• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berlatihlah Menjadi Pendengar yang Baik

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 73-82)

Apa bukti nyata dari komitmen kita untuk mengasihi anak-anak SM? Menjadi pendengar yang baik bagi anak-anak merupakan salah satu buktinya.

Diberitakan seorang pengacara yang terkenal - yang tentunya merupakan seorang yang ahli dalam menggunakan kata-kata yang meyakinkan - memiliki satu ciri khas yaitu kemampuannya untuk diam seribu bahasa. Banyak yang dicapainya di dalam ruang pengadilan, baik dengan jalan mendengar maupun dengan jalan berbicara. Hal yang sama seharusnya juga dapat dikatakan mengenai guru-guru Sekolah Minggu.

Belajar mendengarkan tidaklah mudah bagi guru yang terbiasa mengajar dengan cara komunikasi satu arah. Untuk mengetahui saat-saat yang tepat kapan ia harus menjadi pendengar dan kapan harus menjadi pembicara, diperlukan kecakapan yang cukup banyak.

Anak-anak mempunyai pertanyaan yang harus dijawab. Anak-anak juga perlu

mengungkapkan isi hatinya. Seringkali pikiran mereka tidak ada hubungannya dengan isi pelajaran, tetapi pikiran-pikiran itu pun harus didengarkan.

Untuk menjadi pendengar yang baik, kita harus menaruh perhatian penuh kepada perkataan si pembicara. Pikiran orang dewasa seringkali melayang ke dunianya sendiri sewaktu mendengarkan anak-anak kecil. Apa yang didengarnya itu "masuk ke telinga kanan dan ke luar dari telinga kiri". Tetapi pendengar yang baik memperlakukan ucapan- ucapan si pembicara itu sebagai pikiran yang paling penting untuk saat itu.

Dunianya dapat menunggu. Ia mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk mendorong pembicara menambah seluk-beluk lainnya.

Seorang guru harus melatih dirinya sendiri untuk menunjukkan perhatian yang murni terhadap apa yang dikatakan muridnya. Usaha yang penuh kesadaran harus dilakukan, terutama bagi guru-guru yang sebelumnya tidak mementingkan pendapat anak-anak.

Pada saatnya guru akan mengembangkan rasa peka tidak saja terhadap kepentingan anak-anak, tetapi juga keperluan mereka. Jadi, dengan mendengar ia lebih mampu untuk memenuhi keperluan-keperluan ini. Bahan pelajarannya dapat mulai disusun dengan mencerminkan pengalamannya sendiri atau pengalaman orang lain yang dapat membimbing anak-anak dalam masa kesukarannya.

Setelah Anda sebagai seorang guru mulai dikenal sebagai pendengar yang baik, ia tidak hanya akan mendengarkan murid-muridnya di kelas. Anak-anak bahkan akan mencurahkan isi hati mereka di luar kelas juga, dalam kegiatan lain di gereja, atau dalam rumah. Pendengar yang baik merupakan teman yang paling baik.

Kemampuan mendengarkan tidaklah datang secara otomatis. Kita semua mempunyai sifat mementingkan diri sendiri yang selalu menimbulkan kesan agar orang lain selalu

e-BinaAnak 2006

74

harus 'mendengarkan perkataan Anda.' Tetapi guru yang telah melatih telinga dan hatinya untuk mendengarkan orang lain adalah guru yang akan berhasil membawa murid-muridnya ke dalam persekutuan dengan Dia yang telinga-Nya tidak pernah tertutup terhadap seruan anak-anak-Nya.

Sumber diambil dari:

Judul Buku : Buku Pintar Sekolah Minggu Jilid 2

Judul Artikel: Berlatihlah Menjadi Pendengar yang Baik Penerbit : Gandum Mas, Malang, 1996

Halaman : 209

e-BinaAnak 2006

75

Tips: Mengasihi Anak Dengan Memahaminya

Guru yang mengasihi murid-muridnya, harus memahami dan mengenali dengan baik setiap anaknya. Seperti gembala yang baik mengenali domba-dombanya, mengenali namanya, keturunan dari domba yang mana, kekhasan/ciri fisiknya, makanan

kesukaannya, kelemahannya, ciri khas karakternya, kebutuhan vitaminnya, dan sebagainya. Demikian juga seorang guru yang penuh kasih harus mengenali setiap anak di kelasnya.

Bagaimana kita dapat memahami dan mengenali setiap anak yang ada di kelas kita?

1. Tentukan guru wali setiap anak.

Bila di sebuah kelas terdapat misalnya dua puluh anak yang dilayani oleh dua orang guru, maka setiap guru menjadi guru wali dari sepuluh anak saja. Jadi, fokus perhatian dari tiap guru adalah kesepuluh anak walinya saja. Dengan sistem ini diharapkan anak lebih mendapat perhatian, karena setiap anak mempunyai seorang yang memperhatikannya secara khusus. Jika sistem ini tidak diterapkan, maka biasanya guru merasa tidak bertanggung jawab pada masalah seorang anak. Dengan kata lain, akan ada anak yang tidak

mendapatkan perhatian yang semestinya.

Dengan sistem guru wali ini, setiap guru akan dapat dimintai

pertanggungjawaban atas keadaan setiap anak yang menjadi anak didiknya. Hal ini tidak saja akan membuat para guru menjadi lebih bertanggung jawab, lebih terbeban serta lebih mengenal anak, tetapi juga akan membuat mereka semakin mencintai anak-anak didiknya, dan akhirnya semakin mencintai pelayanannya.

Sementara itu, setiap anak akan merasakan perhatian yang penuh dari guru walinya masing-masing. Tentu saja, pembagian tugas di antara para guru ini tidak boleh membuat guru tidak memperhatikan anak lain di luar walinya. Namun, pembagian ini semata-mata untuk mengefektifkan perhatian, agar anak-anak tidak merasakan adanya diskriminasi perhatian. Pembagian tugas ini juga jangan sampai menyebabkan adanya perpecahan di antara guru. Marilah kita bersikap dewasa dalam pelayanan. Pembagian tugas itu penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kita.

2. Kunjungi setiap anak, kenali pribadi anak, dan keluarganya.

Tugas guru wali anak adalah mengenali anak tersebut. Untuk memperdalam pengenalannya, guru wali perlu mengunjunginya, memahami perilakunya di rumah, memahami keadaan orang tuanya, keluarganya, situasi dan kondisi rumah, dan berbagai informasi penting yang dapat diperoleh dari seluruh keluarga. Setelah itu, guru wali mengisi data setiap anak yang menjadi anak didiknya. Masing-masing anak dibuatkan sebuah kartu data pribadi.

Ingat kartu ini bersifat sangat rahasia. Hanya guru kelas yang boleh tahu isinya.

Kerahasiaan data ini sangat penting. Guru adalah gembala yang tidak

bertanggung jawab jika ia menceritakan data pribadi anak didiknya kepada orang lain yang tidak berkepentingan di sekitarnya. Sebagai seorang konselor, saya sendiri selalu berusaha menjaga kerahasiaan data para konseli saya, bahkan

e-BinaAnak 2006

76

isteri saya pun tidak boleh tahu. Demikian juga data anak merupakan data rahasia yang suami/isteri/keluarga/sahabat kita sendiri tidak boleh tahu.

3. Pengumpulan hasil pengenalan.

Bersama guru-guru lain di kelas yang sama, pelajari, diskusi, dan catatlah semua data tersebut dengan sebaik-baiknya.

4. Dokumentasikan kartu-kartu data pribadi anak.

Agar tidak hilang, semua data perlu dibukukan atau disimpan sebagai "file"

dokumen penting untuk kelas. Dokumentasi yang baik akan sangat membantu evaluasi rutin di kemudian hari. Kartu-kartu tersebut akan berfungsi seperti kartu pasien seorang dokter, yang sangat penting sebagai pegangan untuk tindakan medis di masa yang akan datang. Demikian juga guru perlu menyimpan dengan baik kartu pribadi anak agar setiap saat dapat menjadi pegangan bagi guru untuk membuat tindakan/program kegiatan kelas Sekolah Minggu.

5. Evaluasi rutin perkembangan data pribadi anak.

Guru wali harus selalu mengevaluasi kembali (meng-update) data- data penting setiap anak secara rutin. Pengevaluasian setidaknya dilakukan setiap bulan sekali. Dengan demikian, perkembangan setiap anak akan dipantau paling tidak sebulan sekali. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perkembangan yang positif. Jika belum ada perkembangan yang positif, perlu dievaluasi. Perlu juga dievaluasi apakah arah pembinaan selama ini sudah berjalan baik sebagaimana diharapkan (untuk menjawab kebutuhan anak), dan apakah perlu dilakukan perubahan arah/desain pembinaan? Langkah perubahan apa yang perlu diambil? Semua ini menjadi tugas para guru di kelas untuk

mengevaluasinya.

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku : Mereformasi Sekolah Minggu

Judul Artikel Asli: Memahami Setiap Anak yang Ada di Kelasnya Penulis : Paulus Lie

Penerbit : Andi, Yogyakarta, 2003 Halaman : 6 - 10

Warnet Pena: Kids Bible Info

http://www.kidsbibleinfo.com/

Situs Kids Bible Info dapat Anda gunakan sebagai sarana untuk mengenalkan Alkitab kepada anak dan tentu saja mengajari anak bahasa Inggris. Berbagai pelajaran dari Alkitab disajikan sesuai dengan kemampuan berpikir anak. Beberapa di antaranya berjudul: "Orphan to Queen", "Jesus -- God's Greatest Gift to the World", dan "Ghosts:

Are They for Real?" Selain itu, disediakan juga permainan untuk mengasah

kemampuan berpikir anak. Nah, untuk melihat semenarik apa fasilitas yang disajikan Situs Kids Bible Info, langsung saja kunjungi situsnya. [Kiriman dari Hardhono]

e-BinaAnak 2006

77

Mutiara Guru

Dunia ini akan penuh dengan kasih, jika seorang guru dengan total menyatakan kasih kepada murid-muridnya.

Dari Anda Untuk Anda

Dari: Benyamin Kombeng <BENTO_83(at)>

>Salam sejahtera dalam Kristus Yesus Tuhan kita,

>Redaksi Bina Anak yang terkasih dalam Tuhan.

>Saya sangat bersyukur karna tiap hari menerima kiriman email dari

>bina anak, yang mana sangat menolong saya dalam mengembangkan

>bagaimana cara menanamkan suatu sifat yang bertanggung jawab pada

>diri anak Sekolah minggu. Dalam pelayanan saya sebagai seorang guru

>sekolah minggu, saya sering mengalami kendala dalam hal bagaimana

>cara menyampaikan firman Tuhan pada anak-anak dalam bahasa mereka.

>

>Tidak jarang anak-anak sekolah minggu memberikan pertanyaan yang

>sifatnya membutuhkan jawaban dengan logika. Saya berharap Bina anak

>bisa berbagi metode-metode mengajar sekolah minggu baik itu cara

>menyajikan firman Tuhan dengan alat peraga atau cara bernyanyi.

>Terimakasih Tuhan memberkati!

Redaksi:

Salah satu kerinduan e-BinaAnak adalah menyajikan sajian-sajian yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan pelayan-pelayan anak sehingga mereka bisa melayani lebih baik.

Untuk memperoleh bahan-bahan mengenai metode-metode mengajar di Sekolah Minggu, silakan Anda berkunjung ke Situs PEPAK (Pusat Elektronik Pelayan Anak Kristen) dengan mengakses alamat:

http://www.sabda.org/pepak/topik/05/

Ada lebih dari 100 artikel maupun tips dalam halaman tersebut yang memuat metode dan cara mengajar. Selamat berkunjung dan melayani.

e-BinaAnak 2006

78

e-BinaAnak 267/Februari/2006: Mengasihi Gereja

Salam dari Redaksi

Salam jumpa,

Rick Warren mengungkapkan bahwa, "Tidak ada apa pun di bumi ini yang lebih penting bagi Allah selain gereja-Nya. Dia membayar harga tertinggi untuk gereja, dan Dia ingin agar gereja terlindungi."

Pernyataan tersebut cukup penting untuk kita renungkan. Jika Allah amat mengasihi gereja-Nya, bukankah itu merupakan satu tuntutan bagi kita untuk melakukan apa yang dikehendaki-Nya? Sebagai seorang guru Sekolah Minggu, apa yang sudah kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita sudah mengasihi gereja Tuhan? Dengan mengajar lebih sungguh- sungguh? Apakah hanya itu?

Dalam edisi kali ini kita dapat melihat apa yang dapat dilakukan untuk membuktikan kasih dan perhatian kita sebagai seorang guru Sekolah Minggu kepada gereja. Lewat sajian minggu ini, kami yakin akan ada banyak berkat agar kita lebih mengasihi gereja Tuhan.

Selamat menebarkan kasih!

Redaksi e-BinaAnak, (Davida)

"Dan Akupun berkata kepadamu:

Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku

dan alam maut tidak akan menguasainya." (Matius 16:18)

< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=Matius+16:18 >

e-BinaAnak 2006

79

Artikel: Melayani Gereja

Gereja mengalami banyak kesulitan ketika memanggil orang-orang agar melayani, karena gereja tidak pernah membedakan antara kegiatan gerejawi dengan pekerjaan gereja. Ada dua gereja -- gereja yang berkumpul dan gereja yang menyebar. Kegiatan gerejawi terjadi di gedung gereja dengan keterlibatan 10% - 20% anggota gereja.

Sedangkan pekerjaan gereja berlangsung sepanjang minggu, di mana saja anggota gereja berada.

Pada waktu seseorang bertanya kepada kami di mana gereja kami, kami mengatakan bahwa pada jam 11, hari Minggu pagi, gereja kami di Fourth and Main. Tetapi pada jam 11, hari Senin pagi, gereja kami berada di kantor-kantor, di sekolah, di rumah, dan di pabrik-pabrik. Pekerjaan gereja adalah untuk semua orang beriman, sepanjang waktu.

Orang mengira bahwa melayani Tuhan harus berlangsung di bangunan gereja. Padahal kita juga bisa melayani Tuhan di rumah kita dan di tempat di mana kita bekerja.

Untuk menerima orang bekerja secara sukarela di gereja, kita perlu mengadakan penangguhan atas tiga perkara.

Pertama, kita perlu berhenti menyampaikan pengumuman yang meminta orang-orang untuk terlibat. "Kami mohon kedatangan Saudara-saudara pada hari Selasa depan;

kami akan mengadakan kunjungan. Hari Selasa yang lalu tidak seorang pun yang muncul, jadi kiranya Saudara bersedia menolong kami." Jika kita melakukan hal itu, hari Selasa berikut tidak akan ada seorang pun yang muncul kecuali dua orang yang belum pernah boleh kita utus untuk melakukan kunjungan. Kesan yang ditimbulkan bila kita meminta secara umum adalah bahwa Allah itu miskin.

Kedua, kita hendaknya melarang pelimpahan tugas pada saat-saat terakhir. Pemimpin Sekolah Minggu menyelinap masuk ke kelas orang dewasa, menepuk bahu seseorang yang duduk di ujung bangku dan memberinya tugas untuk mengajar kelas remaja. Dari tindakan itu orang akan berpikir bahwa agar tidak dijadikan guru Sekolah Minggu lebih baik mereka tidak duduk di ujung bangku.

Ketiga, kita hendaknya membuang cara-cara paksaan. Kita berkata kepada seseorang,

"Kami telah mencari-cari di seluruh gereja, dan kami tidak bisa mendapatkan seorang pun untuk mengajar di kelas remaja ini. Kami telah kehilangan tujuh guru dalam delapan bulan terakhir ini, dan kami susah. Akhirnya kami mendapatkan nama Anda.

Bersediakah Anda mengambil tugas ini?" Orang itu berkata, "Wah, saya sibuk," dan kita jawab, "Ini tidak akan banyak menyita waktu Anda, dan kami sangat membutuhkan pertolongan Anda."

Bagaimana cara kita mendapatkan seseorang menentukan bagaimana dia akan melayani. Kita memerlukan suatu panitia penempatan tenaga yang tugas utamanya adalah mencari orang yang cocok untuk tugasnya. Panitia ini membuat janji untuk berbicara dengan orang itu dan mengatakan kepadanya secara jelas apa yang tercakup dalam tugas itu serta latihan dan perlengkapan apa yang akan diberikan oleh gereja.

e-BinaAnak 2006

80

Panitia ini kemudian meminta orang tersebut untuk mendoakan rencana itu. Meminta orang itu untuk berdoa tidak hanya merupakan suatu muslihat rohani. Seorang

hendaknya tidak berkata "ya" kepada gereja sebelum ia berkata "ya" kepada Tuhan.

Demikian pula ia hendaknya tidak mengatakan tidak kepada gereja sebelum ia mengatakan tidak kepada Tuhan.

Gereja kami mempunyai motto: Kami mengharapkan banyak dari Anda, dan Anda dapat mengharapkan banyak dari kami. Dengan kata lain, ada beberapa standar tertentu bagi para guru, bagi orang-orang yang bertugas mengadakan kunjungan, dan bagi para diaken. Kami tidak pernah meminta seseorang untuk menolong kami tanpa memberi dia latihan yang baik. Sebagai hasilnya, para pembantu kami melakukan pekerjaan dengan baik, dan mereka senang memberikan dengan sukarela waktu dan bakat mereka untuk gereja.

Dalam pelayanan gereja di penghujung abad keduapuluh ini, Injil memang tidak kehilangan kuasanya, namun di banyak gereja, Injil kehilangan pendengarnya. Satu penyebabnya adalah cara kita dalam mengadakan penginjilan yang lebih

mementingkan program dan bangunan. Kita berkata, "Sebagai orang-orang berdosa yang beruntung, marilah kita datang ke gereja. Selamat datang." Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang menyuruh orang yang sesat agar pergi ke gereja. Tetapi ada banyak ayat yang menyuruh orang percaya untuk pergi ke dunia yang sesat.

Kita harus memusatkan perhatian pada penginjilan yang berhubungan dengan gaya hidup yang di dalamnya kita membangun hubungan dengan orang-orang yang tersesat di sekitar kita, di masyarakat kita, di kantor, di klub tenis, atau di sekolah. Dengan mengenal orang-orang yang sering kita lihat, kita memperoleh kesempatan untuk didengar. Kita saling menceritakan tentang berbagai peristiwa sosial, tentang atletik, tentang konser, dan tentang alat penyejuk ruangan kantor, dan kita memakai dasar yang umum ini sebagai batu loncatan untuk membawa mereka kepada Kristus.

Gereja-gereja seharusnya mempunyai program dalam memenuhi kebutuhan setiap kelompok usia, dari yang termuda sampai yang tertua. Apakah kita memusatkan perhatian pada keluarga dengan orang tua tunggal, pada keluarga yang terdiri dari orang tua tiri dan anak- anak tiri, dan pada orang dewasa yang tidak menikah?

Perhatikan juga kepentingan orang-orang lanjut usia yang merupakan golongan

penduduk yang paling cepat bertambah. Adakan pelayanan kepada lembaga-lembaga duniawi melalui orang-orang yang berprofesi dan para pengusaha, kepada orang cacat, dan kepada para narapidana.

Pendek kata, gereja harus menjadi peka terhadap masyarakat. Gereja harus

meninggikan antena untuk mengetahui apa yang sedang terjadi dalam masyarakat, siapa orang-orang yang menderita, dan apa yang dapat dilakukannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat itu.

e-BinaAnak 2006

81 Bahan diedit dari sumber:

Judul Majalah: Sahabat Gembala, Juli, 1994 Judul Artikel: Melayani Gereja

Penulis : Howard Hendricks

Penerbit : Kalam Hidup, Bandung

e-BinaAnak 2006

82

Artikel 2: Bagaimana Seorang Guru Sekolah Minggu

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 73-82)

Dokumen terkait