• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biografi Muhammad Ali Al-Ṣabuni

Dalam dokumen MEMBUAT GAMBAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Halaman 46-50)

3.1. Biografi singkat Yusuf Qarᾱḍawi dan Muhammad

3.1.2. Biografi Muhammad Ali Al-Ṣabuni

9. „Awamil al-Sa‟ah wa al-Murunah fi al-Syari‟ah al-Islamiyyah.

10. Al-Fiqh al-Islami bayn al-Aṣalah wa al-Infirath.

11. Ziwaj al- Misyar.

12. Al-Ḍawabith al-Syari‟ah li Bina al-Masajid.

13. Al-Ghina‟ wa al-Musiqi fi Ḍaw‟i al-Kitab wa al-Sunnah.

Selain itu masih banyak karyanya di berbagai bidang diantaranya di bidang ekonomi Islam, bidang ulumul al-Quran dan Sunnah, bidang akidah, bidang dakwah dan tarbiyah, bidang gerakan dan kebangkitan Islam, bidang penyatuan pemikiran Islam, bidang pengetahuan Islam yang umum, dan bidang sastra.

Dengan melihat sekian banyaknya karya tulis yang menyentuh hampir sebagian aspek kajian keislaman ini, dapat dipastikan al-Qarᾱḍawi mempunyai keahlian dalam banyak bidang. Namun begitu, karyanya dalam bidang fiqih dan fatwa agaknya lebih besar pengaruhnya di dunia Islam daripada karyanya dalam bidang-bidang yang lain. Seperti karyanya al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, Fiqh al-Zakah dan Fatᾱwa Mu‟aṣirah. Sebagian besar gagasan pemikiran al-Qarᾱḍawi tentang fikih dan fatwa dapat ditemukan dalam ketiga karya ini.7

36

1954 M. Saat ini bermukim di Mekkah dan tercatat sebagai salah seorang staf pengajar tafsir dan ulumul Qur‟an di fakultas Syari‟âh dan Dirasat Islamiyah Universitas Malik Abdul Aziz Makkah.

Al-Ṣabuni dibesarkan di tengah-tengah keluarga terpelajar. Ayahnya, Syaikh Jamil, merupakan salah seorang ulama senior di Aleppo. Ia memperoleh pendidikan dasar dan formal mengenai bahasa Arab, ilmu waris, dan ilmu-ilmu agama di bawah bimbingan langsung sang ayah. Sejak usia kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kecerdasan dalam menyerap berbagai ilmu agama. Di usianya yang masih belia, Al-Ṣabuni sudah hafal al-Qur‟an.Tak heran bila kemampuannya ini membuat banyak ulama di tempatnya belajar sangat menyukai kepribadian Al-Ṣabuni. Salah satu gurunya adalah sang ayah, Jamil Al-Ṣabuni. Ia juga berguru pada ulama terkemuka di Aleppo, seperti Syaikh Muhammad Najib Sirajuddin, Syaikh Ahmad Al-Shama, Syaikh Muhammad Said Al Idlibi, Syaikh Muhammad Raghib Al Tabbakh, dan Syaikh Muhammad Najib Khayatah.

Untuk menambah pengetahuannya, Al-Ṣabuni juga kerap mengikuti kajian- kajian para ulama lainnya yang biasa diselenggarakan di berbagai masjid.Setelah menamatkan pendidikan dasar, Al-Ṣabuni melanjutkan pendidikan formalnya di sekolah milik pemerintah, Madrasah Al Tijariyyah. Di sini, ia hanya mengenyam pendidikan selama satu tahun. Kemudian, ia meneruskan pendidikan di sekolah khusus syariah, Khasrawiyya, yang berada di Aleppo. Saat bersekolah di Khasrawiyya, ia tidak hanya mempelajari bidang ilmu-ilmu agama Islam, tetapi juga mata pelajaran umum. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan di Khasrawiyya dan lulus tahun 1949.Atas beasiswa dari Departemen Wakaf Suriah, ia

melanjutkan pendidikannya di Universitas Al Azhar Mesir, hingga selesai strata satu dari Fakultas Syariah pada tahun 1952. Dua tahun berikutnya, di universitas yang sama, ia memperoleh gelar magister pada konsentrasi peradilan Syariah (Quḍa Asy Syar‟iyyah). Studinya di Mesir merupakan beasiswa dari Departemen Wakaf Suriah.

Selepas dari Mesir, Syaikh Al-Ṣabuni kembali ke kota kelahirannya. Ia mengajar di berbagai sekolah menengah atas yang ada di Aleppo. Pekerjaan sebagai guru sekolah menengah atas ini ia jalani selama delapan tahun, dari tahun 1955 hingga 1962.Setelah itu, ia mendapatkan tawaran untuk mengajar di Fakultas Syariah Universitas Umm al-Qura dan Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz. Kedua universitas ini berada di Kota Makkah. Ia menghabiskan waktu dengan kesibukannya mengajar di dua perguruan tinggi ini selama 28 tahun.Karena prestasi akademik dan kemampuannya dalam menulis, saat menjadi dosen di Universitas Umm al-Qura, Al-Ṣabuni pernah menyandang jabatan ketua Fakultas Syariah. Ia juga dipercaya untuk menjadi kepala Pusat Kajian Akademik dan Pelestarian Warisan Islam. Hingga kini, ia tercatat sebagai guru besar Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas King Abdul Aziz.

Di samping mengajar di kedua universitas itu, Syaikh Al-Ṣabuni juga kerap memberikan kuliah terbuka bagi masyarakat umum yang bertempat di Masjidil Haram. Kuliah umum serupa mengenai tafsir juga digelar di salah satu masjid di Kota Jeddah. Kegiatan ini berlangsung selama sekitar delapan tahun.Setiap materi yang disampaikannya dalam kuliah umum ini direkam dalam kaset. Bahkan, tidak

38

sedikit dari hasil rekaman tersebut yang kemudian ditayangkan dalam program khusus di televisi. Proses rekaman yang berisi kuliah-kuliah umum Syaikh Al- Ṣabuni ini berhasil diselesaikan pada tahun 1998.

Di samping sibuk mengajar, Syaikh al-Ṣabuni juga aktif dalam organisasi Liga Muslim Dunia. Saat di Liga Muslim Dunia, ia menjabat sebagai penasihat pada Dewan Riset Kajian Ilmiah mengenai al-Quran dan sunnah. Ia bergabung dalam organisasi ini selama beberapa tahun. Setelah itu, ia mengabdikan diri sepenuhnya untuk menulis dan melakukan penelitian.8

Kepakaran Ali al-Ṣabuni juga ditandai dengan kekayaan perspektifnya tentang sejarah dan keluasan cakupan pembahasannya dalam mengkritisi karya- karya terdahulu dalam khazanah keilmuan Islam, serta karya tulis tentang keIslaman, terutama tentang al-Qur‟an dan luar Islam, yakni para orientalis dan para pemikir sekuler. Sistematikannya jelas dan runtut dalam hal menetapkan peristiwa keIslaman serta menyanggah tuduhan pada musuh Islam dalam karya- karya kontroversial.9

Ali al-Ṣabuni adalah seorang ulama yang memiliki disiplin ilmu yang beragam. Salah satu cirinya adalah aktivitasnya yang mencolok di bidang ilmu pengetahuan. Ia banyak menggunakan kesempatannya berkompetisi dengan waktu dengan membuat karya ilmiah yang bermanfaat dan memberi energi pencerahan, yang merupakan hasil penelaahan, pembahasan, dan penelitian yang cukup lama.

Dalam menuangkan pemikiraannya, al-Ṣabuni tidak tergesa-gesa dan tidak sekedar mengejar kuantitas karya tulis semata, namun menekankan bobot ilmiah

8Biografi Muhammad Ali ash-Shabuni, http://fimadani.com/biografi-syaikh-muhammad- ali-ash-shabuni/, diakses pada 05 Febuari 2018 pukul 21:22.

9Yusron, Studi Kitab Tafsir Kontemporer, (Yogyakarta: Teras, 20016), hlm. 51.

yang dihasilkan, agar mendekati kesempurnaan dan memprioritaskan validitas serta tingkat kebenaran. Sehingga karya-karyanya di lingkungan ulama Islam dianggap memiliki karakter tersendiri bagi seorang pemikir baru. Lebih dari itu, hasil penanya tidak hanya penting bagi umat Islam dan para pecinta ilmu untuk masa-masa yang akan datang.10

Di antara karya-karya monumentalnya adalah; ṣafwat al-tafsir, al mawris fi al-syari‟ah al-Islamiyah, min kunuz al-Sunnah, rawai‟ul al-bayan fi tafsir ayati al-ahkam, al-sunnah al-nabwiyah qism min al-wahyi al-ilahi al-munazzal, mauquf al-syari‟ah al-ghurra‟ min nikahi al-mut‟ati, dan lain-lain.11

Dalam dokumen MEMBUAT GAMBAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Halaman 46-50)

Dokumen terkait