• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Dampak Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa

1. Dampak terjadinya pernikahan dini

Meski pernikahan dini dalam konteks sekolah sangat jarang terjadi, saudara Doni mengaku mengenal banyak kenalannya yang menikah muda, salah satunya bernama Ihsan.

Keluarganya tidak mampu membayarnya untuk masuk sekolah, jadi dia menikah dengan pacarnya yang sudah putus sekolah sejak SMP.

Tabel 2.7 Faktor Pendidikan

No Subjek Dusun

1 Saudara Doni Dusun Jorok Dalam 2 Saudara Ihsan Dusun Koda Dalam

C. Dampak Terjadinya Pernikahan Dini Di Desa Jorok Kecamatan

lahir dalam bahaya pelecehan dan penelantaran. Perkawinan usia dini menjadi masalah karena gagal melindungi hak-hak anak.43

Selain itu dampak yang bisa di timbulkan akibat pernikahan di usia muda seperti kecemasan di karenakan mengalami tekanan atau ketegangan dan pertentangan batin, kecemasan yang di alami keluarga pernikahan dini dapat di artikan sebagai perasaan campur berisikan ketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi masalah – masalah yang di timbulkan dalam keluarga.

Gambar 1.4 Pernikahan Dini

43 Hanum, Yuspa, and Tukiman Tukiman. "Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan alat reproduksi wanita." Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera 13.2 (2015).

Pernikahan dini di kalangan anak muda di Desa Jorok sering terjadi dan juga mendapatkan dampak akibat pernikahan di usia muda. Ada beberapa dampak di timbulkan pernikahan dini di Desa Jorok yakni:

a. Dampak bagi Suami-Istri

Dampak yang sering terjadi di Desa Jorok adalah suami istri yang masih muda bertengkar karena masalah perselingkuhan, masalah keuangan, dan lain-lain, yang berujung pada hilangnya keutuhan keluarga bahkan perceraian, seperti yang di alami saudara berinisial HU.

Remaja yang berselingkuh dengan pasangan atau pasangannya lebih mungkin untuk bercerai. Hal itu terjadi pada suami istri berinisial HU dari Hi Pasangan 2019 ketika sang suami pergi merantau ke Malaysia dan sang istri berselingkuh dengan pria lain sehingga berujung pada perceraian muda dan meninggalkan sang suami sebagai janda atau duda muda.44

b. Dampak masing-masing Keluarga

Di Desa Jorok, dampak pernikahan dini bagi keluarga biasanya adalah adanya rasa saling membenci satu sama lain akibat ulah suami yang ugal-ugalan atau sebaliknya. Namun, yang paling banyak lihat adalah perilaku suami yang kasar terhadap istrinya, alasannya karena istri tidak mau dengan apa yang Anda inginkan dari suami, terkadang suka membantah, yang membuat suami jengkel.

44 Wawancara dengan saudara HU

Seperti sepasang suami istri, Fauzal dan Irma, di awal pernikahan mereka ada sedikit ketidak kenyamanan keluarganya sebab kelakuan suaminya selalu boros seperti main slot ataupun suka adu ayam hal ini menjadi kecurigaan terhadap orang tua istrinya yang di khawatirkan terhadap anak perempuannya.45

c. Dampak psikologis

Menurut Ustad M. syarif bahwa dampak anak-anak yang menikah muda di Desa Jorok akan mengalami perubahan psikologis, mulai dari karakter, moral, kepribadian, dan sebagainya. Karena beban dan tanggung jawab yang mereka rasakan, hal ini mendorong anak - anak yang awalnya menganggap dirinya masih anak-anak untuk berpikir seperti orang dewasa. Ustad M. Syarif menceritakan bahwa dia pernah menghadiri pernikahan anak yang dinikahkan di usia muda dan beberapa tahun mengamati perilaku pasangan ini, yang awalnya menganggap dirinya anak - anak sekarang perubahan pemikiran orang dewasa karena faktor lingkungan.

Selain itu, sifat dan perilaku mereka berubah sejak memiliki anak, seperti kasus anak yang menikah di Dusun Jorok Tengah tahun 2017 lalu, ujarnya.46

45 Wawancara dengan Fauzal dan Irma

46 Wawancara dengan Ustad M. Syarif, seorang pemuka agama di Desa Jorok

d. Dampak terhadap anak

Menurut Ustad M. Syarif, dampak bagi pemuda yang menikah adalah ketakutan akan tanggung jawab, kecemasan akan dirinya yang masih hilang, dan kekhawatiran akan mampu memenuhi kewajibannya sebagai kepala rumah tangga. Perceraian akan terjadi jika suami atau istri memiliki pertanyaan karena ketidaktahuan dan moralitas mereka sendiri, selain seringnya pertengkaran dan pertengkaran yang khas dari pernikahan muda karena pasangan masih menganggap diri mereka sebagai anak-anak dan cepat bereaksi terhadap kecemburuan.47

Wawamcara suami istri Feri Kurnia dan Suci, bahwasanya pasangan ini sedikit tertekan saat itu sebab pernikahan mereka di karenakan Faktor Pribadi selain itu suaminya mengakui, ketika sah menjadi suami istri dia sedikit panik dan ragu mengenai diri.48

e. Dampak Ekonomi

Menurut H. M. Saipullah Kepala RW 03 mengaku bahwa, anak-anak muda sering terlihat menjalankan kios kecil atau bekerja sebagai pedagang kaki lima di Desa Jorok. Anak- anak lain bekerja sebagai pekerja lapangan untuk menghidupi keluarga mereka. Karena ekonomi wilayah yang lemah (sedang), mayoritas warga Desa Jorok sering meninggalkan

47 Wawancara dengan Ustad M. Syarif, seorang pemuka agama di Desa Jorok

48 Wawancara dengan Feri Kurnia dan Suci

keluarganya, terutama anak- anaknya yang masih kecil, dalam upaya menghidupi keluarga.49

Wawancara dengan Feri Kurnia, setelah menikah dia dan istrinya masih tergantung terhadap orang tuanya, selang setahun kemudian orang tuanya di memberikan tanah sawah sebagai pengasilan awal mereka.50

f. Dampak Sosial

Menurut Pak Hasanuddin Sekretaris Desa Jorok bahwa Perilaku sosial terhadap anak yang menikah muda tergantung dari keadaan seputar pernikahan dini kedua anak tersebut.

Misalnya, jika seorang anak menikah muda karena anaknya sudah hamil sebelum mereka menikah dan hanya sedikit orang tahu, terutama teman terdekatnya, yang mengetahui kehamilan tersebut, dia mungkin menjadi anti-sosial dan menarik diri dari masyarakat selama beberapa waktu, seperti mingguan atau bahkan sampai bulanan.62

Senada dengan kedua pasangan, Fauzal dan Irma Putri yang menikah tak lama setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), mereka percaya bahwa pernikahan mereka adalah keputusan bebas mereka sendiri. Selain itu, pasangan ini juga tipikal dari segi sosial tidak ada diskriminasi terhadap masyarakat. Satu - satunya sumber konflik mereka adalah keluarga mereka, terutama orang tua mereka.51

49 Wawancara dengan H. M. Saipullah Kepala RW 03 di Desa Jorok

50 Wawancara dengan saudara Feri Kurnia

51 Wawancara dengan Fauzal dan Irma

g. Dampak Kesehatan

Menurut Pak Hasanuddin Sekretaris Desa Jorok bahwa karena setiap masyarakat mengadakan posyandu secara rutin setiap tahunnya, dari segi kesehatan dan lain-lain, terutama untuk ibu hamil dan bayi baru lahir. Selain itu, kematian terkait pernikahan dini di Desa Jorok sangat jarang terjadi, namun satu kematian terjadi di Desa jorok Tengah pada tahun 2015 karena pendarahan dan infeksi pasca persalinan, alhamdulilah bayinya lahir dengan sehat.52

52 Wawancara dengan Hasanuddin Sekretaris Desa Jorok

70 BAB III

Dokumen terkait