BAB II. KAJIAN TEORI
E. Berpikir Kritis
1. Definisi Berpikir Kritis
proposal dibuat dengan formulasi bahasa khusus yang antara lain ditandai oleh makna keakanan tersebut.
Selanjutnya Wahyono dan Mulyono (2016, p.66) menyatakan bahwa dalam menyusun proposal penelitian perlu memperhatikan segi kebahasaan yaitu sebagai berikut:
a. Bahasa yang digunakan untuk menyusun proposal harus akurat, tidak ambigu, dan menggunakan kalimat efektif.
b. Bahasa proposal harus akurat (sesuai fakta), artinya bahasa proposal itu tidak mengada ada.
c. Bahasa proposal tidak ambigu, artinya bahasa yang digunakan tidak menimbulkan keraguan, kekaburan, dan tidakjelasan.
d. Bahasa proposal harus menggunakan kalimat efektif, yakni disusun menurut pola struktur yang benar dan sesuai dengan situasi yang menyertainya.
e. Menggunakan alasan dan tujuan yang logis.
4. Latihan Soal
a. Urakanlah yang dimaksud proposal penelitian!
b. Tuliskanlah unsur-unsur proposal penelitian!
c. Deskripsikanlah formulasi bahasa proposal penelitian!
d. Uraikanlah isi latar belakang proposal penelitian!
e. Uraikanlah isi tinjauan pustaka proposal penelitian!
E. BERPIKIR KRITIS
individu dapat membangun pemahaman dengan mencari kejelasan, bersikap kritis dalam mengevaluasi permasalahan dalam struktur kognitif yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan oleh Sanjaya (2009, p. 219) bahwa:
Pembelajaran mengharuskan pembentukan keterampilan mental berpikir kritis dan kreatif (teaching of thinking), upaya menciptakan lingkungan belajar kondusif untuk menciptakan suasana keterbukaan yang demokratis (teaching for thinking) dan upaya membantu siswa lebih sadar terhadap proses berpikir (teaching about thinking).
Menurut Glaser (dikutip Fisher, 2009, p.3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai:
(1) Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu ketarampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa berpikir kritis dalam proses pembelajaran merupakan upaya siswa memotivasi diri dari faktor intrinsik dan ekstrinsik ketika menghadapi suatu permasalahan yang perlu diselesaikan melalui berpikir dangkal.
Penyelesaian masalah melibatkan rasa ingin tahu dalam diri siswa tentang sesuatu hal yang belum diketahuinya dengan mengajukan pertanyaan untuk mencari bukti yang konkret dan berdiskusi untuk mengutarakan pendapat dengan memberikan penjelasan yang logis, membandingkan ragam penjelasan dan menentukan yang terbaik serta mengevaluasikan untuk menjadikan gagasan baru.
Santrock (2007, p. 295) mengatakan bahwa berpikir kritis melibatkan cara berpikir intropektif dengan mengajukan pertanyaan mengapa, bagaimana untuk mendukung suatu fakta dan produktif serta mengevaluasi kejadian.
Hal ini dapat diuraikan menurut pernyataan di atas bahwa berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir yang berlandaskan pada seseorang untuk mengetahui sesuatu peristiwa dengan kemampuan dasar yang meliputi (1) mengenal masalah, (2) menemukan cara menagani masalah, (3) mengumpulkan dan menyusun informasi yang dibutuhkan, (4) mengenal asumsi dan nilai yang tidak benar, (5) memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, (6) menganalisis data, (7) penilaian fakta dan mengevaluasi pernyataan untuk menarik kesimpulan secara logis yang dapat diterima
oleh orang lain berdasarkan pola-pola penyusunan argumentasi dari pengalaman. Selanjutnya ditegaskan lagi oleh Murwani (2006, p.62) bahwa berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, internalisasi dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang beralasan, reflektif, bertanggung jawab dan terampil berpikir yang fokus dalam pengambilan keputusan yang dapat dipercaya.
Keterampilan berpikir kritis merupakan bagian berpikir kompleks meliputi berpikir kritis dan berpikir kreatif dengan aktivitas berpikir yang diikuti berpikir rasional dalam bertindak yang didasari oleh penghafalan, membayangkan, mengelompokkan, menggeneralisasi, membandingkan, mengevaluasi, menganalisis, menyintesiskan, mendeduksi, dan menyimpulkan. Maka proses berpikir rasional dapat menemukan hubungan, menghubungkan sebab akibat, mentransformasi, mengklasifikasi, dan memberi kualifikasi tentang hal-hal yang diamati. Sedangkan berpikir kreatif adalah suatu tindakan seseorang menciptakan hal-hal baru atau menemukan ide yang belum dikemukakan orang lain dengan hasil keasliannya dapat menjelaskan secara rasional akan penemuannya dengan kemampuan menghasilkan banyak ide (fluence), kemampuan menghasilkan ide yang bervariasi (flexibility), kemampuan menghasilkan ide baru (orginality), dan kemampuan mengembangkan atau penambahan pendapat agar mendapat kejelasan.
Berpikir kritis diawali proses terorganisasi dengan mengajukan pertanyaan tentang sesuatu hal yang memerlukan jawaban kepastian dengan menekankan pada pengambilan keputusan melalui analisis secara mendalam akan pengamatan atau investigasi yang tidak tergesa-gesa dalam memberikan penjelasan secara beralasan serta mencari penghimpun informasi penyelesaian masalah keilmuan yang harus dipercayai kebenarannya dengan bukti-bukti konkret tanpa membias pada hal-hal ide utama atau rumusan masalah yang dikembangkan sebelumnya.
Sejalan dengan itu, ―Ciritical thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar‖
(Salamah, 2008, p. 8). Selanjutnya bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah untuk dapat diambil suatu kesimpulan yang dapat dipercaya atas pengembangan ide utama.
Murwani (2006, p. 6) mengatakan bahwa
―berpikir kritis adalah beralasan, reflektif, bertanggung jawab dan berpikir terampil untuk fokus dalam pengambilan keputusan apa yang dapat dipercaya‖. Hal ini pengembangan pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah suatu tindakan yang dilakukan harus melalui penjelasan sederhana dengan mengajukan pertanyaan, menganalisis pendapat dan menjawab pertanyaan yang terbentuk untuk membangun
keterampilan dasar dalam mempertimbangkan keputusan bersifat kredibilitas sumber hasil pengobservasian dan menyimpulkan urutannya secara logis senyata-nyatanya serta berinteraksi dengan orang lain untuk memperoleh kredibilitas sumber atau informasi lebih lanjut yang lebih logis kebenarannya.
Kemampuan berpikir kritis merupakan proses terorganisasi pengambilan kepututusan berdasarkan kredibilitas sumber melalui analisis secara mendalam hasil observasi dan memberikan penjelasan secara beralasan tanpa membias pada rumusan masalah yang dikembangkan sebelumnya. Kemampuan berpikir kritis menurut Ennis dijabarkan ke dalam lima tahapan berpikir kritis. tahapan tersebut antara lain; (1) memberikan penjelasan sederhana, (2) membangun keterampilan dasar, (3) menyimpulkan, (4) membuat penjelasan lebih lanjut, dan (5) strategi dan taktik.
Pencapaian kemampuan berpikir kritis menurut Ennis harus melalui 12 proses subberpikir kritis untuk memperoleh kredibilitas sumber. Subberpikir kritis tersebut dapat diuraikan pada Tabel berikut.
Tabel 2.2
Indikator Berpikir Kritis
Berpikir Kritis Sub-Berpikir Kritis Penjelasan Memberikan
penjelasan sederhana (elementary
clarification)
Memfokuskan pertanyaan
a. Mengidentifikasi atau merumuskan
b. Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin c. Memelihara kondisi dalam
keadaan pikiran Menganalisis
argumen
a. Mengidentifikasi kesimpulan
b. Mengidentifikasikan alasan/sebab yang tidak dinyatakan (implisit) c. Mengidentifikasikan
alasan/sebab yang dinyatakan (eksplisit) d. Mengidintifikasikan tidak
relevan dan krelevanann e. Mencari persamaan dan
perbedaan
f. Mencari struktur dari suatu argumen
g. Membuat ringkasan
Bertanya dan
menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan.
a. Mengapa demikian?
b. Apa inti dan artinya?
c. Yang mana contoh dan bukan contoh?
d. Bagaimana menerapkannya pada kasus tersebut?
e. Perbedaan apa yang menyebabkannya?
f. Akankah Anda menyatakan lebih dari itu?
Berpikir Kritis Sub-Berpikir Kritis Penjelasan Membangun
keterampilan dasar (basic support)
Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber
a. Ahli
b. Tidak ada cmplict interest c. Kesepakatan antarsumber d. Reputasi
e. Menggunakan prosedur yang ada
f. Mengetahui risiko terhadap reputasi
g. Kemampuan memberikan alasan
h. Kebiasaan berhati-hati, Mengobservasi dan
mempertimbangkan hasil observasi
a. Ikut terlibat dalam menyimpulkan
b. Dilaporkan oleh pengamat itu sendiri
c. Mencatat hal-hal yang diinginkan
d. Penguatan dan
kemungkinan penguatan e. Kondisi akses yang bagus f. Penggunaan teknologi yang
kompeten Menyimpulkan
(interence)
Membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi
a. Kelompok yang logis b. Kondisi yang logis c. Interprestasi pernyataan Membuat induksi dan
Mempertimbangkan induksi
a. Membuat generalisasi b. Membuat kesimpulan dan
hipotesis c. Investigasi
d. Kriteria berdasarkan asumsi Membuat dan
mempertimbangkan nilai keputusan
a. Latar belakang dan fakta b. Konsekuensi
c. Penerapan prinsip- prinsip d. Pemikirkan alternatif
Berpikir Kritis Sub-Berpikir Kritis Penjelasan e. Menyimbangkan dan
memutuskan Membuat penjelasan
lebih lanjut (advanced clarification)
Mendefinisikan istilah
a. Bentuk: sinonim,
klasifikasi,rentang, ekspresi yang sama, operasional b. Strategi definisi: aksi
(tindakan mengidentifikasi persamaan).
c. Isi (content) Mengidentifikasi
asumsi
a. Penalaran secara implisit b. Asumsi yang dibutuhkan Strategi dan taktik
(strategies tactics)
Memutuskan suatu tindakan
a. Mengidentifikasi masalah b. Menyeleksi kriteria untuk
mendapatkan solusi
c. Merumuskan alternatif yang memungkinkan
d. Memutuskan hal- hal yang akan dilakukan secara tentative dan mereview e. Memonitoring implementasi Berinteraksi dengan
orang lain
Mengembangkan dan
a. Strategi logis dan strategi retorika
b. Presentasi posisi, lisan, atau tulisan.
(Ennis disarikan oleh Zulkarnain, 2011, p. 41)
2. Latihan Soal
a. Deskripsikanlah pendapatmu secara rinci tentang berpikir kritis!
b. Bagaimana menurut Saudara peranan berpikir kritis dalam penulisan proposal penelitian!
F. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN