut yang dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum angkatan 2016 terdapat 1, 9,35, 35 dan 4 mahasiswa degan tingkat kecemasan yang berturut-turut yaitu masuk kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Artinya bahwa tingkat kecemasan berbicara di depan umum termasuk dalam kategori sedang dan rendah pada mahasiswa angkatan 2016 program studi bimbingan dan konseling Universitas Sanata Dharma.

14 Rina Marianti, tahun 2019, dengan judul skripsi “Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Kecemasan Berbicara Di depan Umum Pada Mahasiswa”. Dalam Skripsi Univeritas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Humaniora, Tahun Ajaran 2019,Hal 6-24-29, diakses pada 16 Januari 2021.

(29)

Terkait dengan judul peneliti, “Tingkat Kecemasan Mahasiswa Berbicara di Depan Umum dan Impilikasinnya Terhadap Pengembangan Program Bimbingan Penigkatan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Kelas”. Di sini terdapat persamaan dan perbedaan dan persamaan. antara penelitian tersebut dengan rencana penelitian peneliti adalah sama-sama membahas tentang kecemasan berbicara di depan umum yang membedakannya adalah peneliti terdahulu mencari tingkat kecemasan mahasiswa berbicara di depan umum dan impilikasinnya terhadap pengembangan program bimbingan penigkatan kepercayaan diri berbicara di depan kelas, dengan menggunakan instrument kuesioner instrument diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach, dan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sedangkan rencana penelitian peneliti yaitu untuk mengetahui bagaimana strategi mengurangi kecemasan dalam public speaking dengan pemberian motivasi dan zikir, adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif, dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang valid.15

15Katerina Mangampang tahun 2017, degan judul skripsi “Tingkat Kecemasan Mahasiswa Berbicara di Depan Umum dan Impilikasinnya Terhadap Pengembangan Program Bimbingan Penigkatan Kepercayaan Diri Berbicara di Depan Kelas”. Dalam skripsi Universitas Sanata Dharma, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Hal 8-30-48 diakses pada tanggal 16 Januari 2021.

(30)

F. Kerangka Teori 1. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu keadaan atau kondisi emosi yang tidak menyenangkan, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya dan tidak menentu.16“Menurut Freud (ahli psikoanalisis) dalam Sutardjo A Wiramihardja yang menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan perasaan, dimana individu merasa lemah sehingga tidak berani dan mampu bersikap dan bertindak secara dengan yang seharusnya”.17

Menurut Adler dan Rodman dalam jurnal psikologi yang mengatakan bahwa pikiran yang tidak rasional dalam pandangan teori kognitif menganggap bahwa tidak ada peristiwa yang menimbulkan individu merasa cemas ketika berbicara di muka umum, tetapi kecemasan tersebut lebih disebabkan oleh keyakinan-keyakinan mereka yang tidak rasional tentang suatu peristiwa yang ada hubungannya dengan berbicara di muka umum tersebut.18

Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan siswa dalam menghadapi public speaking adalah keadaan emosi siswa yang tidak menyenangkan, yang dicirikan dengan

16Hartono dan Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 84

17Sutardjo A Wiramihardja, Pengantar Psikologi Abnormal, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), hal. 67

18 Esti Hayu Purnamaningsih, Muhana Sofiati Utami, Efektivitas Terapi Perilaku Kognitif Untuk Mengurangi Kecemasan Berbicara Di Muka Umum. Dalam Jurnal Psikologi No 1 (Universitas Gadjah Mada, 1998, hal 67) Di akses pada tanggal 18 Januari 2021.

(31)

kegelisahan, ketidakenakan, kekhawatiran, ketakutan yang tidak mendasar bahwa akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan ketika siswa melakukan public speaking.

b. Tanda-tanda Kecemasan

Menurut Calhoun dan Acocella dalam Triantoro Dan Norfans Saputra mengemukakan bahwa aspek-aspek kecemasan yang dikemukakan dalam tiga reaksi, yaitu sebagai berikut:

1. Reaksi emosional, yaitu komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan keprihatinan, ketegangan, sedih, mencela diri sendiri atau orang lain.

2. Reaksi kognitif, yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah dan mengatasi tuntunan lingkungan sekitarnya.

3. Reaksi fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan system syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, tekanan darah, meningkat”.19

c. Bentuk-bentuk Kecemasan

Kecemasan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.“Menurut Gilmer dalam Hartono dan Boy soedarmadji bahwa kecemasan

19Triantoro Dan Norfans Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hal. 55

(32)

dibedakan menjadi dua, yaitu kecemasan normal dan abnormal. Adapun Lazarus dan Spielberger yang dikutip Kendall juga membedakan kecemasan menjadi dua, yaitu: state anxiety dan trait anxiety. Keempat jenis kecemasan sebagai berikut:

1. Kecemasan Normal

Kecemasan normal adalah suatu kecemasan yang derajatnya masih ringan, dan merupakan suatu reaksi yang dapat mendorong konseli untuk bertindak, seperti menunjukan kurang percaya diri, dan juga dapat melakukan mekanisme pertahanan ego, contoh: memberikan suatu alasan yang rasional atas kegagalan yang dialaminya.

2. Kecemasan Abnormal

Kecemasan abnormal adalah suatu kecemasan yang sudah kronis, adanya kecemasan tersebut dapat menimbulkan perasaan dan tingkah laku yang tidak efisien, misalnya mahasiswa harus mengulang ujian, karena ujian pertama belum lulus.

3. Kecemasan State Anxiety

Suatu kecemasan disebut state anxiety bila gejala kecemasan yang timbul dianggap sebagai suatu situasi yang mengancam individu.

Misalnya konseli merasa terancam atas kemungkinan kegagalan yang pernah dialaminya pada tahun yang lalu.

4. Trait Anxiety

Trait Anxiety merupakan kecemasan sebagai keadaan yang menetap pada individu. kecemasan ini berhubungan dengan

(33)

kepribadian individu yang mengalaminya. Konseli yang mempunyai trait anxiety tinggi cendrung untuk menerima situasi sebagai bahaya atau ancaman, dibandikan konseli yang menderita trait anxiety rendah, sehinga mereka akan merespon situasi yang mengancam dengan kecemasan yang lebih besar intensitasnya”.20

Jadi dapat disimpulkan bahwa kecemasan normal yaitu kecemasan terhadap individu yang masih menyadari konflik-konflik dalam diri yang menyebabkan cemas, serta kecemasan abnormal yaitu kecemasan yang sudah kronis yang bertindak secara menyimpang.

Sedangkan state anxiety adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan karena persepsi individu saat mengalami situasi yang dirasa mengancam dan trait anxiety yang lebih mengarah kepada disposisi kepribadian yang dimiliki oleh individu secara umum dalam mempersepsikan lingkungan disekitarnya sebagai suatu hal yang mengancam.

2. Public Speaking

a. Pengertian Public Speaking

Public speaking merupakan cara yang baik dalam menyusun dan menyampaikan gagasan secara efektif. Dengan begitu, anda bisa mengubah pikiran orang lain. Jika ini anda lakukan, maka andapun bisa mengubah jalan hidupnya. Semakin anda dekat dengan public speaking maka semakin membuat anda jatuh cinta. Seperti sebuah perkenalan yang

20Hartono dan Soedarmadji, Psikologi …, hal. 84-86

(34)

malu-malu, namun setelahnya berkesan. Sesuatu yang baru memang kadang membuat kita berat. Namun ketika sudah dijalani semuanya akan terasa ringan. Hanya cukup dengan mematahkan belenggu yang selama ini menjerat, setelahnya anda akan lebih menikmati pengalaman sebagai seorang public speaking. Tentu semuanya tidak cukup sekedar diucapkan, atau diteorikan saja anda butuh momen. Momen ini bisa datang degan sendirinya bisa juga diciptakan.21

Public Speaking atau berbicara di depan public adalah seni berbicara didepan umum tentang suatu hal atau topik secara lisan, dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan dan informasi. Sedangkan, secara umum, penegrtian public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum ini lebih merupakan keterampilan, sehingga lebih banyak ditentukan berdasar latihan, pengalaman, dan praktik.22

b. Unsur-unsur Dasar Public Speaking a) Pembicara

Tugas pembicara adalah menyeampaikan pesan yang sesuai dengan keadaan atau tema yang ditentukan.

b) Topik atau materi yang akan disampaikan

Dalam public speaking harus ada materi yang disampaikan, dan materi yang akan disampaikan perlu dipersiapkan dengan sebaik mungkin.

c) Pendengar

21 Irwani Pane, Smart Trust public Speaking, (Jakarta: Prenada, 2013), hal. 11-12

22 Balqis Khayyirah, Cara Pintar Berbicara Cerdas DI Depan Publik, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), hal. 21

(35)

Pendengar adalah orang-orang yang akan menerima materi pembicaraan dari sang pembicara.

d) Forum atau tempat yang ditentukan

Hal ini menyangkut momentum atau tempat yang akan menemukan antara pembicara dan pendengar dalam satu tempat.

e) Medium (media atau peralatan untuk menyampaikan pesan)

Media untuk menyampaikan pesan berupa tulisan,audio, video dan lain sebagainya.

f) Effect (dampak atau hasil dari penyampaian materi).

Effect adalah hasil akhir dari sebuah komunikasi yang disampaikan melalui public speaking. Hal ini dapat diukur dari sikap dan tingkah laku audien.23

c. Penyebab Ketakutan dalam Public Speaking

a) Takut gagal atau ingin selalu sukses. Perasaan takut gagal inilah yang justru membuat ketakutan menjadi semakin besar.

b) Tidak ada rasa percaya diri dan merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.

c) Traumatis, memiliki rasa takut, dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung saat semua mata melihat kepadannya.

d) Takut dinilai atau dihakimi. Hal ini terjadi karena adannya perasaan takut ketika banyak orang membicarakan dirinnya atau pendapatnya.

23M.S Hidayat, Public speaking dan teknik Presentasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), hal. 24

(36)

e) Terlalu perfeksionis. Sebenarnya, perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis dan berharap terlalu banyak pada diri sendiri justru membuat efek negatif.

f) Takut menghadapi orang banyak, merasa tidak nyaman, dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan puluhan, ratusan, atau ribuan orang.

g) Kurang persiapan. Persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara di depan umum ini semakin menjadi-jadi.

h) Stres. Sehingga penting untuk menghindari stres ketika berbicara di depan umum.

i) Blank. Takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, dan apa yang harus dibicarakan ketika berbicara di depan umum.24

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Motivasi (Motivation) adalah kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk berperilaku, berpikir, dan merasa seperti yang mereka lakukan, perilaku yang termotivasi diberi kekuatan, diarahkan, dan dipertahankan. 25

Menurut Abraham Harold Maslow, dalam teorinya yang sangat terkenal adalah teori tentang hirarki kebutuhan. Menurut Maslow motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

24 Balqis Khayyirah, Cara Pintar Berbicara Cerdas DI Depan Publik…hal. 33-34

25 Laura A. King,Psikologi Umum, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), hal. 64

(37)

Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, oleh karena itu dengan adannya tingkatan atau hirarki seseorang dapat terdorong atau termotivasi karena dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam diriya. Oleh karean itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.26

Motivasi dapat diartikan juga sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan. Dalam elemen penting Mc. Donald mengatakan bahwa motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan, jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.27

b. Jenis-jenis Motivasi

Jenis motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi

26 Hambali Adang, Jaenudin Ujam, Psikologi Kepribadian (Lanjutan), (Bandung:CV Pustaka Setia, 2013), hal. 179

27 Sardiman,/Intraksi dan Motivasi belajar mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 73-75

(38)

aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tau besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya, atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik atau agar mendapatkan hadiah.28

c. Bentuk-bentuk Motivasi

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi siswa sebagai berikut:

a) Memberi angka

Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat, karena angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

b) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi karena hadiah untuk suatu pekerjaan.

c) Saingan atau kompetesi

28 Ibid, hal.89-91

(39)

Saingan atau kompetesi dapat digunakan sebagai motivasi untuk mendorong belajar siswa.

d) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimannya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dan menjaga harga dirinya.

Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri.

e) Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui ada ulangan serta pengawasan yang ketat.

f) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Maka ada motivasi dalam diri siswa untuk terus mencapai suatu harapan hasilnya terus menigkat.

g) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenagkan dan mempertinggi gairah belajar serta membangkitkan harga diri.

(40)

h) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcemen yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

i) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti, pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya baik.

j) Minat

Motivasi sangat erat kaitannya degan minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga sangat tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.29 d. Fungsi Motivasi

a) Mendorong manusia untuk berbuat atau pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

29Ibid, hal. 92-95

(41)

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan.30

4. Zikir

a. Pengertian Zikir

Secara etimologi, perkataan zikir berakar pada kata dzakara, artinya mengingat, memperhatikan mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, ingatan. Dalam kehidupan manusia, unsur ingat ini sangat dominan adanya, karena merupakan salah satu intelektual. Menurut pengertian psikologis, zikir (ingatan) sebagai “Suatu daya jiwa kita yang dapat menerima, menyimpan dan memproduksikan kembali pengertian- pengertian atau tanggapan-tanggapan kita”.31

Orang yang terganggu jiwanya, perasaan tidak tenang, selalu gelisah, cemas dan perasaan lain yang tidak menyenagkan. menurut pandagan islam, berbagai perasaan yang tidak menyenagkan tersebut dapat dihilangkan degan cara mengahdirkan rasa tuma’ninah, yaitu perasaan tenag dan tentram yang mendalam sebagai anugrah allah. Rasa tuma’ninah dapat dihadirkan ke dalam jiwa manusia dengan cara melakukan dzikrullah sebagaimana firmannya dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:

























30Ibid, hal. 85

31M. Afif Anshori, Dzikir Demi Kedamaian Jiwa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 16

(42)

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram degan dzikrullah, ingatlah, dengan dzikrullah hati menjadi tentram”.32

Dzikrullah yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Dzikrullah dalam pengertian khusus, yaitu menyebut allah atau nama-nama allah yang lain /asmaul husna), atau mengucap kalimat tayyibah (kalimat yang baik) seperti kalimat tahlil (laa ilaahaillallah), kalimat tasbih (subhanallah), kalimat tahmid (Alhamdulillah), kalimat takbir (allahu akbar), dan sebagainya dan sebanyak-banyaknnya.33

b. Aspek-aspek Zikir

a) Niat merupakan hadirnya kemauan yang kuat untuk melaksanankan zikir.

b) Taqarrub adalah perasaan sangat dekat sekali dengan Allah saat melakukan zikir.

c) Liqa’ yaitu merasa berjumpa dengan Allah saat melakukan zikir.

d) Ihsan merupakan perasaan seakan-akan melihat Allah dan Allah melihatnya saat individu tersebut berzikir.

e) Tadarru’adalah merasa tenang dan rendah dihadapan Allah.

Sebagaimana

f) Khauf yaitu merasa takut dengan kekuasaan dan kekuatan Allah.

32QS Ar-Ra’d (13): 29.

33W. Syam Nina, Psikologi Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011), hal. 166

(43)

g) Tawaddu’ yaitu merendahkan diri dihadapan manusia atau tidak sombong.34

c. Manfaat Zikir

a) Menentramkan, membuat hati menjadi damai.

b) Menambah keyakinan, keberanian.

c) Mendapat keberuntugan.

d) Menghilangkan rasa takut.

e) Mendapatkan kenikmatan, keselamatan, dan kesejahteraan lahir batin.

f) Melepaskan manusia dari kesulitan hidup.35 G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif untuk menganalisis Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi Dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020. Kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang atau jasa. Hal yang terpenting dari suatu barang atau jasa berupa kejadian, fenomena, gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori.

34Jasmadi, Lailatul Muslimah,”Hubungan Kualitas Dzikir Dengan Kebahagiaan Pada Mahasiswa Aktivis Dakwah Kampus (ADK) Unsyiah”, Dalam jurnal Psikoislamedia Volume 1, Nomor 1, (Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, April 2016) Di akses pada tanggal 14 April 2019.

35 Triantoro Safaria, Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2009), hal. 239

(44)

Menurut Denzin dan Lincoin dalam Djama’an Satori dan Aan Komariah yang mengemukakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki, penelitian kualitatif memiliki keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif”.36

Menurut Lodoco, Spaulding, dan Voegtle dalam Emzir bahwa penelitian kualitatif, yang juga disebut penelitian interpretif atau penelitian lapangan adalah suatu metodologi yang dipinjam dari disiplin ilmu seperti sosiologi dan antropologi dan diadaptasi kedalam setting pendidikan.

Penelitian kualitatif menggunakan metode penalaran induktif dan sangat percaya bahwa terdapat banyak perspektif yang akan dapat diungkapkan.

Penelitian kualitatif berfokus pada fenomena sosial dan pada pemberian suara pada perasaan dan persepsi dari partisipan di bawah studi. Hal ini didasarkan pada kepercayaan bahwa pengetahuan dihasilkan dari setting sosial dan bahwa pemahaman pengetahuan sosial adalah suatu proses ilmiah yang sah (legitimate)”.37

Dalam penelitian ini, peneliti menggumpulkan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Yang dimana maksud dari Wawancara ialah tanya jawab antara pewawancara dengan yang

36Djama’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta, Cv, 2009), hal. 24

37 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010) ,hal.2

(45)

diwawancara untuk meminta keterangan atau pendapat mengenai suatu hal. Sedangkan Observasi merupakan sarana untuk menggeneralisasi hipotesis atau ide. Pemahaman yang diperoleh dari observasi tersebut dapat dijadikan landasan untuk merancang aktivitas yang akan dilakukan dalam proses penelitian di lapangan.

2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti yang dimaksudkan disini adalah peran dan upaya peneliti di lapangan dalam memperoleh data. Tujuan utama kehadiran peneliti dilokasi penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid.

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti bertujuan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan data yang diperlukan dan memberikan gambaran dari informasi yang ada. Dengan kehadiran peneliti dapat secara langsung melihat dan menilai apa yang akan diteliti dalam penelitian ini. Adapun mengenai hal-hal yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan survey awal sehingga peneliti dapat menganalisis kondisi tempat yang akan diteliti.

b. Meminta izin kepada pihak yang berwenang dan orang-orang yang dijadikan obyek penelitian.

c. Melakukan penelitian untuk mencari data yang terkait dengan permasalah yang diteliti. Dalam hal ini akan dilakukan observasi dan wawancara dengan Siswa Kelas VII di MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

(46)

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VII MTs NW Mercapada Kecamatan Narmada, Jl.Soeharto No 01 Merca, Kelurahan Selat.

4. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data

Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. dalam penelitian kualitatif lebih sumber data lebih bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai subyek).Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.Sumber data dalam penelitian ini ialah, Kepala Sekolah,Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab dan lima orang siswa yang mengalami kecemasan di kelas VII MTs NW Mercapada NarmadaTahun Ajaran 2019/2020.

b. Jenis data

Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data primer dan data skunder:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri. Ini adalah data yang belum pernah dikumpulkan sebelumnya, baik dengan cara tertentu atau pada periode waktu tertentu. Adapun yang terlibat dalam proses pengambilan data ini adalah Kepala Sekolah,Guru Bk, Wali Kelas, Guru Matematika, Guru Bahasa Arab dan lima orang siswa yang mengalami kecemasan

(47)

di kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020.

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang lain, bukan peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari penelitian lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi seperti BPS dan lain-lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kelengkapan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian maka yang dijadikan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a) Teknik Observasi (pengamatan)

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.38 Teknik ini dilakukan untuk mengetahui mengenai kecemasan berbicara di depan umum di kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020. Peneliti dalam melakukan observasi mengunakan observasi tidak terstruktur yang menggunakan suatu pengamatan tanpa pedoman observasi dan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.39Serta dalam penelitiannya peneliti menggunakan penelitian

38P.Joko Subagyo, “Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek”, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997), hal. 63

39 V Wiratna Sujarweni, “Metodologi Penelitian Lengkap Praktis, Dan Mudah Dipahami”, (.Yogyakarta: PustakaBaruPress, 2014), hal.33

(48)

non partisipan, maka dalam observasi non partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.

b) Teknik Wawancara (interview)

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.40

Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui dengan mengenalkan diri, menjelaskan maksud kedatangan, menjelaskan materi wawancara dan terakhir mengajukan pertannyaan. Jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (in-depth interview), dimana peneliti terlibat langsung secara mendalam dengan kehidupan subjek yang diteliti dan tanya jawab yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman yang disiapkan sebelumnya dan dilakukan berkali-kali.41Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara dengan guru dan siswa siswi yang ada di MTs NW Mercapada. Tujuan dari wawancara ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai Strategi Mengurangi Kecemasan Dalam Public Speaking Dengan Motivasi Dan Zikir Pada Siswa Kelas VII MTs NW Mercapada Narmada Tahun Ajaran 2019/2020, teknik ini merupakan tindak lanjut dari

40Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi,(Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 186

41V Wiratna Sujarweni, “Metodologi Penelitian Lengkap Praktis, Dan Mudah Dipahami”, (.Yogyakarta: PustakaBaruPress, 2014hal. 32

(49)

proses observasi sehingga data yang diproleh dapat dipertanggung jawabkan.

c) Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.42Adapun data dari dokumentasi akan didapatkan dari MTs NW Mercapada Kecamatan Narmada seperti Berikut:

1. Data sejarah berdiri MTs NW Mercapada Narmada.

2. Data Visi dan Misi MTs NW Mercapada Narmada.

3. Letak geografis MTs NW Mercapada Narmada.

4. Keadaan siswa MTs NW Mercapada Narmada.

5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs NW Mercapada Narmada.

6. Data sarana dan prasarana MTs NW Mercapada Narmada.

7. Data struktur Organisasi MTs NW Mercapada Narmada.

8. Data jumlah siswa yang mengalami kecemasan.

9. Data strategi guru ketika mengurangi kecemasan public speaking dengan motivasi dan zikir kepada siswa.

10. Data orang tua yang mengalami kecemasan.

42Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2009), cet. IX, hal. 329

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB ANTARA SISWA ASRAMA DAN NON ASRAMA DI KELAS VIII MTs AL-MAJIDIYAH NW MAJIDI OLEH : JAMIATUN IHSANIAH NIM ABSTRAK Penelitian ini

Edi Kurniawan 151065064 ABSTRAK: Memaksimalkan Penerapan metode PBL merupakan salah satu alternatif dalam peningkatan ketuntasan belajar siswa Kelas XB pada pokok bahasan

Sedangkan inkuiri sains esensinya adalah melibatkan siswa pada kasus yang nyata di dalam penyelidikan dengan cara mengkonflontasi dengan area yang diselidiki, dengan cara membantu

Penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat melatih keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sedangkan dengan metode daring siswa dapat megakses materi dimana pun dan kapan

Dari hasil wawancara dengan guru agama Islam kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat, yang menjadi problem dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu karena kurangnya interaksi antara guru

Penelitian yang dilakukan oleh Arif Wahyu Isnaini, dengan judul, “Studi Potensi Ekonomi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tulungagung”.11 Pada penelitian

16 tahun 2007 mengenai standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, kompetensi yang terkait dengan pengunaan berbagai macam model atau pendekatan dalam mengajar adalah kompetensi

Dari hasil wawancara dengan Bapak kepala sekolah, staf guru, wali siswa, dan siswa itu sendiri peneliti dapat menyimpulkan bahwa, pelaksanaan pendidikan keberlanjutan maupun langkah