• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an

6. Kiat-Kiat Menghafal Al-Qur’an

a. Meluruskan Niat dengan Ikhlas karena Allah SWT.

Niat yang benar itu merupakan salah satu syarat cara menghafal Al-Qur’an. Jika niatnya salah seperti ada riya (pamer), ujub (bangga pada diri sendiri), atau menghafal karena ingin dipanggil al-hafizh, maka itu sangat fatal akibatnya. Dengan niat yang lurus dan hati ikhlas karena Allah maka rasa lelah, malas, dan perasaan sulit tidak akan jadi penghalang dalam menghafal Al-Qur’an.

b. Melaksanakan Sholat Hajat

Tips cara menghafal Al-Qur’an dengan mudah selanjutnya adalah melaksanakan sholat hajat. Jadi, setelah menata niat karena mengharap ridha dan pahala Allah SWT, hendaknya kita melaksanakan sholat hajat sebelum mulai menghafal Al-Qur’an dengan cepat dan benar. Mohon kepada Allah agar mudah saat proses menghafal Al-Qur’an. Karena pemilik Al-Qur’an adalah

65

Allah, maka kita memohon kepada pemiliknya agar diberi kemudahan.

c. Menanamkan Keyakinan

Tanamkanlah pada diri kita bahwa menghafal Al-Qur’an itu sangat mudah, maka kita akan merasa mudah. Namun jika kita menanamkan pikiran bahwa menghafal Al-Qur’an itu sulit, maka ia akan terasa sulit. Jadi, selalu motivasi diri sendiri agar tumbuh keyakinan bahwa cara menghafal Al-Qur’an yang kita lakukan itu mudah.

d. Mengakrabkan Diri dengan Al-Qur’an

Akrab dengan Al-Qur’an merupakan salah satu cara menghafal Al-Qur’an dengan mudah dan cepat yang paling ampuh. Jangan pikirkan metode menghafal Al-Qur’an yang ribet terlebih dahulu.

Tapi pikirkanlah bagaimana caranya mulai hari ini saya bisa membaca 5 juz per hari atau hari ini harus hafal 1 ayat per hari.

e. Memperbaiki Bacaan

Sebelum mulai menghafal Al-Qur’an dengan mudah, kita sebaiknya memperbaiki bacaan. Hal ini perlu agar kita terhindar dari salah baca dan membuat kekeliruan. Menghafal Al-Qur’an memang mempunyai keutamaan yang banyak, tapi kalau cara membaca Al-Qur’an masih banyak yang keliru, bisa membuat pahala berkurang.

f. Menggunakan Satu Jenis Mushaf Al-Qur’an

Karena struktur dan tampilan halaman Al-Qur’an terkadang berbeda-beda tiap penerbit, pastikan menghafal dengan mushaf yang sama sampai selecek-leceknya. Analogi menghafal Al- Qur’an itu sebenarnya mirip dengan merekam gambar ke dalam

memori. Sehingga bentuk mushaf itu akan memengaruhi struktur hafalan kita di memori otak.

g. Murojaah (Baca Berulang-ulang)

Semakin sering mengulangi satu ayat, akan lebih mudah ayat tersebut melekat di dalam ingatan kita. Jadi, jangan sampai karena sudah merasa hafal beberapa halaman, kita tinggal hafalan tersebut tanpa mengulanginya dalam waktu yang lama. Hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut.

h. Pasang Target Menghafal Al-Qur’an

Terkadang, di tengah menghafal Al-Qur’an, kita biasanya mengalami kendala seperti susah masuk atau hafalan yang sudah dihafal lupa lagi. Kalau sudah begitu, semangat kita biasanya akan berkurang. Sehingga kita merasa bahwa Al-Qur’an susah untuk dihafalkan. Agar kita tidak patah semangat, kita harus pasang target dalam menghafal Al-Quran.

i. Memperdengarkan Hafalan

Untuk menghindari bacaan yang salah, ayat atau halaman yang sudah dihafal sebaiknya diperdengarkan kepada orang lain. Ini bertujuan agar orang tersebut bisa mengoreksi atau membenarkan jika bacaan kita salah.

j. Banyak Mendengar Murattal Al-Qur’an

Mendengarkan murattal sangat menunjang hafalan Al-Qur’an Hanya dengan mendengar murottal, kita mungkin sudah hafal ayat atau surat Al-Qur’an. Untuk menghafal Al-Qur’an dengan mudah dan cepat, disarankan untuk mendengar murottal dengan irama

67

yang lambat tapi indah, seperti bacaan As-Syaikh Misyari Al- Afasy.

k. Waktu Khusus Menghafal Al-Qur’an

Usahakan untuk menyediakan satu waktu khusus untuk menghafal Al-Qur’an. Imam Al Khatib Al Baghdadi dalam Mukaddimah Majmu' Syarh Al Muhadzdzab menganjurkan waktu-waktu yang mendukung untuk menghafal Al-Qur’an.

Waktu pertama yaitu sepertiga malam terakhir. Waktu ini memiliki banyak faedah. Biasanya waktu ini digunakan untuk sholat malam atau waktu sahur saat bulan Ramadhan.

Selanjutnya adalah saat pertengahan siang hari. Waktu ini biasanya digunakan untuk bekerja, namun tepat pula untuk menghafal.

Waktu lain yang tak kalah mujarab adalah di pagi hari. Banyak yang menganjurkan hafalan dilakukan di waktu ini karena kondisi pikiran manusia sedang dalam keadaan bersih dan belum banyak digunakan.

l. Istiqomah

Lakukan semua yang diterangkan di atas secara terus menerus.

Insya Allah akan bisa menghafal Al-Qur’an 30 juz dengan mudah dan cepat bagi pemula. Ingatlah! Kunci menghafal Al-Qur’an dengan mudah dan cepat adalah jangan pernah putus asa. Selain hal-hal di atas ada satu tips cara menghafal Al-Qur’an bagi pemula, yaitu berdoa.

m. Memperbanyak Doa

Senjata umat Islam ketika berusaha adalah memperbanyak doa.

Jadi, perlu memperbanyak doa agar dimudahkan dalam menghafal Alquran dengan mudah dan cepat.81

Dari kiat-kiat menghafal Al-Qur’an yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwasanya menghafal Al-Qur’an tidak hanya sekedar menghafal, akan tetapi membutuhkan proses dan langkah- langkah yang cukup banyak.

81Ahmad Al-Mazyad dan Adil Asy-Syady, Cara Mudah Menghafal Al-Quran dan Menjaga Hafalan, (Jakarta: Darul Haq, 2018), hlm. 22.

69 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendekatan penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, Sikulus (Jadwal Penelitian), data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data pedoman observasi dan Pedoman wawancara yang dilakukan oleh penulis.

Adapun pembahasan tersebut sebagai berikut:

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut Erickson dalam buku Albi Anggito & Johan Setiawan yang berjudul Metodologi Penelitian Kualitatif berpendapat bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka.82

Menurut Muh. Fitrah & Luthfiyah dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus, berpendapat bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa atau kata-kata83

Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka

82Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi: CV.

Jejak, 2018), hlm. 7.

83 Muh. Fitrah & Luthfiyah, Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus, (Sukabumi: CV Jejak, 2018), hlm. 42.

untuk interpretasi. Data yang dihimpun dengan pengamatan seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan- catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumentasi dan catatan-catatan84

Penelitian kualitatif banyak digunakan dalam penelitian bidang sosial. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang hasil penelitiannya tidak diperolehkan melalui prosedur statistik atau metode kuantifikasi yang lain. Peneliti biasanya menggunakan pendekatan naturalistik untuk memahami suatu fenomena tertentu.85

Menurut Merriam yang dikutip oleh Creswell, menyebutkan bahwa ada enam asumsi paradigma penelitian kualitatif, yaitu:

1. Peneliti kualitatif lebih menekankan perhatian pada proses, bukan hasil atau produk.

2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna bagaimana orang membuat hidup, pengalaman, dan struktur dunianya dapat masuk akal.

3. Peneliti kualitatif merupakan instrument pokok untuk pengumpulan dan analisa data. Data didekati melalui instrument manusia, bukan melalui inventaris, daftar pertanyaan atau mesin.

4. Penelitian kualitatif melibatkan kerja lapangan. Penelitian secara fisik berhubungan dengan orang, latar, lokasi, atau institusi untuk mengamati atu mencatat perilaku dalam daftar alamiahnya.

5. Peneliti kualitatif bersifat deskriptif dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna dan pemahaman yang didapat melalui kata atau gambar.

84 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 60

85 Albi Anggito & Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 8.

71

6. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif di mana peneliti membangun abstraksi, konsep, hipotesa, dan teori dari rincian

Penelitian ini secara spesifik lebih diarahkan pada jenis penelitian kualitatif deskriptif atau penggambaran temuan lapangan yang naturalistik atau apa adanya sesuai kondisi lapangan. Peneliti mencari makna dari semua data yang tersedia. Penelitian yang dilakukan secara wajar dan sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan apa adanya.86

Jadi tujuan dari penelitian ini adalah berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau pelaksanaan suatu program seperti pelaksanaan pendidikan yaitu dari segi sistem pembelajaran, kurikulum, proses belajar mengajar.

Data penelitian ini diperoleh dengan wawancara observasi, dan mempelajari berbagai dokumen yang terkait dengan topik yang akan diteliti.87

Pada penelitian ini penulis berusaha untuk menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan, dan menjelaskan bagaimana metode Tahfidz Al-Qur’an yang digunakan, sistem pembelajaran, dan peran guru Tahfidznya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, artinya penulis menyelidiki, mamahami, serta memusatkan diri secara intensif terhadap pembelajaran Tahfizh di SD Humaira Islamic School, Pamulang.

86 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru), (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 140.

87 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 19.

B. Jenis Penelitian

Dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menekankan pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif.88

Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku metode penelitian menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati.89 Sedangkan penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau.90

Pada penelitian ini penulis menyelidiki, menemukan, mendeskripsikan, dan menjelaskan bagaimana metode Tahfizh Al-Qur’an yang digunakan, sistem pembelajaran, dan peran guru Tahfizh. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif,

88A. Muri Yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), hlm. 329.

89Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), hlm. 19.

90Nona Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 54.

73

artinya penulis menyelidiki, mamahami, serta memusatkan diri secara intensif terhadap pembelajaran Tahfidz di SD Humaira Islamic School, Pamulang.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian skripsi yang berjudul Strategi Metode Talaqqi Dalam Sistem Pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an Di SD Humaira Islamic School, yang terletak di Jl.H.Rean, Benda Baru, Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian adalah sejak bulan September 2020-Oktober 2020.

D. Siklus Penelitian (Jadwal Penelitian)

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian di Sekolah SD Humaira Islamic School Pamulang yang terletak di Jl.H. Rean, Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian adalah dari bulan September-Oktober 2020.

Tergambar pada tabel dibawah ini, mengenai siklus penelitian yang penulis lakukan dari awal sampai akhir penelitian

Tabel Siklus Penelitian.

No Jenis Kegiatan

S sep Okt Nov Des Jan-

Juli 2021

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 Membuat

judul

2 Membuat Proposal

3 Perbaikan proposal

4 Dokumentasi

5 Wawancara Tatap Muka

Dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru Tahfidz 6 Penyusunan

Skripsi

E. Data dan Sumber Data 1. Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data yang mendukung untuk proses penelitian yaitu data yang berasal dari sekolah SD Humaira Islamic School. Di antara data yang dibutuhkan adalah data tertulis, data wawancara, data dokumentasi, dan data historis sekolah.

Data yang diperoleh dari lokasi penelitian bertujuan untuk mempermudah penelitian sehingga data tersebut dapat diolah dan memperoleh hasil penelitian yang komprehensif.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, guru bidang Tahfizh yang menggambarkan tentang sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an dalam meningkatkan kualitas hafalan siswa dan siswi. penelitian ini juga dapat memperoleh informasi data dari beberapa buku maupun jurnal sebagai bahan teoritik.

Adapun sumber data yang dikumpulkan oleh penulis langsung dari sumber utama terdiri dari:

75

1. Kepala Sekolah SD Humaira Islamic School, Pamulang. Ibu Amalia Malini, S.Pd.

2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Ibu Eneng Sumiati, S.S.

3. Guru Bidang Tahfizh Al-Qur’an. Ustadz Cecep Hidayat S.H.I.

Untuk mengambil data tidak langsung penulis mengambil data-data yang berkaitan dengan penelitian seperti: buku-buku, data sekolah, hasil wawancara, dokumentasi berupa foto, audio dan sebagainya yang dianggap relevan dengan fokus penelitian ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data diperlukan juga teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Keberhasilan dalam pengumpulan data banyak ditentukan oleh kemampuan peneliti menghayati situasi sosial yang dijadikan fokus penelitian. Peneliti dapat melakukan wawancara dengan responden yang diteliti, ia harus mampu mengamati situasi sosial yang terjadi dalam konteks yang sesungguhnya, ia dapat memoto fenomena, simbol dan tanda yang terjadi, ia mungkin pula merekam dialog yang terjadi.

Peneliti tidak akan mengakhiri fase pengumpulan data, sebelum ia yakin bahwa data yang terkumpul dari berbagai sumber yang berbeda dan terfokus pada situasi sosial yang diteliti telah mampu menjawab tujuan penelitian.91

91 Muri Yusuf, Metode Penelitian (Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan), (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 372.

Teknik pengumpulan data merupakan prosedur sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga metode yaitu:

1. Metode Observasi

Observasi merupakan pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian92

Metode Observasi menurut Herdiansyah adalah suatu proses melihat, mengamati dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosis.93

Menurut Zainal Arifin dalam buku Penelitian Pendidikan berpendapat bahwa Observasi merupakan suatu kegiatan observasi dimana observer (orang yang melakukan observasi) terlibat atau berperan serta dalam lingkungan kehidupan orang-orang yang diamati. Tujuannya adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk menjawab pertanyaan, untuk mengerti perilaku manusia dan untuk mengukur aspek tertentu sebagai bahan feedback terhadap pengukuran tersebut.94

Berhubung dengan adanya pandemic virus Covid-19 di Indonesia, terutama menyebar dengan cepat di daerah Jabodetabek, sekolah pun berdasarkan himbauan dan arahan dari Kementrian

92 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2017), hlm. 105.

93 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm 132.

94 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 170.

77

Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan pembelajaran dengan berbasis online (daring) yang dilakukan di rumah masing-masing siswa. Hal tersebut membuat penulis untuk tidak melakukan penelitian dengan observasi secara offline karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan observasi.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara (Interviewer) dan terwawancara (Interviewee) dengan maksud menghimpun informasi dari interview. Interview pada penelitian kualitatif adalah responden yang dari padanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat didapatkan makna dalam suatu topik tertentu.95 Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, maksudnya adalah pertanyaan dari pewawancara dan jawaban dari yang diwawancara.96

Menurut Haris Herdiansyah, definisi wawancara dalam konteks penelitian kualitatif adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang atas dasar kesediaan dan dalam seting alamiah, yaitu arah pembicaraan mengacu

95 Sugiono, Metode Penelitian Manajemen. (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 384.

96 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penulisan Suatu Penulisan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka, 2010), hlm. 199.

pada tujuan yang telah ditetapkan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.

Wawancara dilakukan secara mendalam dengan guru bagian kurikulum dan guru mata pelajaran tahfizh dan peserta didik dengan berpedoman pada pertanyaan yang sudah disiapkan untuk mendapatkan informasi lebih banyak.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain oleh subjek.

Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.97

Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi diartikan sebagai upaya untuk memperoleh data dan informasi berupa catatan tertulis atau gambar yang tersimpan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta dan data tersimpan dalam berbagai bahan yang berbentuk dokumentasi.

Data yang ingin diperoleh dari metode dokumentasi adalah mengenai kondisi umum sekolah, keadaan peserta didik, guru serta data sarana dan prasarana serta dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan sistem pembelajaran Tahfizh Al-Qur’an di SD Humaira Islamic School. Adapun kondisi umum akan dijelaskan pada bab selanjutya.98

97 Haris herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hlm. 9.

98 Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, dan Fokus Groups, hlm. 31.

79

G. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif. Teknik analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan cara berbeda dan tidak berorientasi pengukuran dan perhitungan.99

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai.

Analisis data merupakan langkah yang sangat urgen dan menentukan. Karena melalui analisis yang optimal dengan interpretasi yang tepat akan diperoleh hasil penelitian yang bermakna. Untuk memenuhi dan memberikan makna kepada data yang telah terkumpul dilakukan analisis dan interpretasi.100

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.101

Dalam penelitian kualitatif biasanya kegiatan analisis itu dilakukan secara terus menerus pada setiap tahapan kegiatan, selanjutnya interpretasi atau penafsiran atas data yang sudah dianalisis

99 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016), hlm. 19.

100 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2017), hlm. 199.

101 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2019), hlm. 244.

dilakukan dengan selalu merujuk pada teori yang berhubungan dengan kajian. Penelitian kualitatif, data yang muncul lebih banyak berwujud kata-kata, bukan rangkaian angka. Data kualitatif dikumpulkan dalam berbagai cara dengan observasi, wawancara, intisari dokumen, rekaman kemudian diproses melalui pencatatan, pengetikan dan penyuntingan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.102

Menurut Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D berpendapat bahwa dalam proses penelitian kualitatif teknik analisis data Model Miles and Huberman terdapat empat tahap, yaitu sebagai berikut:103

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data. Dalam penelitian kuantitatif pengumpulan data pada umumnya menggunakan kuesioner atau test tertutup. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan statistik. Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan berhari-hari, mungkin berbulan-bulan, sehingga data yang diperoleh akan banyak. Pada tahap awal penulis melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/objek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkam semua. Dengan demikian penulis akan memperoleh data yang sangat banyak dan sangat bervariasi.104

102 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 19.

103 Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm 102.

104Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ((Bandung:

Alfabeta, 2019), hlm. 322.

Dokumen terkait