• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keabsahan Data

Dalam dokumen PERILAKU SOSIAL REMAJA (Halaman 52-56)

BAB III METODE PENELITIAN

H. Keabsahan Data

Menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik Trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut, dan

teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan adalah dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.

Sebelum menganalisa data lebih lanjut perlu diperiksa keabsahan data yang dikumpulkan agar supaya keabsahan data yang diperoleh peneliti benar- benar sah atau absah. Seperti yang dikemukakan dalam Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif (2002:178), yang mengungkapkan bahwa pemeriksaan keabsahan data dapat dilakukan melalui beberapa cara satu diantaranya adalah dengan teknik trianggulasi yang meliputi tiga unsur, yaitu:

1. Sumber

Mengecek kembali data yang diperoleh dengan informasi dokumen serta sumber informasi untuk mendapatkan derajat kepercayaan adanya informasi dan kesamaan pandang serta pemikiran, maksudnya bahwa apabila data yang di terima dari satu sumber daya tersebut harus setara derajatnya, kemudia peneliti menganalisis data tersebut sehingga mengkasilkan suatu kesimpulan dan di mintakan kesempatan dengan sumber-sumber data tersebut.

2. Metode

Metode digunakan untuk mendapatkan keabsahan dalam penulisan hasil penelitian, dalam pemerolehan data peneliti mendapatkan dari beberapa informasi, maka dari itu perlu adanya pengabsahan data yang didapat agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.

3. Teori

Penggunaan teori dalam bentuk trianggulasi berdasarkan anggapan fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu teori. Hal ini tidak mungkin dilakukan peneliti yang hanya menggunakan satu teori.

Dalam penelitian ini digunakan beberapa sumber buku sebagai acuan teoritis (referensi), sehingga benar-benar dapat dibandingkan antara teori yang satu dengan yang lain sekaligus dapat menambah wawasan pengetahuan sebagai faktor pendukung dalammenyelesaikan tesis. Dengan membandingkan beberapa teori serta didukung dengan data yang ada, sehingga peneliti dapat melaporkan hasil yang penelitian yang disertai penjelasan-penjelsan sebagaimana yang ditentukan. Dengan demikian akan menambah derajat kepercayaan data yang ada.

Diantara ketiga sumber diatas, peneliti terapkan hanya pada sumber untuk memeriksa keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan mencocokkan data dari berbagai sumber, antara lain peneliti mencoba menggali tentang perilaku sosial terhadap generasi muda dengan sumber primer remaja yang memanfaatkan taman kota, serta mencari teori dari beberapa sumber buku.

4. Teknik

Adalah untuk menguji kredibilitas data yang di lakukan dengan tekhnik yang berbeda, yaitu yang awalnya menggunakan tekhnik observasi, maka di lakukan lagi tekhnik pengumpulan data dengan tekhnik wawancara kepada sumber data yang sama dan juga melakukan tekhnik dokumnetasi.

5. Waktu

Waktu adalah untuk melakukan pengecekan data dengan wawancara dalam waktu dan situasi yang berbeda seperti yang awalnya melakukan pengumpulan data pada waktu pagi hari ini dan data didapat, tetapi mungkin saja pada waktu pagi hari tersebut kurang tepat karena mungkin informasi dalam keadaan sibuk. Kemudian di lakukan lagi pengumpulan data pada waktu malam hari datapun didapat dan mungkin saja informasi sedang istirahat sehingga dapat melengkapi dan mengeck atas kebenaran data.

49 A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Profil Lokasi Penelitian

Pantai Losari terletak di muara sebelah barat pintu masuk kota Makassar, provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Pantai ini menjadi tempat bagi warga Makassar untuk mengahabiskan waktu pada pagi sore dan malam hari menikmati pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah.

Tujuan utama dibangunnya Pantai Losari ialah untuk menjadi ikon wisata andalan pariwisata kota Makassar yang sumber dana pembangunan dari APBD murni. Ruang publiknya di kelola oleh kecamatan ujung Pandang sesuai dengan (Perwali) Peraturan Wali Kota nomor 80 yang isinya tentang pembangunan dan pengelolaan atau pengoperasian Ruang Publik Pantai Losari Kota Makassar.

2. Sejarah pantai Losari

Pengembangan kawasan Losari menjadi kawasan wisata Pantai, seperti saat ini di mulai sejak akhir 1960 ketika Makassar dipimpin oleh Wali Kota Daeng Patompo (1962-1976). Visi saat itu di perkenalkan oleh Daeng Patompo adalah merevitalisasi kawasan pantai Losari menjadi seperti Waikki di Hawai.

Rencana revitalisasi kemudian di wujudkan oleh Walikota Makassar berikutnya.

Upaya merevitalisasi pantai Losari semakin aktif di lakukan di era 1990-an. upaya ini pun mendapatkan respon dari kalangan masyarakat sipil yang mengkritisi proses revitalisasi dikarenakan dampak sosial yang di timbulkannya termasuk penggusuran atau relokasi PKL secara massif.

Respon tersebut yang seiring dengan semnagat reformasi, sedikit menahan laju pemerintah daerah dalam mengembangkan Pantai Losari. Pada perkembangannya, revitalisasi Pantai Losari dilakukan ecara bertahap, dalam artian kadang berjalan dan berhenti tergantung ketersediaan dana di anggaran daerah.

Pemkot Makassar pada masa kepemimpinan Wali Kota HB Amiruddin Maula, para penjual makanan/minuman di sepanjang Pantai Losari di rekolasi ke sebuah lokasi strategis di tepi pantai depan rumah jabatan Wali Kota. Mereka para penjualpun mendapatkan kios-kios yang layak untuk dijadikan tempat menjual makanan dan minuman, dan di kelola bersama oleh dinas kebudayaan dan pariwisata bekerjasama dengan Desperindag kota Makassar.

Sesudah para penjual itu direlokasi di mulailah pekerjaan revitalisasi, dan pada tahun 2012 ini revitalisasi masih berlangsung di bawah kepemimpinan Wali Kota Ilham Sirajuddin para periode ke dua dan itu berarti revitalisasi pantai losari telah berjalan lebih dari lima tahun, yang tetntunya pula di harapkan agar proyek revitalisasi ini dapat segera diselesaikan, yang tentunya pula di harapkan bantuan dana yang cukup, dari APBD Sul-Sel.

Data yang di peroleh dari Dinas Kebudaaan dan Parwisata Kota Makassar menunjukkan, bahwa Pantai Losari pada sepanjang tahun 2006 sampai akhir tahun 2011 yang lalu, telah di kunjungi oleh wisatawan domestik sebanyak 10.668.719 orang. Sedangkan wisatawan manca negara yang telah berkunjung di Pantai Losari tercatat sebanyak 145.157 orang. Dan tentu saja kedepan Pantai Losari

akan lebih banyak di kunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan manca Negara.

Sekitar 700 penjual makanan dan minuman, dengan menggunakan akses jalur pejalan kaki. Mereka berjejer dari selatan ke uatara hingga batas pagar hotel.

Tepat depan kantor PWI cabang Sul-Sel waktu itu. Para pedagang rata-rata mengggunakan tenda ukuran 2x6 meter yang di tempati menggelar meja dan kursi para pelanggan, namun kini sudah berubah dari tenda menjadi gerobak dan menjadi kios Rumah Makan. Makanan dan minuman yang mereka jual antara lain nasi goreng, mie goreng, rawon, soto ayam, nasi kuning, songkolo bagadang dll, juga ada es krim, the, kopi hingga sarabba atau juga minuman lainnya. Makanan tradisional juga banyak tersaji di sepanjang pelataan pantai Losari waktu itu antara lain pisang epe, putu cangkir, kacang masak, jagung bakar, pisang goring, lunpia, pallu butung, pallu kaloa, jalan kote, bubur kacang hijau dan sebagainya.

3. Keadaan Geografis

Pantai losari, yang lokasi wisatanya sudah termahsyur keharuman tempatnya akan biasa saja, ramai orang dan tidak ada yang spesial. Namun itu semua salah. Sebagai salah satu kota besar di Indonesia masih berada di pusat kota, akses sangat mudah dan gratis jika berjalan kaki. Beberapa hotel dan resto sudah nungkring menghadap langsung keariban laut Sulawesi Selatan. Letak Pantai Losari tepat menghadap ke arah barat, sehingga kita bisa langsung menikmati matahari tenggelam dari tepi jalan raya yang macet.

Kota pesisir yang di mana tiap sore masyarakatnya beraktivitas di sana, mulai jogging, mancing, pacaran, hingga menunggu adzan maghrib dan selamat

berbuka bagi yang menjalankan, semua ada di Losari. Karena semua ada termasuk seonggok kecil sampah yang mengapung di laut, dan masih ketemu dengan seonggok yang lain. Beberapa puluh meter setelah lepas pantai, tiang pancang pelebaran pelabuhan atau entah apa yang mulai terbangun. Sebuah kemajuan yang merusak pemandangan.

B. Perilaku sosial remaja di Kota Makassar

Perilaku sosial remaja yang pernah kita paparkan di bab sebelumnya yang membahas tentang semua aspek yang barkaitan dengan remaja. Ada beberapa faktor pembentukan perilaku sosial yang sangat berpengaruh diantaranya faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu:

faktor Biologis, faktor Psikologis, dan faktor Sosiologis. Berikut Dadang sebagai informan memaparkan :

“kalau menurutku ka’ memang betulki yang kita bilang kalau remaja itu seperti itu, tapi kalau diri saya pribadi apa yang kita bilang saya alami secara bertahap sampai sekarang ini, kadang datangi malasku ataupun sebaliknya, kadang datangi rasa ramahku begitupun sebaliknya, rasa agresif, pemalu, atau sebalikbya, jangankan semua itu, hal-hal yang menakjubkan lagi kadang kita rasakan selama bertahapki pertumbuhanka, karena kesemua itu yang seperti kita’ bilang, bilang tergantung faktor lingkunganji, karena dilingkunganlah kita belajar.” (wawancara tanggal 14 Agustus 2015)

Pemaparan Dadang sudah di kategorikan perilaku sosial remaja yang ada di Makassar yang sangat berpengaruh baik dari faktor lingkungan dan faktor kepribadian. Biasanya dari faktor lingkungan atau bisa di kategorikan faktor eksternal dilihat dari pergaulan sehari-hari, baik itu dari kebiasaan-kebiasaan yang

sifatnya baik maupun sifatnya buruk. Sementara faktor internal atau dari segi kepribadian dilihat dari bawaan masing-masing.

Remaja dalam hal ini ialah seorang yang mengalami perubahan yang dari tingkat pemikirannya sudah mulai berubah, itu kita bisa lihat dari pola fikir dan naluri rasa ingin tahu yang begitu dalam. Atau bisa di katakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Pengertian lain juga diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.

Perilaku sosial remaja di kota Makassar hampir sama dengan sifat-sifat dan pola respon pribadi pada umumnya, yang pertama kecendenrungan perilaku peran yang mencakup sifat pemberani dan pengecut secara sosial, sifat berkuasa dan sifat patuh, sifat inisiatif secara sosial dan pasif, sifat mandiri dan tergantung.

Yang kedua kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial yang mencakup dapat di terima dan di tolak oleh orang lain, suka bergaul dan tidak suka bergaul, sifat ramah dan tidak ramah simpatik atau tidak simpatik. Yang ketiga kecenderungan perilaku ekspresif, yang mecakup suka bersaing dan tidak suka bersaing atau bisa dikatakan saling kerjasama, sifat agresif dan tidak agresif, sifat kalem atau tenang secara sosial, sifat suka pamer atau menonjolkan diri.

Tata budaya yang sebagai tempat perilaku dan pemikiran itu terjadi, budaya dari kalangan Bugis, Makassar, Toraja dan Mandar, kesemuanya ini diperkenalkan dalam infrastruktur Pantai Losari di sertakan dengan pengenalan para Pahlawan masing-masing daerah dari letak segi tata budayanya. Dengan tata

budaya masing-masing terbentuk perilaku dan pemikiran yang sangat kompleks yang di baurkan dalam kota Makassar ini.

Secara kognitif atau pendekatan kognitif menekankan aspek perilaku manusia yang positif dan berkeinginan bebas dan menggunakan konsep seperti harapan, permintaan dan tujuan. Kognisi, yang merupakan unit dasar dari kerangka kognitif, secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk megetahui sebuah item informasi, itulah salah satu perkembangan remaja yang menuntut rasa ingin tahunya sebagai pembentuk perilakunya yang secara umum di masyarakat ataupun di lembaga keluarganya.

Perilaku sosial remaja dalam ruang lingkup kota Makassar terlalu banyak mengadopsi perilaku-perilaku budaya asing yang kita lihat tidak asing lagi di tempat umum, baik itu dari segi pengapresian, pemikiran, pengetahuan, gaya dan lain sebagainya yang kesemuanya itu berpengaruh untuk lebih dewasa.

Perilaku sosial remaja di kota dan di desa tidak jauh berbeda, yang kadang perilaku remaja di kota di adopsi oleh orang-orang yang di desa. Dengan sifat arogan dan kenakalannyapun hampir sama, keluyuran, nongkrong, ngumpul bareng teman, cari hiburan, yang terkadang kesemuanya itu bisa berdampak negatif terhadap lingkungan dan gaya pergaulan mereka bagi mereka yang tidak mengontrol naluri rasa ingin tahunya.

Di Makassar banyak kita jumpai remaja-remaja yang berpasang-pasangan untuk mencari hiburan di tempat-tempat yang menurut mereka nyaman dan menyenagkan, sebagian juga yang di senangi penguasaan dalam suatu wilayah, kecendenrungan dalam hal-hal tertentu dan sebagainya.

Berikut pemaparan dari seorang seorang informan yang berinisial Daniel :

…”Kalau di sini ka’ khususnya di Pantai Losari perilakunya anak-anak remaja paling pergiji nongkrong-nongkrong, jalan-jalan, mangngodo’-odo’

cewe’, tapi kalau cewe’-ceweka pergiji pamer-pamerki dirinya siapa tau ada yang sukaki. Itu menurutku ka’. Tapi kebanyakan yang adami tawwa pasangannya pi janjian jalan-jalan, dan bukan hanya di Pantai ini, adaji juga pi di tempat Bilyar, café, warkop, yah banyak de ka’…”(wawancara tanggal 14 Agustus 2015).

Itu salah satu pemaparan dari anak remaja yang sementara nongkrong di tengah-tengah keramaian Pantai Losari membantu usahawan untuk menjaga usaha mainannya di malam hari yang di temani oleh teman-teman dari tetangga dan teman sekelasnya, seolah-olah apa yang Daniel katakan adalah salah salah satu cerminan dari dirinya dalam perilaku remaja di Kota Makassar. Daniel hanya berbicara seperti yang ia saksikan perilaku anak remaja di pelataran Pantai Losari.

Selain daripada Pantai Losari yang menjadi objek pembicaraan, secara umum tentang perilaku remaja sosial di kota Makassar Ismail sebagai informan yang teman akrab dari Daniel juga memaparkan :

“..perilaku remaja di kota Makassar itu sangat bebasji ka’ karena namanya juga kota metropolitan jadi bebasji anak-anakah, ditambah lagi kalau anak- anak yang ikut-ikutan, karena anak-anak remaja itu dari rasa ingin tahunya ji na bisa macam-macam perilakunya, contohnyami merokok, balapan, untung bae’ kalau ituji, tapi kalau masukmi dibilang geng-geng, yang maraknya sekarang itu geng motor, tapi kalau bagi saya tidak adaji kurasa gunanya yang begituan, mending disinika’ setiap malam jaga mainan, dapatki’ uang.” (wawancara 14 September 2015).

Ismail yang pemikirannya seperti itu sebagai anak remaja sangat kompleks melihat dunia, namun perilaku sosial remaja yang ia paparkan sangat mengkhawatirkan bagi keresahan orang tua. Selain orang tua juga menganggu kenyaman warga yang selalu menghantui ketakutan para warga ketika ia beraktivitas di luar rumah pada malam hari, banyak sekali kekhawatiran pada

masyarakat lebih terkhususnya adalah Mahasiswa yang khawatir ketika sedang di luar rumah, maraknya busur-membusur yang dilakukan oleh oleh para geng motor, ini menunjukkan perilaku sosial yang dipelopori oleh anak-anak sekolah.

C. Bentuk Pemanfaatan Ruang Publik Pantai Losari

Dalam era global sekarang ini bahwasanya kota di penuhi dengan berbagai macam bangunan, wisata, penginapan dan lain sebagainya, namun di sini kita akan membahas tentang ruang publik perkotaan atau tempat santai Pantai Losari.

Pantai Losari yang dikenal oleh khalayak masyarakat sampai ke desa bagian Makassar dan dikenal pula Pantai Losari sebagai keunikan atau simbol dikenalnya Makassar sebagai kota Daeng yang mencakup beberapa etnis yang di paparkan melalui tulisan penghias Pantai Losari.

Dalam kajian ini kita membahas masalah bentuk pemanfaatan ruang publik Pantai Losari, kita akan kaji dari segi mana para remaja memanfaatkan atau memfungsikan Pantai Losari ini. Jika kira mau lihat dalam konsepnya bahwa Pantai Losari ini adalah tempat umum yang bisa di jangkau informasi dari manapun, dan aksesnyapun mudah. Karena ini adalah tempat umum biasanya di luar dari kota mengetahui tempat ini.

Seperti yang di kemukakan oleh seorang informan yang sama oleh Ismail :

…“Tempat umumji ini ka’, jadi siapa saja yang bisa kesini umtuk santai- santai, apalagi kadang banyakji juga touris kesisni jadi otomatis Pantai Losari ini banyakmi yang tauki, baik touris muda atau touris pasangan orang tua…(wawancara 14 Agustus 2015).

Pantai Losari memang terkenal di Kota Makassar sebagai salah satu wisata, memang betul pemaparan Ismail bahwa Pantai Losari dikenal di manca Negara bahkan salah satu Informan (Dewi) mengatakan :

”..pernah saya ke Pantaiuntuk mengasa bahasa Inggrisku dengan bercakap sama Touris, ada juga touris Mahasiswa kesini katanya tujuannya pergi jugaki meneliti, merasa bangga juga’ka’ kurasa dengarki apa na bilang iu touris jauh-jauh dari negaranya pergi kesini penelitian tapi tidak kutauki bilang apa judul penelitannya.”(wawancara tanggal 14 Agustus 2015) Bentuk pemanfaatan para remaja memang beraneka ragam bahkan penelitianpun juga di lakukan oleh sebagian Touris, secara kasat mata touris dari luar negeripun banyak berdatangan.

Selain itu remaja lainpun kami dapati dalam liburan semesteran dalam sekolahnya. Namun touris lokal ini baru sekali datang dari kampung halamannya ke Pantai Loasari, berikut pemaparan dari touris lokal dari Manado yang bernama Putri dan Rhyl :

“Kami berdua di sini ka’ pendatang dari Manado berlibur di sini untuk satu pekan, nginap di hotel Bugis Ocean di sana (sambil menunjuk hotel yang di maksud) kalau mau jalan-jalan di dampingi oleh Om yang tinggal di sekitar sini. Ternyata di sini menyenangkan dan untuk menikmati Pantai Losari hanya sekedar foto-foto doang. Paling besok pagi kesini lagi untuk nikmati kesejukan Pantai sekaligus mengenal aktivitas orang Makassar yang ada di Pantai ini.” (wawancara tanggal 14 Agustus 2015)

Pantai Losari salah satu tempat kuliner yang ada di Makassar yang ada di sebelah timur Pantai, yang dulunya Pantai Losari dikenal dengan ajang pedagang makanan seafood namun kini dengan seiring berlalunya waktu kini warung seafood mulai berkurang dan mendominasi pedagang kecil berupa pisang epe yang di sepanjang jalan Pantai Losari hingga hampir dua kilometer. Ketika kita

berjalan sepanjang jalan menuju Pantai Losari maka tidak akan bisa menahan rasa penasaran kita untuk mencicipi makanan yang ada di sepanjang jalan itu.

Berdasarkan wawancara dan pernyataan para pengunjung jika kita mengaitkan dengan teori yang berlaku pada bab sebelumya jelas bahwa aktivitas mereka berkaitan dengan teori kebutuhan dan teori pertukaran, teori kebutuhan ketika para pengunjung menginginkan suatu kenyamanan, kasih sayang, perhatian dan memuaskan rasa lapar, maka Pantai Losari sebagai wadah para pengunjung yang kesemuanya itu untuk di menikmati sebagai pemuasan kebutuhan dan pertukaran.

Seorang informan yang bernama Ismail dan Daniel mengatakan :

…”Sering sih ka’ kesini kadang sama teman-teman kelas atau paling tidak ngajak keluarga perkenalkan Pantai Loasari ke mereka bahwa beginilah Pantai Losari, ngajak makan sekaligus hilangin penat yang ada di kepala kalau mata pelajaran bikin stress. Biasanya saya kesini menjelang sore, supaya bisa nikmatin sunset juga bisa masuk di mesjid ini untuk shalat maghrib, kalau sudah shalat skalianmi foto-foto bilang kita lagi ada di pantai, apalagi di mesjid terapung ini yang menjadi salah satu ciri khasnya Pantai Losari”…(wawancara tanggal 08 Agustus 2015)

Selain daripada itu, pemanfaatan yang dilakukan oleh para remaja bisa negatif dan juga berupa positif. Dari segi positif ialah pemanfaatan berupa adanya sekumpulan Mahasiswa yang tergabung dalam komunitas untuk membudidayakan kelestarian Pantai yang sukarela membersihkan sampah-sampah yang tergenang di pinggir pantai, juga pemanfaatan melalui aktifitas-aktifitas festival ataupun membantu berdagang para pedagang yang ada di sekitar Pantai. Jika di lihat dari segi sisi negatif terkadang merisaukan para pengunjung, seperti pengamen, pengemis, ataupun preman brandal yang mematok harga parkir.

Pemanfaatan Pantai Losari oleh para remaja ia yang mencemari Pantai dengan banyaknya sampah yang tergenang di pinggir pantai, mencorat-coret tembok, ataupun secara tidak sengaja merobohkan bangunan-bangunan kecil Pantai seperti patung-patung atau huruf-huruf yang biasa mereka pakai sebagai latar foto mereka, serta melakukan estafet rokok dari tengah malam hingga menjelang subuh.

Seperti pemaparan dari informan :

“Kita’ di sini sebagai pelestari Pantai kadang ditegurji kalau ada yang terlalu bagaimanai mappoto di atas patung atau di atas huruf, karena biar sudah adami tulisan perhatian di situ tapi tetapji juga melanggar.” ( wawancara tanggal 08 Agustus 2015 )

Pantai Losari yang dulunya sangat tidak nyaman dijumpa oleh para pengunjung dengan adanya pengemis, pengamen dan lain-lain. Pengemis yang tiap harinya berada di Pantai yang baginya sudah ia jadikan sebagai rumahnya sendiri, beraktivitas bagaikan sudah kebiasaan yang sudah mendarah daging.

Begitupun dengan pengamen yang salah sedikit memaksa untuk di beri upah ketika setelah malantungkan nada gitar di sertai irama nyanyian yang mereka serasikan dengan suasana hati sang pengunjung. Preman yang statusnya pembuat onar di setiap pengunjung di lihatnya ia jadikan sebagai mangsa, salah satu watak dari preman ini ialah membuat para pengunjung mengeluarkan upah sebagai dana parkir kendaraan mereka untuk keperluan pribadi mereka.

Kini dengan informasi yang ada bahwa sekarang pemerintah telah menugaskan satpol PP di bantu dengan anggota TNI angkatan darat mulai tanggal 20 Juli 2015, ini sangat membantu kenyamanan para pengunjung yang ada di Pantai Losari. Bertugas sebagai keamanan yang memberantas pengemis,

Dalam dokumen PERILAKU SOSIAL REMAJA (Halaman 52-56)

Dokumen terkait