KONSEP DASAR SISTEM PRODUKSI
6.2 Elemen Proses dalam sistem Produksi
Ekonomi Manajerial
Gambar 6.5. Aliran Material & Permintaan
Perlu diperhatikan bahwa proses dari setiap sistem produksi memiliki spesifikasi yang berbeda, sebagai misal proses produksi semen berbeda dengan proses produksi ban, namun secara umum terdapat tiga kategori untuk semua aktivitas dalam proses. Ketiga kategori itu adalah: tugas-tugas (tasks), aliran-aliran (flows), dan penyimpanan (storage).
Suatu tugas atau aktivitas dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan beberapa input pada tugas itu akan memberikan nilai tambah produk sesuai yang diinginkan konsumen. Beberapa contoh dari tugas yang memiliki nilai tambah:
1. pengoperasian peralatan bor untuk mengubah sepotong logam tanpa Cacat.
2. pengujian material untuk meyakinkan bahwa material itu sesuai standar yang ditetapkan,
3. menerbangkan sebuah pesawat terbang dengan baik, 4. pembiusan dengan tepat terhadap pasien sebelum operasi,
transformasi berlangsung.
Sebagai contoh tentang proses, bayangkan sebuah pabrik perakitan mobil yang menggunakan bahan baku dalam bentuk parts dan komponen. Material ini secara bersama- sama dengan peralatan modal, tenaga kerja, energi, informasi, manajerial, dll., ditransformasikan ke dalam mobil. Transformasi ini disebut sebagai perakitan akhir dan outputnya berupa sebuah mobil. Sebuah restoran menggunakan input bentuk produk-produk pertanian yg belum diproses atau semiproses, energi, informasi, tenaga kerja, peralatan masak, manajerial, dll.untuk selanjutnya ditansformasikan ke dalam makanan yg siap dihidangkan.
Salah satu cara yang umum dipergunakan untuk menggambarkan proses dari sistem produksi adalah diagram alir proses, sedangkan peralatan analisis formal tentang performansi proses yang umum dipakai dalam ekonomi manajerial adalah fungsi produksi . Diagram alir dari suatu proses hipotesis, ditunjukkan dalam Gambar berikut, sedangkan analisis fungsi produksi akan dibahas kemudian.
Gambar 6.5. Aliran Material & Permintaan
input
Inventori Bahan Baku
Tugas A
Inventori Work-in- Process (WIP) Tugas
B
Tugas E
Inventori Barang Jadi
Catatan dan Pengendalian Tugas
C
Tugas D
Keterangan:
Pesanan konsumen atau aliran material Aliran informasi permintaan pasar
5. pendaftaran kembali mahasiswa secara tepat pada awal masa perkuliahan, dan lain-lain.
Untuk menjalankan suatu tugas sering membutuhkan penambahan tenaga kerja pada produk dengan atau tanpa penggunaan modal. Dalam beberapa kasus, apabila bentuk otomatisasi dari proses telah terjadi, modal dan/atau material sering mensubstitusi tenaga kerja dalam tugas tertentu.
Terdapat dua jenis aliran yang perlu dipertimbangkan dari setiap proses dalam sistem produksi yaitu:
Aliran material atau barang setengah jadi dan aliran informasi.
Aliran material terjadi apabila material dipindahkan dari satu tugas ke tugas berikutnya, atau dari beberapa tugas ke tempat penyimpanan, atau sebaliknya. Selama aliran material berlangsung, terjadi penambahan tenaga kerja atau modal karena membutuhkan tenaga kerja atau peralatan untuk memindahkan material setengah jadi itu.
Perbedaan antara aliran (flows) dan tugas (tasks) adalah bahwa aliran mengubah posisi dari barang dan/atau jasa (tidak memberikan nilai tambah), sedangkan tugas mengubah karakteristik (memberikan nilai tambah) pada barang dan/atau jasa. Dalam sistem produksi modern, seperti: Just-in-Time JIT) pergerakan atau perpindahan suatu barang dari s atu tempat ke tempat Jain dalam proses produksi diklasifikasikan sebagai pemborosan (waste), oleh karena itu tata letak mesin menjadi pertimbangan utama untuk meminimumkan pemborosan karena pemindahan barang itu. Aliran informasi mengawali dan membantu dalam proses produksi, merupakan contoh dari aliran informasi.
Kategori ketiga dari aktivitas dalam proses produksi adalah penyimpanan. Suatu penyimpanan terjadi apabila tidak ada tugas yang dilakukan serta barang atau jasa itu sedang tidak dipindahkan.
Dengan kata jain, penyimpanan adalah segala sesuatu yang bukan tugas atau aliran. Dalam sistem produksi modern seperti: Just-in- Time, penyimpanan juga dianggap sebagai pemborosan karena tidak memberikan nilai tambah pada produk, oleh karena itu penyimpanan
perlu dihilangkan atau diminimumkan.
Dari ketiga kategori aktivitas dalam proses dari system produksi, tampak bahwa hanya tugas yang memberikan nilai tambah pada produk, sedangkan aliran dan penyimpanan tidak memberikan nilai tambah pada produk. Oleh karena itu dalam system produksi modern seperti : Just-In-Time (JIT), aktivitas aliran dan penyimpanan dalam proses diusahakan untuk dihilangkan atau diminimumkan melalui perbaikan terus menerus pada proses produksi itu. Berbagai informasi penting juga memerlukan penyimpanan agar memudahkan dalam penggunaan informasi itu. Dalam system kualitas ISO 9000, berbagai prosedur dan instruksi kerja harus didokumentasikan dan disimpan pada tempat-tempat yang mudah untuk diperoleh apabila dibutuhkan.
Karakteristik dari Proses:
Beberapa karakteristik proses yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem produksi adalah: kapasitas, efisiensi, efektivitas, dan fleksibilitas.
Kapasitas adalah tingkat output maksimum dari suatu proses.
Karakteristik ini diukur dalam unit output per unit waktu.
Sebagai misal, pabrik semen memiliki kapasitas produksi 2 juta ton per tahun, atau perusahaan asuransi memiliki kemampuan memproses 100 klaim per minggu, Bagaimanapun pengukuran kapasitas pada sisrem produksi yang menghasilkan jasa sering lebih sulit, serta ukuran kapasitas dapat dinyatakan dalam bentuk lain seperti: 200 tempat tidur pada rumah sakit, 250 kamar pada hotel, 2000 mahasiswa pada fakultas ekonomi, dll.
Pengukuran kapasitas produksi yang dipergunakan dalam perencanaan oduksi adalah kapasitas aktual atau kapasitas efektif.
Kapasitas efektif atau aktual merupakan tingkat output yang dapat diharapkan berdasarkan pengalaman, yang mengukur produksi secara aktual dari pusat-pusat kerja (work enters) pada masa lalu.
Biasanya diukur menggunakan angka rata-rata berdasarkan beban kerja normal.
Contoh pengukuran kapasitas produksi akan dikemukakan berikut ini. Bayangkan bahwa PT. ABC adalah perusahaan pembuat komponen otomotif, katakanlah komponen Q. Komponen ini dikerjakan dalam pabrik oleh 15 orang tenaga kerja yang bekerja 8 jam per shift. Pabrik beroperasi selama satu shift per hari, dan 5 hari per minggu. Diketahui berdasarkan beban kerja normal selama ini, assembly line mampu menghasilkan 150 komponen per jam. Untuk menghasilkan 1 unit komponen Q membutuhkan dua macam parts, di mana satu jenis part dibeli dari luar negeri dan dapat diperoleh apabila dibutuhkan, sedangkan part yang kritis lainnya dibuat sendiri menggunakan mesin cetak. Pabrik memiliki enam mesin cetak, setiap mesin mampu memproduksi 25 parts per jam.
Perhitungan kapasitas produksi PT. ABC adalah:
Kapasitas Mesin Cetak = 6 mesin 25 parts/jam/
mesin 8 jam/hari 5 hari/minggu = 6000 parts Kapasitas Mesin Cetak = 6 mesin x 25 parts/jam/mesin x 8 jam/hari x hari/minggu = 6000 parts Perminggu Kapasitas “Assembly” (Assembly Capacity) = 150 komponen/jam x 8 jam/hari x 5 hari/minggu = 6000 komponen/
minggu.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan : proses secara keseluruhan memiliki kapastas 6000 komponen per minggu dan kapasitas dari semua tugas adalah seimbang. Apabila kapasitas dari semua tugas tidak seimbang, maka kapasitas produksi dihitung berdasarkan nilai minimum dari semua kapasitas masing-masing tugas yg ada dalam proses produksi itu.
Pengukuran kapasitas aktual dapat juga menggunakan satuan jam standar per periode waktu. Sebagai contoh: jika suatu pusat kerja menghasilkan ratarata 650 unit per periode waktu, sedangkan jam kerja standar adalah 0,2 jam (12 menit) per unit produk, maka