• Tidak ada hasil yang ditemukan

C AUSAL L OOP D IAGRAM (CLD) – D IAGRAM P UTARAN L INGKARAN

Ciri 5: Sebuah sistem selalu berada dalam kondisi multi-dimensi:

5.4 C AUSAL L OOP D IAGRAM (CLD) – D IAGRAM P UTARAN L INGKARAN

CLD atau Causal Loop Diagram, yang bisa diterjemahkan sebagai Diagram Putaran Lingkaran, merupakan alat bantu visual dalam berpikir sistem untuk memvisualisasikan interdependensi dari berbagai variabel penting dalam mengambil keputusan.

Kata loop atau putaran/lingkaran menunjukkan kemampuan CLD untuk menunjukkan interdependensi dengan menggambarkan putaran umpan balik (feedback loops). Feedback loops dianggap sebagai bentuk nyata interdependensi antar variabel yang membedakannya dengan hanya sekedar interkoneksi antar variabel. Interdependensi juga memiliki dampak timbulnya hubungan non-linear yang terjadi antara variabel penyebab dan akibatnya. Banyak kejadian di dunia nyata yang merupakan hasil non-linearitas. Rusuh massa akibat gossip menunjukkan efek yang tidak proporsional dengan penyebabnya. Kejadian kecelakaan transportasi massal biasanya terjadi dari sebuah urutan kejadian kecil, yang saling terhubung dan memuncak ketika situasi yang tepat terjadi akibat pemicu yang tepat.

CLD penting dalam pemodelan sistem dinamis untuk dilakukan sebagai sketsa awal dari hipotesa adanya hubungan kausal, terutama pada pembangunan model yang kompleks yang terkadang nantinya dalam aplikasi sistem dinamis tidak mudah ditemukan. CLD juga bisa menjadi simplifikasi dari model yang kompleks sehingga memudahkan pemodal untuk menceritakan asumsi struktural dari model yang dibangunnya. Namun kemudahan ini membuat CLD tidak bisa langsung digunakan sebagai bahasa pemrograman pemodelan komputer, salah satunya karena CLD tidak membedakan bentuk dari variabel dan bentuk dari konektivitasnya yang penting dalam melakukan pemrograman. Misalnya apakah variabel bersifat akumulatif atau atau tidak dan apakah koneksinya berupa informasi atau ada aliran material.

Simbol-simbol dalam CLD sangat sederhana, variabel dilambangkan dengan kata, sedangkan hubungan antara variabel dilambangkan dengan anak panah melengkung dengan simbol plus/minus (+/-) didekat kepala panahnya. Tanda plus dan minus memiliki makna berbeda dengan makan aritmatika biasa, negatif bukan berarti menegatifkan tetapi membalik arah: kalau turun menjadi naik, kalau naik menjadi turun. Jika terdapat hubungan yang baru terasa efeknya dalam rentang waktu yang signifikan maka simbol delay berupa satu atau dua garis (mirip dengan simbol sama dengan “=”) dilintangkan pada panah tersebut. Dalam versi yang lain, ada yang menggambarkan tanda jam dinding didekat panah tersebut. Ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 5-3.

64

Gambar 5-3 Bentuk Hubungan Antara 2 Variabel dengan Polaritasnya

Gambar 5-4 Contoh CLD yang lengkap

Langkah penyusunan CLD adalah memulai dengan identifikasi variabel serta konstanta yang bisa anda ambil dari permasalahan yang anda hadapi. Ingat bahwa variabel adalah nilai yang bisa naik dan turun, jadi mengidentifikasi variabel adalah melihat faktor apa yang memiliki nilai yang berubah seiring dengan waktu. Jika faktor tersebut tidak berubah, silahkan disimpan sebagai konstanta, karena nilai konstanta adalah selalu tetap. Langkah-langkah selanjutnya diilustrasikan pada Gambar 5-5.

Langkah berikutnya adalah menentukan apakah ada hubungan antar variabel yang telah diidentifikasikan. Pertanyaannya adalah apakah ada pengaruh variabel ini terhadap variabel lain. Variabel baru mungkin ditemukan dalam proses ini. Disarankan dimulai fokus memasangkan 2 variabel yang memiliki hubungan kausal yang kuat, walaupun anda boleh saja

Biaya Produksi Harga Barang Jumlah Pelanggan Lari ke Pesaing Harga Barang Pesaing Profit Penjualan Tekanan Kepada Biaya Produksi Tingkat Kualitas Jumlah Barang Rework dan Reject

R

65

langsung memasangkan lebih dari 2 variabel sekaligus. Hubungan yang didapatkan diidentifikasikan arahnya apakah plus atau minus.

Langkah selanjutnya adalah mencari putaran umpan balik. Jika dalam proses sebelumnya ternyata anda sudah menemukan sebuah variabel yang berhimpitan yang jika digabungkan dapat menjadi sebuah putaran umpan balik, maka anda beruntung telah mendapatkannya. Namun jika tidak, jangan berkecil hati karena memang mencari interdepensi tidak mudah untuk sebuah sistem kompleks. Pilih variabel yang anda patut duga bagian dari sebuah putaran umpan balik. Kemudian tanyakan melalui variabel lain yang berhubungan dengan variabel ini kira-kira gimana caranya dia kembali lagi ke variabel ini. Anda mungkin harus menambahkan variabel baru untuk mengklarifikasi putaran umpan balik ini.

Dalam dunia pemodelan, semua model kompleks dimulai dari model sederhana. Jadi dalam mencari putaran umpan balik, sangat menyenangkan bahwa kita bisa mendapatkan beberapa putaran sekaligus. Namun berfokuslah untuk menemukan satu saja dulu.

Setelah didapatkan satu atau beberapa putaran maka perlu ditentukan apakah putaran ini menuju ke suatu keseimbangan tertentu yang berarti sebuah putaran penyeimbang (balancing loop) atau sebuah putaran yang tidak memiliki batasan yang berarti sebuah putaran penguat (reinforcing loop). Mirip dengan plus dan minus, maka kedua jenis putaran jangan dianggap bahwa putaran penyeimbang adalah turun sedangkan putaran penguat adalah naik. Sebuah reinforcing loop bisa menaikkan atau menurunkan, sebuah putaran penyeimbang juga sama, bisa menaikkan atau menurunkan, perbedaannya adalah di putaran penyeimbang menuju ke suatu target tertentu sedangkan putaran penguat tidak memiliki batas atau target tertentu. Secara deduktif, patut diduga semua putaran umpan balik adalah putaran penguat, jika tidak dapat variabel atau konstanta pembatas yang membatasi putaran tersebut. Secara sederhana jika didalam satu buah putaran tidak ada konstanta atau variabel lain yang “menahan” laju pengurangan atau penambahan dari loop tersebut. Seperti yang diilustrasikan pada Gambar 5-6.

66

Gambar 5-5 Langkah Penyusunan CLD Versi 1

Cara untuk menentukan apakah sebuah putaran merupakan penguat atau penyeimbang adalah dengan menggunakan satu variabel, kemudian jalankan setiap hubungan antar variabel satu persatu, hingga kembali ke variabel tersebut selama beberapa putaran. Jika variabel tersebut berubah tanpa adanya batasan, maka dugaan putaran penguat dikonfirmasikan. Dan jika variabel yang dipilih tidak memberikan gambaran yang jelas, silahkan ambil variabel lain didalam putaran tersebut, untuk dianalisa.

Identifikasi Putaran Umpan Balik (Feedback Loops) Identifikasi Variabel Identifikasi Hubungan 2 Variabel Identifikasi Arah Hubungan (+/-) Identifikasi variabel yang menurut dugaan

anda bagian utama dari putaran umpan

balik

Apakah hubungan 2 variabel telah ditemukan

seluruhnya?

Apakah telah ditemukan putaran umpan

balik dari hubungan variabel

Apakah cukup?

Apa variabel tambahan yang bisa memberikan umpan balik? Tambahkan

Ya Belum

Identifikasi Jenis Putaran Umpan Balik (Reinforcing or Balancing Feedback Loops) Mulai

Apakah Putaran Umpan Balik Menuju ke Suatu Target

Tertentu?

Ya

Balancing Loop

(Berikan Nama Loop dan Kode B-X : B1, B2,..)

Reinforcing Loop

(Berikan Nama Loop dan Kode R-X : R1, R2,..)

Ya

Tidak Belum

Selesai Uji hubungan putaran

umpan balik ini dengan seolah di”cerita”kan ke orang

lain

67

Gambar 5-6 Variabel Penyeimbang Ditunjukkan dalam CLD Penyeimbang Diatas

Kemudian kondisi yang lain bisa terjadi, yaitu ketika pada dunia nyata memang terdapat perilaku yang mengejar suatu target, tapi ternyata dalam CLD kita tidak ada, maka berarti anda perlu menambahkan variabel tersebut. Kondisi lain yang bisa terjadi adalah ternyata perlu ada modifikasi hubungan variabel yang tadinya positif menjadi negatif, atau perubahan nama variabel untuk memperjelas polaritas putaran, maka lakukanlah modifikasi tersebut.

Proses penentuan polaritas dari putaran adalah iteratif, sama juga dengan keseluruhan proses pembuatan CLD. Dalam pengalaman penulis, ada sebuah CLD kompleks yang telah disepakati bisa berubah secara drastis setelah seorang mahasiswa bertanya tentang satu variabel yang ketika dijelaskan ternyata berujung kepada kesalahan secara struktural dalam CLD tersebut. Artinya walaupun ada urutan proses seperti pada gambar diatas, tetap ada proses iteratif yang terjadi. Tidak ada CLD yang lengkap atau selesai sepenuhnya.

Penting lagi untuk disadari berikutnya, bahwa mirip dengan hubungan dalam sebuah sistem nyata, sebuah hubungan bisa timbul dan tenggelam, bisa menguat dan melemah, bisa putus dan nyambung, maka hubungan dalam CLD juga sama. Sterman memberikan saran dalam menjelaskan hubungan dalam CLD, dimulai dengan kata “Jika hubungan terjadi antara … , maka …”, karena bisa saja sebuah hubungan belum terjadi atau kekuatannya terlalu lemah untuk berpengaruh secara signifikan kepada sistem.

Misalnya terdapat dua putaran yang saling berhubungan yang keduanya adalah putaran penguat, maka apakah berarti perilakunya adalah naik dan turun? Tergantung kekuatan dari kedua putaran tersebut apakah sama? Kemudian apakah putaran kedua sebenarnya tidak aktif (dormaint) yang kemudian aktif setelah putaran pertama mencapai titik tertentu.

Kualitas Produk Gap Kualitas Produk Program Peningkatan Kualitas Produk Target Kualitas Produk

B

68

Beberapa tips dalam penyusunan CLD dapat dilihat dalam Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Tips dalam Penyusunan CLD

Komponen CLD Tips

Nama Variabel Gunakan kata banda atau kelompok kata yang bermakna benda, bukan kata kerja (misalnya atasan memuji menjadi pujian atasan)

Jika dalan alternatif penamaan sebuah variabel anda bisa memilih antara kata netral, positif atau negatif, gunakan yang netral atau positif (misalnya kesedihan bisa diganti dengan kebahagiaan). Yang penting adalah pembaca bisa kata tersebut memiliki kondisi yang bisa bertambah atau berkurang. Perhatikan pula persepsi yang sudah timbul dari sebuah kata akibat

konteksnya, misalnya untuk membahas perusahaan yang mau bangkrut maka: umpan balik (netral), pujian (positif), teguran (negatif), saringan (negatif) dsb.

Bedakan penamaan variabel yang aktual dan persepsi Panah Hubungan dan

Putaran Fokus kepada kausalitas, jangan sekedar korelasi

Gunakan panah yang melengkung. Tidak ada larangan menggunakan panah lurus, namun agak tidak cocok dengan kata putaran/loop, lebih cocok ke kotak

Minimalisasi perpotongan garis panah

Jangan ragu menggambar ulang diagram anda, jika anda sendiri sulit menjelaskannya

Loop utama sebaiknya diatas atau ditengah-tengah dari keseluruhan CLD anda

Jangan lupa menuliskan memberikan label nomor (Rx atau Bx) dan nama putarannya.

Keseluruhan CLD Pilih skala batasan yang tepat, jangan ragu menggunakan beberapa CLD untuk skala sistem yang berbeda

Jangan membuat CLD yang terlalu kompleks dan besar, pecahlah menjadi beberapa bagian

Manfaatkan aplikasi komputer yang bisa membantu anda menggambar ulang dengan cepat

Putaran Umpan Balik Pastikan tujuan dalam putaran penyeimbang terbaca secara eksplisit

Jika anda sudah bisa membuatnya, maka pertanyaan berikutnya adalah bagaimana membaca CLD yang telah jadi. Prinsipnya sama, mulailah dari satu loop dulu yang bisa anda dapatkan, kemudian setelah dari loop tersebut anda kembangkan apakah ada loop lain yang berhubungan. Periksa dengan teliti karena satu atau beberapa variabel dalam sebuah loop kecil bisa jadi merupakan bagian dari loop yang lebih besar. Ilustrasinya, jika anda diminta mengidentifikasi ada berapa segitiga pada Gambar 5-7, berapa yang anda dapatkan? Jawabannya adalah 8.

69

Gambar 5-7 Ada Berapa Segitiga pada Gambar ini?

Versi lain dalam penyusunan CLD adalah dengan memulai dari satu variabel kemudian maju atau mundur mencari penyebab atau akibat dari variabel tersebut, seperti yang diilustrasikan pada Gambar 5-8. Perbedaan utama versi 2 ini adalah hanya pada saat awal yang tidak mengumpulkan variabel tapi hanya cukup mulai dengan 1 variabel.

70

Gambar 5-8 Langkah Penyusunan CLD Versi 2

Langkah penyusunan CLD versi ini merupakan basis dalam salah satu metode pengembangan CLD yang paling populer yaitu List Extention Methods (Metoda Pengembangan Daftar). Walaupun berbentuk tabel dengan kolom dan tanpa banyak baris, namun sebenarnya metode ini adalah metode gambar. Metode ini mengakomodir kebiasaan kita untuk menggunakan catatan berurut (list) ketika mengumpulkan variabel permasalahan. Catatan variabel ini kemudian kita tuliskan ke kolom pertama (variabel list), kemudian mencari variabel yang berhubungan dan menuliskannya pada kolom sebelah kiri berikutnya (1st Extention). Jika variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, makak variabel baru ini dituliskan ke kolom sebelah kiri berikutnya (2nd Extention). Setiap saat terdapat variabel batu dilihat dan dicari kesempatan apakah variabel-variabel baru yang kita buat bisa “kembali” ke variabel-variabel sebelah kanannya. Gambar 5-9 menunjukkan cara melakukan metode ini.

71

Gambar 5-9 Metode Pengembangan Daftar (List Extention Method)

Metode ini tidak menyarankan memiliki kolom lebih dari tiga, karena berarti sistem sudah terlalu kompleks untuk digambarkan dan mendorong kita untuk memiliki loop sederhana terlebih dahulu sebelum menambahkan kompleksitas lainnya.

5.5 B

AHAN

B

ACAAN

Geus, A. d. (1997). The living company. Boston, Mass., Harvard Business School Press.

Scharmer, C. O. (2009). Theory U : leading from the future as it emerges : the social technology of presencing. San Francisco, Ca., Berrett-Koehler Publishers, Inc.

Senge, P. M. (1990). The Fifth Discipline : the Art and Practice of the Learning Organization. New York, Doubleday/Currency.

Senge, P. M. (2010). The necessary revolution : working together to create a sustainable world. New York, Broadway Books.

72

6. PEMECAHAN MASALAH DENGAN BERPIKIR SISTEM