• Tidak ada hasil yang ditemukan

FIRMAN SUDA - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "FIRMAN SUDA - etheses UIN Mataram"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN MELALUI PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

DI SMA DARUL HIKMAH MATARAM

TESIS

Oleh:

FIRMAN SUDAISY NIM.200403016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(2)

iii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN MELALUI PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

DI SMA DARUL HIKMAH MATARAM

Pembimbing:

Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd Dr. H. Fathul Maujud, MA

Oleh :

FIRMAN SUDAISY NIM. 200403016

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Master Pendidikan (M.Pd)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

(3)

iv

(4)

v

(5)

vii

(6)

viii

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BERKELANJUTAN MELALUI PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP)

DI SMA DARUL HIKMAH MATARAM

Oleh : FIRMAN SUDAISY

NIM 200403016 ABSTRAK

Tesis ini membahas tentang Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar di SMA Darul Hikmah Mataram. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram, 2) Menganalisis Langkah Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram, 3) Menganalisis Implikasi Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain penelitian kualitatif. Instrument penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah jenis deskriptif dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Pendidikan Berkelanjutan untuk mengembangkan pendidikan berkelanjutan di Indonesia secara merata. Adapun Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar di SMA Darul Hikmah Mataram dibagi menjadi empat yaitu: 1) Komunikasi Kebijakan, 2) Sumber Daya, 3) Disposisi, 4) Struktur Birokrasi. Adapula Langkah Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar di SMA Darul Hikmah Mataram adalah: 1) Pengusulan, 2) Penetapan Penerima, 3) Penyaluran, 4) Pengambilan. Dan Implikasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram sebagai berikut: 1) Membantu Peserta Didik Dalam Bersekolah, 2) Membantu Mengurangi Beban Orang Tua Peserta Didik,3) Mencegah Peserta Didik Putus Sekolah, 4) Menarik Peserta Didik yang Putus Sekolah atau tidak Melanjutkan agar Kembali sekolah, 5) Meringankan Biaya Personal Pendidikan.

Kata Kunci: Pendidikan, Program Indonesia Pintar (PIP)

(7)

ix

(8)

x

(9)

xi MOTO

ْيَلَعَف َهَر ِخلآا َداَرَأ ْنَمَو ،ِمْلِعلْاِب ِهْيَلَعَف اَيْنُّدلا َداَرَأ ْنَم

، ِمْلِعْلاِب ِه

ِمْلِعلِاب ِهْيَلَعَف اَمُهَداَرَأ ْنَمَو

"Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu. Dan

barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu."

~HR. Ahmad~

(10)

xii PERSEMBAHAN

Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan juga kesempatan dalam menyelesaikan tugas tesis saya dengan segala kekurangannya. Segala syukur kuucapkan kemadaMu Ya Rabb, karena sudah menghadirkan orang-orang yang berarti disekeliling saya. Yang selalu memberi semangat dan doa, sehingga tesis saya ini diselesaikan dengan baik.

Untuk karya yang sederhana ini, maka saya persembahkan untuk:

1. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta yaitu ibu Zainiah dan Bapak Makmun Muliadi, yang telah merawat, mendidik, mendukung, dan tak henti-hentinya mendoakan saya selama ini.

2. Sahabat dan seluruh teman di kampus tercinta, tanpa kalian mungkin masa-masa kuliah saya akan menjadi biasa-biasa saja.

Terimakasih untuk memori yang kita rajut setiap harinya, atas tawa yang setiap hari kita miliki, dan atas solidaritas yang luar biasa sehingga masa kuliah ini menjadi lebih berarti. Semoga saat-saat indah itu akan selalu menjadi kenangan yang paling indah

(11)

xiii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Master Pendidikan.

Penyusunan Tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. S. Ali Jadid Al Idrus, M.Pd selaku pembimbing I dan Bapak Dr. H. Fathul Maujud, MA selaku pembimbing II yang dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan dalam penulisan tesis ini;

2. Bapak Dr. Muhammad Thohri, S.S., M.Pd selaku ketua Program Studi MPI Program Magister Pascasarjana UIN Mataram;

3. Prof. Dr. Fahrurrozi, M.A. selaku Direktur Pascasarjana UIN Mataram;

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis unruk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, maka besar harapan penulis atas kritik dan saran dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Mataram, 2022 Penulis,

Firman Sudaisy NIM.200403016

(12)

xiv DAFTAR ISI

KOVER LUAR ... i

LEMBAR LOGO ... ii

KOVER DALAM ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN PENGUJI ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME ... vii

ABSTRAK ... viii

MOTO... xi

PERSEMBAHAN ... xii

KATA PENGANTAR ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK ... 10

A. Pendidikan ... 10

1. Pengertian Pendidikan ... 10

2. Sistem Pendidikan ... 11

3. Fungsi Pendidikan ... 11

4. Pendidikan Keberlanjutan ... 12

B. Program Indonesia Pintar ... 13

1. Pengertian Program Indonesia Pintar ... 13

2. Sasaran Program Indonesia Pintar ... 13

3. Pemanfaatan Program Indonesia Pintar ... 14

4. Mekanisme pelaksanaan Program Indonesia Pintar ... 15

5. Tujuan Program Indonesia Pintar ... 17

(13)

xv

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 18

B. Kehadiran Peneliti ... 18

C. Lokasi Penelitian ... 19

D. Data dan Sumber Data ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data ... 21

F. Teknik Analisis Data ... 24

G. Keabsahan Data ... 25

H. Sistematika Pembahasan... 27

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 29

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 29

B. Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar(PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram ... 38

C. Langkah Implememntasi Pendidikan Keberlanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram ... 50

D. Implikasi Implememntasi Pendidikan Keberlanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram ... 55

BAB V PEMBAHASAN ... 64

A. Implementasi Pendidikan Berkelanjutan di SMA Darul Hikmah Mataram ... 64

B. Langkah Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram ... 69

C. Implikasi Implememntasi Pendidikan Keberlanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram ... 74

BAB VI PENUTUP ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 84

CURRICULUM VITAE ... 94

(14)

xvi DAFTAR TABEL

Table 4.1 Profil Sekolah ... 29

Table 4.2 Keadaan Siswa... 32

Table 4.3 Data Guru ... 33

Table 4.4 Sarana dan Prasarana ... 34

Tabel 4.5 Data Penerima PIP ... 52

Table 4.6 Data Penyaluran PIP ... 53

(15)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Penelitian Lapangan Lampiran 2 Pedoman Wawancara

Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 5 Kartu Konsultasi

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk membangun dan meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM), yang mampu menciptakan manusia produktif. Pembangunan pendidikan sangat penting karena mampu memberi kontribusi yang signifikan dalam upaya mencapai kemajuan bangsa. Oleh karena itu pendidikan sangat penting bagi manusia dan tidak boleh diabaikan dalam menghadapi dunia yang penuh persaingan. Hal ini mengacu pada pemikiran Santoso, Sarjono dan Wafroturrohmah pendidikan merupakan factor penting dalam pendidikan yang mampu memberikan jalan bagi pembangunan sumber daya insane yang berkualitas sehingga mampu merubah secara cepat1.

Pendidikan adalah suatu bentuk interaksi manusia2. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam pendidikan menuntut terwujudnya manusia Indonesia yang berkualitas, cerdas, beriman, beriptek dan berakhlakul karimah sebagai tujuan dari pendidikan, maka perlu pengamatan dari segi aktualisasinya bahwa pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan dari sebuah proses pendidikan.

Berdasarkan UU Sisdiknas diharapkan pendidikan menjadi landasan yang kuat untuk meraih kemajuan pendidikan di masa depan. Dengan demikian, pendidikan sangat diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan dan kesempurnaan dalam perkembangan

1 Yusup, W. B., Ismanto, B., & Wasitohadi, W. Evaluasi Program Indonesia Pintar dalam Peningkatan Akses Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Kelola:

Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(1), (2019), 44–53.

2 Ramli, M. Hakikat Pendidikan dan Peserta Didik. Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 5(1), (2015), 61–85.

(17)

2

pendidikan tersebut. Faktor yang kurang mendukung pendidikan salah satunya adalah masalah kemiskinan yang menjauhkan masyarakat dalam menjangkau pendidikan3. Kemiskinan dan pendidikan adalah dua aspek yang memiliki kaitan sangat erat apabila digabungkan dengan kesejahteraan yang ada di masyarakat. Kemiskinan menyebabkan terbatasnya masyarakat untuk mengakses pendidikan, sedangkan pendidikan bertujuan untuk membantu masyarakat keluar dari jeratan kemiskinan yang mereka hadapi. Kemiskinan inilah yang menjadi salah satu penyebab pemerataan pendidikan kurang terlaksana dan sebagai salah satu masalah pendidikan di Indonesia.

Pada hakikatnya PIP merupakan suatu penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Permendikbud No 12 tahun 2015 menjelaskan bahwa Program Indonesia Pintar adalah pemberian bantuan secara tunai yang diberikan kepada anak usia sekolah dari keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), atau yang memenuhi criteria sebagaimana yang ditetapkan sebelumnya yang ditandai dengan pemeberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada anak usia 6-12 tahun yang bersekolah maupun tidak bersekolah, atau yang berasal dari keluarga penerima KKS atau yang memenuhi criteria yang telah ditetapkan4.

Pemerintah mampu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk melanjutkan Pendidikan Menengah (SMA/Sederajat). Instruksi Presiden No 7 tahun 2014 yaitu mengamantkan tentang Program Indonesia Pintar (PIP) kepada Kemenetrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiapkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan menyalurkan dan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada siswa-siswi yang orang tuanya kurang mampu membiayai Pendidikannya5.

3 Rohaeni, N. E., & Saryono, O. Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) Melalui Kartu Indonesia Pintar ( KIP ) dalam Upaya Pemerataan Pendidikan. Journal of Education Management and Administration Review, 2(1), (2018), 1–12.

4 Yusup, W. B. Ismanto, B & Wasitohadi, W. Evaluasi Program Indonesia Pintar dalam Peningkatan Akses Pendidikan di Sekolah Menengah Pertama. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, (2019). 6(1), 44–53.

5 Agusman, Y. Jurnal Administrasi Publik Implementasi Program Indonesia Pintar. Public Inspiration : Jurnal Administrasi, 4 (2) (2019), 105–113.

(18)

3

Upaya pemerintah memeberikan kesempatan kepada masyarakat agar bisa mendapatkan layanan Pendidikan melalui Program Indonesia Pintar (PIP). Program tersebut diharapkan bisa membangun generasi yang unggul dan generasi muda agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan Program Pemrintah yang diterpakan untuk mengatasi masalah yang terjadi karena masih banyak ditemukan kasus siswa-siswi yang masih usia Sekolah namun sudah putus sekolah karena kesuitan biaya.

Kartu Indonesia Pintar sangat dibutuhkan oleh siswa-siswi yang berasal dari keluarga kurang mampu/miskin, karena siswa-siswi yang berasal dari keluarga miskin sangat rentan akan terjadinya masalah putus sekolah. Hal ini disebabkan karena keadaan perekonomian keluarga siswa-siswi yang kurang mendudukung. Sehingga siswa- siswi tersebut memutuskan untuk berhenti sekolah dan memilih bekerja.

Tujuan utama dari Program ini untuk membantu siswa-siswi yang kurang mampu agar bisa memeperoleh pendidikan yang layak, mencegah anak putus sekolah, serta memenuhi kebutuhan sekolah mereka. Dengan ditetapkannya tujuan tersebut diharapkan dapat meningkatkan Pendidikan di Indonesia dan pemerataan Pendidikan yang akan berpengaruh terhadap tingkat pembangunan di Indonesia6. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa manfaat dari Program Indonesia Pintar ini terus dapat dirasakan oleh pelajar yang ada di Indonesia dan pada tahun 2017 sasaran Program Indonesia Pintar akan terus diperluas ke setiap daerah, bukan hanya untuk siswa yang kurang mampu, tapi juga siswa-siswi yatim piatu, agar mereka mendapat pendidikan yang layak.

Dana bantuan ini merupakan bantuan tunai kepada seluruh anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementrian Agama (KEMENAG). Program Indonesia Pintar ini merupakan penyempurnaan Program Bantuan Siswa miskin (BSM),

6 Zahimu, H. Evaluasi Program Indonesia Pintar Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan. Kybernan: Jurnal Studi Kepemerintahan, 2(1), (2018). 37–46.

(19)

4

yang telah bergulir sejak tahun 2008, yang diaktualisasikan ke dalam dunia pendidikan agar siswa ditingkat pendidikan dasar dan menengah yang berasal dari keluarga kurang mampu. Sehingga bisa membantu siswa memenuhi kebutuhan sekolah selama duduk di bangku SMA dan bisa memberikan peluang atau kesempatan yang lebih besar kepada siswa miskin untuk terus bersekolah hingga menyelesaikan pendidikannya7. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji Peran Program Indonesia Pintar (PIP) dan bisa memetik pelajaran untuk memperbaiki Program ini. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai Pengembangan Pendidikan Berkelanjutan melalui Program Indonesia Pintar di SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram. Terkait dengan tujuan yang dilakukan untuk memberikan akses/jalan pendidikan pada anak usia 6-21 tahun agar dapat mengurangi angka putus sekolah melalui bantuan Program Indonesia Pintar yang diberikan oleh pemerintah. Diharapkan dengan Program Indonesia Pintar yang efektif, maka keberlanjutan Pendidikan peserta didik dapat terpenuhi dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi dengan bapak Ahmad Zaini pada tanggal 28 Agustus 20218 selaku kepala sekolah SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram mengatakan di sekolah SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram yang menerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebanyak 15 orang dari 47 siswa siswi yang berada di sekolah SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram, itupun dikatakan masih kurang, dan masih banyak siswa siswi yang belum mendapatkan PIP tersebut.

Keberlanjutan pendidikan merupakan suatu cara untuk melihat pendidikan seseorang bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi atau sebaliknya. Banyaknya anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah akan menyebabkan masalah baru, baik itu berkaitan dengan dunia pendidikan maupun permasalahan di luar pendidikan. Anak yang tidak meanjutkan sekolah adalah berhentinya siswa-siswi menempuh lemabaga pendidikan formal.

7Zamjani, I. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar Bagi Penerima Kartu Indonesia Pintar Reguler. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, 11(2), (2018), 64–82.

8 Wawancara Ahmad Zaini, S.HI, Kepala Sekolah SMA Darul Hikmah Mataram, 28 Agustus 2021

(20)

5

Ada banyak potensi yang mempengaruhi keberlanjutan pendidikan yaitu, bisa berupa hambatan dalam menempuh pendidikan, ekonomi keluarga, atau bahkan pemikiran-pemikiran masing-masing individu tentang sebrapa jauh pemahaman mereka dalam pendidikan.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Darul Hikmah Mataram merupakan salah satu Sekolah swasta kepercayaan masyarakat yang dipilih untuk melanjutkan pendidikan anak mereka. Sekolah ini memiliki peran yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas di Kota Mataram, yang dewasa ini dituntut tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta penguasaan keterampilan yang berguna bagi masyarakat, tetapi juga pengetahuan agama Islam secara mendalam karena sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darul Hikmah Mataram. Berdasarkan hasil wawancara awal dengan kepala sekolah SMA Darul Hikmah Mataram menyebutkan bahwa pelaksanaan Program Indonesia Pintar belum optimal, dikarenakan kendala teknis yang masih terjadi pada saat program dilaksanakan, seperti: 1) Pencairan yang terlalu lambat sehingga ada peserta didik yang sudah berhenti atau tamat sekolah. 2) Kurangnya pemahaman dari orang tua terkait Program Indonesia Pintar. 3) Proses pencairan dana Program Indonesia Pintar yang mengharuskan siswa dan orang tua untuk pergi langsung ke Lembaga penyalur (Bank), dan banyak siswa yang izin untuk melakukan proses pencairan tersebut, sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar peserta didik tersebut. Hal tersebut yang mendorong peneliti untuk mencari tahu sejauh mana Implementasi Pendidikan Keberlanjutan Melalui Program Indonesia Pintar di SMA Darul Hikmah Mataram.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram?

2. Bagaimana Langkah Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram?

(21)

6

3. Bagaimana Implikasi Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk Menganalisis Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

b. Untuk Menganalisis Langkah Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

c. Untuk Menganalisis Implikasi Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

2. Manfaat Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti sangat berharap bahwa hasil dari penelitian dapat membantu serta memberikan ilmu pengetahuan bagi semua orang dan khususnya bagi organisasi lembaga pendidikan agar mengetahui bagaimana kebijakan- kebijakan yang dapat sekiranya akan membantu peserta didik dalam bersekolah, mengurangi beban orang tua siswa dan kemajuan pada suatu lembaga pendidikan terutama siswa yang kurang mampu dalam melaksanakan pendidikan.

a. Manfaat Teoritis

Penulis sangat berharap dari hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi pembaca serta dapat di kembangkan oleh peneliti tentang hal-hal yang belum terungkap secara luas dan terperinci dalam penelitian ini.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan serta menambah wawasan mengenai Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

(22)

7

2) Dapat dijadikan sebagai rujukan oleh pihak-pihak terkait untuk memberikan interpensi dengan keberlajutan Pendidikan peserta didik.

3) Dapat memperkaya wacana ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan tentang Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Telaah pustaka merupakan kegiatan mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasi. Telaah pustaka diperlukan untuk mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegaskan agar suatu penelitian mempunyai dasar yang kokoh, dalam hal ini penulis menggunakan referensi yang ada kaitannya dengan judul tesis.

Untuk memberikan penguatan pada penelitian ini, perlu peneliti memberikan beberapa perbandingan dengan penelitian yang terlebih dahulu yang dianggap oleh peneliti memiliki relevansi terhadap topik yang akan peneliti angkat yaitu:

Lilis Novia Saraswati dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda belum berjalan maksimal sebagaimana mestinya hal ini terlihat dari beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan kebijakan PIP sehingga belum sesuai dengan pedoman yang terdapat dalam petunjuk pelaksanaan PIP, diantaranya data yang digunakan dalam penentuan siswa-siswi calon penerima KIP masih kurang akurat, waktu pencairan dan PIP yang terlambat, kegiatan sosialisasi yang masih kurang optimal dilakukan, lamamnya waktu verifikasi kepemilikan KIP, serta masih rendahnya kesadaran wali murid tentang peruntukkan bantuan PIP9. Jika kita lihat dari penelitian terdahulu dengan penelitian di SMA Darul Hikmah Mataram. Peneliti bisa menyimpulkan bahwa keberhasilan program tersebut berjalan dengan

9 Lilis Novia Saraswati, Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (e Journal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017) 6737-6750

(23)

8

lancar, akan tetapi cara mengaplikasikannya kurang baik atau kurang sempurna.

Illiya Arina Ariska dan Dewi Rostyaningsih penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) di SMP Negeri 3 Satu Atap Gebog Kudus dan menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi imlementasinya dengan menggunakan teori implementasi Van Meter dan Van Horn.

Masalah yang terdapat didalam pelaksanaan Program Indonesia Pintar yaitu: maksud dan tujuan, sosialisasi, mekanisme pendapatan dan verifikasi, penyaluran dana, komunikasi, sumber daya, karakteristik pelaksana dan lingkungan sosial. Rekomendasi yang diberikan didalam penelitian ini adalah instansi pelaksana harus lebih bertanggung jawab dalam mengkoordinir SMP dan bank penyalur, dapat memperhatikan SDM yang terlibat dalam Program Indonesia Pintar ini agar lebih memadai tidak hanya kuantitas akan tetapi juga kualitasnya. Para pelaksana harus bisa bersikap tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, untuk lingkungan social khususnya orang tua penerima Program Indonesia Pintar harus lebih memahami dan mematuhi ketentuan dan teknis Program Indonesia Pintar10. Jika dilihat dari penelitian di atas, peneliti melihat perbedaan yang tercantum disini adalah cara atau mekanisme pengusulan, pengambilan dana, dan cara penyerahan dana dan teknis atau ketentuan Program Indonesia Pintar (PIP) tersebut.

Irsyad Zamjani hasil penelitian ini bertujuan untuk melihat Pelaksanaan Program Indonesia Pintar Bagi Penerima Kartu Indonesia Pintar Reguler: Studi Di Empat Daerah Kunjungan Kerja Presiden Tahun 2017 dan mencari tahu letak permasalahan yang didapatkan dengan cara menitik beratkan pada tiga aspek yaitu ketepatan sasaran, pencairan, dan pemanfaatan. Dari hasil yang didaptkan, peneliti menemukan beberapa penerima yang tidak memenuhi syarat: literasi administrasi orang tua menjadi salah satu penyebab lambatnya pencairan dana, dan penggunaan dana secara

10 Illiya Arina Riska, Dra. Dewi rostyaningsih, M. S. Implementasi Program Indonesia Pintar Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Journal of Chemical Information and Modeling, (2019). 1–23.

(24)

9

umum sudah sesuai aturan meskipun beberapa kasus berlawanan11. Jika peneliti lihat dari tiga aspek diatas, penelitian yang didapatkan di SMA Darul Hikmah Mataram berjalan dengan lancar. Akan tetapi peneliti ingin melihat atau mengembangkan system pemantauan berdasarkan tanggung jawab orang tua peserta didik yang mendapatkan Program Indonesia Pintar tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa persamaan terhadap penelitian ini diantaranya sama sama membahas mengenai program bantuan pendidikan gratis untuk siswa yang terekomendasi. Adapun perbedaannya bahwa penelitian ini lebih fokus pada Implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) bagi siswa SMA Darul Hikmah Mataram. Adanya persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan hasil penelitian sebelumya akan mempengaruhi pada hasil penelitian yang diperolehnya.

11 Zamjani, I. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar Bagi Penerima Kartu Indonesia Pintar Reguler. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, (2018). 11(2), 64–82.

(25)

10 BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan didefinisikan secara berbeda. Hal ini terjadi karena istilah pendidikan adalah konsep yang sangat terbuka sehingga tidak mungkin mengedepankan pengertian tunggal.

Adanya banyak ahli yang memberikan definisi tentang pengertian pendidikan. Menurut Jhon Dewey, pendidikan didefinisikan sebagai suatu proses pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan anak muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup12. Sedangkan menurut Horne pendidikan diartikan sebagai proses yang terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.

Pendidikan adalah sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaaan yang diemban sebagai seorang hamba, dihadapan Khaliqnya dan sebagai

“pemelihara” (khalifah) pada semesta. Dari definisi ini, jelas bahwa fungsi pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah masyarakat.

Fungsi pendidikan merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan pemeliharaan pendidikan pada tingkat sosial yang berbeda. Pada tingkat individual pendidikan membantu siswa belajar cara belajar dan membantu guru cara mengajar.

12 Baharuddin. “Sosiologi Pendidikan”(Sayang Sayang Cakra Negara Mataram 2016), 45.

(26)

11

Orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran untuk belajar sepanjang hayat (life long learning), selalu merasa ketinggalan informasi, ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga terus terdorong untuk maju dan terus belajar13.

2. Sistem Pendidikan

Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan system adalah jumlah keseluruhan dari bagian-bagiannya yang saling bekerja sama untuk mencapai hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Setiap sistem pasti mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian- bagiannya diarahkan dari tercapainya tujuan tersebut. Karena itu, proses pendidikan merupakan sebuah sistem yang disebut sebagai system pendidikan14.

3. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan dalam arti mikro (sempit) ialah membantu (secara) sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik.

Fungsi pendidikan secara makro (luas) ialah15 : a. Pengembangan pribadi

b. Pengembangan warga Negara c. Pengembangan kebudayaan d. Pengembangan bangsa.

Pada prinsipnya mendidik ialah memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik. Di dalam pengertian member tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa anak (pihak yang diberi tuntunan) memiliki daya-daya (potensi) untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-angsur tumbuh dan berkembang dari dalam anak. Untuk menjamin berkembangnya potensi-potensi agar menjadi lancer dan terarah, diperlukan pertolongan, tuntunan dari luar. Jika unsure peertolongan tidak ada, maka potensi tersebut tetap tinggal potensi belaka yang tak sempat diaktualisasikan.

13 Nurkholis. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi, Tarbiyah STAIN Purwokerto. Jurnal Kependidikan, 1(1), (2013), 24–44.

14 Hasbullah “Dasar Dasar Ilmu Pendidikan” (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 123.

15 H. Fuad Ihsan “Dasar-Dasar Kependidikan” (Jakarta: Rineka Cipta 2013), 11.

(27)

12 4. Pendidikan Keberlanjutan

Continuing Education atau pendidikan berkelanjutan merupakan suatu istilah yang diperuntukkan bagi pendidikan lanjutan yang ditempuh oleh orang dewasa. Biasanya istilah ini dimaksudkan untuk untuk para peserta didik yang ingin melanjutkan pendidikannya setelah lulus dari tahapan pendidikan sebelumnya karena inisiatifnya sendiri, kebutuhan ditempat pekerjaannya atau inisiatif dari institusi. Oleh karena itu, pendidikan berkelanjutan dapat berupa program sertifikat maupun bergelar (degree) dan dapat dilaksanakan secara tatap muka maupun jarak jauh16.

Keberlanjutan pendidikan merupakan suatu cara untuk melihat pendidikan seseorang bisa lanjut ke jenjang yang lebih tinggi atau sebaliknya. Banyaknya anak yang tidak bisa melanjutkan sekolah akan menyebabkan masalah baru, baik itu berkaitan dengan dunia pendidikan maupun permasalahan di luar pendidikan. Anak yang tidak meanjutkan sekolah adalah berhentinya siswa-siswi menempuh lemabaga pendidikan formal.

Ada banyak potensi yang mempengaruhi keberlanjutan pendidikan yaitu, bisa berupa hambatan dalam menempuh pendidikan, ekonomi keluarga, atau bahkan pemikiran-pemikiran masing-masing individu tentang sebrapa jauh pemahaman mereka dalam pendidikan17.

Pendidikan berkelanjutan dapat berguna untuk memperbaiki dan mengembangkan kompetensi seseorang. Pendidikan berkelanjutan dirancang untuk mengembangkan kemampuan agar dapat belajar secara berkelanjutan. Selain itu peserta didik harus memperoleh suatu informasi tentang kemajuan dan perkembangan baru dalam standar, prosedur, dan teknik-teknik baru dalam pendidikan.

Jika di lihat dari hasil pengertian diatas pendidikan keberlanjutan dapat berguna untuk memperbaiki dan

16 Soleiman Nuraini, M. Pendidikan Berkelanjutan dan Peran Universitas Terbuka. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol 11, No.1 (2010), 44-50.

17 Ny. Kartini, Pendidikan Berkelanjutan (Continuing Education) Dalam Bidang Vokasi. APTEKINDO.1907-2066. 165-172

(28)

13

mengembangkan kompetensi siswa-siswi sekolah SMA Darul Hikmah Mataram untuk mengembangkan kemampuan siswa-siswi agar dapat belajar secara berkelanjutan atau bisa melanjutkan ke jenjang ke yang lebih tinggi.

B. Program Indonesia Pintar

1. Pengertian Program Indonesia Pintar

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar Pasal1, Program Indonesia Pintar, untuk selanjutnya disebut PIP, adalah bantuan berupa uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang tuanya kurang mampu membiayai pendidikannya18.

Program Indonesia Pintar adalah pemberian bantuan tunai dari pemerintah kepada anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu yang ditandai dengan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP) sebagai kelanjutan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Kartu Indonesia Pintar diberikan kepada anak usia sekolah dari keluarga yang memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dengan tujuan menjamin seluruh anak usia sekolah dapat menempuh pendidikan dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas atau kejuruan.

Sesuai dengan Intruksi Presiden Nomor 7 tahun 2014 yang mengamanatkan pelaksanaan Program Indonesia Pintar (PIP) sebagai penyempurnaan dari program sebelumnya yaitu Bnatuan Siswa Miskin. Program Indonesia Pintar bertujuan untuk meningkatkan akses bagi anak usia 6 sampai 21 tahun untuk mendapatkan pendidikan sampai tamat pendidikan menengah dan mencegah atau menarik peserta didik putus sekolah19.

2. Sasaran Program Indonesia Pintar

Penerima Program Indonesia Pintar diprioritaskan kepada anak yang berusia 6 sampai 21 tahun. Persyaratan penerima program Indonesia Pintar (PIP) pada pendidikan formal adalah

18 Lilis Novia Saraswati, Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) (e Journal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 4, 2017) 6737-6750

19Agusman, Y. Jurnal Administrasi Publik Implementasi Program Indonesia Pintar. Public Inspiration: Jurnal Administrasi, 4(2), (2019), 105–113.

(29)

14

peserta didik yang terdaftar dalam Dapodik sekolah dan diusulkan oleh sekolah melalui dinas pendidikan kabupaten atau kota ke direktorat teknis Kemendikbud20.

3. Pemanfaatan program Indonesia Pintar

Pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa indonesia menyebutkan bahwa pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang artinya guna, faedah. Kemudian mendapatkan imbuan pe-an yang mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri.

Dengan demikian pemanfaatan berdasarkan pengertian masing- masing adalah guna, proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu dalam hal ini pemanfaatan terhadap efektivitas penggunaan alokasi dana Bantuan Siswa Miskin (BSM) atau Program Indonesia Pintar (PIP) terhadap kegiatan pembiayaan dalam proses pembelajaran selama menempuh pendidikan. Pemanfaatan dana Program Indonesia Pintar (PIP) berdasarkan petunjuk teknis Program Indonesia Pintar tahun 2015 antara lain21:

a. Pembelian buku dan alat tulis sekolah,

b. Pembelian pakaian dan perlengkapan sekolah (sepatu, tas, dll)

c. Transportasi siswa ke sekolah, d. Uang saku siswa ke sekolah,

e. Biaya kursus atau les yang tidak diselenggarakan oleh sekolah.

Penerima BSM/PIP tidak diperkenankan menggunakan dana tersebut untuk tujuan yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan, antara lain: judi, narkoba, miras dan tindakan negative lainnya. Setelah menerima dana PIP peserta didik mempunyai kewajiaban menggunakan dana program Kartu Indonesia Pintar sesuai dengan ketentuan pemanfaatan dana, terus bersekolah dengan rajin dan tekun, disiplin melaksanakan tugas-tugas sekolah,

20 Permendikbud No. 12 Tahun 2015 Tentang Program Indonesia Pintar

21 Permendikbud No. 12 Tahun 2015 Tentang Program Indonesia Pintar

(30)

15

dan berkepribadian terpuji dna tidak melakukan perbuatan tercela22.

4. Mekanisme Pelaksanaan Program Indonesia Pintar

Pelaksanaan Program Indonesia Pintar melibatkan instansi- instansi terkait antara lain mencakup sekolah, dinas kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, direktorat teknis, dan lembaga penyalur sebagai berikut:

a. Mekanisme Pengusulan

Pengusulan calon penerima PIP menurut petunjuk teknis Kemendikbud yaitu siswa dari keluarga pemilik KPS/KKS/KIP untuk sekolah formal mengentri (updating) data siswa calon penerima PIP 2015 kedalam aplikasi Dapodik secara benar dan lengkap. Data berfungsi sebagai data usulan siswa calon penerima dari sekolah ke dinas pendidikan kabupaten/kota dan direktorat teknis. Dinas pendidikan kabupaten/kota meneruskan usulan calon penerima dari sekolah yang disetujui sebagai usulan direktorat teknis.

Setelah sekolah menyeleksi sesuai prioritas kemudian mengusulkan sebagai penerima PIP 2015 melalui aplikasi Verifikasi Indonesia Pintar (VIP) yang tersedia di laman dinas pendidikan kabupaten/kota. Selanjutnya Dinas pendidikan kabupaten/kota menyetujui dan selanjutnya meneruskan ke direktorat teknis usulan calon penerima BSM/PIP 2015.

Siswa juga dapat diusulkan oleh pemangku kepentingan ke direktorat teknis sesuai dengan prioritas sasaran dan persyaratan yang ditetapkan, untuk selanjutnya dilakukan verifikasi data usulan terhadap data pokok pendidikan (Dapodik).

b. Mekanisme Penetapan Penerima

Penetapan penerima Program Indonesia Pintar ditetapkan melalui beberapa tahap diantaranya:

1) Direktorat teknis menerima usulan calon siswa penerima PIP dari dinas pendidikan kabupaten/kota,

22Zamjani, I. Pelaksanaan Program Indonesia Pintar Bagi Penerima Kartu Indonesia Pintar Reguler. Jurnal Penelitian Kebijakan Pendidikan, 11(2), (2018), 64–82.

(31)

16

2) Direktorat teknis menetapkan siswa penerima PIP dalam bentuk surat keputusan (SK) direktur teknis, sedangkan untuk usulan SMK yang berada dibawah binaan provinsi, pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.

c. Mekanisme Penyaluran

Penyaluran dana BSM/PIP 2015 dilakukan oleh lembaga penyalur berdasarkan daftar penerima BSM/PIP dari Direktorat teknis yang tercantum dalam SK melalui tabunganku dan virtual account. Direktorat teknis mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) dan surat membayar (SPM) ke KPPN untuk diterbitkan surat perintah pencairan dana (SP2D) berdasarkan SK direktur. Setelah itu KPPN menyalurkan dana sesuai SP2D ke rekening penyalur atas nama direktorat teknis di lembaga penyalur. Direktorat teknis menyampaikan surat perintah pemindah bukuan (SP2D) kepada lembaga penyalur langsung ke rekening penyalur langsung ke rekening siswa penerima. Direktorat teknis menginformasikan daftar siswa penerima kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dengan melampirkan SK penerima.

Penerima PIP dapat mencairkan dana BSM/PIP di lembaga penyalur.

d. Mekanisme Pengambilan Dana

Pencairan Dana PIP dilakukan oleh penerima membawa dokumen Surat keterangan kepala Sekolah, foto copy lembar rapor yang berisi biodata lengkap, dan KTP peserta didik. Bagi penerima yang belum memiliki KTP pegambilan Dana harus didampingi orang tua dengan menunjukkan KTP orang tua.

Penerima menandatangani bukti penerimaan dana yang telah disediakan oleh lembaga penyalur. Bagi penerima yang menggunakan virtual account dan berada di daerah terpencil dapat melakukan pengambilan secara kolektif dengan dikuasakan kepada kepala sekolah atau bendahara.

(32)

17 5. Tujuan Program Indonesia Pintar (PIP)

a. Membantu Peserta Didik Dalam Bersekolah b. Membantu Mengurangi Beban Orang Tua Siswa

c. Meningkatkan Akses Bagi Anak Usia 6 Sampai 21 Tahun untuk Mendapatkan Layanan Pendidikan Sampai Selesai.

d. Mencegah Peserta Didik dari Kemungkinan Putus Sekolah (Drop Out) atau tidak Melanjutkan Pendidikan Akibat Kesulitan Ekonomi.

e. Menarik Anak Usia Sekolah yang tidak Bersekolah atau Peserta Didik Putus Sekolah (Drop Out) atau tidak Melanjutkan agar Kembali Mendapatkan Layanan Pendidikan di Sekolah.

f. Meringankan Biaya Personal Pendidikan.

(33)

18 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Peneliti ingin mengungkapkan fenomena tentang Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram, dalam hal ini paradigma yang tepat untuk mendeskripsikan dan menganalisa hal tersebut adalah dengan pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian kualitatif, proses penelitian berbentuk siklus, dimana pengumpulan dan analisis data berlangsung secara simultan, yaitu lebih mementingkan kedalaman dari pada keluasan cakupan penelitian. Observasi dan wawancara mendalam bersifat sangat utama dalam proses pengumpulan data, serta peneliti itu sendiri merupakan instrument utama. Seperti yang ditegaskan oleh Moleong23 bahwa salah satu cirri utama penelitian kualitatif adalah orang sebagai alat yang mengumpulkan data. Hal itu dilakukan dalam pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen, foto, dan sebagainya. Seluruh metode itu pada dasarnya menyangkut hubungan peneliti dengan orang atau subjek penelitian.

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Penelitian jenis deskriftif merupakan metode yang meneliti suatu kelompok tertentu, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran dan suatu peristiwa pada masa sekarang.24

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif menurut Sugiono25 sebagai human instrument, berfungsi menetapkan pocus penelitian, memilih informan sebagai narasumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Oleh karena itu dalam penelitian

23 Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakrya, 2000), 91.

24 Husein Umar, Desain Penelitian SDM dan Perilaku Kariyawan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013), 54.

25 Sugiono, Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2007), 222.

(34)

19

kualitatif “the research is the key instrument” peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian.

Berdasarkan pandangan di atas, keterlibatan peneliti menjadi sangat penting dengan melakukan observasi dan wawancara mendalam untuk memperoleh data, bahkan peneliti itu sendiri merupakan instrument kunci untuk memperoleh data tersebut. Dengan demikian kehadiran peneliti di lokasi penelitian merupakan suatu keharusan untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian, peneliti dapat menggali berbagai informasi yang terkait dengan Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram.

Dengan adanya interaksi antara peneliti dengan subjek penelitian, peneliti dapat melakukan observasi yang mendalam terhadap semua aktivitas yang dilakukan oleh subjek sehingga diperoleh pengalaman dan data-data yang dibutuhkan. Untuk itu kehadiran peneliti sangat dibutuhkan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Darul Hikmah Mataram. Sekolah tersebut sebagai salah satu lembaga pendidikan umum yang bernaung di bawah Yayasan Pondok Pesantren Darul Hikmah Mataram yang berperan untuk membentuk sumber daya pembangunan yang berada di bawah Kementrian Agama Mataram tengah berupaya melakukan berbagai program pendidikan agar tidak tertinggal dengan kemajuan perkembangan lembaga pendidikan yang berada di bawah KEMENAG.

Melihat pada realitas lainnya, sekolah ini menjadi sekolah pilihan untuk pelaksanaan Program Indonesia Pintar pada saat ini.

Dari keberhasilan dalam melaksanakan penyaluran bantuan Program Indonesia Pintar yang dilaksanakannya. Peneliti melihat bahwa keberhasilan yang diraih tersebut tidak terlepas dari peran Kepala Sekolah dan guru-guru/ staf-staf lainnya sebagai tenaga penyaluran bantuan PIP untuk meningkatkan daya tarik peserta didik dalam menjalankan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

(35)

20 D. Data dan Sumber Data

Menurut Ndraha26data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu fakta. Dan data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).27 Dalam penelitian ini data dapat dibagi menjadi dua yaitu data tertulis dan data yang tidak tertulis. Jenis data yang diperoleh dapat berupa kata- kata, perilaku dan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lainnya. Moleong28 menjelaskan bahwa “dalam penelitian kualitatif ungkapan-ungkapan, aktivitas-aktivitas, dan fenomena- fenomena yang muncul merupakan data utama, sedangkan data tambahannya dapat berupa dokumen-dokumen tertulis.

1. Sumber Data/Subyek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif sumber data dipilih secara purposive sampling, artinya bahwa teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu, seperti orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Sedangkan snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit lama-lama menjadi besar.

Dalam penelitian ini maka subyek yang akan diteliti yaitu29: a. Kepala sekolah SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram. Alasan

peneliti memilih kepala sekolah sebagai sumber data adalah karena kepala sekolah yang lebih mengetahuai mengenai Implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) dan Keberlanjutan Pendidikan Peserta Didik di SMA Darul Hikmah.

26 Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 20110 31

27 Tim Penulis Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Pedoman Penuisan Tesis dan Desertasi, (Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009).,8.

28 Moleong, Lexi, J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), 112

29 Wawancara Ahmad Zaini, S.HI, Kepala Sekolah SMA Darul Hikmah Mataram, 28 Agustus 2021

(36)

21

b. Dewan guru, alasan peneliti memilih dewan guru sebagai sumber data adalah karena dewan guru juga mengetahui akan kebijakan yang di lakukan oleh kepala sekolah serta melaksanakan kebijakan yang diarahkan kepala sekolah.

c. Wali Murid siswa, alasan peneliti memilih wali murid yaitu sebagai sumber penguat untuk kepala sekolah atau staf sekolah mengusulkan Program Indonesia Pintar.

d. Siswa, alasan utama peneliti mengambil siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa tersebut benar-benar kurang mampu, oleh karena itu peneliti ingin mencari data untuk mendapatakan usulan Program Indonesia Pintar tersebut.

2. Jenis Data

a. Data primer adalah data yang memberikan data yang memberikan data langsung dari tangan pertama. Di lapangan misalanya dalam penelitian ini maka data primernya adalah dari kepala sekolaha yang dimana dalam hal ini diperoleh dari deskriptif tentang peran serta kebijakan yang di lakukan oleh kepala sekolah dalam menjalankan Implementasi Pendidikan Keberlanjutan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Pagutan Mataram.

b. Data sekunder adalah sumber yang memiliki bahan yang diperoleh dari orang lain baik dalam bentuk turunan, salinan, atau bukan oleh tangan pertama. Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah berupa karya yang berfungsi sebagai sumber penunjang sumber primer seperti tesis, internet, buku.

Adapun tesis digunakan sebagai refrensi terhadap laporan yang diteliti, kemudian buku menjadi refrensi dalam landasan teori dan analisis data, sedangkan internet digunakan dalam mencari hal-hal yang kurang jelas dari kata-kata dalam menganalisis data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sejumalah teknik pengumpulan data. Menurut Sugiyono pengumpulan data dapat dilakukan dengan

(37)

22

berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara30. Cara peneliti dalam mengumpulkan data terkait dengan Implementasi Pendidikan Berkelanjutan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah adalah sebagai berikut:

1. Observasi non partisipatif

Jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan peneliti orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut, dimana peneliti hanya bertindak sebagai pengamat saja tanpa harus ikut terjun langsung ke lapanagan. Peneliti hanya mengamati saja tanpa terlibat langsung dengan kegiatan sehari- hari. Adapun yang diobservasi oleh peneliti sebagai berikut:

a. Sarana dan Prasarana, b. Sosialisasi PIP,

c. Kegiatan Pembinaan Peserta Didik Penerima PIP.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dimana ketika peneliti akan melakukan penelitian maka hal utama yang dilakukannya adalah peneliti menyiapakan terlebih dahulu instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang tentu alternatif jawaban telah disiapkan31. Oleh karena itu, hal-hal yang peneliti siapkan terkait alat-alat wawancara dalam hal ini adalah buku catatan untuk mencatat semua hasil percakapan atau sebagai tempat jawaban alternatif dalam penelitian ini, kemudian tape recorder yaitu sebagai alat perekam hasil wawancara peneliti dengan informan, tetapi sebelum peneliti memakai alat ini perlu terlebih dahulu peneliti meminta izin kepada informan apakah dibolehkan atau tidak.

Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data sebagai kelengkapan dari data yang telah didapat. Metode wawancara peneliti digunakan untuk menggali data terkait Implementasi Pendidikan Keberlanjutan melalui PIP di SMA Darul Hikmah Mataram. Adapun informannya anatara lain:

30 Sugiyono, MemahamiPenelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 62.

31 Sugiyono, MemahamiPenelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), 62.

(38)

23

a. Kepala sekolah: sebagai sumber data, karena kepala sekolah yang lebih mengetahuai mengenai Implementasi Program Indonesia Pintar (PIP) dan Keberlanjutan Pendidikan Peserta Didik di SMA Darul Hikmah.

b. Dewan guru: sebagai sumber data, karena dewan guru juga mengetahui akan kebijakan yang di lakukan oleh kepala sekolah serta melaksanakan kebijakan yang diarahkan kepala sekolah.

c. Wali Murid siswa: yaitu sebagai sumber penguat untuk kepala sekolah atau staf sekolah mengusulkan Program Indonesia Pintar.

d. Siswa, alasan utama peneliti mengambil siswa adalah untuk mengetahui apakah siswa tersebut benar-benar kurang mampu, oleh karena itu peneliti ingin mencari data untuk mendapatakan usulan Program Indonesia Pintar tersebut.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber manusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan rekaman. Lincoln dan Guba mengartikan rekaman seabagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa.32 Beberapa contoh rekaman adalah nilai siswa, kurikulum, satuam pembelajaran. Adapun dokumen digunakan mengacu pada setiap tulisan atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara khusus untuk tujan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, naskah, surat kabar, catatan kasus dan foto-foto.

Dengan dokumentasi, peneliti dapat mencatat berbagai informasi tentang Implementasi Pendidikan Keberlajutan melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram.

Adapun dokumentasi yang didapatkan oleh peneliti anatara lain:

a. Letak dan Alamat b. Visi-Misi

c. Struktur Organisasi

32 Syamsuddin, AR, MetodePenelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung):

Diterbitkan atas kerjasama Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan PT. Remaja Rosdakarya, 2011)108.

(39)

24 d. Fasilitas/Sarana dan Prasarana e. Data Penerima Siswa PIP

f. SK Pengusulan, Penetapan Penerima dan Pencairan Dana PIP F. Teknik Analisis Data

Untuk melakukan analisis data, penelitian ini mengguanakan teknik analisis data model interaktif seperti yang dikembangkan oleh Miles, Huberman dan Saldana sebagai berikut33:

1. Koleksi Data

Langkah pertama, memusatkan perhatian pada kegiatan obeservasi, kegiatan observasi tidak hanya dilakukan terhadap kenyataan-kenyataan yang terlihat, tetapi juga terhadap yang didengar dan dirasakan. Berbagai macam ungkapan atau pernyataan yang dilontarkan dalam percakapan sehari-hari juga termasuk bagian dari kenyataan yang bisa diobservasi. Semuanya juga bisa diapandang sebagai suatu hamparan kenyataan yang mungkin saja bisa diangkat sebagai “tabel hidup”. Hal itu dilakukan untuk tujuan deskripsi atau tujuan verifikasi terhadap penomena.

2. Reduksi Data (Reduction Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian pola yang telah direduksi akan memeberikan gamabaran yang lebih jelas, dan memepermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan. Reduksi dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memeberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

33 Saldana, Miles & Huberman, Qualitative Data Analysis, (America Sage Publications, 2014).

(40)

25 3. Display/Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan “the most frequentform of display data for qualitative research data in the past has bee narrative text34.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang telah terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selain dengan teks naratif, display data juga dapat dengan grafik, matrik, network (jaringan kerja) dan chart. Untuk mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang didisplaykan.

4. Kesimpulan atau Verivication

Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpilan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat atau yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan awal didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif mutlak dilakukan, hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan kebenanrannya dengan melakukan verifikasi terhadap data tersebut. Menurut Sugiyono35 pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi Creadibility, Dependability, Confirmability, dan Transferbility.

Dalam penelitian ini, ada empat kegiatan untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian ini, yaitu: Creadibility,

34 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabbeta, 2014). 91.

(41)

26

Dependability, Confirmability, dan Transferbility. Keempat kegiatan penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Creadibility

Uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif ini dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan triangulasi. Dalam perpanjangan pengamatan, peneliti embali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapat, semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapat, maka terjadi kewajaran dalam penelitian, dimana kehadiran peneliti tidak lagi mengganggu perilaku yang dipelajari.

Dalam meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sedangkan triangulasi dilakukan dengan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapattriangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

2. Dependability

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut reliabilitas.

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang dapat mengulang atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, seiring terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu diuji dependabilitynya.

Untuk itu, agar data yang diperoleh tetap valid dan terhindar dari kesalahan dalam memformulasikan hasil penelitian, maka kumpulkan interprestasi data yang dilakukan peneliti, agar temuan dapat dipertahankan dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

(42)

27

3. Confirmability

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektifitas penelitian. Penelitian dikatan obyektif apabila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersama. Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Confirmability dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan dependability, perbedaannya terletak pada orientasi penelitiannya. Confirmability dilakukan untuk menilai hasil penelitian, terutama berkaitan dengan deskripsi temuan penelitian dan diskusi hasil penelitian. Sedangkan depanbility dilakukan untuk menilai proses penelitian, mulai dari pengumpulan data sampai pada bentuk laporan yang terstruktur dengan baik.

4. Transferbility

Uji Transferbilitas merupakan suatu teknik untuk menguji validitas eksternal didalam penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel itu diambil.

Untuk menerapkan uji Tranferbilitas didalam penelitian ini nantinya peneliti akan memberikan uraian yang rinci, jelas, dan juga secara sistematis terhadap hasil penelitian. Yaitu diuraikannya hasil penelitian secara rinci, jelas, dan sistematis bertujuan supaya penelitian ini dapat diapahami oleh orang lain dan hasil penelitiannya dapat diterapkan kedalam populasi dimana sampel pada penelitian itu diambil.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam rangka mempermudah dipahami oleh pembaca, maka dalam memaparkan hasil penelitian diperlukan sebuah sistematika peulisan yang runtut. Penelitian tesis berikut ini dibagi menjadi enam bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang saling

(43)

28

berkaitan satu dengan yang lain. Berikut sistematika yang akan peneliti uraikan secara garis besar tentang apa yang termasuk dalam setiap bab, pertama pendahuluan, kedua kajian teoritis, ketiga metode penelitian, keempat gambaran umum lokasi penelitian, kelima analisis hasil penelitian, kelima penutup yaitu kesimpulan dan saran.

a. Bab pertama, merupakan bab Pendahuluan, didalamnya diuraikan beberapa hal pokok mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu serta definisi istilah.

b. Bab kedua, adalah bab Kajian Pustaka, diapapakarkan di dalamnya pokok bahasan yang menyangkut landasan teori yang terdiri dari dua sub bab: pada sub bab pertama adalah membahas tentang pendidikan. Dan sub bab kedua yaitu tentang Program Indonesia Pintar.

c. Bab ketiga, adalah bab Metode Penelitian yang membahas tentang pendekatan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan keabsahan data.

d. Bab keempat, adalah bab Paparan Data Dan Temuan Penelitian yang mana akan dibahas di dalamnya deskripsi objek penelitian, paparan data penelitian, dan temuan penelitian.

e. Bab kelima, merupakan bab Pembahasan di dalamnya dibahas tentang pemecahan rumusan masalah: Mengapa Implementasi Pengembangan Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram, Bagaimana Langkah Implementasi Pendidikan Berkelanjutan Melalui Program Indonesia Pintar (PIP) di SMA Darul Hikmah Mataram dan Kenapa Implementasi Pendidikan Keberlanjutan melalui Program Indonesia Pintar dilakukan di SMA Darul Hikmah Mataram.

f. Keenam, merupakan bab Penutup yang menjelaskan tentang kesimpulan penelitian dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Kedisiplinan siswa maksudnya yaitu siswa mematuhi aturan-aturan yang sudah ada baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas seperti KBM aman atau tidak rebut dan rapi sehingga

Tidak hanya di lingkungan sekolah saja mereka melaksanakan pendidikan karakter Namun di luar mereka juga melaksanakan dan ada pada diri siswa tersebut.14 Adapun hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bahwa media tersebut sudah biasa diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran sehingga hasil pembelajaran kurang maksimal dan kemampuan siswa dalam

Dari hasil wawancara dengan guru agama Islam kelas XI di SMA Negeri 1 Jonggat, yang menjadi problem dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu karena kurangnya interaksi antara guru

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

dfLAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PKM) Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PDGK 4209) S1 PGSD Universitas Terbuka DISUSUN OLEH : NAMA : .....................NIM : .....................SEMESTER: IV (EMPAT) UPBJJ : UT PANGKAL PINANG POKJAR : MUNTOK MASA REGISTRASI : 2015.1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH UNIVERSITAS TERBUKA PANGKAL PINANG TAHUN 2015 2 / 9 ii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PELAKSNAAN PRAKTEK PEMANTAPAN KEMAMPUAN MENGAJAR (PDGK 4209) Oleh ..................... telah diketahui dan disahkan oleh Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok sebagai salah satu tugas akhir semester IV (Empat). Tempat : Muntok Hari : Minggu Tanggal : Mei 2015 Pembimbing Mahasiswa Sarbudiono, S.Pd ..................... NIP. 19680528 199103 1 005 NIM. ..................... 3 / 9 iii KATA PENGANTAR Alhamdullilah, segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas berkat rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini dengan baik. Melalui mata kuliah ini, penulis berlatih untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari dalam kegiatan merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran, sehingga penulis dapat mengoreksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Penyusunan laporan tugas akhir semester IV ini tentu tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, diantaranya : 1.Bapak Drs. Syarif Fadillah, M.Si, selaku kepala UPBJJ UT Pangkal Pinang; 2.Bapak Hermansyah selaku pengelolah UT pangkal Pinang Pokjar Muntok; 3.Bapak Sarbudiono, S.Pd selaku Pembimbing Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Mengajar di UPBJJ UT Pangkal Pinang Pokjar Muntok; 4.Bapak Mulkan selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus; 5.Bapak Sarmin selaku Kepala sekolah Dasar Negeri 5 Simpang Teritip; 6.Bapak Jhoni Darma Putra, S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 6 Parittiga; 7.Bapak Parjana, S.Pd.SD selaku Supervisor 2 yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar; 8.Kedua orang tua dan teman Mahasiswa yang telah memberi bantuan baik moral, maupun materi dan juga semua pihak yang telah banyak membantu dalam pembuatan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan walaupun penulis telah bekerja dengan maksimal. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan, selanjutnya penulis berharap Laporan pelaksanaan praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar ini akan memberi manfaat bagi pembaca, dan semua pihak yang berkepentingan. Muntok, Mei 2015 Penulis, 4 / 9 iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1 A.Latar Belakang ...........................................................................1 B.Deskripsi Profil Mahasiswa .............................................................2 BAB II. PELAKSANAAN PKM.......................................................................... 3 A.Manfaat Mengikuti PKM ...............................................................3 B.Tempat Pelaksanaan PKM ..............................................................3 C.Waktu Pelaksanaan PKM ...............................................................3 BAB III. ULASAN PROSES SELAMA PELAKSANAAN PKM .....................5 A.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Eksakta ........................5 B.Temuan Dalam Praktek Mengajar Mata Pelajaran Non Eksakta ..................5 BAB IV. PENUTUP.............................................................................6 A.Kesimpulan ................................................................................. 6 B.Saran ......................................................................................... LAMPIRAN ............................................................................................. oLembar Kelengkapan Berkas Laporan Praktek PKM ...............................oSurat Rekomendasi Kepaka Sekolah ...................................................oSurat Kesediaan Teman Sejawat .......................................................o10 (Sepuluh) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... o3 (Tiga) APKG 1 dan APKG 2 .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Refleksi .........................................................o10 (Sepuluh) Lembar Observasi .......................................................oJurnal Pembimbingan .................................................................... 5 / 9 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya ialah membelajarkan siswa, dalam arti mendorong dan membimbing siswa belajar. Membelajarkan siswa mengandung maksud agar guru berupaya mengaktifkan siswa belajar. Dengan demikian, di dalam proses pembelajaran guru menggunakan berbagai strategi dan media semata-mata supaya siswa belajar (Sri Anitah W, dkk, 2009:1.3). Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, membimbing, melatih, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Ketegasan di atas menjelaskan bahwa guru harus memiliki sikap keprofesionalisme yang harus dimiliki. Profesional sendiri adalah suatu pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Berdasarkan pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) yang telah dilaksanakan, diharapkan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan untuk mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan Pemantapan Kemammpuan Mengajar (PKM) maka perlu disusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan tersebut guna dijadikan acuan untuk pelaksanaan pembelajaran lebih baik. Kegiatan Praktek Pemantapan Kemampuan Mengajar dilaksanakan di SD Negeri 4 Jebus yang beralamat di Desa Limbung, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat. SD Negeri 4 Jebus dikepalai oleh bapak Mulkan memiliki 7 tenaga pendidik dan 2 tenaga kependidikan. Sekolah ini memiliki 6 rombel dengan jumlah siswa 108 orang yang kebanyakan merupakan penduduk setempat.

Untuk pendapatan masyarakat disini rata-rata Rp.250.000 hingga Rp.650.000 setelah adanya event sport tourism.”32 Bukan hanya pendapat dari kepala desa setempat saja, adapun Wawancara

pada pukul 12.00 mengatakan: Benar sekali Bapak kepala sekolah membuat strategi dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal berupa peningkatan keterampilan mengajar guru