• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Penelitian

MENULIS LAPORAN PEMILIHAN  KASUS

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

a. Deskripsi data mengenai pemahaman guru tentang konsep penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif di Sekolah Uji Coba Implementasi Pendidikan Inklusif SDN X di Kalimantan Selatan

1) Pemahaman guru mengenai konsep penilaian hasil belajar secara umum

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah mengenai konsep penilaian hasil belajar secara umum diperoleh jawaban sebagai berikut :

Mengenai konsep penilaian hasil belajar secara umum Guru DP berpendapat bahwa :

”Penilaian hasil belajar secara umum adalah untuk mengetahui prestasi siswa baik aspek kognitif, afektif dan proyek kerja siswa”. Kaitannya dengan hasil belajar Guru DP menjelaskan bahwa :

”Yang dinilai adalah hasil belajar, hasil belajar itu sendiri adalah sesuai dengan tujuan ditinjau dari berbagai aspek seperti di kemukakan di atas”.

Menurut Guru EN penilaian hasil belajar adalah: “Penilaian proses dan hasil untuk mengungkap kemampuan siswa baik secara kognitif, afektif dan psikomotorik”. Mengenai hasil belajar Guru EN menyebutkan bahwa hasil belajar adalah: “Tercapainya keterampilan. sikap dan pengetahuan siswa”.

Guru EH berpendapat bahwa: “Penilaian hasil belajar adalah supaya anak mendapat nilai yang baik”. Hasil belajar itu sendiri menurut Guru EH adalah : “Perubahan tingkah laku sehingga daya pikir bertambah”.

Pendapat Guru EM mengenai penilaian hasil belajar secara umum adalah : “Penilaian hasil belajar adalah sejauhmana mereka (siswa) bisa menyerap kemampuan yang

diberikan/disimpulkan”. Mengenai hasil belajar Guru EM menyebutkan bahwa : “Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa”.

Menurut Guru OH bahwa : ”Penilaian hasil belajar adalah alat pengukur daya serap maupun keberhasilan atau tidak keberhasilan siswa dan sebagai laporan kepada orang tua serta untuk melihat kekurangan atau kelebihan baik siswa maupun guru”.

Pendapat Guru TK mengenai penilaian hasil belajar sebagai berikut : “Penilaian hasil belajar adalah untuk mengumpulkan data tergantung apa yang dimiliki anak”. Menurut Guru TK hasil belajar itu sendiri adalah : ”Tercapainya kemampuan kognitif, apektif dan psikomotor yang dimiliki siswa sesuai dengan perkembangannya”.

Kepala Sekolah K berpendapat bahwa :”Penilaian hasil belajar harus terdiri dari penilaian proses dan penilaian hasil belajar” Selanjutnya ia mengemukakan bahwa “Penilaian hasil belajar adalah proses pengambilan dan pengolahan data tentang pencapaian hasil belajar siswa baik kognitif (K), psikomotorik (P) dan apektif (A)”. Mengenai hasil belajar ia menyebutkan bahwa :”Hasil belajar adalah terjadinya perubahan perilaku baik kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dan adanya perubahan kompetensi yang optimal dari kognitif, psikomotorik dan afektif tersebut”.

2) Pemahaman guru mengenai konsep penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah mengenai konsep penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif diperoleh jawaban sebagai berikut : Guru DP berpendapat bahwa : “Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah adanya perubahan tingkahlaku tergantung dari siswa-siswa yang lemah dan anak yang bisa mengikuti”. Guru DP mengatakan pula bahwa : “Suka melakukan diskusi/pembahasan khusus diprogramkan sebulan sekali antara lain pembahasan Pendidikan Inklusif dan cara

pengisian raport”. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa pembinaan/pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan/Tim Pendidikan Inklusif menurutnya: “Masih kurang sehingga perlu diprogramkan Program Pembelajaran dalam seting inklusif”. Begitu pula dengan kerjasama antara guru reguler yang telah ditatar/dilatih dengan GPK menurutnya :”Perlu ditingkatkan secara optimal”.

Menurut Guru EN penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah :

“Siswa yang tidak mampu harus mampu dan siswa yang tidak tahu harus tahu disesuaikan dengan kemampuannya dan pengetahuannya”. Guru EN menjelaskan bahwa ia pernah mengikuti kegiatan pembekalan/pelatihan kaitannya dengan Pendidikan Inklusif sebanyak dua kali.

Kemudian ketika ditanyakan kepada Guru EN mengenai kegiatan yang diselenggarakan di sekolah seperti diskusi/seminar/pembahasan khusus mengenai penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif ia menjawab sebagai berikut : “Pernah, sifatnya insidental lebih dari 3 kali dari Kepala Sekolah dan guru yang telah mengikuti pelatihan”. Mengenai pembinaan/

pembekalan/monitoring dan evaluiasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan/Tim Pendidikan Inklusif Guru EN mengatakan bahwa : “Sifatnya hanya pengenalan saja, misalnya mengenalkan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) baru pengenalan saja, sehingga harus sesering mungkin agar menambah wawasan yang mendalam bagi kami para guru sekolah reguler”. Mengenai kegiatan komunikasi dengan Guru Pembimbing Khusus (GPK) ia mengatakan : “Ada pertemuan dengan GPK sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan”.

Guru EH berpendapat bahwa : ”Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah kemampuan dan potensi siswa itu berbeda sehingga penilaian harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa”. Ketika ditanyakan pembekalan apa saja yang pernah diikuti olehnya dalam upaya menambah wawasan atau pengalaman tentang konsep penilaian hasil belajar dalam seting

pendidikan inklusif, ia hanya menjawab : “Belum, baru di sekolah dan petugas dari Dinas Pendidikan yang melakukan pembinaan/monitoring”. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa di sekolah pernah melakukan diskusi/pembahasan khusus mengenai penilaian dalam seting pendidikan inklusif tetapi belum mendetail serta pelaksanaan pembinaan/

pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Tim Pendidikan Inklusif, dan kolaborasi kemitraan dengan para Guru Pembimbing Khusus menurutnya : “Tidak begitu fokus, padahal seharusnya mendetail”.

Pendapat Guru EM mengenai penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah : ”Penilaian yang disesuaikan dengan siswa”. Ketika ditanyakan pembekalan apa saja yang pernah diikuti olehnya dalam upaya menambah wawasan atau pengalaman tentang konsep penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif, ia hanya menjawab : “Belum”. Hanya ketika ditanyakan mengenai kegiatan yang pernah diikuti di sekolah tentang pembahasan penilaian dalam seting pendidikan inklusif ia hanya menjawab : “Pernah”. Menurut Guru EM bahwa pelaksanaan pembinaan/pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Tim Pendidikan Inklusif, dan komunikasi dan kolaborasi kemitraan dengan para Guru Pembimbing Khusus (GPK) yang sangat penting adalah :” Pembinaan cara melayani Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) secara khusus dan pembahasan kurikulum yang fleksibel perlu dibahas.”

Menurut Guru OH bahwa : “Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah penilaian bagi anak yang inklusif/berkebutuhan khusus yang perlu mendapat perhatian khusus”.. Guru OH mengatakan bahwa di sekolah pernah melakukan diskusi/pembahasan khusus mengenai penilaian dalam seting pendidikan inklusif . Mengenai pelaksanaan pembinaan/ pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Tim Pendidikan Inklusif, dan kolaborasi kemitraan dengan para Guru Pembimbing Khusus menurutnya : “Belum mendetail, belum mencapai sasaran sehingga di lapangan masih meraba-raba”.

Pendapat Guru TK sebagai berikut :”Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah penilaian secara individu tidak disamakan dengan anak pada umumnya, sifatnya penilaian secara individual untuk mengumpulkan data tergantung apa yang dimiliki anak”.

Ketika ditanya mengenai pelatihan atau pembekalan mengenai pendidikan inklusif kaitannya dengan penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif Guru TK belum mengikuti pembekalan/pelatihan secara formal yang diselenggarakan “Belum, hanya ikut sosialisasi di sekolah”. Ketika ditanya pendapatnya mengenai pelaksanaan pembinaan/pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Tim Pendidikan Inklusif, dan komunikasi dan kolaborasi kemitraan dengan para Guru Pembimbing Khusus, Guru TK menjawab sebagai berikut : “Pelayanan terhadap siswa, cara penilaian perlu disampaikan secara jelas, berikut contoh-contoh pelaksanaan jangan teori saja”

Kepala Sekolah K berpendapat bahwa : “Penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah penilaian secara individu tidak disamakan dengan anak pada umumnya, sifatnya penilaian secara individual harus terdiri dari penilaian proses dan penilaian hasil belajar” Kepala Sekolah K pernah mengikuti sosialisasi, diskusi dan mencari infromasi referensi yang berkaitan dengan pendidikan inklusif. Sosialisasi yang pernah diikuti antara lain yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan. Ketika ditanya pendapatnya mengenai pelaksanaan pembinaan/pembekalan/monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Tim Pendidikan Inklusif, dan komunikasi dan kolaborasi kemitraan dengan para Guru Pembimbing Khusus Kepala Sekolah K menjawab sebagai berikut : ”Kaitannya dengan penilaian materi-materi yang disampaikan baru berupa teoritis saja belum langsung ke arah praktek bagaimana sebenarnya implementasi penilaian dalam seting pendidikan inklusif yang sebenarnya”.

b. Deskripsi data tentang cara melaksanakan penilaian hasil belajar di Sekolah Uji Coba Implementasi Pendidikan Inklusif SDN X di Kalimantan Selatan

1) Perencanaan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru

a) Deskripsi hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru DP menjelaskan bahwa : ”Perencanaan penilaian hasil belajar dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun silabus dan sistem penilaian yang disusun oleh tim sekolah”. Dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian Guru DP mengatakan : “Adanya penyesuaian sistem penilaian untuk anak berkebutuhan khusus (ABK)”.

Lebih lanjut Guru DP menjelaskan bahwa : “Dalam merencanakan penilaian tidak ada siswa yang tidak naik kelas dan membuat catatan tersendiri”. Menurut Guru DP bahwa : “Karakteristik yang menjadi acuan dalam menyusun kisi-kisi atau intsrumen penilaian hasil belajar adalah tingkat soal, bahan ajar, kriteria, ranah, bentuk soal, persentase mudah, sedang dan sukar”. Cara Guru DP mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar antara lain : “Menyiapkan buku ulangan, buku rata-rata nilai, buku target kurikulum dan taraf serap, buku laporan ulangan blok dan ulangan umum (THB)”.

Menurut Guru EN bahwa : ”Perencanaan penilaian hasil belajar dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun silabus dan sistem penilaian yang disusun oleh tim sekolah”. Dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian tersebut : “Adanya revisi disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa”. Dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian Guru EN mengatakan :

“Perlu memperhatikan kompetensi dan indikator”. Guru EN juga mengatakan bahwa :

“Karakteristik yang menjadi acuan dalam menyusun kisi-kisi atau intsrumen penilaian hasil belajar adalah kompetensi dasar, anak berkebutuhan khusus (melihat kemampuan anak) itu sendiri dan kedalaman materi”. Cara Guru EN mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar antara lain : “Membuat soal latihan, berkas ulangan umum dan membuat sendiri soal- soal”.

Guru EH berpendapat bahwa : “Dalam merencanakan penilaian hasil belajar terlebih dahulu dirumuskan dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian di kelas”. Dalam penyusunan silabus dan sistem penilaian tersebut :”Disesuaikan dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus”. Begitu pula dalam menyusun kisi-kisi penilaian atau instrumen penilaian hasil belajar, pendapatnya adalah :”Perlu memperhatikan kemampuan anak”. Menurut Guru EH bahwa yang menjadi karakteristik dalam menyusun kisi-kisi atau instrumen penilaian hasil belajar adalah :

“Materi dan kemampuan anak”. Cara Guru EH mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar yaitu dengan : “Menyiapkan bank soal dan daftar nilai”.

Pendapat Guru EM mengenai perencanaan penilaian hasil belajar : ”Terlebih dahulu disusun silabus dan sistem penilaian oleh tim, di kelas menggunakan silabus dan sistem penilaian yang dibuat oleh tim disesuaikan dengan anak berkebutuhan khusus”. Dalam menyusun kisi-kisi penilaian atau instrumen penilaian menurutnya sebagai berikut : “Mengacu pada kompetensi dasar dan kompetensi siswa”. Menurut Guru EM karakteristik dalam menyusun kisi-kisi atau instrumen penilaian hasil belajar adalah : “Materi, standar kompetensi dan kompetensi dasar”.

Cara Guru EM mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar yaitu dengan :

“Menyiapkan daftar nilai kelas , buku kumpulan nilai, dan bank soal”.

Menurut Guru OH dalam merencanakan penilaian hasil belajar adalah : “Terlebih dahulu disusun silabus dan sistem penilaian oleh tim, di kelas menyesuaikan dengan silabus dan sistem penilaian yang disusun oleh tim”. Dalam menyusun kisi-kisi penilaian atau instrumen penilaian menurutnya : “Mengacu pada silabus dan sistem penilaian dan kemampuan siswa serta materi ajar”. Guru OH juga mengatakan bahwa yang menjadi karakteristik dalam menyusun kisi-kisi atau instrumen penilaian hasil belajar adalah : “Tingkat kesukaran (mudah, sedang dan sukar)

dan intelektual siswa”. Cara Guru OH mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar yaitu dengan : “Menyiapkan bank soal dan daftar nilai”

Menurut Guru TK dalam merencanakan penilaian hasil belajar adalah : “Terlebih dahulu disusun silabus dan sistem penilaian oleh tim, di kelas menggunkan silabus yang dibuat oleh tim”. Dalam menyusun kisi-kisi penilaian atau instrumen penilaian ia mengatakan : “Dibuat disesuaikan dengan silabus dan sistem penilaian serta kemampuan siswa”. Guru TK juga mengatakan yang menjadi karakteristik dalam menyusun kisi-kisi atau instrumen penilaian hasil belajar adalah : “Ranah/jenjang kognitif, afektif dan psikomotor”. Cara Guru TK mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar yaitu dengan : “Menyiapkan buku nilai harian dan buku kumpulan nilai”.

Kepala Sekolah K mengatakan mengenai perencanaan penilaian hasil belajar :”Silabus disusun oleh tim sekolah”. Dalam menyusun kisi-kisi penilaian atau instrumen penilaian menurutnya : “Setiap guru kelas menyusun kisi-kisi dengan mengacu pada silabus dan sistem penilaian”. Menurut Kepala Sekolah K karakteristik dalam menyusun kisi-kisi atau instrumen penilaian hasil belajar adalah : “Materi/kedalaman materi, kompetensi siswa, bakat dan minat siswa”. Cara mengadministrasikan perencanaan penilaian hasil belajar menurut Kepala Sekolah K yaitu dengan : “Menyiapkan beberapa buku yang berhubungan dengan kebutuhan administrasi penilaian seperti buku nilai kelas, leger sampai dicatat ke buku induk”.

b) Deskripsi hasil studi dokumentasi

Berdasarkan studi dokumentasi, diperoleh data mengenai perencanaan penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh Guru DP, Guru EN, Guru EH, Guru EM, Guru OH, dan Guru TK dan Kepala Sekolah K di Sekolah Uji Coba Implementasi Pendidikan Inklusif (SDN X ) di Banua Hanyar Banjarmasin yaitu adanya :

(1) Silabus dan Sistem Penilaian (2) Program Semester

(3) Persiapan Mengajar (4) Kisi-kisi Penulisan Soal

(5) Daftar Nilai (Penilaian Unjuk Kerja, Penilaian Sikap, Tes Tertulis Harian dan PR/Tugas, Penilaian Produk, Penilaian Proyek, Penilaian Portofolio, Self Asesmen, Penilaian Blok dan Ulangan Umum)

(6) Pencapaian Target Kurikulum (7) Pencapaian Daya Seraf Kurikulum (8) Buku Rapor

(9) Buku Program Perbaikan (10) Buku Program Pengayaan (11) Buku Koreksi Pekerjaan Siswa (12) Buku Kejadian Sehari-Hari (13) Daftar Kenaikan Kelas/Kelulusan

(14) Buku Analisis Soal, Nilai Pasilitas dan Nilai Pembeda (15) Buku Analisa Soal Ulangan Umum

(16) Bank Soal/Instrumen Penilaian (Kumpulan Ulangan Blok dan Ulangan Harian /Instrumen Penilaian Hasil Belajar)

(17) Catatan penilaian khusus

Dalam Silabus dan Sistem Penilaian ternyata belum tampak adanya penyesuaian kompetensi dan penilaian untuk siswa berkebutuhan khusus. Dalam persiapan mengajar tampak

adanya catatan-catatan khusus dalam upaya penyesuaian bahan ajar untuk siswa berkebutuhan khusus.

2) Cara melaksanakan penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif a) Deskripsi hasil wawancara

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru-guru dan kepala sekolah mengenai cara melaksanakan penilaian hasil belajar dalam seting pendidikan inklusif adalah :

Guru DP berpendapat bahwa ranah yang dinilai dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah:”Ranah Kognitif”. Selanjutnya Guru DP menyebutkan bahwa jenis tagihan/penilaian yang digunakan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah :”Pengalaman belajar siswa setiap hari 1 jam pelajaran untuk pengalaman belajar siswa, unjuk kerja dan portofolio”. Ketika ditanya mengenai bentuk tes yang digunakan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar Guru DP menjawab sebagai berikut : “Tes uraian dan sikap anak”. Guru DP juga mengatakan bahwa cara memadukan penilaian hasil belajar dengan kegiatan pembelajaran yaitu :”Melakukan penilaian proses”. Guru DP menjawab ketika ditanyakan strategi yang dilakukannya guna mencerminkan kemampuan siswa secara autentik, sebagai berikut : “Hasil karya siswa”. Menurut Guru DP bahwa dalam melaksanakan penilaian hasil belajar memanfaatkan berbagai jenis informasi. Selanjutnya Guru DP menjelaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan kebutuhan khusus siswa yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian dalam seting pendidikan inklusif yaitu dengan menyesuaikan dalam penggunaan kalimat. Guru DP juga menjelaskan bahwa di sekolah menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam penilaian hasil belajar, seperti dikemukakan olehnya yaitu : “Mencatat semua nilai pada buku catatan”. Ketika ditanyakan kepadanya tentang suasana (formal/informal) dalam melakukan penilaian hasil belajar, Guru DP hanya menjawab sebagai berikut : “Dengan sikap

yang baik”. Cara melaksanakan penilaian melalui tes tertulis dan lisan di sekolah Guru DP mengatakan dengan ulangan harian dan ulangan blok. Kaitannya dengan pelaksanaan penilaian melalui kumpulan kerja siswa (portofolio) Guru DP mengatakan sebagai berikut : “Ya menghumpulkan nilai dari berbagai aspek”. Guru DP juga menjelaskan bahwa di sekolah melaksanakan penilaian melalui produk yaitu dengan hasil dan proses, melaksanakan penilaian melalui unjuk kerja (performance) yaitu dengan catatan penilaian, dan melaksanakan penilaian melalui penugasan, seperti dikatakan olehnya : “Senin sampai jum’at tugas setiap hari diberi pekerjaan rumah (PR) yang tidak terlalu memberatkan siswa”. Cara melakukan penilaian pada saat dan akhir pembelajaran menurut Guru DP tergantung sesuai dengan kebutuhan. Di sekolah/kelas Guru DP mengatakan bahwa ia telah berupaya menciptakan pelaksanaan penilaian dalam suasana yang menyenangkan, juga ia merasa besifat adil dalam melaksanakan penilaian.

Agar terjadi penilaian yang berkesinambungan Guru DP mengatakan sebagai berikut : “Bagi siswa yang belum dan kurang memahami diulang dan dicatat pada buku catatan khusus”. Guru DP juga menjelaskan bahwa untuk setiap mata pelajaran punya karakteristik sendiri dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, contohnya dalam melaksanakan penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai berikut :”Penilaian lebih ke arah kognitif dan psikomotorik”. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika :”Contohnya keindahan, sopan satun dengan observasi, skala sikap.”. Untuk kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan, ia mengatakan sebagai berikut : “Tidak ada tertulis tetapi dengan praktek”.

Guru EN berpendapat bahwa ranah yang dinilai dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah: “Kognitif, apektif dan psikomotorik, paling banyak kognitif”. Kemudian Guru EN menyebutkan bahwa jenis tagihan/penilaian yang digunakan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah :” Lisan, tulisan, sikap dan keterampilan”. Ketika ditanya mengenai bentuk tes yang digunakan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar Guru EN menjawab sebagai berikut : “Isian, jawaban singkat dan pilihan ganda”. Guru EN juga mengatakan bahwa cara

memadukan penilaian hasil belajar dengan kegiatan pembelajaran yaitu :” Kerja kelompok dan sikap kerjasama”. Guru EN menjawab ketika ditanyakan strategi yang dilakukannya guna mencerminkan kemampuan siswa secara autentik, yaitu dengan : “Memantau hasil kerja siswa/pekerjaan berkeliling melihat secara langsung”. Menurut Guru EN ketika ditanya mengenai cara melaksanakan penilaian hasil belajar ia menjawab :” Ya memanfaatkan berbagai jenis informasi, misalnya jika mengerjakan tugas Pekerjaan Rumah (PR) tidak percaya begitu saja bisa ditanyakan atau mencari informasi dari teman atau orang tua apakah dibuatkan/

dikerjakan oleh teman atau orang tuanya yang membuatnya”. Selanjutnya Guru EN menjelaskan bahwa pertimbangan-pertimbangan kebutuhan khusus siswa yang dilakukan dalam melaksanakan penilaian dalam seting pendidikan inklusif yaitu dengan : “Melihat kemampuan anak itu dan kebutuhannya”. Dalam penilaian hasil belajar Guru EN merasa telah menggunakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam penilaian hasil belajar, seperti dikemukakan olehnya ketika ditanyakan mengenai hal itu, yaitu : “ Ya, dengan menilai dari berbagai aspek”. Juga Guru EN mengatakan suasana dalam melakukan penilaian hasil belajar melakukannya dengan suasana formal dan non formal. Cara melaksanakan penilaian melalui tes tertulis dan lisan yaitu dengan dikte atau ulangan di papan tulis baru melengkapi. Pelaksanaan penilaian melalui kumpulan kerja siswa atau portofolio sekolah telah melaksanakannya, seperti dikemukakan olehnya :”Ya, dengan kelompok dan yang sifatnya perorangan dalam keterampilan perorangan”. Dalam melaksanakan penilaian melalui produk Guru EN mengatakan :”Dilihat proses pembuatannya”.

Menurutnya hal ini penting dan lebih komprehensif dibandingkan jika hanya melihat nilai akhir atau hasilnya saja. Ketika ditanyakan mengenai pelaksanaan penilaian melalui unjuk kerja (performance) Guru EN memberi contoh sebagai berikut : “Misalnya dalam membaca puisi dilihat dari lafal, intonasi dan mimik/gaya”. Cara melaksanakan penilaian melalui penugasan di sekolah mengatakan sebagai berikut : “Tugas dari hasil karya siswa diamati secermat mungkin”.

Guru EN juga mengatakan bahwa dalam melakukan penilaian pada saat dan akhir pembelajaran dengan lisan dan tulisan, kemudian menunjukkan kembali kemampuan siswa apakah sebagian besar dapat menjawab atau tidak dan tulisan siswa dilihat dan dinilai. Dalam upaya menciptakan pelaksanaan penilaian dalam suasana yang menyenangkan Guru EN telah berupaya, seperti dikatakan olehnya : “Pembawaan guru, gaya bicara santai, muka ramah, pada akhirnya dirasakan siswa sehingga belajarnya senang”. Guru EN juga merasa bahwa di sekolah/kelas telah bersikap adil, seperti dikatakan olehnya :”Berusaha secara adil, sehingga tidak muncul rasa cemburu”.

Kemudian agar dalam penilaian terjadi secara berkesinambungan, Guru EN mencontohkan sebagai berikut : “Latihan menulis misalnya di dalam reward cara menulisnya”. Ketika ditanyakan mengenai pelaksanaan penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran Agama dan PPKn, ia tidak menjelaskannya sebab dilakukan oleh guru mata pelajaran. Untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, ia mengatakan bahwa penilaian proses banyak dilakukan, dan untuk penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika, ia mencontohkan sebagai berikut : “Dari hasil kerapihan, cara berpakaian, dan kerapihan menulis”. Cara melaksanakan penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan menurut Guru EN dilaksanakan dengan praktek.

Guru EH berpendapat bahwa ranah yang dinilai dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah : “Kognitif, apektif dan psikomotorik”. Kemudian Guru EH menyebutkan bahwa jenis tagihan/penilaian yang digunakan dalam melaksanakan penilaian hasil belajar adalah