• Tidak ada hasil yang ditemukan

Definisi Operasional Variabel

Dalam dokumen SKRIPSI Eva Herviana NIM (Halaman 51-55)

BAB III. METODE PENELITIAN

F. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel penelitian mengemukakan tentang jenis variabel serta gambaran dari variabel yang diteliti berupa nama variabel,

sub variabel, indicator variabel, dan skala pengukuran yang digunakan peneliti.

Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan variabel dependen. Berikut penjelasanya:

1. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2017) Mendefinisikan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen adalah:

a. Disiplin Kerja (X1)

Disiplin kerja merupakan sikap atau perbuatan yang mematuhi norma dan aturan yang berlaku dan ditetapkan perusahaan, disiplin kerja yang baik akan memncerminkan adanya tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh perusahaan, dengan indikator taat terhadap aturan waktu, taat terhadap peraturan perusahaan, taat terhadap aturan perilaku dalam bekerja, dan taat terhadap norma (Singodimedjo, 2012) dengan menggunakan skala likert

b. Lingkungan Kerja (X2)

Lingkungan kerja merupakan lingkungan tempat karyawan yang bekerja dan segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar para

pekerja yang dapat mempengaruh karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan indikator pencahaan, suhu udara, suara bising, ketelitihan, pengunaan warna, ruang gerak yang diperlukan, keamanan kerja, dan hubungan kerja (Sedarmayanti, 2012) dengan menggunakan skala likert

2. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2017) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Prestasi Kerja (Y). Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai karyawan dalam melaksanakan tanggung jawab yang diberikan untuk keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Untuk itu diperlukan peranan penting dari karyawan yang mampu dalam mengerjakan tugas yang diberikan secara baik, cepat dan tepat. Untuk dapat lebih memahami variabel dalam penelitian ini, akan lebih mudah dijabarkan kedalam indicator untuk mengukur variabel tersebut.

Untuk dapat memahami lebih jelas dan mendalam mengenai varibel yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan lebih mudah disajikan kedalam indikator- indicator untuk mengukur variabel tersebut.

Berikut tabel operasional variabel.

Variabel Indikator Dimensi Skala Sumber

Disiplin Kerja (X1)

Taat terhadap aturan waktu

a) Jam masuk

Likert

Singodimedjo dalam Edy

sutrisno (2016:94) b) Jam istirahat

c) Jam pulang Taat terhadap

peraturan perusahaan

a) Cara berpakaian b) Bertingkah

laku c) Kepatuhan Taat terhadap

aturan perilaku dalam bekerja

a) Kelancaran b) Hubungan

pegawai c) Tanggung

jawab Taat terhadap

norma

Norma yang

berlaku

Lingkungan Kerja (X2)

Lingkungan kerja fisik

a) Pencahayaan

Likert

Sedarmayanti (2012) b) Suhu udara

c) Suara bising d) Penggunaan

warna

e) Ruang gerak yang diperlukan Lingkungan

kerja non fisik

a) Keamanan kerja

b) Hubungan kerja

Prestasi Kerja (Y)

Kualitas Kerja a) Ketelitian

Likert Mangkunegara b) Kemampuan

Kuantitas kerja a) Kecepatan b) Kepuasan Tanggung jawab a) Hasil kerja

b) Pengambilan keputusan c) Sarana dan

prasarana

Tabel 3.1 Operasional Variabel G. Metode Analisis Data

1. Uji instrument a) Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Sebuah kuesioner dikatan valid apabila mampu mengukur mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Menurut Ghozali (2016) mengatakan bahwa suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Dengan ketentuan jika r hitung > r tabel maka penyataan serta indikator yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan sudah valid sedangkan r hitung < r tabel maka dapat dipastikan bahwa pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini dianggap tidak valid.

b) Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2016) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan

Kerja sama a) Jalinan Kerjasama

(2011) b) Kekompakan

Inisiatif Kemandirian

dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk kuesioner.

Dalam penelitian ini pengukuran yang dipakai adalah membandingkan nilai Cronbach’s Alpha dengan 0,60 dimana menurut Ghozali (2016) dapat berpedoman sebagai berikut:

1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrument reliabel 2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60, maka instrument tidak

reliabel.

2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2016), berpendapat bahwa model regresi yang baik adalah berdistribusi norma atau mendekati normal. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residu memiliki distribusi normal. Data yang baik dan bisa membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang berdistribusian normal. Untuk dapat mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat nilai signifikansi pada tabel Kolmogorof- Smirnov. Untuk uji statistic non-parametik Kolmogrov-Smirnov, menurut Ghozali (2016) dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. Jika ada menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas.

b) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2016) mengemukakan uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang atau besar.

c) Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Ghozali, 2016). Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk menguji apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance value atau varlance inflation factor (VIF).

Batas dari tolerance value > 0,1 atau VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolonieritas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap prestasi karyawan. Selain itu juga analisis regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini. Untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam penafsiran nilai actual dapat diukur dari nilai statistik t, nilai statistic F, dan nilai koefisien dererminasi. Selain itu regresi yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan

Disiplin Kerja Lingkungan Kerja = Prestasi Kerja = Konstanta

= Koefisien Regresi = Eror

H. Uji Hipotesis a) Uji t

Uji t atau uji persial pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel indipenden secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2016). Signifikasi koefesien parsial ini memiliki distriusi t dengan derajat kebebasan n- k-1, dan signifikan pada . Artinya kemungkinan hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%. Kriteria hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima 2. Jika nilai t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b) Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel- variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel independen. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

1. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha ditolak.

c) Koefisien Determinasi ( )

Analisis Koefision determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel independent terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan. Nilai yang besar menujukkan variabel independen yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap variabel dependen.

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1) Sejarah PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar

Pelistrikan di kota Makassar pertama kali terpasang sekitar tahun 1941 dengan menggunakan mesin uap dan lokasinya berada di Pelabuhan, dimana penyaluran masih sangat tarbatas. Dengan adanya perkembangan kota dan juga meningkatnya kebutuhan akan tenaga listrik, maka pada tahun 1952 dibangun Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang lokasinya di tepi sungai Jeneberang di daerah Pandang-pandang Sungguminasa, yang berkapasitas 2000 KW dan beroperasi hingga tahun 1957. Pada tahun 1946 juga mulai dibangun Pembangit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang beralokasi di bekas Lapangan Bontoala. Kedua pembangkit tersebut dikeloala oleh N.V.

NEDERLANDS IN DISCHE GAS ELECTRICIBIT MAATSCHAPPY (N.I.G.E.M) yang pada tahun 1949 dialihkan pengolahannya oleh N.V.

Oversseese Gas & Electricitiet Maatschappy (N.V. OGEM), dan pada pertengahan tahun 1957 pelistrikan yang tadinya dikelola oleh N.V.

OGEM diambil alih atau dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia dan diserahkan kepada Perusahaan Listrik Negara yang kemudian dikenal dengan nama Perusahaan Listrik Negara Makassar atau PLN Makassar.

Pada tahun 1961 PLN Pusat Jakarta membentuk PLN Explotasi VI dengan wilayah kerja meliputi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar.

Pada tahun 1975 Menteri PUTL mengelurakan peraturan Pemerintah No. 013/PRT/1975 sebagai pengganti Peraturan Menteri No. 01/PRT/1973 yang didalamnya disebut bahwa “Perusahaan mempunyai unsur pelaksana yaitu Proyek dan PLN Wilayah”.

Direksi Perum Listrik Negara juga menetapkan SK No.

10/DIR/1976 sebagai tindak lanjut dari peraturan Menteri yang mengubah sebutan PLN Exploitasi VIII menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VIII dengan wilayah kerja meliputi propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

PLN wilayah VIII terus mengadakan reorganisasi dan sekarang membawahi 8 cabang, 2 sektor, dan 1 Area Penyaluran dan Pengatur Beban Sistem Sulawesi Selatan dan 1 Area Pengatur Distribusi.

Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan akan tenaga Listrik PLN Wilayah VIII semakin memantapkan diri sebagi perusahaan yang handal dalam mutu dan pelayanan penyediaan tenaga listrik.

Pada tahun 1994 Perusahaan Umum Listrik Negara diubah statusnya menjadi Persero atau PT. PLN (Persero) berdasarkan PP.

No. 23 tahun 1994, dengan perubahan tersebut PT. PLN (Persero) Wilayah VIII semakin dituntut untuk dapat berkarya dan mengembangkan sayapnya dalam ketenagalistrikan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara pada khususnya.

PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar memiliki daerah kerja yang mencakup 3 wilayah propinsi yaitu Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat. Luas kawasan 62 ribu km2 lebih. Melihat

kondisi geografis dan potensi sumber daya alam yang dimiliki maka penyediaan tenaga listrik yang dapat dikembangnkan sangat beragam.

Berdasarkan kajian yang dilakukan, saat ini jenis pusat listrik yang dimiliki PLN Wilayah Sulselrabar meliputi PLTA, PLTU dan PLTG.

Sementara untuk kepentingan operasional dan pelayanan meliputi 9 unit area (Makssar, Pare-pare, Watampone, Pinrang, Bulukumba, Palopo, Kendari, Bau-bau dan Mamuju), 3 unit sektor pembangkitan ( Tello, Bakaru dan Kendari), 1 unit Area pengaturan dan penyaluran beban (AP2B) system sulselbar dan 1 unit area pengaturan distribusi (APD) Makassar.

2) Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Sulselrabar a. Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

b. Misi

1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3) Struktur Organisasi a. Skruktur Organisasi

Gambar 4.1 Sturktur Organisasi b. Job Description

Adapun struktur organisasi pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulawesi selatan, sulawesi tenggara,dan sulawesi baratterdiri dari bagian utama mencakup bersama dari fungsi dan kewenangan masing-masing bagian yaitu sebagai berikut :

1) General Manager

Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta menjamin penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan profit serta iklim kerja yang produktif.

2) Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi sistem informasi untuk mendukung upaya pengusahaan

GENERAL MANAGER

BIDANG NIAGA &

PEL. PELANGGAN

BIDANG TRANSMISI

& DISTRIBUSI

BIDANG PEMBANGKITAN

BIDANG KEUANGAN

AREA BAU-BAU

AREA PALOPO

AREA PINRANG

AREA MAKASSAR

UTARA

AREA PARE-PARE

AREA WATAMPONE

APD MAKASSAR UPT

SULSELRABAR SEKTOR

TELLO

SEKTOR BAKARU BIDANG

PERENCANAAN

AREA MAKASSAR

SELATAN

AREA MAMUJU AREA

BULUKUMBA AREA

KENDARI

SEKTOR KENDARI BIDANG SDM &

UMUM

UPB SULSELRABAR

tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja. Adapun uraian tugas dalam bidang ini adalah :

a. Menyusun perencanaan wilayah;

b. RUPTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik).

c. RJP (Rencana Jangka Panjang)

d. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) bersama bidang- bidang terkait.

e. Rencana pengembangan sistem ketenaga listrikan.

f. Menyusun sistem manajemen kinerja unit-unit kerja;

g. Menyusun metode evalusi kelayakan investasi dalam melakukan penilaian finansialnya.

h. Menyusun program pengembangan aplikasi sistem informasi : 1) Rencana pengembangan aplikasi

2) SOP pengelolaan aplikasi.

i. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

j. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

3) Bidang Trasmisi & Distribusi

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk keselamatan ketanagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan tenaga listrik dengan efesiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan dukungan logistik bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.

Adapun uraian tugas dari bidang ini adalah :

a. Menyusun strategi pengoperasian dan pemeliharaan sistem pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi serta membina penerapannya.

b. Menyusun standar untuk penerapan dan pengujian peralatan pembangkit, transmisi dan distribusi serta standar opersi dan pemeliharaan sistem pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.

c. Menyusun standar desain dan kriteria konstruksi pembangkit, transmisi, jaringan distribusi dan peralatan kerjanya serta membina penerapannya.

d. Melakukan pengendalian susut energi listrik dan gangguan pada sistem pembangkitan, transmisi, distribusi serta saran perbaikannya.

e. Menyusun metoda kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya.

f. Menyusun kebijakan manajemen sistem pembangkitan, transmisi dan jaringan distribusi.

g. Menyusun kebijakan manajemen pengadaan dan perbekalan pembangkitan, transmisi dan distribusi serta membina penerapannya.

h. Menyusun kebijakan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan serta membina penerapannya.

i. Menyusun pengembangan sarana komunikasi dan otomatisasi operasi pembangkitan, transmisi dan jaringan distribusi.

j. Menyusun, memantau dan mengevaluasi ketentuan data induk pembangkit, transmisi dan jaringan distribusi.

k. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

l. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

4) Bidang Niaga & Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang meberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik antara unit-unit pelaksana.

Adapun uraian tugas dari Bidang Niaga ini adalah : a. Menyusun

1) ketentuan dan strategi pemasaran.

2) Perencanaan penjualan energi dan rencana pendapatan.

b. Mengevaluasi harga jual beli tenaga listrik.

c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik.

d. Menegosiasikan harga jual beli tenaga listrik.

e. Menyusun:

1) strategi pengembangan pelayanan pelanggan.

2) Standar dan produk pelayanan.

3) Ketentuan Data Induk Pelanggan (DIL) dan Data Induk Saldo (DIS).

4) Konsep kebijakan sistem informasi pelayanan pelanggan.

f. Melakukan pengendalian DIS dan oponame saldo piutang.

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu, antara lain TNI/POLRI dan intansi vertikal.

h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya.

i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana.

j. Menyusun rencana pengembangan usaha baru serta pengaturannya.

k. Membuat usulan RKAP bersama dengan Bidang Perencanaan dan Bidang lainnya.

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

n. Menyusun laporan manajemen di bidangnya.

5) Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaran atas pengelolaan anggaran dan keuangan unit usaha sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengeloalaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

Adapun tugas dalam bidang keuangan ini adalah :

a. Menyusun kebijakan anggaran dan proyeksi keuangan perusahaan.

b. Mengendalikan anggaran investasi dan anggaran operasi.

c. Mengendalikan aliran kas pendapatan.

d. Mengendalikan aliran kas pembiayaan.

e. Melakukan pengelolaan keuangan.

f. Melakukan analisis dan evalusi laporan keuangan unit-unit.

g. Menyusun laporan keuangan konsolidasi.

h. Menyusun laporan rekonsoliasi keuangan.

i. Menyusun dan menganalisa kebijakan resiko dan penghapusan asset.

j. Melakukan pengelolaan pajak dan asuransi.

k. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

n. Manyusun laporan manejemen di bidangnya.

6) Bidang SDM dan umum

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM dan Organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.

Adapun tugas dari Bidang SDM dan Organisasi ini adalah : a. Mengelola :

1) Pengembangan organisasi dan manajemen.

2) Pengembangan sumber daya manusia.

3) Manajemen sumber daya manusia.

4) Administrasi dan data kepegawaian.

b. Melakukan analisis dan evalusi jabatan.

c. Membina hubungan industrial.

d. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

7) Sektor

Mengelola dan melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan pembangkit dan atau transmisi tenaga listrik di wilyah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan mutu dan keandalan pasokan tenaga listrik sesuai standar yang ditetapkan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan unit asuhan dibawahnya.

a. Area

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan pembangkit dan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola yang baik berdasarkan kebijakan kantor induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, mutu dan keandalan pasokan yang memenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan untuk asuhan di bawahnya.

b. Area Pengatur Distribusi (APD).

Merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi serta membuat laporan atas kegiatan operasi pengaturan jaringan distribusi di daerah kerjanya secara efisien dengan mutu dan keandalannya yang baik untuk mencapai kinerja unit.

B. Penyajian Data

1. Deskripsi Responden

Penelitian ini membahas tentang pengaruh disiplin dan lingkungan kerja terhadap prestasi karyawan pada PT. PLN (persero) unit induk wilayah sulselrabar. Dalam penelitian ini mengambil 70 orang karyawan sebagai sampel penelitian. Deskripsi responden bertujuan untuk menguraikan identitas responden dengan memberikan gambaran objek yang menjadi sampel penelitian.

Deskripsi responden dalam penelitian ini kemudian dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia, masa kerja, pendidikan terakhir. Untuk lebih memperjelas deskripsi responden yang dimaksud, maka dapat dilihat dari uraian dalam tabel sebagai berikut.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Presentase data responden berdasarkan jenis kelamin pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-laki 42 Orang 60%

Perempuan 28 Orang 40%

Total 70 Orang 100%

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari 70 orang responden. Dimana sebagain besar berjenis kelamin laki-laki Yaitu

42 responden atau 60% dan sisanya merupakan responden perempuan sebanyak 28 responden atau 40%. Jika dilihat dari hasil penelitian responden berdasarkan jenis kelamin yang dimana persentase jenis kelamin laki-laki lebih tinggi dibandingkan persentase responden berjenis kelamin perempuan yang bekerja sebagai karyawan pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Presentase data responden berdasarkan usia pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia Usia

(Tahun)

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

<25 9 12,9

25-35 23 32,8

36-45 20 28,6

>45 18 25,7

Total 70 100,0

Sumber: Hasil Olah Data Spss versi 25

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa umur 25-35 tahun responden merupakan umur yang paling banyak dimana sebanyak 23 responden atau 32,8% urutan kedua yaitu 36-45 sebanyak 20 responden atau 28,6% urutan ketiga yaitu umur >45 yang sebanyak 18 responden atau 25,7% dan urutan yang terakhir dengan

responden yang paling sedikit adalah umur <25 dengan 9 responden atau 12,9%. Dari data responden di atas membuktikan bahwa karyawan PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar Sebagian besar masih berusia muda dan merupakan umur produktif.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Presentase data responden berdasarkan masa kerja pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

<5 tahun 15 21,4

6-10 tahun 16 22,9

11-15 tahun 14 20,0

>15 tahun 25 35,7

Total 70 100,0

Sumber: Hasil Olah Data Spss versi 25

Dari tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa lama bekerja karyawan PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar terbanyak adalah > 15 tahun dengan jumlah 25 responden atau 35,7% Berdasarkan data responden bahwa karyawan yang telah lama bekerja menujukkan adanya loyalitas yang tinggi dari karyawan pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Presentase data responden berdasarkan pendidikan terkahir karyawan pada PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan

Terakhir

Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

SMA 13 18,6

D3 17 24,2

S1 27 38,6

S2 13 18,6

Total 70 100,0

Sumber: Hasil Olah Data Spss versi 25

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa data responden dimana pendidikan terakhir dengan jumlah terbanyak adalah dari responden yang berpendidikan S1 sebanyak 27 responden atau 38,6%

sedangkan D3 sebanyak 17 responden atau 24,2%, S2 dan SMA mempunyai jumlah responden yang sama yaitu sebanyak 13 responden atau 18,6% Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa karyawan PT. PLN (Persero) unit induk wilayah sulselrabar sebagian besar memiliki pendidikan yang tinggi dimana membuktikan bahwa semakin tinggi pendidikan responden maka akan semakin tinggi pula kemampuanya dan semakin tinggi

Dalam dokumen SKRIPSI Eva Herviana NIM (Halaman 51-55)

Dokumen terkait