34Ibid., hlm. 170-171.
Ali al-Ṣabuni mengatakan bahwa al-Qur‟an mencela dengan keras patung dan orang yang memuja serta menyembahnya. Kisah Nabi Ibrahim as. yang tedapat dalam al-Qur‟an yaitu pada surah al-Anbiya ayat 51-61, kiranya telah maklum bagi setiap muslim. Dalam sejarah Islam juga telah diceritakan bahwa Nabi Muhammad Saw. telah memerintahkan pemusnahan patung-patung yang terdapat di dalam Ka‟bah dan antara Safa dan Marwa.
Banyak hadis-hadis yang diriwayatkan mengenai diharamkannya pembuatan patung dan lukisan, sedemikian banyaknya sampai mencapai tingkat mutawatir, adapun hadis yang digunakan oleh al-Ṣabuni adalah sebagai berikut:
1. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Aisyah ra,
اَقيِبَ ُ ْعِمَسَلاَقُهْ نِمُلَضْفَأٍذِ َمْوَ يِ َنيِدَمْلاِباَمَوِِسَاَقْلاَنْ بِنَْ َّرلاَدْبَعُ ْعِمَسَلاَقُ ناَيْ ُساَنَ ثَّدَ ِهَّللاِدْبَعُ نْ بُّيِلَعاَنَ ثَّدَح ُليِثاََتَاَهيِ يِلٍةَوْهَس َلَعيِلٍماَرِقِبُ ْرَ َسْدَقَوٍرَ َسْنِمَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرَمِدَقاَهْ نَعُهَّللاَيِ َرَ َ ِااَعُ ْعِمَسَل َ ْ َلاَقِهَّللاِقْلَ ِبَنوُهاَضُيَ نيِذَّلاِ َماَيِقْلاَمْوَ ياًباَذَعِساَّنلاُّدَ ََااَقَوُهَ َ َهَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرُه َراَّمَلَ ف ِْ َ َداَسِوْوَأًةَداَسِوُهاَنْلَعَج
35
Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Sufyan dia berkata; saya mendengar Abdurrahman bin Al Qasim -dan tidak ada seorang pun di Madinah yang lebih utama dari pada dia- dia berkata; saya mendengar Ayahku berkata; saya mendengar Aisyah radliallahu 'anha menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sekembalinya beliau dari safarnya, waktu itu saya telah membuat pembatas (satir) dari kain yang bergambar dalam ruanganku, ketika Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam melihatnya beliau langsung memotongnya sambil bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang membuat sesuatu yang menyamai ciptaan Allah." Aisyah melanjutkan; "Kemudian saya membuatnya menjadi satu bantal atau dua bantal."(HR. Bukhari No. 5954 Kitab Pakaian Bab Gambar yang diinjak-injak)36
2. Hadis riwayat Muslim
35Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Sahih Bukhari,... hlm. 1496
36Imam Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, TerjemahanShahih Bukhari, Jilid.
VII, penerjemah, Achmad Sunarto dkk,... hlm. 635.
54
َراَّمَلَ فُريِواَصَ اَهيِفً َقُرْمُنْ َرَ ْ ااَهَّ نَأَ َ ِااَعْ نَعٍدَّمَ ُمِنْبِِسَاَقْلاْنَعٍعِفاَنْ نَعٍ ِلاَم َلَعُ ْأَرَقَلاَق َيْ َيُ نْ ب َيَْيَاَنَ ثَّدَح ُتَ ِهَّلل َلَوُسَراَيْ َلاَقَ فُ َيِهاَرَ ْلاِهِهْجَويِ ْ َ فِرُعَ فْوَ ُ ْ فَرَعَ ْلُ ْدَيْمَلَ ِباَبْلا َلَعَماَقَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَراَه ُعْقَ َ َلاَهُ ْ يَرَ ْ اْ َلاَقَ فِ َقُرْمُّنلاِهِذَُواَباَمَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرَلاَقَ ُ ْبَ نْ َأاَ اَمَ ِِووُسَر َلِإَوِهَّللا َلِ ُبو ْقَلَ اَماوُيْحَ ْمُهَلُلاَقُ يَوَ نوُبَّذَعُ يِرَوُّصلاِهِذَهَ باَ ْصَ َّنِ َمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرَلاَقَ فاَهُدَّسَوَ َواَهْ يَلَعُد ُْتَ.
37
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata; Aku membaca kitab Malik dari Nafi' dari Al Qasim bin Muhammad dari 'Aisyah bahwasannya dia membeli bantal-bantal kecil bergambar-gambar.
Tatkala Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam melihat bantal-bantal tersebut beliau berhenti di pintu dan tidak terus masuk. Aku segera tahu dari wajah beliau bahwa baliau tidak senang. Kata 'Aisyah; 'Ya Rasulullah!
Aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kiranya salahku? ' Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam balik bertanya: 'Bantal-bantal apa ini? ' Jawab 'Aisyah; 'Aku beli untuk tempat duduk Anda, atau tempat Anda bersandar.' Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
'Pelukis gambar-gambar ini akan disiksa kelak di hari kiamat seraya dikatakan kepada mereka: 'Hidupkanlah gambar-gambar yang kamu lukis itu! '(H.R. Muslim No. 2107 Kitab Pakaian dan Perhiasan Bab Haramnya membuat gambar hewan)
3. Hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Zur‟ah,
َةَرْ يَرُه ِبَِأ َعَم ُتْلَ َدَلاَق َ َعْرُ وُبَأ اَنَ ثَّدَح ُةَراَمُع اَنَ ثَّدَح ِدِحاَوْلا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ىَسوُم اَنَ ثَّدَح ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعَِسَ َلاَق ُريوَصُي اًريوَصُم اَه َ ْعَأ ىَأَرَ ف ِ َنيِدَمْلاِب اًراَد َلَسَيَ ف ٍءاَم ْنِم ٍرْوَ ِب اَعَد َُّ ًةَّرَ اوُقُلْ َيْلَو ً َّبَح اوُقُلْ َيْلَ ف يِقْلَ َك ُقُلَْ َبَهَ ْنَِّمِ ُمَلْظَأ ْنَمَو َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ِلوُسَر ْنِم ُهَ ْعَِسَ ٌءْيَ َأ َةَرْ يَرُه اَبَأ اَي ُتْلُقَ ف ُهَطْبِإ َغَلَ ب َّتََّح ِهْيَدَي ُتْلَ َدلاَق َ َعْرُ وُبَأ اَنَ ثَّدَح ُةَراَمُع اَنَ ثَّدَح ِدِحاَوْلا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ىَسوُم اَنَ ثَّدَحِ َيْلِْاا ىَهَ ْنُم َلاَق ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعَِسَ َلاَق ُريوَصُي اًريوَصُم اَه َ ْعَأ ىَأَرَ ف ِ َنيِدَمْلاِب اًراَد َةَرْ يَرُه ِبَِأ َعَم ْنِم ٍرْوَ ِب اَعَد َُّ ًةَّرَ اوُقُلْ َيْلَو ً َّبَح اوُقُلْ َيْلَ ف يِقْلَ َك ُقُلَْ َبَهَ ْنَِّمِ ُمَلْظَأ ْنَمَو ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا ِلوُسَر ْنِم ُهَ ْعَِسَ ٌءْيَ َأ َةَرْ يَرُه اَبَأ اَي ُتْلُقَ ف ُهَطْبِإ َغَلَ ب َّتََّح ِهْيَدَي َلَسَيَ ف ٍءاَم ِ َيْلِْاا ىَهَ ْنُم َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع
.
38
37Imam Abi Husain Muslim Ibnu al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim,... hlm. 944.
38Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,... hlm. 1277.
Telah menceritakan kepada kami Musa telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid telah menceritakan kepada kami 'Umarah telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah dia berkata; saya masuk rumah (milik salah seorang) penduduk Madinah bersama Abu Hurairah, lalu dia melihat ke atap rumah ada sesuatu yang bergambar, dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: 'Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang pergi untuk membuat ciptaan seperti halnya ciptaan-Ku. Maka hendaklah mereka menciptakan jagung, atau biji-bijian atau biji gandum'"!. Kemudian Abu Hurairah meminta tempat air wudlu dan beliaupun berwudu, mencuci kedua tangannya hingga ketiaknya, saya bertanya; "Wahai Abu Hurairah, apakah anda mendengar sesuatu dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam (tentanghal ini)? Dia menjawab: "inilah yang akan menjadi cahaya di hari kiamat."(HR. Bukhari No. 5953 Kitab Pakaian Bab Mencopot gambar) 4. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu Abbas ra.,
ِبَِأ ِنْب ِديِعَس ْنَع ٌفْوَع اَنَرَ بْ َأ ٍعْيَرُ ُنْب ُديِزَي اَنَ ثَّدَح ِباَّهَوْلا ِدْبَع ُنْب ِهَّللا ُدْبَع اَنَ ثَّدَح ٌواَسْنِإ ينِِّإ ٍااَّبَع اَبَأ اَي َلاَقَ ف ٌلُجَر ُااَ َأ ْ ِإاَمُهْ نَع ُهَّللا َيِ َر ٍااَّبَع ِنْباَدْنِع ُتْنُك َلاَق ِنَسَْاا اَم َّلَِإ َكُثيدَحُأ َلَ ٍااَّبَع ُنْبا َلاَقَ ف َريِواَصَّ لا ِاِذَه ُعَنْصَأ ينِِّإَو يِدَي ِ َعْ نَص ْنِم ِتَِ يِعَم اََّنَِإ ُهُبيذَعُم َهَّللا َّوِ َف ًةَروُص َرَّوَص ْنَم ُلوُقَ ي ُهُ ْعَِسَ ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعَِسَ
َلاَقَ ف ُهُهْجَو َّرَ ْصاَو ًةَديِدَ ًةَوْ بَر ُلُجَّرلا اَبَرَ ف اًدَبَأ اَهيِف ٍخِفاَنِب َسْيَلَو َحوُّرلا اَهيِف َخُ ْ نَ ي َّتََّح ٌحوُر ِهيِف َسْيَل ٍءْيَ يلُك ِرَ َّ لا اَذَِبِ َكْيَلَعَ ف َعَنْصَ ْوَأ َّلَِإ َتْيَ بَأ ْوِإ َكَْيََو .
39Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah mengabarkan kepada kami 'Auf dari Sa'id bin Abi Al Hasan berkata; Aku pernah bersama Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu ketika datang seorang kepadanya seraya berkata;
"Wahai Abu 'Abbas, aku adalah seorang yang mata pencaharianku adalah dengan keahlian tanganku yaitu membuat lukisan seperti ini". Maka Ibnu 'Abbas berkata: "Aku tidaklah menyampaikan kepadamu perkataan melainkan dari apa yang pernah aku dengar dari Rasulullah shallallahu
„alaihi wasallam yang Beliau bersabda: "Siapa yang membuat gambar lukisan, Allah akan menyiksanya hingga dia meniupkan ruh (nyawa) kepada gambarnya itu dan sekali-kali dia tidak akan bisa mendatangkannya selamanya". Maka orang tersebut sangat ketakutan dengan wajah yang pucat pasi lalu berkata: "Bagaimana pendapatmu kalau aku tidak bisa meninggalkannya kecuali tetap menggambar?" Dia (Ibnu 'Abbas) berkata: "Gambarlah olehmu pepohonan dan setiap sesuatu yang tidak memiliki nyawa". (HR. Bukhari No. 2225, Kitab jual beli, Bab menjual gambar-gambar yang tidak bernyawa dan hal-hal yang dilarang).
39Ibid., hlm. 445.
56
5. Diriwayatkan oleh Muslim dari Aisyah ra.
َراَّمَلَ فُريِواَصَ اَهيِفً َقُرْمُنْ َرَ ْ ااَهَّ نَأَ َ ِااَعْ نَعٍدَّمَ ُمِنْبِِسَاَقْلاْنَعٍعِفاَنْ نَعٍ ِلاَم َلَعُ ْأَرَقَلاَق َيْ َيُ نْ ب َيَْيَاَنَ ثَّدَح ُتَ ِهَّلل َلَوُسَراَيْ َلاَقَ فُ َيِهاَرَ ْلاِهِهْجَويِ ْ َ فِرُعَ فْوَ ُ ْ فَرَعَ ْلُ ْدَيْمَلَ ِباَبْلا َلَعَماَقَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَراَه ُعْقَ َ َلاَهُ ْ يَرَ ْ اْ َلاَقَ فِ َقُرْمُّنلاِهِذَُواَباَمَمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرَلاَقَ ُ ْبَ نْ َأاَ اَمَ ِِووُسَر َلِإَوِهَّللا َلِ ُبو ْقَلَ اَماوُيْحَ ْمُهَلُلاَقُ يَوَ نوُبَّذَعُ يِرَوُّصلاِهِذَهَ باَ ْصَ َّنِ َمَّلَسَوِهْيَلَعُهَّللا َّلَصِهَّلل ُلَوُسَرَلاَقَ فاَهُدَّسَوَ َواَهْ يَلَعُد ُ َ ِا َ َمْلاُهُلُ ْدَ َلَُرَوُّصلاِهيِ يِذَّلاَ ْيَ بْلاَّنَِااَقَّمُ ُْتَ
ِثيِدَْاا اَذَِبِ َ َ ِااَع ْنَع ِمِساَقْلا ْنَع ٍعِفاَن ْنَع .
ُهُ ْذَ َ َف ْتَلاَق ِووُ ِجاَمْلا يِ َأ ِنْبا ِثيِدَح ِفِ َداَ َو ٍضْعَ ب ْنِم ُهَل اً يِدَح َُّتََأ ْمُهُضْعَ بَو ِتْيَ بْلا ِفِ اَمِِبِ ُقِ َ ْرَ ي َواَ َف ِْ َ َقَ فْرِم ُهُ ْلَعَ َف
40
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya ia berkata; Aku membaca kitab Malik dari Nafi' dari Al Qasim bin Muhammad dari 'Aisyah bahwasannya dia membeli bantal-bantal kecil bergambar-gambar.
Tatkala Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam melihat bantal-bantal tersebut beliau berhenti di pintu dan tidak terus masuk. Aku segera tahu dari wajah beliau bahwa baliau tidak senang. Kata 'Aisyah; 'Ya Rasulullah!
Aku bertaubat kepada Allah dan Rasul-Nya. Apakah kiranya salahku? ' Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam balik bertanya: 'Bantal-bantal apa ini? ' Jawab 'Aisyah; 'Aku beli untuk tempat duduk Anda, atau tempat Anda bersandar.' Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda:
'Pelukis gambar-gambar ini akan disiksa kelak di hari kiamat seraya dikatakan kepada mereka: 'Hidupkanlah gambar-gambar yang kamu lukis itu! ' Kemudian sabda beliau: Malaikat tidak mau masuk ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya terdapat gambar-gambar.dari Nafi' dari Al Qasim dari 'Aisyah dengan Hadits yang serupa. Dan sebagian mereka lebih lengkap Haditsnya dari yang lain. Di dalam Hadits Ibnu Akhi Al Majisyun ada sedikit tambahan; 'Aisyah berkata; 'Lalu aku mengambilnya dan aku buat menjadi dua bantal. Beliau menjadikan keduanya sebagai bantal di rumah.”(H.R. Muslim No. 2107 Kitab Pakaian dan Perhiasan Bab Haramnya membuat gambar hewan)
6. Diriwayatkan oleh Muslim Dari Ali bin Abu Thalib,
ُلوُسَر ِهْيَلَع ِنَِ َعَ ب اَم ىَلَع َكُ َعْ بَأ َلََأ ٍبِلاَ ِبَِأ ُنْب ُّيِلَع ِلِ َلاَقَلاَق ييِدَسَْاا ِجاَّيَْوا ِبَِأ ْنَع ِهيِنَثَّدَح وُهَ ْ يَّوَس َّلَِإ اًفِرْ ُم اًرْ بَ ق َلََو ُهَ ْسَمَ َّلَِإ ًلَاَ ِْتَ َعَدَ َلَ ْوَأ َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَصِهَّللا
40Imam Abi Husain Muslim Ibnu al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi, Sahih Muslim,... hlm. 944.
ِداَنْسِْاا اَذَِبِ ٌبيِبَح ِنَِثَّدَح ُواَيْ ُس اَنَ ثَّدَح ُواَّطَقْلا َوُهَو َيََْيَ اَنَ ثَّدَح ُّيِلِهاَبْلا ٍد َّ َ ُنْ ب ِرْ َب وُبَأ اَهَ ْسَمَ َّلَِإ ًةَروُص َلََو َلاَقَو
41
Dari Abdul Hayyaj Al Asadi ia berkata, Ali bin Abu Thalib berkata;
"Maukah kamu aku utus sebagaimana Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam telah mengutusku? Hendaklah kamu jangan meninggalkan patug-patung kecuali kamu hancurkan, dan jangan pula kamu meninggalkan kuburan kecuali kamu ratakan." Dan telah menceritakan kepadaku Abu Bakar bin Khallad Al Bahili Telah menceritakan kepada kami Yahya Al Qaththan Telah menceritakan kepada kami Sufyan telah menceritakan kepadaku Habib dengan isnad ini, dan ia mengatakan, "Dan jangan pula kamu tinggalkan gambar kecuali kamu menghapusnya." (HR.
Muslim No. 969 Kitab Jenazah, Bab Perintah meratakan kuburan) 7. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah ra.
ُلُ ْدَ َلَ ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ُتْعِمَسَلاَق ييِراَصْنَْاا َ َ ْلَ ِبَِأ ْنَع ُهَّللا ىَّلَص َِّبَِّنلا َّوَأ ِنُِِّ ُْ اَذَه َّوِإ ُتْلُقَ ف َ َ ِااَع ُتْيَ َ َف َلاَقُليِثاََتَ َلََوٌ بْلَك ِهيِف اً ْيَ ب ُ َ ِا َ َمْلا ىَّلَص ِهَّللا َلوُسَر ِتْعَِسَ ْلَهَ ف ُليِثاََتَ َلََو ٌبْلَك ِهيِف اً ْيَ ب ُ َ ِا َ َمْلا ُلُ ْدَ َلَ َلاَق َمَّلَسَو ِهْيَلَع ِهِ اَزَغ ِفِ َجَرَ ُهُ ْ يَأَر َلَعَ ف ُهُ ْ يَأَر اَم ْمُ ُثيدَحُ َس ْنِ َلَو َلَ ْتَلاَقَ ف َكِلَ َرَكَ َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ُهَبَذَ َف ِهِهْجَو ِفِ َ َيِهاَرَ ْلا ُتْفَرَع َ َمَّنلا ىَأَرَ ف َ ِدَق اَّمَلَ ف ِباَبْلا ىَلَع ُهُ ْرَ َسَف اًطََنَ ُتْذَ َ َف اَنْعَطَقَ ف ْتَلاَق َ يطلاَو َةَراَ ِْاا َوُسْ َن ْوَأ اَنْرُمْ َي َْ َهَّللا َّوِإ َلاَقَو ُهَعَطَق ْوَأ ُهَ َ َه َّتََّح َّيَلَع َكِلَ ْبِعَي ْمَلَ ف اً يِل اَمُهُ ْوَ َحَو ِْ َ َداَسِوُهْ نِم
42
Dari Abu Thalhah Al Anshari ia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: "Para Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar-gambar. Zaid berkata; 'Lalu aku menemui Aisyah dan aku tanyakan kepadanya; 'Abu Thalhah mengabarkan kepadaku bahwa Nabi shallallahu „alaihi wasallam bersabda: "Para Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing dan gambar-gambar." Apakah anda pernah mendengar Nabi shallallahu „alaihi wasallam menyebutkan hal itu.
Aisyah menjawab; 'Tidak, akan tetapi akan aku ceritakan kepadamu perbuatan beliau yang pernah aku lihat. Aku pernah melihat beliau keluar dalam suatu perjalanan, lalu aku mengambil karpet kemudian aku tutupkan pada pintu. Tatkala Nabi shallallahu „alaihi wasallam datang dan beliau melihat karpet tersebut, aku mengerti ada tanda kebencian dari wajah beliau, kemudian beliau mencabutnya dan memotongnya seraya bersabda;
'Sesungguhnya Allah tidak pernah menyuruh kita untuk menutupi batu dan
41Ibid., hlm. 429.
42Ibid., hlm. 942.
58
tanah.' Aisyah berkata; Lalu aku memotongnya untuk dijadikan dua bantal dan aku isi dengan pelepah kurma. Beliau tidak mencelaku atas hal itu.(H.R. Muslim No. 2107 Kitab Pakaian dan Perhiasan Bab Haramnya membuat gambar hewan).
8. Diriwayatkan oleh Bukharidari Aisyah radhiyallahu „anha,
اَّمَلْ َلاَق اَهْ نَع ُهَّللا َيِ َر َ َ ِااَع ْنَع ِهيِبَأ ْنَع ٍ اَ ِه ْنَع ٌكِلاَم ِنَِثَّدَح َلاَق ُليِعاَْسَِإ اَنَ ثَّدَح ُلاَقُ ي ِ َ َبَْاا ِضْرَ ِب اَهَ نْ يَأَر ً َسيِنَك ِهِااَسِن ُضْعَ ب ْتَرَكَ َمَّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ُِّبَِّنلا ىَ َ ْ ا اَهِنْسُح ْنِم اَ َرَكَذَف ِ َ َبَْاا َضْرَأ اَ َ َأ اَمُهْ نَع ُهَّللا َيِ َر َ َبيِبَح ُّ ُأَو َ َمَلَس ُّ ُأ ْتَناَكَو ُ َيِراَم اََو اًدِ ْسَم ِاِْ َ ق ىَلَع اْوَ نَ ب ُحِلاَّصلا ُلُجَّرلا ْمُهْ نِم َتاَم اَ ِإ ِكِ َلوُأ َلاَقَ ف ُهَسْأَر َعَفَرَ ف اَهيِف َريِواَصَ َو ِهَّللا َدْنِع ِقْلَْلْا ُراَرِ ِكِ َلوُأ َةَروُّصلا َكْلِ ِهيِف اوُرَّوَص َُّ
43
Telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah mengabarkan kepada saya Malik dari Hisyam dari bapaknya dari 'Aisyah radliallahu 'anhu berkata; Ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam sedang berbaring sakit sebagian isteri-isteri Beliau menceritakan tentang suatu gereja yang mereka lihat di negeri Habasyah (Etithapia) yang disebut dengan Mariyah.
Sebelumnya Ummu Salamah dan Ummu Habibah radliallahu 'anhuma pernah berhijrah ke negeri Habasyah, sehingga keduanya dapat menceritakan tentang keindahan gereja tersebut dan adanya gambar (patung-patung) didalamnya. Maka Beliau Shallallahu'alaihiwasallam mengangkat kepalanya lalu bersabda: "Mereka itulah, yang apabila ada hamba shalih atau laki-laki shalih diantara mereka yang meninggal dunia, mereka bangun masjid di atas kuburannya itu dan membuatkan patung dari orang yang meninggal itu di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk disisi Allah ".(HR. Bukhari No. 1341 Kitab Jenazah Bab Mendirikan Mesjid di atas Kuburan, (HR. Muslim No. 528 Kitab Masjid dan tempat-tempat shalat Bab Larangan membangun masjid di atas kuburan dan memasang gambar di dalamnya))
Dengan banyaknya hadis yang serupa dan menunjukkan dengan pasti dan positif akan haramnya perbuatan menggambar dan lukisan. Al-Ṣabuni mengatakan bahwa motif diharamkannya gambar adalah meniru-niru dan menciplak ciptaan Allah Swt. selain motif tersebut, ia juga mengatakan bahwa hikmah yang terkandung oleh pengharaman pembuatan patung dan gambar ialah menjauhkan diri dari perlambangan watsaniah (pemujaan berhala), serta
43Imam Abi Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,... hlm. 263.
memelihara akibat dari syirik dan penyembahan patung, sebab pemujaan dan penyembahan berhala dan patung oleh umat-umat pada zaman dahulu, berawal dari pembuatan gambar, lukisan dan patung.”44
Ali al-Ṣabuni membagi jenis-jenis gambar kepada dua jenis yaitu, pertama, gambar yang mempunyai bayang-bayang, yang dibuat dari gips, tembaga, batu, dan lain sebagainya. Gambar semacam ini diistilahkan dengan “patung”. Kedua, gambar yang tidak mempunyai bayang-bayang yaitu gambar yang dilukis di atas kain atau kertas, atau yang diukir di dinding, atau yang digambar di atas permadani, atau yang dibordir atau disulam di atas bantal dan sebagainya, gambar semacam ini diistilahkan dengan“lukisan”.
Oleh karena itu kemudian al-Ṣabuni membagi jenis lukisan yang diharamkan dan yang diperbolehkan. Adapun jenis gambar atau lukisan yang diharamkan adalah sebagai berikut:
1. Patung tiruan orang, hewan dan makhluk bernyawa lainnya. Jenis patung ini menurut al-Ṣabuni haram dengan ijma‟.
2. Gambar yang dilukis dengan tangan yang merupakan tiruan makhluk bernyawa.
3. Lukisan dalam bentuk yang utuh.
4. Gambar yang menonjol, serta menimbulkan rasa hormat dan digantungkan di tempat yang mudah dilihat oleh orang.45
44Muhammad Ali al-Shabuni, Tafsir Ayat-ayat Hukum Dalam Al‟Qur‟an jld 2,... hlm.
663-667.
45Muhammad Ali al-Shabuni, Tafsir Ayat-ayat Hukum Dalam Al‟Qur‟an jld 2,... hlm.
671-673.
60
Adapun jenis gambar atau lukisan yang diperbolehkan adalah sebagai berikut:
1. Lukisan atau patung bukan dalam bentuk orang atau makhluk bernyawa, seperti umpamanya lukisan benda-benda tidak benyawa yaitu, lukisan tentang pemandangan sungai, pohon dan pemandangan alam yang tidak menunjukkan benda-benda bernyawa, lukisan semacam ini tidak haram.
2. Semua lukisan yang menggambarkan tubuh tetapi tidak utuh, seperti gambar tangan saja, atau mata saja, atau kaki saja. Lukisan-lukisan semacam itu tidak haram sebab ia menggambarkan bagian-bagian tubuh, bukan tubuh yang utuh.
3. Boneka untuk anak-anak kecil, hukumnya adalah diperbolehkan berdasarkan yang diriwayatkan oleh Aisyah bahwa ia berkata: “Aku sering main boneka di hadapan Nabi Saw. aku mempunyai teman-teman yang bermain-main denganku. Apabila Rasulullah Saw. masuk, mereka berlarian keluar, karena malu kepada Rasul. Rasulullah kemudian mengirim mereka kembali kepadaku untuk bermain-main lagi denganku”
(H.R. Muslim).46
Dewasa ini dengan adanya perkembangan zaman yang canggih sehingga melahirkan teknologi yang bermacam pula, maka dalam bidang gambar atau lukisan juga mengalami perkembangan yaitu adanya gambar yang tercipta melalui alat fotografi. Mengenai hukum gambar melalui alat fotografi tersebut, al- Ṣabuni mengatakan bahwa foto itu sama seperti gambar-gambar yang lain, sebab segala
46Ibid., hlm. 673-674.
pemandangan yang diproses melalui sebuah alat penggambar, disebut gambar, sedang orang yang mengerjakannya disebut “pelukis” atau “tukang gambar”.
Menurut al-Ṣabuni juga sekalipun potret tidak termasuk dalam hukum gambar-gambar yang disebutkan di dalam hadis, dan tidak pula mengandung unsur meniru ciptaan Allah, namun foto harus tetap digolongkan ke dalam kategori gambar. Oleh karena itu kebolehan berfoto harus dibatasi kepada kebutuhan saja, sebab unsur ke-maslahat-an yang terdapat pada foto mungkin akan membawa efek negatif dalam bentuk kerusakan moral, seperti yang dipertontonkan oleh sebagian majalah pada pada masa sekarang ini yang meniupkan racunnya pada generasi muda. Majalah-majalah itu telah menyediakan halaman-halaman khusus untuk menggerakkan nafsu birahi dan godaan dalam hati, dengan menempatkan foto wanita dalam bentuk yang sangat memalukan, serta dalam posisi dan gaya yang merusak agama dan akhlak.
Menurut al-Ṣabuni alasan diharamkanya gambar dan lukisan itu bukanlah semata-mata karena ia mengandung unsur meniru dan menandingi ciptaan Allah, melainkan karena ada sebab lain yang esensial dan yang harus diperhatikan, yaitu
„watsaniah‟ atau pemujaan dan penyembahan berhala tidak menyusup ke dalam tubuh umat-umat yang terdahulu melainkan melalui lukisan-lukisan dan patung- patung, yang apabila dalam kalangan mereka ada seorang yang saleh meninggal, mereka membuat untuknya gambar (lukisan atau patung) untuk kemudian mengabdikan dirinya dan menjadikannya teladan bagi mereka.
Kemudian, sesudah itu yang dilakukan oleh sebagian orang-orang saat ini yakni, menggantungkan foto-foto yang besar dan berwarna bagus di ruang utama
62
rumah mereka, sekalipun foto-foto itu dipasang hanya sebagai kenangan kepada orang yang tergambar pada foto itu dan tidak dilukis dengan tangan, tidak diperkenankan dalam syariat agama Islam, sebab foto-foto itu pada masa mendatang akan dapat menimbulkan sikap pengagungan kepada orang yang ada dalam foto itu dan berakhir dengan menyembahnya sebagaimana yang dilakukan oleh ahli kitab dengan Nabi-Nabi mereka dan orang-orang saleh di antara mereka dahulu.
Maka membolehkan foto secara bebas, tanpa batasan dan ikatan, dengan alasan bahwa ia bukan lukisan, melainkan hasil refleksi cahaya, tidak patut dilakukan tetapi membatasi pembuatannya pada yang diperlukan saja, umpamanya kebutuhan pembuatan surat identitas pribadi dan untuk kebutuhan- kebutuhan duniawi yang serupa.47
Dalam berpendapat tentang hukum gambar al-Ṣabuni membagi hukum itu kepada dua yaitu gambar yang diharamkan dan yang dibolehkan adapun secara ringkasnya adalah sebagai berikut:
1. Patung tiruan orang, hewan dan makhluk bernyawa lainnya. Jenis patung ini menurut al-Ṣabuni haram dengan ijma‟.
2. Gambar yang dilukis dengan tangan yang merupakan tiruan makhluk bernyawa. Hukumnya haram dengan kesepakatan para Ulama.
3. Lukisan dalam bentuk yang utuh adalah haram.
4. Gambar yang menonjol, serta menimbulkan rasa hormat dan digantungkan di tempat yang mudah dilihat oleh orang-orang adalah haram.
47Ibid., hlm. 679-680.
5. Lukisan atau patung bukan dalam bentuk orang atau benda bernyawa, seperti umpamanya lukisan benda-benda tidak benyawa yaitu, lukisan tentang pemandangan sungai, pohon dan pemandangan alam yang tidak menunjukkan benda-benda bernyawa, lukisan semacam ini tidak haram.
6. Semua lukisan yang menggambarkan tubuh tetapi tidak utuh, seperti