PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Rumusan Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Kegunaan Hasil Penelitian
KAJIAN TEORI
Hakikat Kemampuan Menulis
- Ciri-ciri Tulisan yang Baik
- Menulis sebagai Suatu Proses
- Tujuan Menulis
- Latihan Soal
Berbeda dengan Enre (2008, p. 9) yang menyatakan bahwa tulisan yang baik mempunyai ciri-ciri bermakna, jelas, runtut dan lengkap, ekonomis dan mengikuti kaidah tata bahasa. Artinya dalam menulis kita selalu mengingat kriteria yang ditetapkan penerbit mengenai tulisan yang diinginkan. Dalam tahap berbagi ini pembelajar telah a) Mempublikasikan (menyematkan) tulisannya dalam bentuk tulisan yang sesuai.
Kutipan
- Jenis Kutipan
- Latihan Soal
Kutipan langsung adalah kutipan dari teks orang lain, tanpa ada perubahan sedikit pun pada karya tulis kita. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dilakukan dengan melakukan perubahan editorial terhadap pernyataan dari sumbernya, namun tidak mengubah gagasan penulis sumber yang dikutip. Yang perlu diperhatikan dalam mengutip adalah sebagai berikut. Apabila penulis lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan menuliskan nama depan penulis diikuti penulis lainnya.
Daftar Pustaka
- Teknik penulisan daftar pustaka
- Unsur Daftar Pustaka
- Jenis Daftar Pustaka
Di bawah ini adalah unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. a) Nama penulis ditulis sesuai urutan nama belakang, nama belakang dan nama belakang, tanpa gelar akademis,.. c) Judul, termasuk subjudul, d) Kota penerbitan dan. Nama penulis ditulis terlebih dahulu, diikuti tanggal, bulan, dan tahun (jika ada judul artikel ditulis dengan huruf biasa dan huruf kapital di setiap awal kata, kecuali kata penghubung. Nama penulis asli ditulis pertama, disusul tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan, dan nama penerbit terjemahan.
Proposal Penelitian
- Hakikat Proposal Penelitian
- Unsur-unsur Proposal Penelitian
- Bahasa Proposal Penelitian
Menurut pendapat Fatihudin & Holisin (2011, p. 65) bahwa proposal penelitian adalah suatu konsep rencana penelitian yang akan dilaksanakan peneliti dalam jangka waktu yang telah ditentukan dengan berbagai pertimbangan awal. Hal ini juga sama dengan pendapat Kemenristekdikti (2016, p. 76) bahwa proposal penelitian adalah usulan, rencana, penawaran yang dituangkan dalam bentuk rencana kerja. Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa proposal penelitian adalah suatu konsep perencanaan penelitian atau tugas akhir mahasiswa dalam kurun waktu tertentu, yang disusun secara sistematis, obyektif, dan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah yang berlaku.
Berpikir Kritis
- Definisi Berpikir Kritis
Pembelajaran memerlukan pembentukan keterampilan mental berpikir kritis dan kreatif (teaching think), upaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk menciptakan suasana keterbukaan demokratis (teaching for think) dan upaya membantu siswa agar lebih sadar dalam proses berpikir ( mengajar tentang berpikir). Kemampuan berpikir kritis merupakan suatu proses pengambilan keputusan yang terorganisir berdasarkan keandalan sumber melalui analisis mendalam terhadap hasil observasi dan memberikan penjelasan yang masuk akal tanpa mengabaikan rumusan masalah yang telah dikembangkan sebelumnya. Menurut Ennis, untuk mencapai kemampuan berpikir kritis harus melalui 12 proses berpikir subkritis untuk mendapatkan kredibilitas sumber.
Model-Model Pembelajaran
- Model Mind Map
- Model Creative Problem Solving
- Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Senada dengan pandangan Arends (yang dikutip oleh Ibrahim dan Nur, 2000, hal.2), pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk mengerjakan masalah-masalah autentik dengan tujuan memperoleh pengetahuannya sendiri, mengembangkan penelitian dan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. mengembangkan kemandirian dan rasa percaya diri. Model pembelajaran berbasis masalah (problem based education) juga didasarkan pada teori konstruktivis yang dikembangkan oleh psikolog Eropa Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah suatu proses pembelajaran yang memerlukan pola pikir siswa untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran berbasis masalah menyelenggarakan pengajaran seputar persoalan dan permasalahan yang relevan secara sosial dan relevan secara pribadi bagi siswa. Pembelajaran berbasis masalah (problem-based teaching) menuntut siswa untuk melakukan penyelidikan otentik untuk menemukan solusi nyata terhadap masalah nyata. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata.
Pembelajaran berbasis masalah (problem-based instruction) ditandai dengan siswa bekerja sama satu sama lain, paling sering berpasangan atau kelompok kecil. Menurut Resnick (dikutip dalam Trianto, 2009, p. 95-96), pembelajaran berbasis masalah (problem-based instruction) mempunyai implikasi sebagai berikut: (1) mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas; (2) mempunyai unsur pengajaran, mendorong observasi dan dialog dengan orang lain, sehingga siswa lambat laun memahami peran orang yang diamati; Keunggulan pembelajaran berbasis masalah (problem-based instruction) sebagai model pengajaran adalah: (1) realistis dengan kehidupan siswa; (2) konsep sesuai dengan kebutuhan siswa; (3) menumbuhkan karakteristik penelitian peserta didik; (4) retensi konsep menjadi kuat; dan (5) menumbuhkan keterampilan pemecahan masalah.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, pembelajaran berbasis masalah juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: (1) persiapan pembelajaran yang rumit (alat, masalah, konsep); (2) sulitnya menemukan permasalahan yang relevan; (3) sering terjadi kesalahpahaman; dan (4) konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang cukup dalam proses penyelidikannya.
METODOLOGI PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perbedaan kosa kata yang digunakan responden laki-laki dan perempuan ketika menafsirkan item-item yang berkaitan dengan stereotip gender. Melalui penelitian ini, pria dan wanita akan belajar memberi nama suatu benda dengan melihat kosakata yang digunakan untuk mendeskripsikan gambar. Kemudian dari hasil penelitian tersebut kita bisa mengetahui kosakata apa yang digunakan pria dan wanita.
Data penelitian berupa wacana tertulis deskriptif diperoleh dari hasil deskripsi gambar yang dilakukan oleh responden perempuan dan laki-laki. Namun menurut Wardhaugh (2002, p. 313) gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari sudut pandang biologis. Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah stereotip tentang perempuan yang ada di masyarakat mempengaruhi komunikasi antara laki-laki dan perempuan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti membahas tentang stereotip gender yang terlihat melalui penamaan objek dalam sebuah gambar oleh laki-laki dan perempuan. Dalam penelitian ini akan dianalisis penggunaan kosakata responden pria dan wanita dalam mengartikan objek dalam foto. Dari hasil uraian tersebut akan terlihat bentuk kosakata yang digunakan dalam pemberian nama oleh responden laki-laki dan perempuan.
Kegiatan pertama yang peneliti lakukan adalah memisahkan data yang dicatat oleh responden laki-laki dan perempuan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Penelitian
- Hasil Penelitian Siklus 1
- Hasil Penelitian Siklus 2
- Hasil Penelitian Siklus 3
Hasil pengolahan data berupa hasil aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III. Berdasarkan hasil observasi selama proses tindakan pada siklus I dilakukan observasi, observasi tersebut dilakukan oleh sesama peneliti. Dari hasil observasi siklus I rata-rata semangat, aktivitas dan semangat siswa sebesar 56%.
Peneliti bersama rekan sejawat melakukan refleksi dan evaluasi bersama-sama terhadap proses pembelajaran pada siklus I. Hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus I adalah sebagai berikut. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus II dinyatakan belum berhasil karena belum sepenuhnya memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu tingkat keberhasilan individu minimal 75 dan secara klasikal 85%. Berdasarkan hasil observasi selama proses tindakan pada siklus II dilakukan observasi, observasi tersebut dilakukan oleh rekan peneliti.
Dari hasil observasi yang dilakukan pada siklus II rata-rata semangat, aktivitas dan semangat siswa sebesar 64,88% atau tergolong sedang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilakukan pada siklus III dinyatakan berhasil karena kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian secara klasikal dikategorikan tuntas dan memenuhi kriteria yang ditetapkan peneliti yaitu tingkat keberhasilan individu minimal 75 dan secara klasik 85%. Berdasarkan hasil observasi selama proses tindakan pada siklus II dilaksanakan. observasi, observasi tersebut dilakukan oleh rekan peneliti.
Berdasarkan kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian dan hasil observasi aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran, peneliti bersama rekan bersama-sama melakukan refleksi dan evaluasi proses pembelajaran pada siklus III.
Pembahasan
Secara keseluruhan kemampuan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Tridinanti Palembang dalam menulis proposal penelitian dengan menulis model mind map meningkat sebesar 9,62%. Aktivitas siswa dalam menulis proposal penelitian meningkat sebesar 29,3%, unsur semangat siswa dalam proses pembelajaran meningkat sebesar 36,56%. Melalui model pembelajaran mind map ini terlihat kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian meningkat sangat signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di atas, rata-rata persentase pencapaian kemampuan menulis proposal penelitian siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian menunjukkan peningkatan dari siklus 1 (T1), meningkat lagi pada tes siklus 2 (T2), dan meningkat lagi pada tes siklus 3 (T3). Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian tidak hanya terjadi dengan peningkatan nilai rata-rata, tetapi juga terjadi dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa yang ditetapkan berada di atas 75.
Penelitian ini berakhir setelah pelaksanaan siklus III karena mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu peningkatan kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian. Kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian berdasarkan ketuntasan belajar meningkat pesat, siswa yang memperoleh nilai ≥ 68,24. Karena masih terdapat kekurangan dan kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian tindakan siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan, maka penelitian dilanjutkan pada tindakan siklus II.
Karena kedua indikator tersebut telah tercapai, berarti penerapan langkah-langkah pada III. siklusnya berhasil atau kemampuan siswa dalam menulis proposal penelitian dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran mind map.
Latihan Soal
Simpulan
Saran
Sebagai anak-anak, mulai dari permainan hingga perilaku, anak laki-laki dan perempuan diidentikkan dengan jenis kelamin tertentu. Sejak mereka dilahirkan, laki-laki dan perempuan diperlakukan berbeda, dididik berbeda, dan akibatnya, komunikasi mereka berbeda. Pemahaman gender yang diperoleh laki-laki dan perempuan ketika bersosialisasi di masyarakat akan mempengaruhi cara mereka berbicara.
Ungkapan verbal yang digunakan untuk menggeneralisasi ciri-ciri laki-laki dan perempuan dapat berupa ujaran atau kata-kata (leksikon). Pease dan Pease (dikutip Juwita, 2009, p. 48) menyatakan bahwa otak pria dan wanita berkembang dengan kekuatan, bakat dan. Berikut tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan perbedaan penggunaan kosakata responden laki-laki dan perempuan pada objek terkait stereotip gender.
Perbedaan antara laki-laki dan perempuan seringkali menjadi perdebatan menarik di kalangan peneliti dan masyarakat awam. Gender menurut Wardhaugh (2002, p. 313) adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan melalui pendekatan genetik, psikologis, sosial dan budaya. Ciri-ciri gender laki-laki dan perempuan dapat dipertukarkan.
Hal ini terjadi karena laki-laki dan perempuan seringkali merasa bahwa aturan di masyarakat jelas-jelas berbeda. Dia membahas pengaruh stereotip gender terhadap tindakan ilokusi dan perlokusi antara laki-laki dan perempuan dalam wawancara tersebut. Selain itu, baik penelitian yang dilakukan oleh Amalia maupun penelitian yang dilakukan oleh penulis membahas perbedaan bahasa yang digunakan pria dan wanita pada tataran kosa kata.