• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Pemanfaatan Ruang Publik Pantai Losari

Dalam dokumen PERILAKU SOSIAL REMAJA (Halaman 63-69)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Bentuk Pemanfaatan Ruang Publik Pantai Losari

masyarakat lebih terkhususnya adalah Mahasiswa yang khawatir ketika sedang di luar rumah, maraknya busur-membusur yang dilakukan oleh oleh para geng motor, ini menunjukkan perilaku sosial yang dipelopori oleh anak-anak sekolah.

Pantai Losari memang terkenal di Kota Makassar sebagai salah satu wisata, memang betul pemaparan Ismail bahwa Pantai Losari dikenal di manca Negara bahkan salah satu Informan (Dewi) mengatakan :

”..pernah saya ke Pantaiuntuk mengasa bahasa Inggrisku dengan bercakap sama Touris, ada juga touris Mahasiswa kesini katanya tujuannya pergi jugaki meneliti, merasa bangga juga’ka’ kurasa dengarki apa na bilang iu touris jauh-jauh dari negaranya pergi kesini penelitian tapi tidak kutauki bilang apa judul penelitannya.”(wawancara tanggal 14 Agustus 2015) Bentuk pemanfaatan para remaja memang beraneka ragam bahkan penelitianpun juga di lakukan oleh sebagian Touris, secara kasat mata touris dari luar negeripun banyak berdatangan.

Selain itu remaja lainpun kami dapati dalam liburan semesteran dalam sekolahnya. Namun touris lokal ini baru sekali datang dari kampung halamannya ke Pantai Loasari, berikut pemaparan dari touris lokal dari Manado yang bernama Putri dan Rhyl :

“Kami berdua di sini ka’ pendatang dari Manado berlibur di sini untuk satu pekan, nginap di hotel Bugis Ocean di sana (sambil menunjuk hotel yang di maksud) kalau mau jalan-jalan di dampingi oleh Om yang tinggal di sekitar sini. Ternyata di sini menyenangkan dan untuk menikmati Pantai Losari hanya sekedar foto-foto doang. Paling besok pagi kesini lagi untuk nikmati kesejukan Pantai sekaligus mengenal aktivitas orang Makassar yang ada di Pantai ini.” (wawancara tanggal 14 Agustus 2015)

Pantai Losari salah satu tempat kuliner yang ada di Makassar yang ada di sebelah timur Pantai, yang dulunya Pantai Losari dikenal dengan ajang pedagang makanan seafood namun kini dengan seiring berlalunya waktu kini warung seafood mulai berkurang dan mendominasi pedagang kecil berupa pisang epe yang di sepanjang jalan Pantai Losari hingga hampir dua kilometer. Ketika kita

berjalan sepanjang jalan menuju Pantai Losari maka tidak akan bisa menahan rasa penasaran kita untuk mencicipi makanan yang ada di sepanjang jalan itu.

Berdasarkan wawancara dan pernyataan para pengunjung jika kita mengaitkan dengan teori yang berlaku pada bab sebelumya jelas bahwa aktivitas mereka berkaitan dengan teori kebutuhan dan teori pertukaran, teori kebutuhan ketika para pengunjung menginginkan suatu kenyamanan, kasih sayang, perhatian dan memuaskan rasa lapar, maka Pantai Losari sebagai wadah para pengunjung yang kesemuanya itu untuk di menikmati sebagai pemuasan kebutuhan dan pertukaran.

Seorang informan yang bernama Ismail dan Daniel mengatakan :

…”Sering sih ka’ kesini kadang sama teman-teman kelas atau paling tidak ngajak keluarga perkenalkan Pantai Loasari ke mereka bahwa beginilah Pantai Losari, ngajak makan sekaligus hilangin penat yang ada di kepala kalau mata pelajaran bikin stress. Biasanya saya kesini menjelang sore, supaya bisa nikmatin sunset juga bisa masuk di mesjid ini untuk shalat maghrib, kalau sudah shalat skalianmi foto-foto bilang kita lagi ada di pantai, apalagi di mesjid terapung ini yang menjadi salah satu ciri khasnya Pantai Losari”…(wawancara tanggal 08 Agustus 2015)

Selain daripada itu, pemanfaatan yang dilakukan oleh para remaja bisa negatif dan juga berupa positif. Dari segi positif ialah pemanfaatan berupa adanya sekumpulan Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas untuk membudidayakan kelestarian Pantai yang sukarela membersihkan sampah-sampah yang tergenang di pinggir pantai, juga pemanfaatan melalui aktifitas-aktifitas festival ataupun membantu berdagang para pedagang yang ada di sekitar Pantai. Jika di lihat dari segi sisi negatif terkadang merisaukan para pengunjung, seperti pengamen, pengemis, ataupun preman brandal yang mematok harga parkir.

Pemanfaatan Pantai Losari oleh para remaja ia yang mencemari Pantai dengan banyaknya sampah yang tergenang di pinggir pantai, mencorat-coret tembok, ataupun secara tidak sengaja merobohkan bangunan-bangunan kecil Pantai seperti patung-patung atau huruf-huruf yang biasa mereka pakai sebagai latar foto mereka, serta melakukan estafet rokok dari tengah malam hingga menjelang subuh.

Seperti pemaparan dari informan :

“Kita’ di sini sebagai pelestari Pantai kadang ditegurji kalau ada yang terlalu bagaimanai mappoto di atas patung atau di atas huruf, karena biar sudah adami tulisan perhatian di situ tapi tetapji juga melanggar.” ( wawancara tanggal 08 Agustus 2015 )

Pantai Losari yang dulunya sangat tidak nyaman dijumpa oleh para pengunjung dengan adanya pengemis, pengamen dan lain-lain. Pengemis yang tiap harinya berada di Pantai yang baginya sudah ia jadikan sebagai rumahnya sendiri, beraktivitas bagaikan sudah kebiasaan yang sudah mendarah daging.

Begitupun dengan pengamen yang salah sedikit memaksa untuk di beri upah ketika setelah malantungkan nada gitar di sertai irama nyanyian yang mereka serasikan dengan suasana hati sang pengunjung. Preman yang statusnya pembuat onar di setiap pengunjung di lihatnya ia jadikan sebagai mangsa, salah satu watak dari preman ini ialah membuat para pengunjung mengeluarkan upah sebagai dana parkir kendaraan mereka untuk keperluan pribadi mereka.

Kini dengan informasi yang ada bahwa sekarang pemerintah telah menugaskan satpol PP di bantu dengan anggota TNI angkatan darat mulai tanggal 20 Juli 2015, ini sangat membantu kenyamanan para pengunjung yang ada di Pantai Losari. Bertugas sebagai keamanan yang memberantas pengemis,

pengamen dan preman yang ada di Pantai, sehingga para pengemis di pindahkan di sebelah sudut Utara Pantai Losari. namun dengan politik yang sangat cerdik para preman memanfaatkan waktu ketika Satpol PP dan anggota TNI tidak bertugas pada waktu-waktu tertentu.

Ternyata selain Pantai Losari di jadikan sebagai tempat santai, berjualan, hiburan oleh para remaja juga di jadikan ajang wisata yang di banggakan oleh Pemerintah Kota Makassar kepada setiap Negara yang ada di ASEAN.

Informasinya pun yang saya dapati ialah adanya sebuah forum yang ingin di adakan pada tanggal 08, 09 sampai dengan tanggal 10 Serptember 2015 (Welcome to All Delegates Asean Mayors Forum 2015. In Makassar Sombere’

and Smart City). Sehingga infrastruktur pada Pantai Losari hampir 100% di renovasi, dan lebih mengejutkan lagi di sekitaran Pantai Losari berdiri kokoh tegak bendera-bendera se-Asean. Dalam rangka pembersihan dan perbaikan sarana dan prasarana anjungan Pantai Losari maka di larang keras berjualan dan melakukan aktifitas usaha permainan dan sejenisnya. Itulah alasannya mengapa bendera ini sangat ramai di di sepanjang Pantai Losari.

Menurut seorang infoman yang bernama Ana mengatakan :

“Sebenarnya tidak terlalu banyak ji juga ku tau de’ tentang ini Pantai karena baruka’ juga ini dari kampung dengan suami, tapi karena ada acara keluarga tadi makanya sekalian jalan-jalan kesini lihat-lihat suasana Pantai, tapi ada tadi saya dengar dari keluarga yang saya datangi bahwa akan ada bede’ perwakilan-perwakilan dari Negara-negara se-ASEAN besok lusa tanggal 08,09, sampai 10 September. Nah kalau ini pertunjukan gandrang bulo yang di pentaskan anak-anak remaja kaya’nya penyambutannya karena panggung juga disediakan, apalagi ini banyak personil gandrangnya. Tidak tau’mi juga itu bilang setiap hari latihan di sini atau bagaimana karena baruki’ juga datang.” (wawancara tanggal 06 September 2015).

Dengan adanya pemaparan tersebut oleh salah satu pengunjung dari Pangkep membuat saya semakin semangat mencari tahu informasi, namun dengan kendala yang sangat mengecewakan bahwa panitia, Satpol PP, TNI, petugas Dishub, mandor dan pekerja bahkan pemain seni festivalpun tidak mau memberikan informasi sedikitpun tentang penyelenggara acara ini.

Dengan adanya rangkaian acara kunjungan forum se-ASEAN di Kota Makassar khususnya di Pantai Losari kini Pantai Losari bersih dengan pedangang kaki lima, pengemis, preman dan lain-lain.

Pemaparan dari Satpol PP kemarin tanpa inisial mengatakan :

“Dengan adanya kami di sini bertugas supaya preman-preman tidak semena-mena, makanya kami di sini ingin mengamankan segala aktifitas pengunjung sekaligus para pekerja bisa fokus mengerjakan tugas mereka dalam merenovasi Anjungan ini, jadi pengunjung juga mempunyai batasan melintas di baras area yang kami bentangkan. (wawancara tanggal 06 September 2015)

Itu adalah salah satu pemaparan satpol PP pada saat ingin berbincang- bincang mengenai inovasi Anjungan Pantai Losari, dengan kata-kata halus sudah menandakan bahwa ia tidak bisa di ganggu dalam tugas. Jadi dengan adanya peraturan baru oleh Pememrintah Kota Makassar perilaku sosial remaja dalam pemanfaatan Pantai Losari sangat terajaga dari perilaku sosial remaja yang bersifat menyimpang. Berhubung banyak laporan yang masuk dan banyaknya peristiwa yang meresahkan pengunjung tentang perilaku remaja di Anjungan terkhususnya pada Preman-preman.

Perilaku ini yang sangat merugikan pengunjung yang ada di Anjungan sehingga para petugas keamanan harus ekstra berjaga-jaga secara bergantian di Lokasi Anjungan.

Seperti pemaparan salah satu TNI mengatakan :

Beberapa waktu lalu ada kejadian preman kalangan remaja yang menodongkan senjata tajam sama Bapak Lurah di sini gara-gara minta’ji saja uang ongkos parkir yang jumlahnya ia inginkan, sampai-sampai masuk laporan seperti itu makanya saat ini kita sebagai Satpol PP dan TNI di tugaskan untuk mengamankan ini anjungan sekaligusmi melestarikan sesuai perintah Pemerintah Wali Kota Makassar. (wawancara tanggal 06 September 2015)

Mendengar pemaparan Bapak TNI sepertinya tidak bisa di wawancarai secara mendalam bahkan dengan alasan seperti itu menunjukkan bahwa mereka tidak mau mengambil resiko di tempat umum seperti ini akibat peristiwa yang mereka saksikan di beberapa hari yang lalu.

D. Implikasi Pemanfaatan Ruang Publik Pantai Losari di Kota Makassar

Dalam dokumen PERILAKU SOSIAL REMAJA (Halaman 63-69)

Dokumen terkait