• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

2. Dampak positif

Berkurangnya beban kerja orang tua, pencegahan perselingkuhan, dan anak-anak muda yang belajar bagaimana menafkahi keluarga adalah efek baiknya. Mayoritas penduduk Desa Jorok menikahkan anak perempuannya untuk meringankan beban keuangan karena suami secara tidak langsung akan mengurus semua kebutuhan anak perempuan.

Beberapa orang tua yang menikahkan anaknya di usia muda melakukannya karena khawatir anaknya akan melakukan perilaku yang tidak diinginkan, seperti zina, atau karena anaknya sudah memiliki pasangan.

Orang yang menikah muda atau orang tuanya tidak pernah mempertimbangkan efek ini. Mereka tidak mengerti tujuan pernikahan yang mereka tahu adalah bahwa mereka saling menyukai dan menikah. Ketika orang tua mereka

74

mengetahui pernikahan mereka, mereka segera menikahkan anak-anak mereka.

Setelah dilakukan penelitian, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Desa Jorok masih memiliki pemahaman yang kurang baik tentang pernikahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan fakta, bahkan ketika sampai pada usia pernikahan, mereka hanya tahu bahwa mereka harus menaikkan usia mereka jika mereka di bawah 19 tahun untuk menikahkan anaknya.

75

B. Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa Jorok Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Besar

Terjadinya pernikahan usia dini yang dilakukan di masyarakat khususnya masyarakat Desa Jorok disebabkan oleh beberapa faktor seperti tabel di bawah:

Tabel 2.8

Faktor Pernikahan Dini Di Desa Jorok

No Faktor penyebab Keterangan

1 Ekonomi Masalah ekonomi menjadi salah satu penyebab pernikahan dini. Keluarga sangat bergantung pada ekonomi, orang tua di daerah sederhana terkadang akan menikahkan anaknya untuk mengurangi beban mereka, atau perempuan akan menikah karena pasangannya mampu ini adalah pembenaran untuk menikah muda.

Karena petani dan peternak merupakan mayoritas penduduk di komunitas Desa Jorok.

76

2 Pribadi Masalah pribadi menjadi salah satu penyebab pernikahan dini. Saat Covid 19 terjadi, anak sekolah memanfaatkan kelas daring yang menjadi pemicu pernikahan dini dengan alasan belajar kelompok.

Pergaulan bebas, kurangnya pengawasan orang tua, atau bahkan kurangnya pemahaman terhadap anak juga turut menyebabkan terjadinya pernikahan dini.

3 Kebiasaan Salah satunya adalah akar penyebab pernikahan dini adalah masalah kebiasaan.

Pada setiap tahunnya di Desa Jorok setelah lulus sekolah pasti akan ada pernikahan di karenakan ingin menghidupi orang tua atau karena jatuh cinta hal ini sudah menjadi lumbrah di setiap desa.

4 Orang Tua Masalah orang tua menjadi salah satu penyebab pernikahan dini. Perkawinan dini terjadi di desa-desa karena ketidakpahaman orang tua karena mereka menikahkan anaknya, dengan kerabat atau kenalan dengan harapan agar anaknya tumbuh menjadi mandiri atau karena anak yang dijodohkan sudah mampu atau mandiri. Namun, ada juga orang yang melakukan ini karena alasan lain. Untuk berbagai alasan, orang tua menikahkan

77

anak mereka untuk menyembunyikan rasa malu keluarga mereka.

5 Pendidikan Masalah pendidikan menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menikah muda, karena ketika orang tua tidak mampu membiayai pendidikannya, anak tersebut memutuskan untuk putus sekolah dan bekerja untuk menghidupi orang tuanya atau memilih untuk menikah juga untuk meringankan beban ekonomi orang tua mereka.

Berdasarkan tabel di atas, pernikahan dini di Desa Jorok disebabkan oleh pengaruh internal dan eksternal, kurangnya pengetahuan orang tua tentang perilaku anak- anaknya, dan kejadian pernikahan dini yang sebenarnya.

Selain itu, karena sebagian besar orang tua di Desa Jorok bekerja sebagai buruh tani dan memiliki sedikit waktu untuk mengawasi anak- anaknya ketika Covid 19 terjadi, mereka tidak hanya berisiko dari orang tua mereka sendiri tetapi juga dari anak-anak mereka sendiri.

Setiap tahun, pernikahan dini terjadi di Desa Jorok sebagai akibat dari kebiasaan masyarakat setempat yang menjodohkan orang tua anaknya, serta kebiasaan para remaja setempat yang ingin segera menikah karena alasan cinta.

78

Untuk itu, setiap tahun pasti ada pernikahan dini. Selain itu, meski perjalanan masih panjang, para remaja lulusan SMA kerap kali menjumpai para pelaku. Tidak semua remaja langsung menikah, ada yang memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi atau bahkan mencari pekerjaan terlebih dahulu karena mayoritas masyarakat di Desa Jorok merantau ke luar daerah karena alasan ekonomi.

C. Dampak Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa Jorok Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa Besar

Melangsungkan pernikahan khususnya pernikahan dini sering tidak memperhatikan dampak atau akibat yang akan terjadi baik positif ataupun negatif. Setelah melangsungkan pernikahan yang diperhatikan hanya tujuan pernikahan dapat tercapai dalam keluarga.

Ada beberapa dampak terjadinya pernikahan dini di Desa Jorok seperti tabel di bawah:

79 Tabel 2.9

Dampak Pernikahan Dini Di Desa JoroK

No Dampak Keterangan

1 Dampak Bagi Suami-Istri Karena anak muda masih bermain dan bercanda ketika mereka menikah, percaya bahwa mereka masih anak- anak dapat menyebabkan pertengkaran antara suami dan istri, khususnya di Desa Jorok, hal ini berdampak pada meningkatnya kemungkinan pertengkaran. Pasangan tidak siap, apalagi di Desa Jorok khususnya, banyak anak remaja yang menikah muda masih mengandalkan individu.

2 Dampak Masing-Masing Keluarga

Mayoritas anak-anak yang menikah muda di Desa Jorok masih mengandalkan kedua orang tuanya, hal ini membuat para orang tua merasa tidak nyaman. Meskipun orang tua ini percaya bahwa dengan menikah mereka akan dapat menghidupi keluarga, namun tidak selalu

80

demikian, dan akibatnya mayoritas anak-anak bermigrasi keluar dari daerah ini. Selain itu, karena pernikahan dini, anak biasanya sering bertengkar dengan pasangannya. Akan ada kebencian terhadap kedua belah pihak jika anak bercerai.

3 Dampak Terhadap Anak Di Desa Jorok, efek pernikahan dini tergantung pada keadaan khusus yang melingkupi mengapa pernikahan dilakukan di usia muda. Misalnya, jika perkawinan itu dilakukan dengan persetujuan orang tua atau dalam

keadaan yang tidak

menimbulkan kecurigaan masyarakat, anak yang melangsungkan perkawinan itu aman dan keluarganya tidak didiskriminasi, tetapi jika dilakukan dalam keadaan yang menimbulkan kecurigaan di masyarakat, maka dampaknya akan berbeda. Sebaliknya, menikah karena masalah yang membuat masyarakat curiga ini

81

akan menyebabkan anak- anak menjadi tidak bahagia secara mental, selain mempermalukan lingkungan mereka.

4 Dampak Psikologis Anak-anak di Desa Jorok yang menikah muda terkadang merasakan tekanan batin karena belum siap mengemban tanggung jawab sebagai suami istri. Tekanan ini mengganggu secara psikologis, misalnya seorang anak merasa malu pada dirinya sendiri jika dipaksa

menikah yang akan

mempermalukan keluarganya.

untuk sementara akan menjadi penyendiri dan anti-sosial untuk menghilangkan kekhawatiran orang lain di sekitarnya bahwa perilakunya yang tidak sopan terhadap istrinya akan membuatnya trauma secara fisik maupun mental.

82

5 Dampak Ekonomi Seperti beberapa kasus yang sering terjadi Desa Jorok, seperti masih bergantung pada orang tua, selain berdagang kecil- kecilan di jalanan, bahkan ada TKI untuk membantu ekonomi keluarganya, yang melakukan pernikahan dini dengan persiapan yang terlihat dari mereka. Suami dapat mengganggu perekonomian mereka di Desa Jorok.

disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kurangnya persiapan pernikahan.

6 Dampak Sosial Masyarakat Desa Jorok kerap mengangkat dampak sosial pernikahan dini sebagai bahan perbincangan. Jika ada kecurigaan seputar pernikahan, hal ini akan membuat keluarga merasa canggung atau malu di depan masyarakat. Selain membuat keluarganya tidak nyaman, pelaku pernikahan dini juga akan merasa malu di depan teman-temannya.

83

Pernikahan dini memiliki dampak negatif yang signifikan dan umum terjadi di daerah miskin. Pernikahan dini sendiri kurang pengalaman dan kebijaksanaan karena para pihak masih remaja, yang menjadi salah satu penyebab seringnya terjadi perceraian, mereka masih membutuhkan arahan orang tua.

Keanehan yang paling terlihat pada masyarakat Desa Jorok adalah seringnya terjadi karena pemikiran mereka yang masih kecil dan anak-anak masih bermain-main pada usia tersebut. Selain itu, pengaruh tersebut juga memanifestasikan dirinya dalam pemilik usaha kecil dan putus sekolah. Ini sering terjadi di setiap desa di mana banyak perdagangan jalanan dan bahkan berkeliaran. Banyak alasan kenapa mereka ingin menikah pada saat itu pada hal menyangkut resiko pernikahan dini, termasuk putus sekolah.

7 Dampak Kesehatan Salah satu tokoh masyarakat Hasanuddin, Sekretaris Desa Jorok, mengklaim bahwa kesehatan masyarakat di Desa Jorok baik, terutama untuk ibu hamil karena setiap desa rutin mengadakan Posyandu dan karena kematian ibu hamil di usia muda sangat jarang di Desa Jorok.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian di Desa Jorok, Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa Besar, maka berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Dini dan Dampaknya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1) Penyebab pernikahan dini di Desa Jorok

Maraknya pernikahan dini yang terjadi di Desa Jorok disebabkan karena adanya beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut: faktor ekonomi, faktor orang tua, faktor kebiasaan, faktor pribadi, dan faktor pendidikan. Dimana keadaan ekonomi yang kurang mencukupi sehingga orang tua menikahkan anaknya pada usia dini agar mengurangi beban orang tua, sedangkan faktor orang tua karena adanya perjodohan dan faktor kecelakaan itu sendiri sampai harus di nikahkan agar sebagai penutup aib keluarga atau juga bisa dikarenakan masih adanya kepercayaan dari masyarakat bahwa jika seorang perempuan menolak lamaran maka akan menjadi perawan tua, kemudian faktor kebiasaan hal ini sudah jadi kebiasaan masyarakat di mana ketiaka anaknya kalau udah lulus sekolah maka anaknya akan di nikahkan, dan yang terakhir faktor pribadi di masnyarakat Desa Jorok faktor ini yang sering terjadi akibat kelalai orang tua dan mengakibatkan anaknya hamil terutama anak perempuan di picu oleh pergaulan bebas.

85

2) Dampak pernikahan dini di Desa Jorok

Pernikahan dini di Desa Jorok menimbulkan beberapa dampak diantaranya adalah: dampak positif dan dampak negatif.

Adapun dampak positifnya adalah dapat membantu meringankan beban ekonomi orang tua, mencegah terjadinya perzinaan dikalangan remaja, dan dapat memberikan pengajaran pada anak untuk mempunyai rasa tanggung jawab dan belajar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan dampak negatifnya adalah sering adanya perselisihan yang berakibat terjadinya pertengkaran antara suami isteri dalam kehidupan berrumah tangga sehari – harinya. Sedangkan dampak terhadap orang tua atau keluarga masing-masing adalah jika terjadi perselisihan atau pertengkaran antara pasangan suami isteri biasanya orang tua masing masing ikut terlibat dalam menyelesaikan perselisihan dan secara tidak langsung menjadikan hubungan mereka kurang harmonis.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut maka saran – saran yang disampaikan sebagai berikut:

1) Kepada orang tua

Terkhusus orang tua agar lebig memperhatikan anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah. Orang tua juga harus membekali anak – anaknya dengan ilmu agama yang baik sehimgga anak berfikir matang sebelum melakukan yang salah.

86 2) Kepada para remaja

Bagi para remaja hendaknya memper dalam ilmu dan menempuh pendidikan setinggi – tingginya dan jangan salah bergaul agar masa depan menjadi baik.

3) Kepada kepala desa

Untuk kepala lurah agar lebih lagi memperhatikan masyarakatnya, dan harus mungkin memberikan pengarahan maupun penyeluruhan akan bahayanya serta akibat dari pernikahan dini. Agar mereka menyadari apabila hendak melakukan pernikahan dini akan ada konsekuensinya.

87

DAFTAR PUSTAKA

Eddy Fadlyana, Shinta Larasty,” Pernikahan Usia Dini Dan Permasalahannya”, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Padjajaran/RS Dr Hasan Sadikin Bandung, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009

Hanum, Yuspa, and Tukiman Tukiman. "Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan alat reproduksi wanita." Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 13.2 (2015).

Herti Windya Puspasari, Indah Pawitaningtyas,” Masalah Kesehatan Ibu Dan Anak Pada Pernikahan Usia Dini Di Beberapa Etnis Indonesia: Dampak Dan Pencegahannya”, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 23 No. 4 Oktober 2020

Lisa Pitrianti, Novrikasari, dan Rizma Adliyah Syakurah,” Analisis Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pencegahan Praktik Pernikahan Dini”, Jurnal Keperawatan Silampari, Vol. 5, No. 1 Desember 2021

Mayadina Rohmi Musfiroh,” Pernikahan Dini dan Upaya Perlindungan Anak di Indonesia,” Jurnal Hukum dan Syari‟ah, Vol. 8, No. 2, 2016

Mey hariyanti, Pengujian Kredibilitas Data pada Penelitian Kualitatif, https://www.kompasiana.com/meykurniawan/556b6d46957e61fc6 17096a0/p engujian-kredibilitas-data-pada-penelitian-kualitatif Muhammad Julijanto,” Dampak Pernikahan Dini dan Problematika

Hukumnya”, Dosen Fakultas Syari‟ah IAIN Surakarta

88

Pernikahan di Bawah Umur Perspektif Hukum Islam”, Jurnal hukum keluarga islam, Vol. 3 No. 1 Desember 2020

Rima Hardianti, Nunung Nurwati,” Faktor Penyebab Terjadinya

Pernikahan Dini Pada Perempuan”, Jurnal Pekerjaan Sosial, Vol. 3 No. 2, Desember 2020

Shufiyah, Fauziatu. "Pernikahan Dini Menurut Hadis dan Dampaknya." Jurnal Living Hadis 3.1 (2018)

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2020) Sumbawakap, Bersinergi Mewujubkan Sumbawa Gemilang Yang

Berkeadaban, dalam https://sumbawakab.go.id/

Suriyono Suwikromo, Rudolf S. Mamengko,” Kajian Hukum Perkawinan Anak Dibawah Umur Menurut Undang Undang Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974. Tentang Perkawinan1”, Lex Privatum Vol. X No. 1 Jan 2022,

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

Yusmianti dan Muhammad Rafi‟I Sanjani,” Pengaruh Kesejahteraan Ekonomi Keluarga Terhadap Keputusan Pernikahan Dini”, Nusantara journal of economics, Vol. 03 No. 02 Desember 2021 Yuspa Hanum, Tukiman,” Dampak Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan

Alat Reproduksi Wanita”, Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol.

13 (26) Des. 2015

89

Gambiro, Henny, and Ahmad Yamin. "Meneropong Istana Tua (Dalam Loka) Warisan Arsitektur Tradisional Sumbawa (Inheritance on Traditional Architecture of Sumbawa)." Vitruvian: Jurnal Arsitektur, Bangunan, dan Lingkungan 8.1 (2018)

90

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri

Nama : Zainuddin

Tempat, Tanggal Lahir : Utan, 28 – 03 – 1998

Alamat : Dusun Jorok Tengah, RT/RW

03/04, Desa Jorok, Kec. Utan, Kab.

Sumbawa Besar

Nama Ibu : Ernawati

Nama Ayah : Zainal Arifin

B. Riwayat Pendidikan

1. SDN 7 Utan (Tahun Lulus 2012)

2. SMP Muhammadiyah Utan (Tahun Lulus 2015) 3. MA Bahrul Ulul Utan (Tahun Lulus 2018) C. Pengalaman Organisasi

1. Komit Prodi Tadris IPS

2. English Speaking Learning Tadris IPS 3. HMPS Tadris IPS

Mataram,

(Zainuddin)

91

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Konsultasi DP 2

92 Lampiran 2 : Surat Konsultasi DP 1

93 Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Akademik

94

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian KESBANGPOL NTB

95 Lampiran 5 : Surat Keterangan Desa Jorok

96 Pedoman Wawancara

JUDUL : ANALISIS FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN DINI DI DESA JOROK KECAMATAN UTAN KABUPATEN

SUMBAWA BESAR

1. Pemahaman pernikahan

a. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang pernikahan?

b. Menurut Bapak/Ibu, pada usia berapakah seseorang dikatakan siap untuk menikah?

c. Menurut Bapak/Ibu, hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan agar seseorang dikatakan siap untuk menikah?

d. Sebelum memutuskan untuk menikah, adakah hal yang Bapak/Ibu ketahui tentang keuntungan dan kerugian dari pernikahan usia dini?

2. Faktor pendorong terjadinya pernikahan dini

a. Dapatkah Bapak/Ibu ungkapkan apa yang menjadi alasan bagi Bapak/Ibu dalam memutuskan menikah di usia remaja/usia dini;

1) Faktor Ekonomi.

2) Faktor Pribadi.

3) Faktor kebiasaan.

4) Faktor Orang Tua.

97 5) Faktor Pendidikan.

b. Dapatkah Bapak/Ibu ungkapkan bagaimana keterlibatan keluarga terhadap keputusan Bapak/Ibu dalam melakukan pernikahan?

c. Sebelum menikah, apakah Bapak/Ibu sudah memiliki penghasilan?

d. Pada saat menikah, apakah Bapak/Ibu masih sekolah?

e. Apakah pernikahan dini merupakan suatu tradisi dalam keluarga Bapak/Ibu?

3. Dampak pernikahan dini

a. Setelah menikah, apakah yang Bapak/Ibu rasakan?

b. Setelah memiliki anak, apakah yang Bapak/Ibu rasakan?

c. Dapatkah Bapak/Ibu mengungkapkan bagaimana keharmonisan dalam rumah tangga Bapak/Ibu selama pernikahan?

d. Adakah perubahan pada lingkungan sosial Bapak/Ibu setelah menikah?

e. Setelah menikah, apakah Bapak/Ibu mengalami beberapa dampak seperti;

1) Dampak Bagi Suami-Istri.

2) Dampak Masing-Masing Keluarga.

3) Dampak Terhadap Anak.

98 4) Dampak Psikologis.

5) Dampak Ekonomi.

6) Dampak Sosial.

7) Dampak Kesehatan.

99 Lampiran 3 : Foto Dokumentasi

100

101

102

103

104

Dokumen terkait