• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran dan strategi kepala sekolah dalam - etheses UIN Mataram

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "peran dan strategi kepala sekolah dalam - etheses UIN Mataram"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN DAN STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MASA NEW NORMAL DI SD NEGERI INPRES PANDAI KECAMATAN WOHA

KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh:

Zumratun NIM 180106005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(2)

ii

PERAN DAN STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN PADA MASA NEW NORMAL DI SD NEGERI INPRES PANDAI KECAMATAN WOHA

KABUPATEN BIMA TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Skripsi

diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

Zumratun NIM 180106005

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

MATARAM 2022

(3)

iv

(4)

v

(5)

vi

(6)

vii

(7)

viii

MOTTO

Artinya: “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.(QS.Al- Insyirah [94]:6-7)1

1Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur’an Revisi Terjemahan Oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama Republik Indonesia, (Jawa Timur:

HALIM, 2014), hlm.596.

(8)

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang tuaku tercinta Bapakku Asikin dan Ibuku Ibo, kakak-kakakku (Sri Rahmawati, Nuraini dan St.Hajar), Ua tercinta (Hj.Halimah), almamaterku, dosen-dosenku, serta teman-temanku yang selalu mensuport dan memberikan motivasi terbaik, serta untuk kampusku UIN Mataram tercinta”.

(9)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta Alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr. Mohamad Iwan Fitriani, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I dan Siti Ruqoiyyah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;

2. Bapak Dr. Muammar, M.Pd. sebagai ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Ibu Ramdhani Sucilestari, M.Pd. sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah beserta seluruh jajarannya;

3. Bapak Dr. Jumarim, M.H.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan;

4. Bapak Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memperoleh berbagai pengalaman;

(10)

xi

5. Bapak Musmulyadi, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Inpres Pandai serta seluruh guru di SD Negeri Inpres Pandai yang bersedia menjadi sumber data dalam penelitian ini;

6. Kepada sahabat seperjuangku, Astria Setiawati, yang telah memberikan bantuan, motivasi serta saran yang membangun dalam penyusunan skripsi ini;

7. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu;

Semoga amal kebaikan dari berbagai berbagai pihak tersebut mendapatkan balasan pahala berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semesta. Aamiin.

Mataram, 2022 Penulis,

Zumratun

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 6

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teori... 11

G. Metode Penelitian... 23

H. Sistematika Pembahasan ... 31

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 33

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 33

B. Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai ... 38

C. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai ... 46

(12)

xiii

BAB III PEMBAHASAN ... 53

A.Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai ... 53

B.Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai ... 57

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN ... 66 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sarana dan Prasarana di SD Negeri Inpres Pandai Tahun Pelajaran 2021/2022, 35.

Tabel 3.1 Data Keadaan Guru dan Pegawai di SD Negeri Inpres Pandai Tahun Pelajaran 2021/2022,37.

Table 4.1 Data Keadaan Peserta Didik di SD Negeri Inpres Pandai Tahun Pelajaran 2021/2022, 38.

(14)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Struktur Organisasi SD Negeri Inpres Pandai Tahun Pelajaran 2021/2022, 36.

(15)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Observasi, 66.

Lampiran 2 Catatan Lapangan I, 67.

Lampiran 3 Catatan Lapangan II, 68.

Lampiran 4 Catatan Lapangan III, 70.

Lampiran 5 Hasil wawancara kepala sekolah tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 71.

Lampiran 6 Hasil wawancara guru tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 72.

Lampiran 7 Hasil wawancara peserta didik tentang peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 74.

Lampiran 8 Hasil wawancara kepala sekolah tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 75.

Lampiran 9 Hasil wawancara guru tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 77.

Lampiran 10 Hasil wawancara peserta didik tentang strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal, 80.

Lampiran 11 Dokumentasi penelitian, 81.

(16)

xvii

Peran dan Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pada Masa New Normal SD Negeri Inpres Pandai Tahun

Pelajaran 2021/2022.

Oleh

Zumratun 180106005

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan masalah yaitu:

pertama, Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai?. Kedua, Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai?. Menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan kondensasi data, penyajian data dan conclusion drawing. Kemudian pengujian keabsahan data menggunakan tiga jenis triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.

Adapun temuan penelitian ini adalah: pertama peran kepala dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai adalah kepala sekolah sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor. Kedua, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri Inpres Pandai adalah: meningkatkan kemampuan mengajar guru, optimalisasi penggunaan media dan sarana pendidikan, penggunaan model dan metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar dan pembinaan khusus bagi peserta didik dalam bidang akademik maupun non akademik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran dan strategi kepala sekolah di SD Negeri Inpres Pandai yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran pada masa new normal.

Kata Kunci: Peran kepala sekolah, Strategi Kepala Sekolah, Mutu Pembelajaran.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kepala sekolah dapat diartikan sebagai supervisor yang dibebani peran dan tanggung jawab memantau, membina, dan memperbaiki proses pembelajaran2. Secara umum supervisor diartikan sebagai pembimbing, pengarah terhadap guru atau tenaga kependidikan lainnya untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.3 Dalam meningkatkan mutu pembelajaran kepala sekolah harus menunjukan komitmen dan fokuskan dalam mengembangkan kurikulum pada kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan berbagai pendekatan, metode, strategi kompetensi yang dimiliki oleh guru serta memberikan fasilitas sehingga pembelajaran akan lebih efektif.

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018 menjelaskan bahwa kepala sekolah adalah guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola satuan pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak (TK), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB), sekolah dasar (SD), sekolah dasar luar biasa (SDLB), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas luar biasa (SMALB), atau sekolah indonesia luar biasa.4

2Dwi Wahyuningsi, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Daring Pada Masa Pandemi Covid-19 di SD Negeri Bintaro 4 Demak” ( Tesis, FTK, Universitas Muriya Kudus, Kudus 2021), hlm.2.

3Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 111.

4Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018, Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.

(18)

2

Menurut Merton peran adalah suatu pola tingkah laku yang diharapkan oleh masyarakat dari seseorang yang menduduki status tertentu, dalam hal ini juga berkaitan dengan hubungan berdasarkan peran yang dimiliki seseorang yang menduduki status sosial tertentu. Peran kepemimpinan kepala sekolah adalah membantu guru memahami isu-isu dan membuat keputusan yang bijak yang dapat mempengaruhi pendidikan peserta didik secara positif. Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah berperan sebagai mitra, konsultan dan motivator. Hal tersebut dikarenakan motivasi merupakan faktor yang dominan dan dapat menggerakan faktor-faktor lain ke arah efektivitas kerja terutama pada masa pembelajaran new normal.5

Pembelajaran tatap muka pada masa new normal ini sifatnya diperbolehkan bukan wajib. Keputusan bisa diambil jika ada tiga pihak yang menyetujui diantaranya yaitu pemerintah daerah, kepala sekolah dan orang tua. Dari tiga pihak tersebut saling berkaitan. Jika dari pihak orang tua tidak menyetujui maka peserta didik diperbolehkan tidak masuk sekolah, karena ini sifatnya bukan wajib. Adanya pembelajaran tatap muka pada masa new normal ini dikarenakan adanya beberapa kendala jika diberlakukan pembelajaran daring.6

Keberhasilan dalam sebuah pembelajaran pada masa new normal ini apabila kepala sekolah mampu melakukan perannya dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal seperti menguasai berbagai

5Dwi Wahyuningsi,….hlm.4.

6Rabiatul Adawiyah, “Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka Pada Era New Normal di MI At-Tanwir Bojonegoro”, Basicedu, Vol.5, Nomor.5, 2021, hlm.3820.

(19)

3

pendekatan, metode, dan strategi.7 Peran kepala sekolah dirasa sangat sulit dalam mengembangkan kurikulum karena harus memberikan berbagai pendekatan, metode, dan strategi kepada guru sehingga guru-guru bisa mendalami serta menerapkan kurikulum dengan berbagai pendekatan, metode, dan strategi pada pembelajaran pada masa new normal ini, agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri Inpres Pandai. Alasan ini di perkuat oleh jalannya proses pembelajaran pada masa new normal yang masih kurang efektif dengan konsep pembelajaran aktif yang sebenarnya.8

Pada dasarnya pembelajaran pada masa new normal ini memerlukan peran kepala sekolah sebagai supervisor pelaksanaan pembelajaran pada masa new normal. Apabila kepala sekolah tidak mampu membimbing guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal secara aktif dan tidak membosankan bagi peserta didik, kepala sekolah harus melakukan evaluasi terhadap guru.9 Dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal kepala sekolah dan guru harus bekerja sama agar kebutuhan peserta didik dalam menerima ilmu pengetahuan dapat terpenuhi secara kondusif untuk memberikan hasil yang diinginkan.

Berdasarkan hasil observasi awal dengan Kepala Sekolah di SD Negeri Inpres Pandai, mengatakan bahwa kepala sekolah melakukan edukator atau memberikan arahan kepada para guru bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada masa new normal harus memberikan model, metode dan

7Amran, “Faktor Penentu Keberhasilan Pengelolaan Suatu Sekolah”, Manajer Pendidikan, Vol. 9, Nomor.2, Maret 2015, hlm.187.

8Umbu Tagela, Manajemen dan Perencaaan Pendidikan, (Salatiga: Griya Media, 2013) hlm. 97.

9Dwi Wahyuningsi,…..hlm.4.

(20)

4

pendekatan yang efektif dalam pengembangan kurikulum, sehingga siswa tidak bosan. Dalam memberikan pelajaran tidak lupa juga guru memberikan motivasi serta media yang menarik, dalam hal meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal. Mutu pembelajaran pada masa new normal ini perlu ditingkatkan karena kualitas mutu pembelajaran pada masa masa covid-19 kurang efektif dan efesien dalam memberikan proses pembelajaran. Perlu ditingkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal melalui kepala sekolah karena kepala sekolah berperan sebagai edukator dalam membimbing guru terkait cara meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal dengan memberikan berbagai pendekatan, metode dan strategi guna meningkatkan mutu pembelajaran.10

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang

“peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai Tahun pelajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai?

2. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai?

10Observasi, SD Negeri Inpres Pandai, 21 April 2022.

(21)

5 C. Tujuan Dan Manfaat

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

b. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi tentang peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada era new normal.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah tentang peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

2) Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan acuan dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

(22)

6 D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai

2. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah keterangan lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti memilih lokasi penelitian di SD Negeri Inpres Pandai, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka merupakan sebuah rujukan atau hasil penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai dasar dalam suatu penelitian yang dilakukan saat ini yang berkaitan dengan masalah yang diteliti maka peneliti menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anif Muflihah, yang berjudul “peran kepala sekolah dalam meningkatkan manajemen mutu pendidikan”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan mengunakan teknik observasi dan juga wawancara terhadap kepala sekolah di tempat penelitian. Hasil yang diperoleh menjelaskan bahwa kepala sekolah telah melaksanakan berbagai

(23)

7

upaya dan telah berperan untuk meningkatkan manajemen mutu pendidikan di MI NU Raudlatut Tholibin.11

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada ruang lingkup penelitian yaitu tentang peran kepala sekolah, disamping itu juga penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah yaitu lokasi penelitian terdahulu adalah MI NU Raudlatut Tholibin Jepangpakis Jati Kudus sedangkan lokasi penelitian saat ini adalah SD Negeri Inpres Pandai. Selain itu fokus penelitian terdahulu yaitu peran kepala sekolah meningkatkan manajemen mutu pendidikan sedangkan fokus penelitian dari penelitian yang akan dilakukan adalah peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Eka Diana dan Moh.Rofikin, yang berjudul

“Analisis Metode Pembelajaran Efektif di Era New Normal”. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Dari hasil analisis data yang disimpulkan bahwa guru dapat menggunakan metode blended learning sebagai opsi dalam pembelajaran pada era new normal.12

11Anik Muflihah, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Manajemen Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah”, (Skripsi,FTK, IAIN Kudus, Kudus, 2019), hlm. 1.

12Eka Diana dan Moh.Rofiki, “Analisis Metode Pembelajaran Efektif di Era New Normal”, Jurnal JRPP, Vol.3, Nomor.2, Desember, 2020, hlm.336.

(24)

8

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah sekarang yaitu menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah yaitu lokasi penelitian terdahulu adalah Madrasah Aliyah Negeri 1 Probolinggo sedangkan lokasi penelitian saat ini adalah SD Negeri Inpres Pandai. Selain itu fokus penelitian terdahulu yaitu analisis metode pembelajaran efektif di era new normal sedangkan fokus penelitian dari penelitian yang akan dilakukan adalah peran kepemimpinan kepala sekolah saat ini adalah meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Nila dan Ika Sari, yang berjudul “peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung”. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung meliputi: mengarahkan, memberi motivasi, dan mengambil keputusan sudah dilakukan cukup baik. Dalam mengarahkan, kepala madrasah memberikan arahan kepada warga sekolah dengan tujuan untuk memberi intruksi atau perintah supaya dalam mengerjakan tugas-tugasnya dapat secara maksimal dengan baik, upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam memotivasi meliputi dengan cara disiplin kepada warga sekolah agar dapat mencontohkan dan memberikan

(25)

9

penghargaan bagi setiap warga sekolah yang sudah mengharumkan nama sekolah.13

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah terletak pada ruang lingkup penelitian yaitu tentang peran kepemimpinan kepala sekolah, disamping itu juga penelitian yang akan dilakukan sama-sama menggunakan jenis penelitian kualitatif dan alat pengumpulan data juga sama-sama mengunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan perbedaan dari penelitian sebelumnya dan penelitian yang akan dilakukan sekarang adalah lokasi penelitian terdaluhu berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung sedangkan lokasi penlitian yang akan dilakukan sekarang adalah di SD Negeri Inpres Pandai. Selain itu fokus penelitian terdahulu yaitu peran kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan sedangkan fokus penelitian dari penelitian yang dilakukan yaitu peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Muh.Idrus, yang berjudul “strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama islam di MI DDI Bungi, Kab.Pinrang”. Hasil penelitiannya adalah strategi kepala madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan agama islam di MI DDI Bungi, Keb. Pinrang yaitu peningkatan dari dalam, dengan cara pemberian materi ketika rapat kordinasi bulanan, melakukan supervisi, dengan

13Nila dan Ika Sari, “Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung”, (Skripsi, FTK, UIN Raden Intan Lampung, Lampung,2020), hlm.3.

(26)

10

melakukan kunjungan kelas dan menganalisa RPP yang akan digunakan guru, evaluasi kegiatan belajar mengajar, evaluasi terkait dengan proses belajar yang sedang berlangsung, pembinaan kedisiplinan guru, melalui rapat tiap bulan dengan teguran secara langsung, promosi dengan cara menyebarkan brosur, mengadakan sosialisasi keberbagai SD/MI se- kecamatan, peningkatan sarana dan prasara seperti, pembuatan ruang kelas baru, laboratorium computer, laboratorium bahasa, kantin, tempat parkir, dan lapangan olahraga, pendekatan kontekstual dan strategi kepala madrasah dalam bidang penerimaan guru. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode penelitian kualitatif.14

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama-sama penelitian kualitatif dan mengkaji tentang kepala sekolah. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah yaitu lokasi penelitian peneliti terdahulu adalah di MI DDI Bungi, Kab.Pinrang sedangkan lokasi penelitian saat ini adalah di SD Negeri Inpres Pandai. Selain itu fokus penelitian terdahulu adalah strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan agama islam sedangkan fokus penelitian dari penelitian yang akan dilakukan adalah peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

14Muh. Idrus, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI DDI Bungi, Kab.Pinrang”, (Skripsi, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Makassar, Makasar, 2019), hlm.7.

(27)

11 F. Karangka Teori

1. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Peran

Menurut Gibson Invancevich dan Donelly peran adalah seseorang yang harus berhubungan dengan dua sistem yang berbeda, biasanya organisasi. Sedangkan Menurut Riyadi peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Peran merupakan seperangkat perilaku dengan kelompok, baik kecil maupun besar, yang semuanya menjalankan peran.15

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat peneliti jelaskan bahwa peran adalah seseorang yang mempunyai kedudukan untuk dijalankan dalam suatu organisasi baik dalam kelompok kecil maupun besar.

b. Pengertian Kepala Sekolah

Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018, Pasal 15 ayat 1 tentang tugas pokok kepala sekolah yaitu beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan.16

Kepala sekolah adalah pemimpin dari sebuah lembaga belajar.

sosok yang diberi kepercayaan dan kewenangan yang ditugaskan untuk

15Syaron Brigette Lantaeda Florence Daicy J Danlengkong Joorie M Ruru, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Penyusunan RPJMD Kota Tomohon”, Jurnal Administrasi Politik, Vol.04, Nomor.048, hlm 2.

16Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018, Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.

(28)

12

membawa sekolah kearah tujuan yang ingin dicapai. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan di sekolah juga harus berperan secara maksimal dan mampu memimpin sekolah dengan bijak, serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan.17

Menurut KBBI kepala sekolah adalah seorang guru yang memimpin suatu sekolah atau biasa disebut dengan guru kepala. Kepala sekolah sebagai tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah, dimana diselenggarakan proses belajar mengajar.18

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, kepala sekolah adalah seorang guru yang diberi tugas untuk memimpin, mengelola dan menentukan kemajuan sekolah sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat dicapai.

c. Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah

Purwanto, mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai beberapa macam peranan, yaitu sebagai pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota, mewakili kelompok, bertindak sebagai wasit, sebagai seorang pencipta, dan

17Ahmad Zainuri Fadjri Fahmi, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Guru di SDN Pakambanan Loak Pragaan Sumenep”, (skripsi, FTK, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang, 2017), hlm. 15.

18Sesra Budio dan M. Aulia Abdurrahim, “Persepsi Kepala Sekolah Terhadap Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Sekolah”, Jurnal MENATA, Vol.3, Nomor.2, Juli-Desember, 2020, hlm.

113.

(29)

13

sebagai seorang ayah. Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin, sebagai berikut:

1) Sebagai pelaksana, seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya, ia harus berusaha memenuhi kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama.

2) Sebagai perencana, kepala sekolah yang baik harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tetapi segala tindakan diperhitungkan dan bertujuan.

3) Sebagai seorang ahli, haruslah mempunyai keahlian terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.

4) Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok, menjaga jangan sampai ada perselisihan dan berusaha membangun hubungan yang harmonis.

5) Mewakili kelompok, sebagai kepala sekolah harus bisa menyadari, bahwa baik buruknya kelompok yang dipimpinya. Bertindak sebagai pemberi ganjaran atau pujian dan hukuman. Ia harus membesarkan hati anggota-anggota yang berkerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.

6) Bertindak sebagai wasit dan penengah dalam menyelesaikan perselisihan dan menerima pengaduan antara anggota-anggotanya

(30)

14

dapat bertindak tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya, pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya dia harus bertanggung jawab terhadap perbuatan-perbuatan anggotanya yang dilakukan atas nama kelompoknya.

7) Sebagai pencipta atau memiliki cita-cita, seorang pemimpin hendaknya mempunyai kosepsi yang baik dan realistik, sehingga dalam menjalankan kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang di cita-citakan.

8) Bertindak sebagai ayah, tindakan pemimpin terhadap anak buah atau kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak buah.19

Menurut Sudrajat, dkk peran kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan antara lain:

1) Memperkuat manajemen sekolah melalui pendekatan proses.

2) Menganalisis potensi keunggulan sekolah yang bisa dikembangkan berdasarkan fakta.

3) Bekerja sama dengan semua pihak baik internal maupun eksternal.

4) Melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam peningkatan mutu serta memberikan kepercayaan penuh kepada tim dalam peningkatan mutu pendidikan.

19Komprin, Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah Pendekatan Teori Untuk Praktik Professional, (Jakarta:Prenada Media, 2017) hlm. 63-64.

(31)

15

5) Menciptakan perubahan, inovasi dan kreativitas guna perwujudan mutu pendidikan.

6) Memperkuat fungsi leadersip kepala sekolah.

7) Memperkuat pemahaman terhadap sistem pendidikan, melalui sistem baik visi, misi, tujuan dan sasaran sistem pembelajaran dan selalu memperbaiki setiap hal yang dirasa perlu diperbaiki.

8) Melakukan perbaikan dan pengembangan secara berkelajutan (continual improvement).

9) Pembuatan keputusan untuk peningkatan mutu pendidikan melalui langkah-langkah sistematis.

10) Memberikan pelayanan prima terhadap pelanggan baik internal maupun eksternal.

11) Fokus terhadap pelanggan.

12) Menerapkan dan menunjukan prinsip keteladanan dalam setiap tindakan sehari-hari.

13) Melakukan koordinasi dengan pihak akademisi untuk proses peningkatan mutu pendidikan.

14) Melaksanakan tanggung jawab sebagai kepala sekolah dengan baik.20

d. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti orang yang dikenal dan berusaha mempengaruhi para pengikutnya untuk

20Sitti Khodijah Dan Syahidul Haq, “Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19”, Jurnal Inspirasi Manajemen Pendidikan, Vol.09, Nomor.01, 2021, hlm.160.

(32)

16

merealisir visinya. Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada lembaga satuan pendidikan. Tampa kehadiran kepemimpinan, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. 21

C.Turnay mendefinisikan kepemimpinan sebagai group proses yang dilakukan oleh seseorang dalam memanaj dan menginspirasikan sejumlah pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi melalui aplikasi teknik-teknik manajemen. Sedangkan James M. Lipham mendefinisikan kepemimpinan sebagai perilaku seseorang yang menginisiatifkan suatu struktur baru dalam berinteraksi pada suatu sistim sosial, baik mengenai tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur-prosedur, input, proses, dan output pada sistim sosial tersebut.22

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi kerena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam suatu organisasi ditentukan oleh kepemimpinan dalam organisasi tersebut.

21Umar Sidiq dan Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan, (Ponorogo: CV Nata Karya, 2021), hlm. 121.

22Samsu, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, (Jambi: PUSAKA, 2014), hlm.

39.

(33)

17

Kepemimpinan atau leadership berkaitan dengan subjek pemimpin atau leader yang mempunyai tugas untuk memimpin. Kata lead dimaknakan dengan empat singkatan yaitu:

1) Loyality, artinya kesetiaan bawahan kepada pemimpin.

2) Educate, artinya pemimpin diharapkan memberikan pendidikan kepada orang-orang yang dipimpinya dan kepada masyarakat pada umumnya.

3) Advice, artinya pemimpin harus memberikan nasihat, masukan pendapat, dan konsep yang dapat dijadikan solusi permasalahan yang dihadapi.

4) Discipline, artinya pemimpin harus disiplin dalam menjalankan tugas, peran, amanah, dan kewajibannya.23

Griffin menjelaskan bahwa dalam kepemimpinan dapat dilakukan dari dua sudut pandang yaitu:

a) Suatu proses yang berarti penggunaan pengaruh yang tidak memiliki kekuasaan memberikan sanksi untuk membentuk tujuan kelompok- kelompok atau organisasi, mengarahkan perilaku mereka untuk mencapai tujuan dan membantu menciptakan budaya kelompok atau organisasi.

b) Sudut sifat yang dimiliki, yang diartikan sebagai seperangkat ciri-ciri yang menjadi atribut seseorang yang dipersiapkan sebagai seorang pemimpin.24

23Hasan Basri, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014), hlm. 12.

(34)

18

e. Tugas dan Fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah 1) Tugas Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Pandai meneliti, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai kepala sekolah harus harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu di usahakan dan dipatuhi.

2) Fungsi Kepala Sekolah

Menurut Sahud, Saleh dan Amirin fungsi kepala sekolah dalam administrasi pendidikan yaitu perumus tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaandisekolah dan pengatur tata kerja yang mengatur pembagian tugas pelaksanaan dan menyelenggarakan kegiatan.25 2. Mutu Pembelajaran di masa New Normal

a. Pengertian Mutu Pembelajaran

Secara istilah mutu adalah kualitas memenuhi dan melebihi harapan pelanggan26. Dengan demikian mutu adalah tingkat kualitas yang lebih memenuhi atau bahkan dapat melebihi dari yang diharapkan.

Mutu pembelajaran merupakan bagian dari mutu pendidikan secara keseluruhan. Mutu pendidikan adalah kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan sekolah secara operasional dan efesien

24Novianty Djafri, Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), hlm. 2.

25Umar Sidiq dan Khoirussalim, Kepemimpinan Pendidikan, (Ponorogo: CV. Nata Karya, 2021), hlm.113.

26 Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2014), Hlm.15

(35)

19

terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut.

Mutu pembelajaran adalah kemampuan yang dimiliki sekolah dalam menyelengarakan pembelajaran secara efektif dan efesien sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai tinggi bagi pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan.27

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, mutu pembelajaran adalah kualitas yang dimiliki oleh sekolah dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan.

b. Indikator mutu pembelajaran

1) Output yang dihasilkan oleh pendidikan dapat memenuhi tuntutan masyarakat.

2) Hasil yang dapat dilihat secara langsung dalam pendidikan yaitu;

pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hal tersebut juga menjadi ukuran dalam keberhasilan pendidikan.

3) Proses pendidikan, yang dimaksudkan yaitu sumber daya yang tersedia itu digunakan sesuai dengan tempatnya.

4) Instrumental input, dalam proses pendidikan harus dapat berinteraksi baik dengan siswa. Yang mana instrumen pendidikan itu terdiri dari; tujuan pendidikan, kurikulum, fasilitas dan media

27Ketut Bali Sastrawan, “Profesionalisme Guru Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pembelajaran”, Jurnal Penjaminan Mutu, hlm. 70.

(36)

20

pendidikan, guru, dan sistem penyampaian, evaluasi, serta bimbingan dan penyuluhan.

5) Yang mempengaruhi kualitas mutu pembelajaran lainnya yaitu raw input dan lingkungan.28

c. Pengertian New Normal

Menurut pemerintah Indonesia new normal adalah tatanan baru untuk beradaptasi dengan masa pandemi COVID-19. Menurut Wiku Adisasmita selaku ketua tim pakar gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid-19.29

New normal adalah ini adalah sebuah istilah yang digunakan dimana masyarakat ditengah pandemi sudah bisa beraktifitas kembali seperti bersekolah, bekerja, mengunjungi tempat-tempat, dan kegiatan aktifitas sehari-hari lainnya. Akan tetapi masyarakat harus tetap memperhatikan himbauan dari pemerintah yakni dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti; tetap menggunakan masker saat berperhian, selalu mencuci tanggan dengan sabun, menjaga jarak dan memakai masker.

28Wildatun Ulfa, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Bahana Manajemen Pendidikan, Volume. 8, Nomor. 2, 2019, hlm.5-6.

29Shelly Palina , “Optimalisasi Kualitas Pembiyaan Dalam Rangka Mengatasi Pembiyaan Bermasalahan Pada BSI KCP Bengkulu Panorama di Era New Normal”, (Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Bengkulu, Bengkulu), hlm. 59.

(37)

21

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, new normal adalah penyesuaian diri dengan beraktivitas kembali normal dengan memperhatikan protokol kesehatan.

d. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Empat Menteri Tentang Pembelajaran Dimasa Pandemi Covid -19.

Surat keputusan bersama empat menteri tentang pembelajaran tatap muka, disebutkan bahwa mulai januari 2022 semua seluruh satuan pendidikan pada wilayah PPKM level 1,2 dan 3 wajib melaksanakan PTM terbatas. Pemda tidak boleh melarang PTM terbatas bagi yang memenuhi kriteria. Orang tua/wali peserta didik dapat tetap memilih pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran tatap muka terbatas atau pembelajaran jarak jauh bagi anaknya hingga tahun ajaran 2021/2022 berakhir.

e. Dampak Dalam Hal Penyesuaian Yang Dilakukan Pendidikan di Masa New Normal

1) Penyesuaian lingkungan belajar-mengajar

Cara penyesuaian lingkungan belajar-mengajar yaitu guru harus bisa memahami keadaaan peserta didik ketika proses belajar mengajar berlangsung supaya peserta didik bisa bosan ketika berada pada lingkungan sekolah.

2) Penyesuaian terkait siswa

Penyusuaian terkait siswa adalah suatu keharusan bagi peserta didik dalam menghadapi pembelajaran pada masa new normal, yang

(38)

22

merupakan pemangku kepentingan utama dalam proses belajar- mengajar dengan tujuan untuk mencapai suatu hubungan yang harmonis antara lingkungan sekolah yang baru guna mencapai hasil belajar yang optimal.

3) Penyesuaian terkait kurikulum

Para pendidik berpegang pada pentingnya kurikulum yang selaras dengan kebutuhan peserta didik khususnya pada masa new normal. Pada masa new normal proses pembelajaran dipersingkat menjadi 45 menit agar siswa tidak bosan pada materi yang disampaikan. Maka dari itu metode pembelajaran yang diterapkan harus menyesuaikan untuk meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran.

4) Penyesuaian strategi mengajar

Strategi mengajar dianggap sebagai salah satu penyesuaian terpenting yang harus dilakukan tenaga pendidik menentukan apakah siswa tertarik atau tidak. Karenanya pembelajaran daring sangat berbeda dari kelas dan pengajaran tatap muka. strategi yang digunakanpun sedikit berbeda seperti penggunaan media pembelajaran, model dan metode yang digunakan harus lebih menarik.30

30Siti Rosmayati dan Arman Maulana, “Dampak Pembelajaran di Era New Normal di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol.1, Nomor.2, September 2021, hlm.57-58.

(39)

23

3. Strategi Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Strategi

Kata strategi diambil dari bahasa yunani yaitu “strategia” yang diartikan sebagai “the art of the general” atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam pengertian umum strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mencapai tujuan.31 Menurut Stephanie K Marrus Strategi adalah suatu penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.32

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan, strategi adalah cara yang dilakukan oleh pemimpin untuk meningkatkan kualitas suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan.

b. Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

1) Peningkatan kemampuan mengajar guru.

Peningkatan kemampuan mengajar ini dipandang oleh kepala sekolah sangat penting dikarenakan guru merupakan instrumen kunci yang melaksanakan dan menentukan baik dan tidaknya mutu pendidikan. Peningkatan kemampuan mengajar kepala sekolah seperti mengirim guru untuk mengikuti bimtek dan pelatikan.

31St. Fatimah Kadir, “Strategi Pembelajaran Afektif Untuk Investasi Pendidikan Masa Depan”, (Jurnal Al- Ta’dib, Vol.8, Nomor.2, Juli-Desember, 2015), hlm.136.

32Abd. Rahman Rahim Dan Enny Radjab, Manajemen Strategi, (Makassar: Lembaga Pustaka Dan Penerbit Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), hlm.4.

(40)

24

2) Optimalisasi penggunaan media dan sarana pendidikan.

Strategi yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan media dan sarana pendidikan karena menyadari bahwa pembelajaran bermakna akan berlangsung jika siswa terlibat aktif dalam menentukan konsep melalui pengalaman langsung dengan media dan sumber belajar.

3) Pelaksanaan supervisi secara rutin.

Strategi yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran yaitu dengan pelaksanaan supervisi secara rutin.

Strategi ini ditempuh kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan sehubungan dengan kurangnya sikap profesionalisme yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya seperti adanya guru yang telat dan tidak menyiapkan perangkat pembelajaran sehingga kepala sekolah selalu melakukan supervisi rutin.

4) Menjalin kerja sama dengan masyarakat.

Masyarakat merupakan relasi yang cukup besar dalam memberikan pengaruh dan bantuan terhadap kelancaran penyelenggaraan pembelajaran. Apalagi jika dikaitkan dengan keadaan sekarang bahwa masyarakat memiliki peran sebagai

(41)

25

pengawas dan penyumbang kebutuhan sekolah dengan dibentuknya dewan sekolah.33

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan jenis deskriptif. Menurut Bongdan dan Taylor dalam Moleong menyatakan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif, baik berupa kata-kata lisan maupun tertulis dari orang-orang atau perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrument kunci.

Oleh karena itu penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas.34

Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan adanya suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat ini (berlangsung). Dari berbagai paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan data terkait Peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

33Putri Tanjong, “Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Di SMAN 1 Samalanga”, (Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN AR-Raniry Banda Aceh, Banda Aceh, 2017), hlm.14.

34M. Sobry Sutikno dan Prosmala Hadisaputra, Penelitian Kualitatif. (Lombok:

Holistica Lombok. 2020), hlm.4-6.

(42)

26 2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti merupakan instrument kunci dalam penelitian, peneliti sebagai seorang yang melakukan observasi, wawancara, dan melakukan dokumentasi. Pada tahap ini kemungkinan data yang diperoleh lebih akurat jika hubungan peneliti dengan informal terjalin akrab sehingga saling mempercayai, terbuka dan kekeluargaan, dengan begini nantinya bisa mendapatkan data yang diperoleh agar data yang didapat benar-benar valid. Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan penelitian.

a. Melakukan observasi terkait peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

b. Melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi tentang pembelajaran pada masa new normal, selain itu peneliti juga melakukan penelitian terkait faktor yang menghambat peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

c. Menarik kesimpulan tentang hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang didapatkan untuk mengatasi berbagai macam kelebihan dan kekurangan yang ada dilokasi penelitian. Sehingga pada kekurangan tersebut bisa untuk diatasi.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan di SD Negeri Inpres Pandai yang berlokasi di Desa Pandai Kecamatan Woha Kabupaten Bima Provinsi

(43)

27

Nusa Tenggara Barat. Pada penelitian ini dilakukan dari tanggal 21 april sampai 20 mei 2022.

Adapun alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di SD Negeri Inpres Pandai berdasarkan berbagai pertimbangan yaitu:

a. SD Negeri Inpres Pandai dipilih karena SD Negeri Inpres Pandai merupakan salah satu sekolah yang menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas seiring dengan masa new normal selain itu, kebijakan pembelajaran sering berubah sesuai dengan perkembangan kondisi covid-19 yang relatif berbeda dimasing-masing daerah.

b. Peneliti sebelumnya telah melakukan studi pendahuluan ke SD Negeri Inpres Pandai. Peneliti menemukan beberapa permasalahan yaitu: peran kepala sekolah dirasa sangat sulit karena harus memberikan berbagai pendekatan, metode, dan strategi kepada guru sehingga guru-guru bisa mendalami serta menerapkan pendekatan, metode, dan strategi pada pembelajaran pada masa new normal ini, agar dapat meningkat di SD Negeri Inpres Pandai.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah sumber data, dari mana data penelitian diperoleh.35 Dengan demikian, agar memperoleh data dan informasi yang akurat, maka seorang peneliti harus mencari informasi yang berhubungan dengan penelitian. Oleh karena itu, dalam penelitian

35Johni Dimyati, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya pada Anak Usia Dini (PAUD), (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 39.

(44)

28

kualitatif diperlukan adanya sumber data, berupa sumber data primer dan sumber data sekunder.

Adapun sumber data primer yaitu kepala sekolah, guru dan siswa untuk memperoleh data terkait peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal. Sedangkan data sekunder didapat melalui dokumen penelitian, dan arsip-arsip yang diteliti serta dokumentasi kegiatan wawancara.

5. Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi

Menurut Patton observasi merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian. Untuk mendapatkan data yang akurat dan bermanfaat, observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati latihan-latihan yang memadai.36

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk observasi nonpartisipasi yaitu peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat dalam menggumpulkan data terkait fakta-fakta yang akan di teliti.

Adapun data yang diteliti dengan menggunakan metode observasi nonpartisipasi yaitu fakta-fakta lapangan terkait peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai. Dalam penelitian ini,

36Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:Remaja Rosdakarya Offset, 2014), hlm. 143-144.

(45)

29

observasi yang akan dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data terkait:

1) Peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

2) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

b. Wawancara

Wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap dalam pengumpulan data. Agar mendapatkan data atau informasi-informasi yang jelas yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam penelitian ini, wawancara yang akan dilakukan dengan beberapa sumber diantaranya kepala sekolah, guru, dan siswa yang ada di SD Negeri Inpres Pandai, untuk memperoleh data terkait:

1) Peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

2) Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal di SD Negeri Inpres Pandai.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan data berupa dokumen- dokumen seperti catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan

(46)

30

sebagainya.37 Melalui metode dokumentasi ini peneliti dapat memperoleh dokumen yang berkaitan dengan data sekolah, keadaan kepala sekolah dan guru di SD Negeri Inpres Pandai. Metode ini merupakan metode yang digunakan peneliti untuk memperkuat data yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.

6. Teknik Analisis Data

a. Kondensasi Data ( Data Condensation)

Kondensasi data pada penelitian kualitatif yaitu merujuk pada proses pemilihan, penyederhanaan dan mengtransformasikan data yang mendekati keseluruhan bagian dari catatan lapangan secara tertulis, transkip wawancara, dokumen-dokumen dan materi-materi empiris.

Proses kondensasi data ini diperoleh setelah peneliti melakukan wawancara dan mendapatkan data tertulis yang ada dilapangan, yang nantinya transkip wawancara tersebut dipilah-pilah untuk mendapatkan fokus penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti. 38

b. Penyajian Data (data display)

Teknik penyajian data pada penelitian kualitatif bisa dilakukan dengan uraian singkat. Dengan demikian yang sering juga digunakan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan menggunakan teks narasi. Fungsi dari penyajian data ini untuk memudahkan dan

37Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2011), cet. ke-2, hlm. 268.

38Alfi Haris Wanto, “Strategi Pemerintah Kota Malang Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Konsep Smart City”, Jurnal Of Public Sector Innovations, Vol.2, Nomor.1, November 2017, hlm.42.

(47)

31

memahami apa yang terjadi serta merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.39

c. Conclusion Drawing/ Verification

Menurut Miles And Hubermen conclusion yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan ini masih bersifat sementara nantinya bisa berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung dalam proses pengumpulan data. Tetapi bila kesimpulan yang ditemukan pada tahap awal dan didukung oleh data yang valid pada saat peneliti melakukan pengumpulan data dilapangan, maka kesimpulan yang dikemukan merupakan kesimpulan yang kredibel.40

Pada conclusion drawing ini untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif ini masih bersifat sementara dan nantinya akan berkembang setelah peneliti berada dilapangan. Dan kesimpulan dari conclusion drawing ini adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada temuan ini berupa deskripsi atau gambar suatu objek yang sebelumnya masih gelap atau belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi jelas terkait peran dan strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran pada masa new normal.

39Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia, 2016), hlm. 218-220.

40Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm.257.

(48)

32 7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabstrahan data merupakan usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan temuannya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis Triangulasi yaitu:

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber ini bertujuan untuk menguji kreadibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah didapat dari beberapa sumber. Pada triangulasi sumber peneliti menggunakan triangulasi sumber dimana peneliti menggali informasi dari berbagai sumber baik menggunakan wawancara maupun observasi.41

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik ini bertujuan untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada triangulasi teknik ini peneliti menggunakan triangulasi teknik untuk membandingkan antara data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi.

3) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu sangat mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari pada saat

41Bachatiar S. Bachari, “Meyakinkan Validitas Datamelalui Triangulasi Pada Penelitian Kualitatif”,Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10, Nomor.1, 2010, hlm 56.

(49)

33

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibal.42

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah garis besar penyusunan tugas proposal skripsi. Pada bagian ini mendeskripsikan rangkaian isi dan hubungannya dalam penyusunan proposal skripsi ini. Penyusun membagi dalam empat bagian sistematika pembahasan yaitu:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini memaparkan mengenai data dan hasil temuan yang ditemukan dan di peroleh penelitian selama melakukan penelitian di lapangan. Dalam hal ini penelitian sebisa mungkin untuk tidak melakukan interfensi data yang dapat menimbulkan dan merugikan pihak tertentu.

BAB II Paparan Data dan Temuan

Pada bagian ini terdapat dua pembahasan yaitu berisi paparan data lokasi penelitian dan deskripsi hasil penelitian.

BAB III Pembahasan

Pada bagian ini berisi tentang pembahasan yang memparkan proses analisis terhadap temuan penelitian, sebagaimana dipaparkan pada Bab II berdasarkan pada perspektif penelitian atau kerangka teori dan sebagaimana diungkapkan pada bagian pendahuluan.

BAB IV Penutup

42Sugiyono,….hlm.274.

(50)

34

Pada bab ini memaparkan tentang kesimpulan dan hasil penelitian yang dilakukan. Dimana penelitian memberikan simpulan terhadap masalah yang menjadi fokus perhatian peneliti dalam penelitan ini. Selain kesimpulan peneliti mengajukan berbagai saran hasil pemikiran peneliti terkait hal-hal yang perlu diperbaiki oleh pihak-pihak terkait terhadap kekurangan- kekurangan yang diperlukan peneliti selama melakukan penelitian.

(51)

35 BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SD Negeri Inpres Pandai

Nama sekolah adalah SD Negeri Inpres Pandai, nomor NPSN 50204077. Status sekolah adalah lembaga pendidikan formal dengan akreditasi B, dan tahun berdirinya sekolah 01 januari 1975. SD Negeri Inpres Pandai berlokasi di Desa Pandai Kecamatan. Woha, Kabupaten.

Bima, Provinsi. Nusa Tenggara Barat, Kode Pos 84171 Email:

inprespandai14@yahoo.com.43 2. Letak Geografis

SD Negeri Inpres Pandai merupakan salah satu sekolah yang terletak di daerah pesisir yang berbatasan dengan rumah masyarakat. Letak SD Negeri Inpres Pandai sejarah geografis berada diperbatasan dengan.

Sebelah utara : berbatasan dengan rumah masyarakat.

Sebelah selatan : berbatasan dengan rumah masyarakat.

Sebelah timur : berbatasan dengan sawah.

Sebelah barat : berbatasan dengan lapangan desa Pandai.44

43 Sejarah SD Negeri Inpres Pandai, Dokumentasi, 25 April 2022.

44 Letak Geografis SD Negeri Inpres Pandai, Dokumentasi, 25 April 2022.

(52)

36 3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Adapun visi, misi dan tujuan SD Negeri Inpres Pandai antara lain:

a. Visi

Mewujudkan sekolah yang profesional, religius, sinergitas dan berbasis literasi

b. Misi

1) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui pelatihan.

2) Meningatkan kedisiplinan guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

3) Mengembangkan minat baca tulis Al-Quran serta berahlak karimah melalui kegiatan imtaq.

4) Meningkatkan kerja sama dengan stakholder dalam mewujudkan sekolah yang prestasi

5) Melakukan kegiatan literasi untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa dan guru di sekolah.

c. Tujuan

Mengembangkan potensi tenaga pendidik dan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, disiplin, berahlaq mulia, sehat, berprestasi dan memiliki kemampuan literasi.45

45Visi, Misi dan Tujuan SD Negeri Inpres Pandai, Dokumentasi, 25 April 2022.

(53)

37

4. Sarana dan Prasarana di SD Negeri Inpres Pandai

Sarana dan prasana adalah hal-hal yang menunjang kenyamanan dan keberlangsungan proses pembelajaran. Berikut sarana dan prasarana di SD Negeri Inpres Pandai:46

Tabel 2.1

Sarana dan Prasaran di SD Negeri Inpres Pandai Tahun Ajaran 2021/2022

No Sarana dan Prasarana Jumlah

1 Ruang Kepala sekolah 1

2 Ruang Belajar 6

3 Ruang Tata Usaha -

4 Ruang Guru 1

5 Ruang Perpustakaan 1

6 Ruang Laboratorium -

7 Ruang Osis/Koperasi Sekolah -

8 Ruang BP/BK/UKS -

9 Mushallah -

10 Aula/Kantin 1

11 Kamar Mandi/WC 3

5. Struktur Organisasi Kepengurusan SD Negeri Inpres Pandai

Struktur organisasi sekolah merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Dimana struktur organisasi menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau tugas masing-masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.47

46Sarana dan Prasarana SD Negeri Inpres Pandai, Dokumentasi, 25 April 2022.

47Struktur Organisasi SD Negeri Inpres Pandai, Dokumentasi, 25 April 2022.

(54)

38 Gambar 2.2

Struktur organisasi SDN Inpres Pandai Tahun Ajaran 2021/2022

KEPALA SEKOLAH Musmulyadi, S.Pd NIP: 197207271993021002

GURU

KOORDINASI EKSTRAKURIKULER

Idrahian, S. Pd

PENJAGA PERPUSTAKAAN Kuratun, S. Pd

DEWAN/KOMITE Ruslin WAKIL KEPALA SEKOLAH

Syarifuddin, S. Pd. I

WALI KELAS II Nurlis, S. Pd WALI KELAS I

Asmawati, S. Pd

PESERTA DIDIK

OPERATOR Muhsin, S. Pd. I BENDAHARA

Mustamin, S. Pd

WALI KELAS III St. Hajar, S, Pd

WALI KELAS IV Nursita, S. Pd

WALI KELAS V Lisna, S. Pd. I

WALI KELAS VI Raodah, S. Pd

GURU GURU GURU GURU GURU

Gambar

Tabel 2.1  Sarana  dan  Prasarana  di  SD  Negeri  Inpres  Pandai  Tahun  Pelajaran  2021/2022, 35
Gambar 2.2  Struktur  Organisasi  SD  Negeri  Inpres  Pandai  Tahun  Pelajaran  2021/2022, 36

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bukan semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melain- kan juga pada peningkatan komitmen (commitmen) atau kemauan

Peran Kepala Sekolah SD Negeri Ngawen III dalam implementasi manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang meliputi .proses belajar mengajar, pengelolaan kurikulum;

13 Hasil wawancara dengan Bapak Uus Kusnawan selaku Micro Marketing Manager Bank BRI Syariah Kantor Cabang Kota Cirebon Pada Tanggal 21 Januari Pukul 09:00 WIB.. dicuri dengan

Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar (Studi pada SD Muhammadiyah Al-Mujahidin Wonosari Gunungkidul Periode Tahun 2007-2013)

Oleh karena itu kepala sekolah harus: (a) memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan (misi) serta paham benar tentang cara yang ditempuh-

Seperti yang dituturkan oleh ibu Naimah selaku guru mengenai kendala yang dihadapi dalam meningkatkan mutu pendidikan pada masa pandemi covid-19: Kendala yang dihadapi dalam proses

Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada informan kunci yakni Bapak Gifar selaku Humas dari sekolah Master Depok, pada tanggal 27 Juli 2021 pukul 10.30 WIB sebagai berikut : “ Awal

Pengaruh Keefektifan Mengajar Guru terhadap Mutu Akademik Lulusan Hasil analisis SEM dengan menggunakan pro- gram AMOS versi 4.01 yang disajikan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa