• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor terjadianya pernikahan dini di desa jorok

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Penyebab Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa

1. Faktor terjadianya pernikahan dini di desa jorok

Dari hasil observasi ada 5 (Lima) faktor terkait terjadinya pernikahan dini di Desa Jorok dan peneliti juga menggunakan undang – undang terbaru yang di gunakan dalam penelitian ini ialah Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.23 Undang – undang ini dimana umur pria dan wanita setara di 19 tahun. Undang – undang ini juga sebagai pantokan dalam melaksanakan observasi terkait dengan kasus pernikahan dini. Inilah beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya perkawinan anak di usia muda atau pernikahan dini di Desa Jorok di antaranya:

Gambar 1.3 Wawancara

23 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

a) Faktor Ekonomi

Pengamatan ini dilakukan di Desa Jorok, dimana banyak terjadi perkawinan usia muda yang disebabkan oleh beberapa hal dan salah satunya yaitu ekonomi. Rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat karena sebagian warga di Desa Jorok memiliki pekerjaan musiman yang mengharuskan mereka bekerja pada musim tanam, seperti bercocok tanam.

Beberapa dari mereka juga bekerja sebagai nelayan, guru, dan pekerjaan lainnya, yang menyebabkan sebagian penduduk meninggalkan daerah tersebut di karenakan kurangnya pengasilan.

Menuru H. M. Saipullah Kepala RW 03 di Desa Jorok bahwa alasan kenapa mereka merantau ingin membantu ekonomi keluarganya dan juga ingin menafkahi keluarganya.

Terutama anak – anak yang melakukan pernikahan di usia muda di karenakan takut di jadikan pembicaraan masyarakat sekitar. Kebayakan yang melakukan pernikahan dini biasanya masih remaja, selain itu juga kebayakan anak yang melakukan pernikahan dini masih tinggal sama orang tuanya, maka dengan merantau bisa membantu keluarganya dan bisa menafkahi keluarganya.24

Di karenakan kebayakan yg merantau yaitu laki – laki di bandingkan perempuan maka kasus terjadinya pernikahan di usia muda sering terjadi di karenakan faktor ekonomi, selain itu perempuan lebih mungkin dibandingkan laki - laki untuk

24 Wawancara dengan H. M. Saipullah Kepala RW 03 di Desa Jorok

tinggal di desa. Perempuan cenderung tinggal di desa setelah tamat sekolah, ada juga yang memilih langsung menikah. Jika ini bukan pilihan ekonomi, perempuan dapat bekerja sebagai buruh migran untuk menghidupi keluarga mereka. Selain itu, orang tua dapat menekan anak-anak mereka untuk menikah sehingga mereka dapat mendukung keluarga.25

Menurut salah satu orang tua bernama Ratna bahwa, menurutnya ketika menikahkan anak nya di usia muda, agar anak tersebut bisa mandiri di usia muda dan sekaligus belajar banyak hal di kalangan masyarakat selain itu juga agar mengerti apa yang di rasakan menjadi orang tua.26 Bahkan para orang tua percaya bahwa menikahkan anak akan meningkatkan kualitas hidup mereka. Dampak dari perkawinan ini, anak - anak menikah dengan enggan setelah lulus SMA, membuat mereka tidak memiliki pengalaman sebagai pencari nafkah dan membuat mereka bergantung pada orang tua dan bahkan parahnya lagi kebayakan menikah di usia dini masih tinggal bersama orang tuanya.

Selanjutnya pasangan suami istri Irpan Saputra dan Wiwin yang menikah pada tahun 2020, pada usia 18 laki-laki dan 15 tahun perempuan bahwa mereka menikah karena alasan ekonomi, kedua pasangan ini menikah ingin mengurangi beban ke dua orang mereka dan ingin mencari nafkah sendiri.27 Dampak dari pernikahan mereka berdua

25 Observasi pada tanggal 8 januari 2023

26 Wawancara dengan Ibu Ratna

27 Wawancara dengam suami istri Irpan Saputra dan Wiwin

masih bergantung terhadap orang tua masing – masing, hal ini bisa saja menjadi beban terhadap orang tuanya.

Bukan hanya pasangan dari suami istri Irpan Saputra dan Wiwin saja ada juga kasus yang serupa dari segi ekonomi.

Wawancara dengan saudara Muhammad Farhan, alasan dia menikah ingin membatu orang tuanya sekaligus mengurangi beban terhadap orang tuanya dan bertekat ingin mencari pekerjaan untuk membatu saudaranya.28

Tabel 2.3 Faktor Ekonomi

No Subjek Dusun

1 Ibu Ratna Dusun Jorok Luar

2 Irpan Saputra dan

Wiwin Dusun Jorok Luar

3 M. Farhan Dusun Sekoko

b) Faktor Pribadi

Selain faktor ekonomi, pernikahan di usia muda di Desa Jorok juga disebabkan oleh kehendak pasangan. Hal ini dikarenakan pengetahuan anak diperoleh dari lingkungan, film, dan media lainnya. Sehingga mereka yang sudah memiliki pasangan atau kekasih terpengaruh untuk menikah di usia muda. Pernikahan di usia muda bukanlah kehendak orang tua tetapi atas kemauan sendiri, suka sama suka.

28 Wawancara dengan saudara Muhammad Farhan

Menurut Hasanuddin Sekretaris Kantor Desa Jorok bahwa kasus yang sering terjadi di setiap desa yaitu faktor dari anak itu sendiri melakukan hal – hal yang tidak seharus di lakukan yang di sebabkan oleh lingkungan sekitar, hal ini mengakibat angka pernikahan di usia muda tinggi terutama pada saat terjadinya Covid 19.29

Menurut Yamin Guru di MA Bahrul Ulul Utan di Desa Jorok mengatakan bahwa setelah terjadinya Covid 19, ketika melakukan kegiatan sekolah daring, kebanyakan anak melakukan kerja kelompok dan sekaligus menjadi alasan untuk bermain bersama teman atau bahkan dengan pasangan sehingga pengawasan orang tua menjadi lengah.30 Anak yang melakukan pernikahan dini sering terjadi di berbagai desa, salah satunya Desa Jorok karena pergaulan bebasnya. Ada beberapa kasus kehamilan di luar nikah, salah satunya melibatkan siswa Sekolah MA Bahrul Ulul Utan. Setelah mencermati kasusnya tersebut, diketahui bahwa perilaku kedua orang tersebut bermula karena mereka adalah teman Facebook di era pasca Covid 19.

Pada umumnya kelakuan anak yang terkait terjadinya pernikahan dini mereka tidak memikirkan kosenkuensi yang mereka lakukan dan tidak berbikir apa yang akan terjadi jika mereka lakukan. Menurut salah satu warga Desa Jorok Tuti mengukapkan bahwa sebagian besar orang tua membiarkan anak mereka memilih pasangannya. Akibatnya, ada praktik

29 Wawancara deangan Hasanuddin Sekretaris Kantor Desa Jorok

30 Wawancara dengan Yamin Guru MA Bahrul Ulul Utan

yang dikenal sebagai anpel, di mana anak laki-laki mengunjungi rumah pasangannya sebagai pemicu situasi saat mereka tidak ada.31 Pernikahan dini adalah skenario lain yang bisa terjadi, dan ketika dua kekasih jarak jauh merasa kasihan satu sama lain, ini juga bisa menjadi pemicu perilaku yang tidak pantas.

Ada beberapa kasus yang sering terjadi seperti yang di alami saudari berinisial H yang tidak mau di sebutkan namanya, Dia juga menikah muda, dalam keadaan yang mendesak alasan nya dia hamil di luar nikah, jika dia tidak menikah saat itu juga kemungkinan terjadi banyak masalah besar akan menimpahnya dan keluarganya.32 Salah satu alasan dia dan pasangannya memutuskan untuk menikah dini adalah karena dia khawatir hal-hal yang akan mempermalukan keluarganya. Awalnya, pernikahan pasangan ini ramai diperbincangkan tetangga karena usianya yang masih muda.

Namun, seiring berjalannya waktu, perbincangan kedua pasangan ini mulai berkurang, tetapi hal itu masih diangkat sebagai contoh bagaimana pernikahan muda akan sulit diterima di masyarakat karena melibatkan orang-orang yang masih berusia di bawah 19-an.

Selain itu kasus seperti ini sering di temukan, seperti halnya pasangan Feri Kurnia dan suci dengan kasus yang sama di alami saudari berinisial H di akibatkan pasangannya hamil pada masa Covid 19. Ada juga kedua pasangan KA dan

31 Wawancara dengan Tuti warga Desa Jorok

32 Wawancara dengan saudari H selaku pernikahan dini

KU menikah akibat pasangannya hamil, dimana pasangannya yang berinisial KU hamil di umur 16 tahun, Usut cerita pasangan ini di ketahui oleh tetangganya ketika kedua pasangan ini melakukan hubungan seks di rumah perempuannya. Kasus lain yang di alami saudara berinisial FA, menikah akibat kesalahannya sendiri di karenakan sering melakukan anpel setiap malamnya, hal ini mengakibatkan kecurigaan terhadap masyarakat sekitar maka dia memutuskan menikah agar menghilangkan kecurugaan masyarakat sekitar dan tidak membuat malu terhadap keluarga masing – masing.33

Ada juga kasus lain terjadi seperti saudara LU yang tidak mau di sebutkan namanya, dia menceritakan kronologi terhadap adik perempuannya, akibat sosialisasi di dalam maupun di luar sekolah, adik perempuan pelaku dalam kasus ini tidak menyadari dirinya sedang hamil 7 (tujuh) bulan ketika kejadiannya pada Juli 2019. Ia menjelaskan kepada saya bahwa meskipun keluarganya telah meniatkan untuk melakukan aborsi, bayinya sudah lebih dari 7 (tujuh) bulan dan akan lebih baik dilahirkan saja. Alhasil, keluarga tersebut mengirim adiknya yang sedang hamil tersebut ke Lombok untuk melahirkan, dan begitu anak tersebut lahir, pihak rumah sakit mengadopsi anak tersebut agar dapat diadopsi oleh orang lain. Setelah itu, pria yang menyebabkan adiknya sampai hamil menerima tanggung jawab dan menikahinya pada

33 Observasi pada tanggal 19 Januari 2023

Desember 2019.34 Padahal dari segi, pernikahan pasangan ini mengakibatkan aib keluarga.

Tabel 2.4 Factor Pribadi

No Subjek Dusun

1 Saudari berinisial H Dusun Jorok Tengah 2 Suami istri KA dan KU Dusun Jorok Luar 3 Feri Kurnia dan Suci Dusun Jorok Luar

4 Saudara FA Dusun Koda Luar

5 Saudara Lu Dusun Jorok Dalam

c) Faktor kebiasaan

Faktor kebiasaan adalah yang telah menjadi kebiasaan oleh masyarakat atau merupakan kejadian khas yang sering terjadi di setiap daerah tersebut. Ketika seorang anak lulus SMA atau putus sekolah dan tidak sekolah, biasanya orang tuanya akan menikahkannya yang sudah mapan bagi anak perempuan yang tidak mau melanjutkan perguruan tinggi ataupun juga keluarga dengan ekonomi sedang. Namun kadang - kadang, yang sering terjadi di lingkungan masyarakat anak – anak yang sudah lulus sekolah pengen cepat nikah di karenakan saling mencintai.35

Skenario yang paling sering terjadi di antara warga Desa Jorok adalah di mana lulusan baru, terutama yang baru

34 Wanwancara dengan saudara LU

35 Observasi pada tanggal 27 januari 2023

tamat SMA, kadang - kadang langsung menikah cepat. Ada kasus di tahun 2018, tepatnya di MA Bahrul Ulul Utan di sebuah Desa Jorok, pasangan Yudi dan Erma menikah karena saling mencintai atau bisa dibilang suka sama suka dan kebetulan kedua orang tuanya berteman.36

Ada juga kasus pasangan suami istri Fauzal dan Irma, mereka menikah atas pilihan bebas mereka sendiri atau bisa dibilang mereka saling menyukai dan sudah lama saling mencintai, sehingga mereka memutuskan untuk segera menikah setelah lulus sekolah.37

Tabel 2.5 Faktor Kebiasaan

No Subjek Dusun

1 Yudi dan Erma Dusun Jorok Tengah 2 Fauzal dan Irma Dusun Jorok Tengah

d) Faktor Orang Tua

Faktor orang tua merupakan faktor adanya perkawinan di usia muda, dimana orang tua akan segera menikahkan anaknya ketika sudah dewasa, Ini adalah hal yang umum atau turun temurun. Keluarga yang memiliki anak perempuan tidak akan merasa tenang sampai anak perempuan tersebut menikah.

Orang tua akan takut jika anaknya menjadi perawan tua dan

36 Wanwancara dengan Yudi dan Erma

37 Wawancara dengan Fauzal dan Irma

takut anaknya akan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan yang akan mencoreng nama baik keluarganya.

Menurut salah satu orang tua bernama Roh bahwa, alangkah baiknya menikahkan anaknya sebab takut terjadi apa – apa yang akan mencorengkan nama baik keluarga.38 Dalam beberapa kasus, orang tua terpaksa menikahkan anak laki-laki ataupun anak perempuannya di usia muda karena masalah keluarga, masalah kasus anaknya, kekhawatiran terhadap anaknya, dan lain sebagainya. Orang tua sadar bahwa anaknya masih membutuhkan arahan atau petunjuk orang tua.

Ibu Roh menceritakan ada kasus terjadinya pernikahan dini di Dusun Jorok Dalam, pasangan ini berinisial SA dan SH yang menikah pada tahun 2021, pada usia 18 tahun (Laki - laki) dan berusia 15 tahun (Perempuan) yang dinikahinya karena di paksa oleh orang tua mereka, tidak tahu secara detail kenapa mereka menikah muda tapi ada unsur masalah kekuluargaan.39 Terjadinya pernikahan dini di Desa Jorok di sebabkan paksaan orang tua di karenakan dengan berbagai alasan atau masalah yang terjadi.

Tabel 2.6 Faktor Orang Tua

No Subjek Dusun

1 Ibu Roh Dusun Jorok Dalam

2 Suami Istri SA dan SH Dusun Jorok Dalam

38 Wanwancara dengan Ibu roh

39 Wawancara dengan Ibu Roh

e) Faktor pendidikan

Berdasarkan temuan observasi, rata-rata tingkat pendidikan orang tua di Desa Jorok tergolong rendah sehingga remaja di sana biasa jarang melanjutkan studi ke perguruan tinggi, bahkan ada yang gagal menyelesaikan sekolahnya.

Ketidakmampuan membayar untuk melanjutkan pendidikan menjadi penghalang. Karena itu, mayoritas anak muda di masyarakat Desa Jorok memilih untuk menikah muda.44

Menurut Yamin guru di MA Bahrul Ulul Utan di Desa Jorok bahwa hanya sebagian kecil anak yang putus sekolah karena ekonomi atau kesulitan keuangan keluarga.40 Biasanya, jika sebuah keluarga sederhana memiliki tiga atau empat anak, yang bungsu akan menyelesaikan sekolahnya sedangkan kakak-kakaknya memutuskan untuk membantu orang tuanya.

Sejak saat itu, sudah menjadi hal yang lumrah jika orang tua menikahkan anaknya di usia muda dengan harapan agar orang tuanya dapat meningkatkan perekonomian.41

Wawancara saudara Doni yang masih status pelajar mengatakan bahwasanya menikah di usia muda tidak aman karena minim pengalaman, apalagi kewajibannya terlalu tinggi. Akibatnya, dia ragu untuk melakukannya.42 Apa lagi belum tentu orang tua mengizinkan anaknya menikah di usia muda pasti orang tua menyuruh anaknya menyelesaikan pendidiknya dulu.

40 Wawancara dengan Yamin Guru MA Bahrul Ulul Utan

41 Observasi pada tanggal 4 Februari 2023

42 Wawancara dengan Saudara Doni

Meski pernikahan dini dalam konteks sekolah sangat jarang terjadi, saudara Doni mengaku mengenal banyak kenalannya yang menikah muda, salah satunya bernama Ihsan.

Keluarganya tidak mampu membayarnya untuk masuk sekolah, jadi dia menikah dengan pacarnya yang sudah putus sekolah sejak SMP.

Tabel 2.7 Faktor Pendidikan

No Subjek Dusun

1 Saudara Doni Dusun Jorok Dalam 2 Saudara Ihsan Dusun Koda Dalam

C. Dampak Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa Jorok Kecamatan

Dokumen terkait