• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dengan menggunakan curva Indiferen curva dan budget Line

Dalam dokumen Ekonomi Manajerial (Halaman 165-172)

PERILAKU KONSUMEN

1. Dengan menggunakan curva Indiferen curva dan budget Line

ditunjukkan oleh , ar. garis anggaran A. (slope dalam nilai absolut / = 1 dan intersep pada sumbu horizontal M/ = 12). Selanjutnya peningkatan harga produk ban Bridgestone ( ) dari Rp. 500.000 per unit menjadi Rp. 600.000 per unit, ceteris paribus, akan mengubah slope dari garis anggaran menjadi lebih Curam, dalam nilai absolut menjadi lebih besar ( / = 1,2) serta intersep pada sumbu horizontal menjadi lebih kecil (M/ = 10), yang ditunjukkan melalui pergeseran garis anggaran dari A. ke Sedangkan penurunan harga produk ban Bridgestone ( ) dari Rp. 500.000 per unit menjadi Rp.

300.000 per unit, ceteris paribus, akan mengubah slope dari garis anggaran menjadi lebih pandai, dalam nilai absolut menjadi lebih kecil ( // = 0,6) serta intersep pada sumbu horizontal menjadi lebih besar (M/ = 20), yang ditunjukkan melalui pergeseran garis anggaran dari A.. ke .

155

kombinasi produk yang berbeda untuk memenuhi kepuasan konsumen. Sedangkan garis anggaran memberikan gambaran tentang kemampuan beli konsumen terhadap produk-produk yang sedang dipertimbangkan untuk dibeli. Jika peta indiferen dan garis anggaran digambarkan secara bersama pada suatu kurva, akan diperoleh garis indiferen curve akan menyinggung budget line di satu titik yang disebut dalam ekonomi manajerial sebagai titik kepuasan maksimum konsumen atau disebut juga sebagai kurva keseimbangan konnsumen (consumer eguilibrium curve). Dengan demikian serupa dengan analisis perilaku pasar yang menggunakan kurva keseimbangan pasar (market eguilibrium curve), maka analisis perilaku konsumen menggunakan kurva keseimbangan konsumen (consumer eguilibrium curve).

Kurva keseimbangan konsumen menunjukkan pencapaian maksimum utilitas atau kepuasan total konsumen pada kondisi anggaran pengeluaran konsumen yanterbatas. Secara konseptual kurva keseimbangan konsumen ditunjukkan dalam Gambar 4.4

Gambar 4.4 Kurva Keseimbangan Konsumen

Dalam Gambar 4.4 tampak bahwa titik keseimbangan yang memaksimumkan utilitas atau kepuasan total konsumen adalah titik B, di mana konsumen membeli unit produk X dan unit produk Y. Dengan anggaran pengeluaran yang sama konsumen juga dapat membeli kombinasi produk X dan Y pada titik A, namun berdasarkan konsep kurva indiferen diketahui bahwa kombinasi produk X dan Y pada titik A memberikan utilitas atau kepuasan total yang lebih rendah dari pada kombinasi produk X dan Y pada titik B.

Sebaliknya utilitas atau kepuasan total yang diperoleh konsumen apabila menggunakan kombinasi produk X dan Y pada titik C adalah lebih tinggi dari pada kombinasi penggunaan produk pada titik B, namun kombinasi penggunaan pada titik C membutuhkan anggaran pengeluaran yang lebih besar, sedangkan diketahui bahwa daya beli konsumen hanya sesuai dengan garis anggaran pada kurva keseimbangan konsumen tersebut. Dengan demikian menggunakan kurva keseimbangan konsumen dalam Gambar 4.4, dapat ditunjukkan bahwa kepuasan maksimum konsumen berdasarkan kendala anggaran pengeluaran konsumen yang ada, tercapai pada kombinasi penggunaan produk X dan Y pada titik B.

B

A

Py Y

C

x

Gambar 4.4 Kurva Keseimbangan Konsumen

Dalam Gambar 4.4 tampak bahwa titik keseimbangan yang memaksimumkan utilitas atau kepuasan total konsumen adalah titik B, di mana konsumen membeli unit produk X dan unit produk Y. Dengan anggaran pengeluaran yang sama konsumen juga dapat membeli kombinasi produk X dan Y pada titik A, namun berdasarkan konsep kurva indiferen diketahui bahwa kombinasi produk X dan Y pada titik A memberikan utilitas atau kepuasan total yang lebih rendah dari pada kombinasi produk X dan Y pada titik B. Sebaliknya utilitas atau kepuasan total yang diperoleh konsumen apabila menggunakan kombinasi produk X dan Y pada titik C adalah lebih tinggi dari pada kombinasi penggunaan produk pada titik B, namun kombinasi penggunaan pada titik C membutuhkan anggaran pengeluaran yang lebih besar, sedangkan diketahui bahwa daya beli konsumen hanya sesuai dengan garis anggaran pada kurva keseimbangan konsumen tersebut. Dengan demikian menggunakan kurva keseimbangan konsumen dalam Gambar 4.4, dapat ditunjukkan bahwa kepuasan maksimum konsumen berdasarkan kendala anggaran pengeluaran konsumen yang ada, tercapai pada kombinasi penggunaan produk X dan Y pada titik B.

Titik keseimbangan yang memaksimumkan kepuasan total konsumen pada kondisi kendala anggaran pengeluaran konsumen, dalam Gambar 4.4 ditunjukkan pada titik kombinasi B yang merupakan titik singgung antara kurva indiferen dan garis anggaran konsumen. Secara matematik, hal ini berarti slope dari kurva indiferen adalah sama dengan slope dari garis anggaran pada titik singgung B tersebut.

2. Menggunakan formula matematika.

Menetukan titik keseimbangan konsumen dapat dilakukan dengan formula matematika . Berdasarkan konsep dasar dari kurva indiferen (Bagian 4.3) diketahui bahwa slope dari kurva indiferen pada suatu titik kombinasi penggunaan tertentu yaitu :

= -( /

Berdasarkan konsep dasar kendala anggaran konsumen (dilihat bagian 4.4) diketahui slope garis anggaran konsumen adalah:

-(

Titik keseimbangan konsumen dalam Gambar 4.8 merupakan titik singgung antara kurva indiferen dan garis anggaran konsumen (titik B), secara matematik dapat dinyatakan dalam bentuk lain melalui menyamakan slope dari kedua kurva tersebut, sebagai berikut:

Kondisi pada titik singgung B :

-( -( /

Atau =

Dengan demikian konsep dasar memaksimumkan utilitas atau kepuasan total konsumen yang menggunakan dua produk (X dan Y) berdasarkan kendala anggaran pengeluaran konsumen tertentu, adalah melalui mengkaji kondisi keseimbangan konsumen berikut :

/ =

Secara umum jika konsumen menggunakan n jenis produk, , , ... , dengan harga per unit dari masing-masing jenis produk tersebut berturut-turut adalah : , , , ... . Maka keseimbangan yang memaksimumkan utilitas atau kepuasan total konsumen tercapai apabila:

/ = / = ...

Dengan demikian kondisi keseimbangan secara umum yang memaksimumkan utilitas atau kepuasan total konsumen pada anggaran pengeluaran tertentu, tercapai jika rasio utilitas marjinal (MU) dibandingkan harga (P) untuk masing-masing produk yang dibeli tersebut adalah sama, Berdasarkan konsep keseimbangan konsumen, kita mengetahui bahwa faktor harga produk (P) bukan semata-mata menjadi pertimbangan utama konsumen ketika membeli produk tersebut, tetapi faktor lain yang dipertimbangkan adalah utilitas marjinal (MU) dari produk yang digunakan tersebut. Nilai utilitas marjinal (MU) merupakan pernilaian konsumen terhadap semua atribut produk yang ditawarkan yang terutama berkaitan dengan faktor kualitas. Dengan demikian dalam manajemen bisnis yang berorientasi pada kepuasan konsumen berada dalam pasar yang amat sangat kompetitif, faktor harga yang kompetitif dan kualitas produk/ pelayanan, akan menjadi faktor utama penentu keberhasilan, karena memang secara konseptual diketahui bahwa kedua faktor utama harga dan kualitas yang mempengaruhi utilitas ataupun kepuasan total konsumen.

Catatan : bagi pembeli/pembeli baru, nilai utilitas marjinal (MU) dari produk yang dibeli pertama kali adalah sama dengan nilai utilitas total (TU) dari produk tersebut.

Dalam situasi di mana konsumen hanya mempertimbangkan untuk membeli dua jenis produk, katakanlah seperti dalam kasus hipotesis pembelian ban Bridgestone (X) dan/atau Goodyear (Y), maka kondisi optimum berupa kepuasan total maksimum tercapai apabila nilai rasio utilitas marjinal (MU) dari produk ban Bridgestone terhadap harga per unit ban Bridgestone adalah sama dengan nilai rasio utilitas marjinal (MU) dari produk ban Goodyear terhadap harga per unit ban Goodyear.

Apabila dalam situasi tertentu tidak berlaku kondisi keseimbangan : / = / , tetapi berlaku : / >

/ . Maka hal ini berarti produk X memberikan tambahan utilitas atau kepuasan yang lebih besar dibandingkan terhadap produk Y, untuk setiap rupiah yang dibelanjakan oleh konsumen pada kedua

Jenis produk X dan Y tersebut. Jelas dalam situasi ini konsumen akan lebih suka membelanjakan uangnya pada produk X.

Sebaliknya apabila berlaku situasi di mana / < / maka hal ini berarti produk X memberikan tambahan utilitas atau kepuasan yang lebih kecil dibandingkan terhadap produk Y, untuk setiap rupiah atau dollar yang dibelanjakan oleh konsumen pada kedua jenis produk X dan Y tersebut.Jelas dalam situasi ini konsumen akan lebih menyukai membelanjakan uangnya pada produk Y.

Soal.

1. Pemakaian bahan baku untuk 3 type produk pada perusahaan X sebagai berikut:

Pemakaian bahan baku

( unit)

Jumlah produksi type A (unit)

Jumlah Produksi

Type B (unit) Jumlah Produksi Type C (unit) 12

34 56 78

2050 100150 200250 300350

3660 7296 108120 132150

4060 10080 120140 160180

Pertanyaan:

a. Berapa hasil produksi maksimum produk tersebut dengan pemakaian bahan baku tersebut.

b. Apa keputusan anda sebagai manajer yang dapat dikemukakan disini.

c. Mana tingkat penjualan yang lebih tinggi bagi perusahaan tersebut , jika harga jual produk type A Rp 50.000/unit,- produk type b Rp 30.000/unit dan produk type C Rp 20.000/unit.

d. Kebijakan mana yang diambil pengusaha tersebut /Type mana yang lebih menguntungkan ( Biaya produk /unit type A Rp.35.000, type B Rp 15.000 dan type C Rp 10.000,-

2. Pabrik sawit andi menghasil minyak goreng mempunyai 3 shift pekerja dalam sehari. Rata-rata bekerja 6 jam perhari. Untuk meningkatkan produktivitas kerja maka dibutuhkan pelatihan kerja untuk ketiga shift tersebut.berpa jam sebaiknya pelatihan dilakukan untuk masing-masing shift tersebut, dan berapa jumlah produktivitas optimal yang dapat dicapai. Jam kerja, pelatihan dan produktivitas kerja yang dihasilkan dapat dilihat sbb:

Shift. 1.

Lama Pelatihan

(jam)

Shift. 1.

Produktivitas Kerja dalam (000)/unit

Shift. 2.

Lama Pelatihan

(jam)

Shift. 2.

Produktivitas Kerja dalam

(000)/unit

Shift. 3.

Lama Pelatihan

(jam)

Shift. 3.

Produktivitas Kerja dalam (000)/unit 01

23 45 6

2045 6575 8390 92

01 23 45 6

4052 6271 7883 86

01 23 45 6

8090 9597 9899 99

BAB V

PERAN KEGUNAAN TOTAL (TOTAL

Dalam dokumen Ekonomi Manajerial (Halaman 165-172)