• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mendidik Cinta Kasih

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 120-141)

Mengapa kita mengajarkan tema "cinta kasih dan kepedulian"? Pertama, dalam masyarakat kita tampak adanya kecenderungan untuk makin menjadi individualis dan egois. Orang mengejar kepentingannya sendiri, dengan cara halal maupun tidak halal, tanpa peduli bahwa akan ada orang, kelompok agama, kelompok suku, masyarakat ataupun negara yang menderita atau dirugikan karena perbuatannya.

Di samping itu, penggunaan kekerasan makin terlihat, bukan hanya di layar TV,

melainkan telah merasuk dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, perampokan nasabah bank atau perkelahian pelajar dengan menggunakan berbagai alat dan terjadi bukan hanya antara seorang dengan orang lain yang berperkara dengan dirinya, melainkan juga dengan orang yang sama sekali tidak mereka kenal. Perasaan orang seakan-akan telah menumpul; kurang ada rasa peka, rasa kasihan dan rasa kasih satu dengan yang lain.

Menyadari hal ini, maka dibutuhkan sebuah pendidikan dengan program yang bukan hanya meningkatkan daya pengenalan dan psikomotorik anak atau murid, tetapi terutama yang mengembangkan rasa kasih sayang anak atau murid. Maka perlu ada program yang dapat menumbuhkan perhatian, motivasi dan sikap siswa untuk

memerbaiki hubungan antarmanusia dan menajamkan kembali perasaan untuk saling mengasihi dan saling memedulikan.

Kedua, tema ini perlu diajarkan karena cinta kasih dan kepedulian adalah kebutuhan emosional dan psikologis yang vital. Kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, manusia tak dapat hidup dengan berarti, sejahtera, dan bahagia. Bahkan seorang bayi akan mati merana jika tidak menerima kasih sayang dan kehangatan dari sesama manusia, meskipun kebutuhan fisiknya dipenuhi. Kekurangan cinta kasih dan kepedulian waktu anak masih kecil, akan membawa akibat yang menetap. Seorang anak yang pada masa kecilnya dididik dengan keras dan kejam serta menerima sedikit kasih dan kehangatan, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang beringas, yang tidak mengenal rasa peduli dan kasihan kepada orang lain, seperti tampak pada sejarah Hitler.

Ketiga, alasan mengapa tema ini perlu diajarkan adalah karena mengasihi adalah hukum yang terutama dari semua hukum. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu dan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:37-39 dan Markus 12:30-31). di sini terlihat tiga dimensi dari mengasihi, yakni sebagai berikut.

1. Mengasihi Tuhan Allah

Maksud disebutkannya segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan ialah agar kita mengasihi Allah dengan segenap diri kita sebagai kesatuan dari tubuh, jiwa, roh, akal budi, perasaan, dan kemauan kita. Hidup kita seanteronya harus diarahkan dan patuh kepada perintah Allah sehingga Allah yang menjadi Raja dalam hidup kita dan kehendak-Nya yang berlaku di dalam hidup kita.

Melaksanakan hukum ini membawa konsekuensi yakni kita harus mau

melaksanakan perintah Tuhan. Hal ini dinyatakan dengan jelas dalam Yohanes

e-BinaAnak 2006

121

14:21, "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku".

Meskipun kita tidak dapat melihat Tuhan, namun mengasihi Tuhan ada miripnya seperti mengasihi dalam hubungan antarmanusia. Jika kita mengasihi

seseorang, kita akan berusaha menyenangkan hatinya dengan melakukan apa yang dikatakannya, dan apa yang dimintanya. Begitu juga dalam hubungan dengan Tuhan. Kita mengasihi Tuhan dengan menuruti firman-Nya.

2. Mengasihi Sesama Manusia

Dasar bahwa kita harus mengasihi sesama manusia adalah karena Tuhan Yesus telah mengasihi kita terlebih dahulu. Karena kasih- Nya Ia telah memberikan seluruh diri-Nya untuk menebus kita. Sebab itu, kita diminta untuk mengasihi sesama manusia, "Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:39).

Timbul pertanyaan, siapakah sesama manusia? Sesama manusia tidak terbatas pada keluarga, teman, tetangga, orang sesuku, seagama, sebangsa, tetapi juga musuh kita dan orang-orang yang tidak kita kenal, yang ditempatkan Tuhan dalam jalan hidup kita, bahkan termasuk orang-orang lain pun di seluruh dunia.

Semua manusia adalah bersaudara karena semua orang adalah anak-anak Allah. Mungkin saja kita kurang menyukai tetangga kita. Namun, jika kita percaya bahwa Allah memelihara kita dan juga tetangga kita, dan bahwa Tuhan datang untuk tetangga maupun untuk kita, maka kita harus mengasihi dia; kalau tidak, kita akan menghina Tuhan yang mengasihi dia. Satu-satunya cara seseorang untuk membuktikan bahwa ia mengasihi Allah ialah dengan menunjukkan kasihnya kepada sesamanya.

3. Seperti Diri Sendiri Berbeda dengan kedua perintah di atas, kasih kepada diri sendiri bukanlah perintah atau anjuran Tuhan Yesus. Kasih kepada diri sendiri sungguh kita kenal dan bahkan terlalu kita kenal, akibatnya kita cenderung bersifat egois. Ungkapan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri mau menunjukkan bahwa perintah Tuhan untuk mengasihi sesama harus mempunyai bobot yang sama seperti mengasihi diri sendiri.

Di samping itu, mengasihi orang lain seperti diri kita sendiri, mengandung pengakuan bahwa orang yang tidak mengasihi dirinya sendiri, tidak mungkin dapat mengasihi orang lain dengan sepatutnya.

Perintah untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia bukanlah perintah yang mudah untuk dilaksanakan. Kita tidak bisa mengasihi Tuhan dan sesama manusia dengan kekuatan sendiri. Dengan jujur dan rendah hati kita perlu mengakui bahwa kita membutuhkan pertolongan dan anugerah Roh Kudus untuk dapat melakukan perintah yang paling utama ini.

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku : Ajarlah Mereka Melakukan Penulis : Stans Ismail

Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1998 Halaman : 67 - 70

e-BinaAnak 2006

122

Bahan Mengajar: Tak Seorang Pun Mengasihi Saya

Ibu tahu bahwa Yanti pasti telah mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan di sekolah. Para ibu biasanya mempunyai cara tertentu untuk mengetahui hal-hal seperti ini. Mungkin ibu mengetahuinya dari cara Yanti menutup pintu ketika pulang dari sekolah. Atau mungkin juga dari wajah Yanti yang cemberut.

Apa pun caranya, yang jelas ibu tahu bahwa hari itu merupakan hari yang tidak menyenangkan bagi Yanti di sekolah. "Adakah sesuatu yang ingin kamu katakan, Yanti?" tanya ibu.

"Tak seorang pun mengasihi saya," kata Yanti.

"Tak seorang pun mengasihimu?" tanya ibu.

Renungan Singkat Tentang Kasih:

1. Pernahkan kamu mengatakan bahwa tak seorang pun mengasihimu? Tahukah kamu bahwa bagaimanapun juga ada orang yang mengasihimu?

2. Apakah yang akan kamu katakan kepada Yanti seandainya kamu adalah ibu?

Dapatkah kamu menerka siapa yang mengasihi Yanti?

"Marilah kita melihat sesuatu bersama-sama," kata ibu sambil menuntun Yanti menuju ke dapur.

Kemudian ibu menuangkan air jeruk ke dalam dua gelas, satu untuk Yanti dan satu lagi untuk ibu sendiri. Setelah itu ia meletakkan sepiring kecil kue kering di atas meja.

Yanti agak tersenyum ketika ibunya mengajak duduk bersama-sama dan mulai mengunyah kue. Yanti benar-benar tersenyum ketika ibunya mengambil album foto keluarga dan membukanya.

"Ini foto piknik kita yang terakhir," kata ibu. Ibu kira, kamu senang sekali waktu itu, bukan?"

"Ya, saya senang sekali!" kata Yanti. "Saya sungguh senang dengan piknik-piknik yang diadakan keluarga kita."

"Nah, sekarang lihat, ini fotomu waktu digendong Ayah keliling meja," kata ibu. "Menurut kamu, apakah Ayah mengasihimu?"

Yanti tersenyum. "Ya, saya tahu Ayah mengasihi saya," katanya.

"Dan ini foto Ibu ketika sedang memberimu sepotong roti. Menurut kamu, apakah Ibu mengasihimu?" tanya ibu.

e-BinaAnak 2006

123

Yanti menganggukkan kepalanya dan menjawab, "Ya." Kemudian ibu menunjukkan foto kakak laki-laki Yanti. Yanti tahu bahwa kakaknya juga mengasihi dia. Setelah itu, Yanti melihat foto kedua saudara sepupunya, bibi dan paman yang sangat disayanginya, nenek dan kakek, juga guru Sekolah Minggunya. Semuanya mengasihi dia! Itulah yang dikatakan Yanti.

"Saya ... saya kira saya salah," kata Yanti. "Banyak sekali orang yang mengasihi saya."

"Termasuk Tuhan Yesus!" kata ibu.

Renungan Singkat tentang Tuhan Yesus dan Kamu:

1. Yanti tahu bahwa banyak orang yang mengasihi dia. Buatlah sebuah daftar orang-orang yang mengasihimu!

2. Apakah Tuhan Yesus termasuk di dalam daftarmu? Bagaimanakah kamu tahu bahwa Tuhan Yesus mengasihimu?

Bacaan Alkitab:

1Yohanes 4:19-21 Kebenaran Alkitab:

Kita mengasihi orang lain karena Tuhan Yesus lebih dahulu mengasihi kita (1Yohanes 4:19).

Doa:

Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau mengasihi saya. Tolonglah saya mengasihi orang lain juga. Amin.

Bahan diedit dari sumber:

Judul Buku: 100 Renungan Singkat untuk Anak-anak Penulis : V. Gilbert Beers

Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1986 Halaman : 26 - 27

Warnet Pena: Fishers Of Kids

http://www.fishersofkids.com/

Situs Fishers of Kids ini dibuat oleh badan pelayanan yang bernama sama dengan situsnya. Situs ini menyajikan banyak pelajaran mengenai prinsip-prinsip Kristen seperti Keselamatan dari Tuhan, Hidup Kristen, Beriman dalam Tuhan, Kasih dan

Pengampunan, Membaca Alkitab, Bersaksi, 10 Perintah Allah, dan lain-lain. Selain itu, kita juga dapat men-download secara gratis 60 naskah drama boneka, 40 naskah drama, dan satu tahun kurikulum Sekolah Minggu. Kurikulum dirancang untuk anak- anak kelas 1 - 6 SD. Tunggu apa lagi? Manfaatkan semua bahan yang ada dalam situs ini untuk pelayanan di Sekolah Minggu Anda. [Kiriman dari: Davida)

e-BinaAnak 2006

124

Mutiara Guru

Mengasihi, itulah yang Yesus lakukan ...

Supaya kita juga selalu saling mengasihi.

Dari Anda Untuk Anda

Dari: Moels 1973 <mbltgk(at)>

>Dengan hormat,

>Bersama email ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

>Bapak/Ibu pengurus atas email-email yang dikirimkan kepada saya itu

>banyak membantu bagi saya secara pribadi dan banyak orang. Dan

>bersama ini juga saya hendak meminta Izin Pemuatan atas artikel-

>artikel yang Bapak/Ibu kirimkan kepada saya ke dalam Buletin SYALOM

>yang saya kelola bersama teman-teman di Gereja Kristus Bogor.

>Demikian email dari saya, dan saya tunggu kabar dari Bapak/Ibu.

>Mulyadi Danusaputra Redaksi:

Puji Tuhan untuk setiap berkat yang kita bersama bisa bagikan kepada banyak orang!

Biarlah kerjasama ini bisa meninggikan nama Tuhan.

Sehubungan dengan pemuatan artikel e-BinaAnak di majalah Syalom, kami tidak keberatan. Silakan memuatnya, selama itu tidak ditujukan untuk maksud komersil.

Namun, jangan lupa menuliskan sumber asli (buku) dari mana tulisan tersebut diambil dan juga cantumkan alamat berlangganan e-BinaAnak, sebagai sumber onlinenya.

Terima kasih.

e-BinaAnak 2006

125

e-BinaAnak 272/Maret/2006: Arti Penting Mengucap Syukur

Salam dari Redaksi

Syalom,

Mengucap syukur seharusnya menjadi gaya hidup setiap orang Kristen karena hal itu merupakan kehendak Allah. Tuhan ingin kita mengucap syukur dalam segala hal, bukan hanya saat kita menerima berkat Tuhan, tetapi juga saat kita menghadapi kesulitan dan masalah hidup. Hal ini harus mulai ditekankan kepada anak-anak yang kita layani.

Simaklah artikel minggu ini untuk mengetahui makna ucapan syukur yang sebenarnya, supaya pengajaran itu juga dapat dibagikan kepada anak-anak layan kita. Saran dan bahan-bahan praktis untuk mengajarkan hal tersebut dapat dilihat di Kolom Tips dan Bahan Mengajar.

Selamat mengajar dan mengucap syukurlah senantiasa!

Redaksi e-BinaAnak, (Davida)

"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah

di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1Tesalonika 5:18)

< http://www.sabda.org/sabdaweb/?p=1Tesalonika+5:18 >

e-BinaAnak 2006

126

Artikel: Mengucap Syukur

Orang Kristen sejati adalah orang yang menyadari keberadaannya di hadapan

Penciptanya. Karena ia sadar akan ketidaklayakannya, ia menyadari bahwa hidupnya harus senantiasa diisi dengan ungkapan syukur. Ia akan bersyukur saat kebahagiaan ia peroleh. Ia pun akan bersyukur di kala berbagai permasalahan mendera hidupnya.

Mengucap syukur dalam segala hal mungkin menjadi suatu nilai ideal yang hendak dicapai setiap orang percaya. Tak jarang seorang Kristen tetap mengeluh di tengah masalah yang melilitnya. Sebaliknya, tak jarang pula ia melupakan Tuhannya bila ia tidak sedang menghadapi masalah. Mereka tahu kalau mereka harus bersyukur dalam segala hal. Kenyataannya, mereka tidak melakukannya.

Lalu, apakah yang menyebabkan banyak orang Kristen seolah-olah lupa untuk menaikkan ucapan syukur mereka? Mengapa mereka terlihat sulit untuk

melakukannya? Salah satu alasan mengapa hal demikian terjadi adalah karena sebagian orang Kristen tidak memahami makna ucapan syukur yang sebenarnya.

Pemahaman terhadap makna ucapan syukur merupakan hal yang penting bagi setiap orang percaya. Oleh karena itu, berikut ini dikemukakan beberapa poin mengenai makna ucapan syukur.

1. Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap keselamatan yang dianugerahkan di dalam Yesus Kristus (1Kor. 15:57; Ibr. 12:28).

Tidak ada konsep keselamatan seagung keselamatan yang dinyatakan di dalam Alkitab. Melalui pengorbanan Kristus di kayu salib, setiap orang yang menerima- Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat mendapat pengampunan dan beroleh kehidupan yang kekal. Pengorbanan Kristus merupakan pengorbanan teragung yang pernah terjadi di sepanjang sejarah umat manusia dan tidak ada yang dapat menandinginya. Inilah yang mendasari ucapan syukur setiap orang percaya. Dengan demikian, setiap orang Kristen sejati harus bersyukur kepada Tuhan karena penebusan di dalam Yesus Kristus.

2. Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap segala anugerah Tuhan (Yes. 25:1; 2Kor. 9:15; Ef. 5:20).

Banyak manusia merasa bahwa ia memiliki hak untuk hidup di dunia ini. Ia merasa berhak atas segala sesuatu yang diperolehnya. Padahal, tidak sedikit pun ia berhak atas keberadaannya di dunia. Bukankah karena kehendak Allah sematalah manusia diciptakan dan dapat hidup serta menikmati bumi dan segala isinya ini? Dapatkah manusia merasa berhak untuk memiliki eksistensinya di dunia? Oleh karena itu, sudah sepatutnya ia bersyukur, pertama-tama karena ia boleh menikmati kehidupan ini.

Poin kedua ini juga menunjukkan aspek lain dari anugerah tersebut. Pengucapan syukur orang percaya adalah pengucapan syukur yang tidak hanya didasarkan atas segala kebaikan maupun kebahagiaan yang boleh dirasakannya. Tetapi, pengucapan syukur orang percaya adalah juga pengucapan syukur yang

e-BinaAnak 2006

127

didasarkan pada segala permasalahan hidup yang harus dihadapi. Roma 8:28 dengan jelas menyebutkan bahwa "Allah bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan". Bukankah di dalam iman seharusnya orang percaya melihat segala sesuatunya dalam kerangka anugerah? Bukankah segala

pergumulan dan permasalahan hidup karenanya harus ada demi mengasah iman dan percaya kita kepada-Nya? Karena itu, pengucapan syukur orang percaya adalah pengucapan syukur terhadap anugerah hidup, baik dalam kebahagiaan maupun dalam pergumulan.

3. Ucapan syukur merupakan respon manusia terhadap pertumbuhan iman orang- orang percaya (Rom. 1:8; Ef. 1:16; Fil. 1:3-5; 1Tes. 2:11- 13).

Dalam beberapa suratnya, Paulus menyatakan syukur kepada Allah karena pertumbuhan iman saudara-saudara di berbagai jemaat. Dalam Roma 1:8, ia malah berkata bahwa berita mengenai iman orang-orang percaya di Roma telah tersebar luas. Hal ini berarti bahwa kesaksian jemaat di Roma telah menjadi kesaksian yang hidup.

Sebagai orang percaya kita patut mendukung pelayanan, baik di Indonesia, maupun di seluruh dunia. Dukungan itu dapat kita lakukan melalui berbagai cara termasuk melalui doa. Tujuannya jelas, agar seluruh dunia mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat sejati.

Pemberitaan Injil merupakan tugas yang penuh tantangan. Tak jarang seorang penginjil harus berhadapan dengan penolakan dari penduduk setempat, bahkan kematian. Oleh karena itu, saat pemberitaan tersebut membuahkan hasil, kita patut bersyukur karena hal itu menunjukkan bahwa Allah masih

menganugerahkan keselamatan bagi suatu suku bangsa.

Ucapan syukur kita tidak hanya harus ditujukan kepada mereka yang jauh dari kita. Kita juga patut bersyukur bila iman percaya orang-orang di sekitar kita bertumbuh dengan baik. Lewat pertumbuhan demikian, persekutuan kita

semakin diteguhkan dan kita dapat saling menguatkan dan mendukung. Hal ini merupakan anugerah yang begitu indah yang Allah berikan bagi orang-orang percaya.

4. Ucapan syukur merupakan respon manusia dalam menaati kehendak Allah bagi hidup setiap orang percaya (Maz. 50:14; 1Tes. 5:18; 2Tes. 1:3).

Mengapa saya ada di dunia ini? Untuk apa saya ada di dunia ini? Apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya? Ini adalah pertanyaan mendasar yang perlu dipikirkan oleh setiap orang mengenai eksistensinya. Tanpa menyadari alasan keberadaannya di dunia, manusia tidak memiliki suatu tujuan final dalam hidupnya.

Bila dikaitkan dengan hidup orang percaya, pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi, "mengapa Allah menempatkan saya di dunia ini?", "mengapa saya harus ada?", dan "apa yang harus saya kerjakan?" Pertanyaan demikian menjadi sangat penting bagi setiap orang yang mengaku Kristen.

Keseluruhan Alkitab menunjukkan maksud dan rencana Allah yang begitu mulia sehingga Ia menciptakan manusia. Allah memiliki alasan tersendiri mengenai keberadaan kita. Keberadaan kita di dunia ini bukan karena kita berhak ada di dunia, namun karena Allah menginginkan keberadaan kita di dunia ini. dan

e-BinaAnak 2006

128

Alkitab juga menyebutkan bahwa Allah menciptakan kita untuk melayani Dia.

Karena Allahlah yang memberikan kehidupan kepada kita, tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak tunduk kepada-Nya. Tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mematuhi segala kehendak-Nya. Juga tidak ada alasan bagi manusia untuk menolak keberadaan-Nya sampai menyatakan bahwa Allah itu tidak ada. Karena manusia memiliki ketergantungan kepada Allah, sudah sewajarnya manusia mengucap syukur atas segala sesuatu yang Ia kehendaki.

Alkitab merupakan sumber yang tidak akan pernah habis untuk digali. Ada begitu banyak rahasia kehendak Allah yang harus kita gali di dalamnya. Demikian halnya dengan pengucapan syukur. Bila kita menyelidiki Alkitab secara lebih teliti, kita akan melihat sejumlah hal besar lainnya mengenai pengucapan syukur. Tujuan akhir dari penyelidikan ini tentunya menyenangkan hati Tuhan yang telah menganugerahkan segala sesuatunya bagi kita.

Meski demikian, ada satu hal yang perlu kita perhatikan. Belakangan ini, kelompok- kelompok tertentu, sadar atau tidak, telah menambahkan makna yang baru bagi pengucapan syukur ini, khususnya terkait dengan pengucapan syukur berupa

persembahan materi. Mereka memaknainya sebagai tindakan untuk "membeli" berkat Allah. Mereka berharap dengan memberi sebanyak-banyaknya, mereka akan mendapat berkat yang juga berlimpah. Secara tidak sadar mereka seakan berusaha menyuap Allah agar memberi berkat lebih kepada mereka.

Masalah ucapan syukur memang terkait dengan motivasi. Bila motivasi kita benar, persembahan kita pun menjadi benar. Sebaliknya, bila motivasi kita tidak benar,

persembahan syukur kita pun menjadi persembahan yang tidak benar. Oleh karena itu, kita tidak hanya harus memahami makna pengucapan syukur, namun juga perlu

memeriksa motivasi kita sebelum menyatakan pengucapan syukur kepada Allah.

(Ditulis oleh: Raka Kurnia)

e-BinaAnak 2006

129

Bahan Mengajar: Pengucapan Syukur: Rahmat dan Berkat

Refleksi Untuk Orang Tua dan Guru

Orang Amerika memiliki sebuah tradisi Hari Pengucapan Syukur (Thanksgiving Day).

Mereka berkumpul dengan sahabat dan kerabat dalam sebuah perjamuan. Perjamuan itu sebenarnya merupakan sebuah tradisi ucapan syukur atas terwujudnya segala harapan dan impian yang telah dimulai oleh nenek moyang mereka. Ketika untuk pertama kalinya para pengelana menginjakkan kaki di Dunia Baru di suatu musim dingin yang menusuk tulang, hati mereka dihangatkan oleh adanya masa depan yang menjanjikan kelimpahan dan sahabat-sahabat baru yang merupakan berkat tersendiri.

di tengah pergumulan yang berat antara kerasnya perjuangan di tempat yang baru dan jiwa perintis yang menggebu, mereka mengambil waktu untuk menanggalkan segala beban pikiran dan menghitung berkat-berkat yang mereka terima.

Meskipun Hari Pengucapan Syukur secara resmi tidak diadakan di semua negara, umat manusia telah memiliki tradisi untuk mengucap syukur sejak dulu. Kita didorong untuk mengarahkan hati dan mengangkat tangan kita kepada Allah dalam penyembahan, pujian, dan ucapan syukur. dan anugerah Allah, yang menerima kita dengan penuh kehangatan, memenuhi beragam kebutuhan umat manusia dan memberkati kita dengan limpah.

Refleksi Untuk Seluruh Anggota Kelas Sekolah Minggu

Sulit dipercaya bahwa di tengah-tengah masa yang sukar orang dapat berhenti sejenak dan menghitung hal-hal baik yang ada. Itulah yang dilakukan oleh orang-orang pada perayaan pertama Hari Pengucapan Syukur di Amerika! Musim dingin pada waktu itu sangatlah menyiksa. Mereka telah bekerja, bekerja, dan bekerja demi bertahan hidup, namun masa depan tampaknya tidak menentu. Hanya saja, di tengah semua itu

sesungguhnya mereka memiliki banyak hal yang dapat disyukuri. Bagaimanapun juga, mereka telah berhasil, dan bahkan penduduk asli Amerika telah menjadi sahabat mereka. Allah memberi sangat banyak bagi dunia ini sehingga kadang-kadang umat Allah harus berhenti sejenak dan mengucap syukur. Menghitung berkat sangatlah menyenangkan; mungkin kamu akan terkejut ketika melihat betapa banyaknya berkat yang telah kamu terima!

Hari 1: Kebajikan Allah (Mazmur 111)

1. Paling sedikit ada lima hal yang membuat pemazmur mengucap syukur. Apakah itu?

2. Apakah lima hal yang membuatmu bersyukur?

Hari 2: Mazmur Pujian (Mazmur 147:1-8)

Dalam dokumen e-BinaAnak 2006 - MEDIA SABDA (Halaman 120-141)

Dokumen terkait