• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makna Doa Bagi Seorang Anak

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 141-146)

"Allah Bapa, terima kasih atas mama dan papa dan Carol dan Don dan Tippy.

Tolong aku untuk menjadi seorang penolong yang baik kalau kami memotong rumput besok."

Doa Billy menunjukkan pengertian seorang anak yang mengagumkan tentang realitas Allah. Ia mengungkapkan kepedulian terhadap orang- orang yang berarti dalam

hidupnya dengan menyebutkan nama mereka satu per satu di dalam doanya. Kadang- kadang ia membuat daftar doa tentang hal-hal yang ia inginkan untuk dirinya sendiri. Ia menyukai doa, karena doa memberinya rasa aman dan perasaan mampu. Rasa aman timbul dari pengertian bahwa Allah mendengarnya bila ia berdoa dan bahwa segala sesuatu pasti berjalan dengan baik. Perasaan mampu timbul karena ia dapat berbicara langsung kepada Pribadi yang begitu penting dan tahu bahwa Dia akan melakukan yang terbaik baginya.

Namun, anak memiliki kesadaran yang sangat minim tentang arti doa. Jeffrey, berusia empat tahun, memahami doa seperti peristiwa- peristiwa yang terjadi secara harfiah,

"Dan kemudian angin datang, menghembuskan doa-doa ke surga tempat Allah berada."

Anna, berusia lima tahun, percaya bahwa kegagalan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan adalah karena kesalahan transmisi pada dirinya. "Kamu harus tahu kata- kata yang tepat agar doamu dikabulkan."

Seorang gadis kecil tak mau lagi berdoa sebelum tidur sejak keluarganya pindah ke rumah baru. Orang tuanya akhirnya mengerti bahwa dulu ketika mereka tinggal tak jauh dari gereja, Melanie tidak mengalami kesulitan untuk percaya bahwa Allah sungguh- sungguh mendengar doanya. Tetapi saat pindah ke kota lain, ia sulit percaya bahwa doanya masih dapat didengar, karena letak "rumah Allah" jauh dari rumahnya.

Pernyataan-pernyataan tentang doa seperti ini sering diutarakan anak-anak dan hal tersebut menggambarkan dilema ganda yang disebabkan oleh pemahaman anak yang kabur tentang makna doa, ditambah lagi dengan kepastian yang kuat bahwa

pengertiannya, apa pun isinya, adalah benar. Pengertian anak tentang doa amat diwarnai oleh pengertiannya tentang Allah. dan hal ini tergantung pada sejauh mana pemahamannya tentang Allah. Jika Allah merupakan makhluk yang dapat dilihat secara fisik, dan tinggal entah di gedung gereja atau di atas awan yang tebal, menyampaikan pesan kepada-Nya lewat doa dapat menjadi tantangan yang besar.

Bahkan jika anak menerima gagasan bahwa Allah mendengar doa kita, doa seorang anak juga mencerminkan dimensi lain dari tingkat pemikiran anak tersebut. Oleh sebab itu, wajarlah jika sebagian besar proporsi doa-doanya berpusat pada diri sendiri, sesuai dengan pandangan dasar egosentris anak. Jika anak berdoa untuk orang lain,

permintaan seringkali diungkapkan dari segi hubungan orang itu dengan dirinya.

Misalnya, Dina yang berusia lima tahun berdoa, "Dan saya mohon tolonglah agar Mama dan Papa mengasihi saya." Karena hubungan kasih sayang merupakan hal yang paling menyenangkan dalam hidup Dina, maka sangatlah wajar jika ia menaikkan doa

e-BinaAnak 2006

142

semacam ini. Ia belum menyadari bahwa orang tuanya dan dirinya merupakan pribadi- pribadi yang terpisah, yang terkadang melakukan hal-hal yang tak berhubungan

dengannya. Pengertian ini baru akan muncul beberapa tahun kemudian, setelah ia semakin lama menjalani hidup bersama orang tuanya.

Hampir sama dengan itu, anak-anak lebih tertarik pada doa-doa mereka sendiri

daripada doa-doa orang lain. Karena kebanyakan doa-doa orang dewasa yang diamati anak-anak, khususnya di gereja, agak panjang (amat panjang menurut anak-anak), dan karena itu, agak membosankan (amat membosankan menurut anak-anak). Doa-doa orang lain cenderung kurang diminati anak.

Secara umum, anak-anak di bawah usia tujuh tahun biasanya memandang doa sebagai bentuk pemahaman akan Allah untuk hal-hal tertentu. Mereka cenderung berasumsi bahwa Allah memiliki kewajiban untuk melakukan apa yang mereka minta, dan tidak pada tempatnya untuk marah kepada Allah jika doa mereka tidak dijawab. Pada usia tujuh sampai sembilan tahun, anak-anak mulai memandang doa sebagai komunikasi dengan Allah, bukan sekadar meminta. Namun, permintaan masih cukup mendominasi isi doa anak-anak usia ini, meskipun banyak di antara isi doanya yang ditujukan demi kepentingan orang lain, termasuk binatang-binatang peliharaannya. Anak tidak marah kepada Allah jika doanya tidak terjawab. Sebaliknya, anak seusia ini cenderung

mempertanyakan apakah doanya sudah diucapkan dengan kata- kata yang benar dan cukup tulus.

Mungkin karena konsep anak tentang doa begitu samar, kebanyakan perasaan, pikiran, dan apa yang dilakukan anak berkenaan dengan doa ditentukan oleh contoh doa orang dewasa yang ia amati. Jika contoh- contoh doa yang mereka amati berupa rangkaian kata-kata panjang dan formal kepada Allah, anak cenderung menyimpulkan bahwa doa itu membosankan. Jika doa itu ringkas, informal dan dengan masalah- masalah yang berkenaan dengan anak, doa akan dipandang sebagai suatu hal yang positif.

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku : Mengenalkan Allah pada Anak Judul Artikel Asli: Anak dan Doa

Penulis : Wes Haystead

Penerbit : Gloria, Yogyakarta, 1998 Halaman : 109 - 111

e-BinaAnak 2006

143

Bahan Mengajar: Untuk Apakah Doa Itu?

Tujuan doa adalah agar kita dapat lebih dekat dengan Allah. Pada saat kita berkata kepada Allah tentang permintaan maaf atas dosa- dosa kita, mengucapkan syukur atas segala yang telah diperbuat Allah dan mengajukan permohonan pertolongan kepada Allah, Allah mulai mengubah kita. Allah mulai mengubah pikiran-pikiran dan kemauan- kemauan kita, dan Dia akan memperlihatkan kepada kita apa yang Dia inginkan untuk kita lakukan. Kita akan menjadi lebih mengasihi dan melihat hal-hal dari sudut pandang Allah. Demikian juga, doa memberi kita suatu kesempatan untuk mengatakan,

"Kehendak-Mu jadilah". Inilah jalan bagi kita untuk bekerja sama dengan Allah dalam mengubah dunia. Pikirkanlah dengan cara ini: Allah adalah Bapa kita. Dia mencintai dan ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita, mengajar bagaimana kita harus hidup, menjaga kita, dan memakai kita. Dia ingin menjadi sahabat kita. Para pendoa mohon kepada-Nya untuk melakukan hal itu dalam hidup kita. Kita berdoa karena doa itu mengundang Bapa kita yang tercinta untuk bekerja dalam hidup kita dan dalam dunia ini.

Ayat Kunci Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku.

Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu (Yohanes 16:24).

Ayat Terkait Mazmur 4:2; 17:6; Filipi 4:6; Yakobus 5:16; 1 Petrus 3:12

Catatan untuk Para Pelayan Anak Doa adalah sesuatu yang hampir sama dengan percakapan antara orang tua dengan anaknya. Analogi ini akan membantu Anda menjelaskan tentang masalah doa.

Bahan diambil dari sumber:

Judul Buku: 107 Pertanyaan Anak-anak tentang Doa Penerbit : Betlehem Publishers, Jakarta, 1998 Halaman : 2

e-BinaAnak 2006

144

Tips: Proyek Mempraktikkan Doa

Bagaimana anak dapat mengerti arti penting berdoa tergantung dari bagaimana kita sebagai guru rohani membimbing mereka untuk berdoa dalam kelas setiap minggunya.

Untuk Anak yang Belum Sekolah

Kita lipat tangan kita. Ketika kita menggoyang-goyangkan ibu jari, kita katakan, "Berdoa adalah berbicara kepada Tuhan Yesus. Apa yang ingin kamu katakan pada Yesus? Kita bisa bersyukur kepada-Nya, memuji Dia atau mengatakan sesuatu kepada Dia."

"Tiga jari berikutnya mengingatkan kita untuk mendoakan orang lain. Siapa yang ingin kita doakan? Keluarga kita? Penginjil kita? Guru kita? Mereka yang sedang sakit?

Mereka yang ada di gereja? Mari kita berdoa untuk orang lain.

"Ketika kita menggoyang-goyangkan jari kelingking kita, kita memikirkan diri kita sendiri.

Apa yang ingin kamu doakan? Apa yang ingin kamu butuhkan dan ingin kamu katakan kepada Yesus?"

Proses seperti ini melatih anak-anak yang belum sekolah untuk menempatkan Yesus sebagai yang terutama, yang lain sebagai urutan berikutnya, dan dirinya sendiri sebagai yang terakhir.

Untuk Anak-Anak Usia Sekolah

Anda bisa melatih anak-anak yang usianya lebih dewasa tentang prinsip-prinsip berdoa, misalnya memuji, mengaku dosa, mengucap syukur, dan permohonan. Pastikan ada waktu untuk menjelaskan arti dari masing-masing prinsip tersebut sebelum

mengajarkan teknik berdoa ini.

Karena doa adalah suatu hak istimewa, saya akan menjelaskan pada murid-murid alasan kita menutup mata dan melipat tangan pada waktu berdoa. Alasan melakukan hal itu adalah untuk memfokuskan diri supaya benar-benar memberikan perhatian kepada Tuhan. Jika kita melihat ke sekeliling kita atau meresahkan sesuatu, kita menjadi kurang memfokuskan diri pada Tuhan. Apakah Tuhan menjawab doa-doa hanya jika anak-anak duduk tenang dan menutup mata serta melipat tangan mereka?

Tidak. Tuhan menjawab doa-doa yang kita panjatkan dari hati kita, tetapi tangan yang tenang membantu hati kita untuk menjadi lebih tenang.

Pasangan Dalam Berdoa (Untuk Anak-Anak Kelas Besar)

Akan tiba saatnya bagi anak-anak ketika mereka tidak nyaman lagi menceritakan

permohonan doa pribadi mereka kepada teman-teman sekelasnya. Ini mungkin saatnya untuk mengenalkan ide tentang pasangan dalam berdoa. Pasangkan setiap anak

dengan seorang teman sekelas mereka yang menurut Anda akan menjadi pasangan

e-BinaAnak 2006

145

doa yang cocok. Berikan waktu bagi mereka setiap hari Minggu untuk berdoa bersama.

Tekankan bahwa ini adalah waktu untuk berdoa dan bukan untuk bergosip atau

bermain-main. Adalah sangat penting untuk melatih murid-murid kita supaya bijaksana dan tidak menirukan permohonan doa seseorang sebagai gurauan. Tidak ada yang akan lebih menyakitkan bagi anak-anak selain mencurigai bahwa kemampuan mereka sangat lemah. Misalnya, seorang anak mungkin sudah sejak lama memiliki beban karena dia mempunyai seorang ayah yang pemabuk. Dalam menyingkap rahasia pribadi dan situasi yang menyakitkan ini, dia senang bila mengetahui orang lain berdoa untuknya. Namun, jika kata "dia dan ayahnya yang pemabuk" sampai pada orang tua anak tersebut, dia akan marah. Sharing yang sifatnya rahasia dalam situasi yang dapat dipercaya sekarang menjadi suatu tragedi. Betapa menyedihkannya. Betapa tidak pentingnya. Hormatilah hak setiap anak untuk mendapatkan kerahasiaan. (t/Ratri) Bahan diterjemahkan dan diedit dari sumber:

Judul Buku : Becoming a Treasured Teacher Judul Artikel : Practical Prayer Project

Penulis : Jody Capehart

Penerbit : Victor Books, USA, 1992 Halaman : 66 - 67

e-BinaAnak 2006

146

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 141-146)

Dokumen terkait