• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Hasil Penelitian Strategi Metode Talaqqi dalam Sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN

C. Deskripsi Hasil Penelitian Strategi Metode Talaqqi dalam Sistem

97

11. Mira ambarsari Ms. Mira Guru Olah Raga

12. Riskan Pak Riskan Officce Boy

11. Ekstrakulikuler Sekolah a. Pramuka

b. Marawis c. English Club d. Menggambar e. Tahsin Al-Qur’an f. Angklung

g. Pencak silat 12. Prestasi Sekolah

a. Juara II Murotal tingkat SD Galaxy se-Jabodetabek

b. Juara Harapan I murottal tingkat SD Galaxy se-Jabodetabek c. Juara III hafalan Surat pendek tingkat SD

d. Juara III Tahfizh Al-Qur’an Tingkat SD

e. Juara I tebak gambar bahasa Inggris tingkat SD

C. Deskripsi Hasil Penelitian Strategi Metode Talaqqi dalam Sistem

Untuk mencapai target tersebut, SD Humaira menerapkan metode Talaqqi sebagai metode yang baku untuk sistem pembelajaran Tahfizh Al- Qur’an. Kepala Sekolah SD Humaira Islamic School Pamulang memilih metode Talaqqi sebagai metode utama dikarenakan metode Talaqqi adalah metode yang paling populer sekaligus metode yang digunakan oleh Rasulullah SAW. dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada para sahabatnya dan berlanjut oleh para Tabi’in sampai sekarang ini. Sehingga Kepala Sekolah SD Humaira Islamic School Pamulang menjadikan metode Talaqqi ini sebagai metode yang utama. Selain itu guru-guru SD Humaira Islamic School Pamulang diberikan wewenang untuk menambahkan metode lain dalam proses pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an. Salah satu metode tambahan yang digunakan adalah metode Kitabah, yaitu metode menulis. Metode menulis ini sebagai metode tambahan yang tujuannya untuk mempermudah siswa yang belum lancer membaca Al-Qur’an.

Penerapan metode Kitabah yaitu dengan cara guru menuliskan di papan tulis ayat yang dihafal. Kemudian siswa menyalin ayat yang dihafal sambil dibimbing cara membacanya. Kemudian setelah siswa hafal, siswa meyetorkan hafalan kepada guru sambil dikoreksi bacaannya.

Untuk mencapai target hafalan siswa di SD Humaira Islamic School Pamulang, Kepala Sekolah SD Humaira Islamic School Pamulang menerapkan metode Pembelajaran Al-Qur’an dengan metode Tilawati, yaitu metode untuk belajar membaca Al-Qur’an dari dasar. Sama halnya dengan metode Iqro, namun metode Tilawati memiliki kunikan tersendiri, salah satunya adalah adanya materi ilmu tajwid lengkap untuk setiap tingkatan Jilid Tilawati 1-6. Sehingga siswa bukan hanya mampu membaca, tetapi mampu juga memahami materi ilmu Tajwid secara komprehensif. Oleh karena itu, kepala sekolah SD Humaira Islamic School

99

Pamulang menerapkan metode Tilawati ini sebagai metode yang baku untuk belajar membaca Al-Qur’an dari dasar. Sehingga tujuan utamanya adalah untuk mendongkrak kualitas bacaan dan hafalan siswa dalam mencapai target hafalan tersebut.

Dengan dipadukannya metode Tahsin TIlawati dengan Metode Talaqqi maka insya Allah metode talaqqi dapat lebih maksimal dan lebih baik lagi saat dipraktekan saat pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di SD Humaira Islamic School Pamulang.

D. Hasil penelitian penulis Strategi Metode Talaqqi dalam Sistem Pembelajaran Tahfizh Al-Quran di SD Humaira Islamic School, Pamulang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di SD Humaira Islamic School Pamulang.

Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang sangat penting dalam proses belajar Mengajar. Dalam proses pembelajaran inilah proses belajar mengajar dilakukan. Penulis mengamati bahwasanya pembelajaran Tafizh Al-Qur’an dilaksanakan secara daring karena Pandemic Covid-19. Salah satu keistimewaan penerapan metode Talaqqi di SD Humaira Islamic School Pamulang adalah tidak mengurangi waktu belajar siswa dalam hal Tahfizh Al-Qur’an.

Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media Zoom.

Semua siswa dapat mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru secara maksimal, sehingga tidak ada kendala walaupun pembelajaran dilaksanakan melalui daring.

SD Humaira telah melaksanakan kurikulum 2013, setiap guru membuat RPP sebelum mengajar keesokan hari. dalam mata pelajaran Tahfizh Al-Qur’an guru Tahfidz mengajar sesuai RPP yang telah

dibuat. Adapun urutan mengajar dalam kelas pada mata pelajaran Tahfidz adalah.

a. Salam.

b. Doa.

c. Muraja’ah bersama surat yang sudah dihafal sebelumnya, kemudian guru membacakan ayat yang baru akan dihafal, kemudian siswa mengulangi bacaan ayat yang dicontohkan guru. Siswa menghafal kemudian menyetorkan hafalan kepada guru.

d.Materi yang akan disampaikan hari Ini.

Misalnya hari ini materi surat ath-thariq ayat 6-10 dibacakan dulu oleh gurunya, tetapi sebelum melanjutkan ayat 6-10 yang pertemuan minggu kemarin di muroja’ah terlebih dahulu yaitu ayat 1-5 barulah masuk ayat 6-10. Caranya adalah Guru membacakan ayatnya satu sampai tiga kali, kemudian murid mengulanginya, kemudian anak mengulanginya sendiri secara individu 5-20 kali atau lebih, terserah pada anak apa mereka membaca dengan melihat langsung atau tidak.114

Berdasarkan hasil wawancara tersebut adalah bahwa telah jelas terlihat bahwa sistem sudah baik dan para guru menerapkan apa yang sudah menjadi aturan sekolah. Serta pengamatan penulis pada saat observasi bahwa murid dapat mengikuti pelajaran di kelas dengan baik serta dapat menambah hafalan yang sudah ditetapkan oleh guru.

Dalam proses menghafal, siswa atau siswi dikontrol baik di rumah maupun di sekolah, siswa atau siswi dapat selesai hingga tepat pada waktunya. Terdapat buku yang mengontrol baik dalam menghafal di rumah atau menyetor hafalan. Serta di akhir ujian akan

114 Wawancara Ustadz Cecep Hidayat , 1 Agustus 2021

101

ada Nilai raport khusus tahfizh. Dan juga sebagai syarat pengambilan ijazah.

Dalam pembelajaran tahfizh Al-Qur’an bahwa memiliki perbedaan antara setiap angkatan, dari kelas 1-6 karena pemahaman dan kelancaran para siswa sangat berbeda akan tetapi dalam segi menghafal kelas besar sudah cukup baik walaupun masih ada yang kurang jelas dalam pengucapan huruf dan tajwidnya.115

Dari hasil wawancara bersama Ustadzah Abdah selaku guru tahfizh di Humaira.

Menghafal Al-Qur’an adalah keistimewaan umat Islam karena Allah Swt. telah menjadikan umat terbaik di kalangan manusia dan memudahkannya untuk menjaga kitab-Nya, baik secara tulisan maupun hafalan. Dengan dorongan inilah banyak orang tua berlomba-lomba untuk menitipkan putra-putrinya ke lembaga pendidikan Islam yang memiliki program unggulan, yaitu tahfizh Al- Qur’an dengan harapan kelak anaknya menjadi seorang penghafal Al-Qur’an.

Di Usia yang masih kecil dengan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Masa ini adalah masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang diharapkan dapat membentuk kepribadian anak. Masa ini menurut para pakar adalah masa keemasan (golden age), yakni masa yang sangat penting untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk perkembangan daya hafalan karena secara mendasar sistem syaraf telah terbentuk. Anak pada masa usia dini memiliki daya ingat yang kuat terhadap apa yang ia dapat melalui pancaindranya sehingga

115 Wawancara ustadzah Abdah Munibah, 1 Agustus 2021

informasi apa pun yang ia terima akan mudah dihafal dan dipraktikkan. Dengan demikian, program tahfidz Al-Qur’an bisa diterapkan pada anak melalui program pembelajaran yang terstruktur dan menyenangkan.

Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam pembelajaran ada kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sedangkan menurut Hidayatullah, pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dengan demikian, pembelajaran tahfizh Al-Qur’an adalah upaya yang sengaja dilakukan oleh seorang guru, kiai, ustadz atau instruktur tahfidz untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya tujuan dari tahfizh Al- Qur’an.

Sedangkan Satuan Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pembelajaran dasar sekaligus sebagai pondasi keilmuan untuk dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, menyebutkan penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini mempunyai standar isi, proses, dan penilaian dalam pelaksanaan pembelajarannya. Adapun standar isi, proses, dan penilaian tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan penilaian program yang dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu sesuai dengan kebutuhan anak. Salah satu faktor keberhasilan dari suatu pembelajaran adalah

103

kemampuan guru yang meliputi penguasaan terhadap bidang pengetahuan yang akan diajarkan, pembuatan persiapan tertulis (RPP/Silabus), dan pelaksanaan pengajaran. Guru sebagai pengelola kelas perlu memiliki kecakapan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, dan penilai prestasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran tahfizh Al-Qur’an pada anak usia dini terdiri dari perencanaan, pengelolaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

Penilaian hasil belajar tahfizh Al-Qur’an dibagi menjadi dua kategori, yaitu penilaian harian dan penilaian akhir semester.

Penilaian harian dilakukan dengan pengamatan terhadap perkembangan hafalan peserta didik termasuk kelancaran dan kefasihan peserta didik dalam membaca Al-Qur’an, peserta didik dibimbing dan diberikan arahan oleh guru jika hafalannya kurang lancar dan bacaannya kurang sesuai dengan ilmu tajwid dan makharijul huruf-nya. Selain penilaian harian, juga dilakukan kegiatan tasmi’ meskipun bukan bagian dari penilaian tetapi kegiatan ini menjadi sangat penting terutama dalam rangka untuk menopang hafalan dan membantu membiasakan diri dalam membacakan hafalannya di hadapan khalayak dengan tanpa mushaf Al-Qur’an.

Menurut beliau dalam pembelajaran kelas bawah yaitu kelas 1-3 masalahnya adalah kelas tersebut pada umumnya belum sepenuhnya dapat membaca Al-Qur’an dengan sempurna. Adapun pada saat mata pelajaran Tahsin siswa atau siswi akan diperkenalkan Ilmu Tajwid. Akan tetapi jika belum pernah sama sekali mempelajari ilmu tajwid seperti dalam Al-Qur’an maka siswa akan kesulitan untuk membaca jika tidak dengan bantuan. Pembelajaran tahfizh SD

tentunya berbeda dengan di pesantren. Anak-anak yang jiwanya bermain tidak dapat langsung melakasanakan pembelajaran Tahfizh, tetapi harus diberikan motivasi dan Reward terlebih dahulu untuk membangkitkan semangatnya. Dalam hal ini SD Humaira menggunakan metode tahfizh Al-Qur’an untuk anak-anak diiringi dengan permainan. Misalnya mengulang hafalan Al-Qur’an surat An- Naba yaitu dengan cara bermain tebak surat dan lanjutkan ayat, bagi yang bisa menjawab pertanyaan guru maka dia akan mendapatkan reward dari guru misalnya berupa Score 100 poin.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut bahwa karakter setiap anak berbeda-beda dalam menghafal, dan melalui observasi yang dilakukan di dalam kelas adalah pada kelas kecil memang tidak bisa hanya fokus menghafal saja dan selalu ada diselingi dengan permainan, membuat siswa menjadi senang dengan menghafal.

Bahkan dari kelas besar pun tidak semua anak fokus dengan menghafal, pasti ada satu atau dua anak yang diselingi dengan bermain, akan tetapi walaupun para siswa-siswi sambil bermain guru tetap fokus kepada siswa untuk tetap menyetor hafalan pada hari pembelajaran.

Menghafal adalah sesuatu yang sangat penting bahkan untuk perkembangan otak. serta mampu mengembangkan daya ingat anak serta mengenalkan dan mengajarkan pada anak tentang Al-Qur’an bahwasanya Al-Qur’an adalah kitab umat Islam. SD Humaira, sistem pembelajaran tahfizhnya yaitu mewajibkan bagi seluruh siswa menyelesaikan taraget hafalannya kemudian dilakukan ujian tahfizh.

105

2. Metode yang Digunakan Guru Tahfizh SD Humaira Islamic School, Pamulang

Dalam menghafal Al-Qur’an tentu banyak sekali metode yang dapat digunakan oleh para penghafal Al-Qur’an itu sendiri, Al- Qur’an ini dapat membantu para penghafal untuk menghafal setiap ayat yang dibacanya.

Dari hasil penelitian bahwasanya di SD Humaira dalam pembelajaran tahfizh Al-Qur’an yaitu menggunakan metode talaqqi, yaitu dengan menyetorkan atau mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru atau instruktur. Diusahakan guru tersebut seorang Hafizh Al-Qur’an yang telah mantap agama dan makrifatnya, serta dikenal mampu menjaga dirinya. Proses talaqqi ini dilakukan untuk mengetahui hasil hafalan seorang calon hafizh dan mendapatkan bimbingan.

Jadi, hasil observasi penulis di SD Humaira bahwa guru sangat baik dalam menerapkan metode talaqqi ini karena dapat membantu siswa yang kurang atau pun belum bisa membaca Al-Qur’an secara sempurna.

3. Peran Guru pada siswa SD Humaira Islamic School

Dalam setiap pembelajaran sangatlah penting untuk mempersiapkan sebuah strategi dalam pengajaran di dalam kelas, baik dalam segi ilmu yang akan disampaikan atau bahan ajar, pengelolaan kelas dan lain-lain. Hal ini harus dipersiapkan secara matang dengan membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) agar dalam pembelajaran tidak keluar dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran.

Akal dan nalar pada setiap siswa sangatlah berbeda dan dari segi kapasitasnya pun berbeda-beda, maka setiap guru harus menyampaikan materi kepada siswa sesuai dengan umur mereka dan menyampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami. Terutama dalam hal menghafal Al-Qur’an guru harus membimbing anak dalam menghafal dengan baik.

Dari hasil pengamatan penulis dalam pembelajaran tahfizh Al- Qur’an di SD Humaira bahwa guru sangat baik dalam melakukan perannya di kelas maupun pada saat di luar kelas. Dalam pengajaran tahfizh Al-Qur’an memberikan tata cara menghafal yang baik dan benar dan ini disampaikan secara berulang-ulang di dalam kelas, dengan tujuan mereka agar mengingat Apabila mereka mengalami kendala dalam menghafal.

Kemudian guru mengevaluasi hafalan dan bacaan siswa di tempat yaitu pada saat siswa menyetorkan hafalannya di dalam kelas.

Guru memperbaiki hafalan para siswa dari tajwid dan makhraj hurufnya, supaya murid dapat memperbaiki cara membaca mereka dengan baik dan benar.

Kemudian pada saat semua telah selesai menyetorkan hafalan mereka, guru mengajak para siswa untuk membaca bersama-sama dan memberikan pujian kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan tentang tentang surat atau juz ‘amma yang ditanyakan oleh guru. Kemudian guru menjelaskan tentang surat yang dihafalkan oleh siswa secara keseluruhan.

Komunikasi dan kerjasama yang baik antara peran guru dan orang tua terhadap keberhasilan siswa adalah sangatlah penting, yaitu di mana orang tua yang mengontrol anak-anaknya menghafal dan

107

membaca di rumah, kemudian guru yang melanjutkan peran orang tua di sekolah yaitu dengan memberikan buku catatan hafalan siswa.

108 A. Kesimpulan

Dari analisa yang telah penulis paparkan mengenai sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di SD Humaira Islamic School, maka penulis dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut :

1. Sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di SD Humaira Islamic School menggunakan metode Talaqqi, yaitu guru membimbing siswa dalam menghafal, kemudian siswa menyetorkan hafalan ke guru. Telah jelas terlihat sistem yang digunakan sudah baik dan para guru menerapkan apa yang sudah menjadi aturan sekolah dalam hal pembelajaran. Serta pengamatan penulis pada saat observasi bahwa murid dapat mengikuti pelajaran di kelas dengan baik serta dapat menambah hafalan yang sudah ditetapkan oleh guru.

Dari strategi yang digunakan serta evaluasi yang baik sampai membawa para siswa yang naik ke kelas atas pada akhir periode dengan lulusan baik yaitu dengan hafalan yang memenuhi target serta sudah di sertifikasi (Wisuda Tahfizh). Program wisuda tahfizh ini membuat kebanggaan tersendiri untuk guru dan Orang Tua.

2. Dalam menerapkan metode talaqqi pada siswa SD Humaira Islamic School, bahwa guru sangat baik dalam menerapkan metode talaqqi karena dapat membantu siswa yang kurang ataupun belum bisa membaca Al-Qur’an secara sempurna.

109

Hasil pengamatan penulis dalam pembelajaran Tahfizh Al- Qur’an di SD Humaira bahwa guru sangat baik dalam melakukan perannya di kelas maupun pada saat di luar kelas. Dalam pengajaran Tahfizh Al-Qur’an guru memberikan tata cara menghafal yang baik dan benar dan ini disampaikan berulang- ulang kali di dalam kelas dengan tujuan agar mereka ingat apabila mereka mengalami kendala dalam menghafal.

3. Peran guru adalah mengevaluasi hafalan dan bacaan siswa di tempat, yaitu pada saat siswa menyetorkan hafalan nya di dalam kelas. pada sesi menyetorkan hafalan siswa, Guru memperbaiki hafalan dari segi tajwid dan makhorijul huruf. Hal ini supaya murid dapat memperbaiki cara membaca mereka dengan baik dan benar.

B. Saran

Beberapa saran yang bisa penulis kemukakan berdasarkan hasil penelitian ini adalah:

1. Untuk SD Humaira Islamic School perlu adanya peningkatan dalam sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an agar para siswa tidak ada yang menunggak dalam menghafal di dalam kelas.

2. Untuk guru Tahfizh Al-Qur’an di SD Humaira, agar lebih ditingkatkan lagi Muroja’ah hafalannya, kesabaran dan keikhlashannya dalam membina siswa-siswanya.

3. Untuk pihak sekolah , akan lebih baik untuk pengajar tahfizh tidak berganti pada tiap tahunnya agar guru dapat lebih paham dan mengetahui kemampuan siswanya dalam menghafal.

4. Untuk peserta didik agar lebih semangat lagi dalam menghafal dan memperbaiki bacaannya dan lebih serius lagi pada mata pelajaran

Tahfizh Al-Qur’an dan Tahsin Al-Qur’an agar bacaannya menjadi lebih baik lagi.

111

DAFTAR PUSTAKA

Syam, M. Noor, dkk. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan Surabaya: Usaha Nasional, 1987.

Saifullah, Ali, Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Surabaya : Usaha Nasional, 2004.

Muhaimin, Paradigma PAI Upaya Mengefektifkan PAI di Sekolah Bandung:

PT. Remaja Rosdarkarya, 2004.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI (Berbasis Integrasi dan Kompetensi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

Abuddin Nata, Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta:

Prenadamedia Group, 2016.

Rohman, Muhammad dan Amri Sofan, Manajemen Pendidikan, Jakarta: PT.

Prestasi Pustaka Karya, 2012.

Nasution Khoiruddin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Mediatera, 2015 Anshori, Ulumul Qur’an, Jakarta: Rajawali Pres, 2013

Sakho Ahsin Muhammad, Menghafal Al-Quran, Manfaat, Keutamaan, Keberkahan, dan Metode Praktisnya, Jakarta: Qof, 2017

Mahfudhon Ulin Nuha, Jalan Penghafal Al-Qur’an, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2017

Bukhari Imam, Shahih Bukhari, Pakistan: Darl el Hadits, 2004

Tahido Huzaemah Yanggo, dkk, Petunjuk Teknis Penulisan Proposal dan Skripsi, Jakarta: LPPI IIQ Jakarta, 2017

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Press, 2006

Thobroni Muhammad & Mustofa Arif, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013

Falah Ahmad, Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, Kudus: STAIN Kudus, 2009

112

Majid Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003

Fathurrahman Muhammad & Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2012

Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta: Erlangga, 2006

Hamruni, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Insan Madani, 2012

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008

P. Sondang Siagian, Managemen Strategi, Bumi Aksara, Jakarta, 2004 Undang-undang RI No. 20 / 2003 tentang Sisdiknas

Afif Faisal, Strategi Menurut Para Ahli, Bandung : Angkasa, 1984

Falah Ahmad, Materi dan Pembelajaran Fiqih MTs-MA, Kudus: STAIN Kudus, 2009

Majid Abdul, Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013

Zainal Aqib, Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya 2013

Tampubalon Saur, Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Pendidikdan Keilmuan. Jakarta: Erlangga, 2014

Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:

Ciputat Press, 2002

Abdul Qawi, Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al-Qur‘an Melalui Metode Talaqqi di MTs N Gampong Teungoh Aceh Utara. Islam Futura,

Zaini Moh Dan Rais Moh Hat, Belajar Mudah Membaca Al Qur’an Dan Tempat keluarnya Huruf, Jakarta: Darul Ulum Press 2003

113

Pangewa Maharuddin, Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Penerbit UNM, 2010

Hamruni, Strategi Pembelajaran, Yogyakarta: Insan Madani, 2012

B. Uno Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Gorontalo: Bumi Aksara, 2006 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus

Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1997

Anggito Albi & Setiawan Johan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sukabumi:

CV Jejak, 2018

Fitrah Muh. & Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus, Sukabumi: CV Jejak, 2018 Sukmadinata Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2005

Anggito Albi & Setiawan Johan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Sukabumi:

CV Jejak, 2018

Arifin Zainal, Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011

Eko Sugiarto, Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif Skripsi dan Tesis, Yogyakarta: Suaka Media, 2015

Irawan Prasetyo, Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009 Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan), Jakarta: Kencana, 2014

Satori Djam‟an & Komariah Aan, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2017

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups, Jakarta: PT . Raja Grafindo Persada, 2013

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm

Sugiono, Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta, 2013

114

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Penulisan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka, 2010), Hlm 199

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika, 2010

Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, judul bukunya???,Bandung, PT Revika Aditama, 2014

Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2016 Amalini Amalia, Wawancara kepala sekolah, 23 April 2020

Anggota IKAPI, Dasar-Dasar Kependidikan Jakarta: PT .Rineka Cipta, 2016 Syafaruddin dan Nasution Irwan, Manajemen Pembelajaran Ciputat: PT.

Ciputat Press, 2005

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.

Basthul Maftuh Birri Sirojuddin, Petunjuk Mengaji dan Mengajar al-Qur’an di MMQ, Cet.1. Sidoarjo: Pondok Pesantren Lirboyo, 2009.

Sagala Syaifu, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2011.

Ibrahim R, dkk, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali, 2011.

Sabri Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Jakarta:

Quantum Teaching, 2012.

Hamalik Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2013.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2016.

Muqbil Abdussalam al Majidi, Bagaimana Rasulullah Mengajarkan al- Qur’an Kepada Para Sahabat, Jakarta: Darul Falah, 2008.

Qawi Abdul, Peningkatan Prestasi Belajar Hafalan Al-Qur‘an Melalui Metode Talaqqi di MTs N Gampong Teungoh Aceh Utara. Islam Futura, tahun?

Dokumen terkait