• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV: DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap guru-guru bidang studi geografi pada dua sekolah menengah atas (SMA). Dua sekolah tersebut terdiri dari SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam dan SMA Negeri 1 Rundeng Kota Subulussalam.

Adapun deskripsi singkat mengenai kedua sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.1.1 Deskripsi Umum SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam SMA Negeri 2 Simpang Kiri berada di jalan belimbing No 18, Makmur Jaya, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh. Lembaga pendidikan ini bertujuan untuk mengembangakan sikap peseta didik yang beriman dan berakhlakul karimah. Dalam menjalankan kegiatannya, SMA Negeri 2 Simpang Kiri berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada uraian dibawah sebagai berikut:

1) Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Simpang kiri

2) NPSN : 69822414

3) Status Sekolah : Negeri 4) Alamat

a) Jalan : Jalan Belimbing No 18 b) Desa/Kelurahan : Makmur Jaya

c) Kecamatan : Simpang Kiri d) Kota : Subulussalam e) Provinsi : Aceh

f) Kode Pos : 24782 5) Terakdreditas : A

Gambar 4.1 Peta Sekolah SMA Negeri 2 Simpang Kiri

Sumber: Citra Satelit, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

1. Sejarah SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam

Berdasarkan sejarahnya, SMA Negeri 2 Simpang Kiri berdiri pada tahun 2013. Dari awal berdirinya, SMA Negeri 2 Simpang Kiri mengalami 4 kali pergantian kepemimpinan (kepala sekolah). Kepala sekolah secara turutan berganti dari yang pertama yakni Bapak Suwantri, S.Pd., M.Pd, Bapak Drs. Dahril Munthe, M.Pd, Ibu Rehulina S.Pd., M.Pd, dan Ibu Dwi Respati Lestyaningsih, S.Pd., MM yang menjabat sebagai kepala sekolah sampai sekarang (tahun 2023).

Setelah penerapan Kurikulum Merdeka pada tahun 2022, terjadi perubahan dalam penggunaan ruang kelas di sekolah ini. Sebelumnya, sekolah memiliki 6 lokal kelas, tetapi setelah menerapkan kurikulum baru, hanya 5 lokal kelas yang digunakan.

Hal ini (wawancara dengan TU SMAN 2 Simpang Kiri, 26 Oktober 2023).

2. Lokasi SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam

SMA Negeri 2 Simpang Kiri berada di jalan belimbing No 18, Makmur Jaya, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam, Aceh. Lembaga pendidikan ini

bertujuan untuk mengembangkan sikap peserta didik yang beriman dan berakhlakul karimah. Secara geografis SMA Negeri 2 Simpang Kiri terletak di lokasi yang strategis dan mudah di jangkau dengan batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Buluh Dori

• Sebelah selatan : Subulussalam Selatan

• Sebelah barat : Pasar Panjang

• Sebelah timur : Mukti Makmur

Gambar 4.1 Peta Sekolah SMA Negeri 2 Simpang Kiri

Sumber: Citra Satelit, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

3. Visi-Misi dan Tujuan SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam 1) Visi

Mewujudkan insan peserta didik yang bertaqwa, terampil dalam inovasi, berprestasi bidang akademik dan non akademik, berbudaya lingkungan, terdepan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Misi

a. Mengamalkan keimanan dan ketaqwaan pada tuhan yang Maha Esa.

b. Menyelenggarakan sistem pembelajaran interaktif, merdeka belajar, efektif, berbasis IT dan kondusif dengan memberdayakan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar.

c. Melaksanakan program ekstrakurikuler pengembangan minat sesuai bakat berbasis kebutuhan dan berorientasi pada prestasi.

d. Melaksanakan pembinaan berbagai bidang keterampilan. seni, olahraga, KIR.

e. Melaksanakan budaya cinta lingkungan serta Budaya 6 S (Senyum, Salam, Sapa, Salaman, Sopan dan Santun).

f. Menyelenggarakan dan menfasilitasi berbagai kegiatan bidang pembinaan baik akademik dan non-akademik.

3) Tujuan Pendidikan SMA Negeri 2 Simpang Kiri

a. Pengembangan sikap peserta didik yang beriman yang berakhlakul karimah pada 2024.

b. Penguatan mutu pendidikan yang berpusat pada pengetahuan, keretampilan dan kreativitas, kemandirian dan pengembangan pseserta didik pada tahun 2024.

c. Pengembangan dan pemberdayaan potensi sumber daya tenaga pendidik dan pendidikan yang berkualitas, cakap kreativ dan inovatif pada 2024.

d. Pengembangan potensi peserta didik dalam berkompetisi bidang akademik dan non akademik yang sehat serta bertanggung jawab pada 2020-2024.

e. Pelestarisan kepedulian cinta lingkungan yang bersih, hijau asri dan indah pada 2022.

f. Pengembangan ketersediaan fasilitas dalam kegiatan pembelajaran kurikuler dan ekstrakurikuler pada 2020-2024.

4. Keadaan Fisik Wilayah SMA Negeri 2 Simpang Kiri

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah adanya sarana dan prasarana. Berdasarkan data dari Tata Usaha SMA Negeri 2 Simpang Kiri Kota Subulussalam, sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 2 Simpang Kiri yaitu ruang kepala sekolah 1, ruang guru 1, ruang TU 1, ruang BK 1, ruang kelas 6, lab komputer 1, lab fisika 1, lab biologi 1, toilet siswa 1, toilet guru 1, parkir dan lapangan serba guna. Sarana dan prasana yang dimiliki oleh sekolah tersebut dalam keadaan baik, di mana keseluruhan gedung bangunan tersebut sangat diperlukan bagi kegiatan proses belajar mengajar. dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4 keadaaan saran dan prasarana

No Nama Prasarana Jumlah

1. Ruang Kepala Sekolah 1

2. Ruang Guru 1

3. Ruang TU 1

4. Ruang BK 1

5. Ruang Kelas 6

6. Lab Komputer 1

7. Lab Fisika 1

8. Lab Biologi 1

9 Toilet Guru 1

10 Toilet siswa 1

11 Lapangan Serba Guna 1

12 Parkir 1

Sumber : Hasil penelitian dengan TU SMAN 1 Simpang Kiri, 2023 5. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Adapun jumlah guru dan pegawai di SMA Negeri 2 Simpang Kiri berjumlah 25 orang, 8 diantaranya merupakan PNS, 5 diantaranya merupakan P3K, 3 orang guru kontrak, 2 orang tenaga honorer, 1 orang diantaranta Tendik

PNS dan 6 orang diantaranya Tendik Non PNS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama Jabatan

1 Dwi Respati Lestyaningsih, S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah

2 Nursetiasah, S.Pd Guru

3 Ashady Kenedi, S.Pd Guru

4 Armiati, S.Pd Guru

5 Mafa Surya Lestari, S.Pd Guru

6 Retnadi Indah Sari, S.Pd Guru

7 Mardiah Nasution, S.Pd Guru

8 Fatimah, S.Pd Guru

9 Eviani, S.Pd Tendik

10 Hariyati, S.Pd Guru

11 Dahli Yanti Malau, S.Pd Guru

12 Eko Wahyono, S.Pd Guru

13 Rosi Sari Ningsih, S.Pd Guru

14 Rizkahanni, S.Pd Guru

15 Trislawati, S.Pd Guru

16 Hilmah, S.Pd Guru

17 Hotmaida Sinaga, S.Pd Guru

18 Sabni Marbun, S.Pd Guru

19 Aryawan Bancin, S.Sos., M.Pd Guru

20 Setia Ningrum, S.Pd Tendik

21 Sinar Bulan T Tendik

22 Yuliono, S.Pd Tendik

23 Iwan Darmawan Tendik

24 Siti Junariah, SE Tendik

25 Yunarti, SP Tendik

Sumber : Hasil penelitian TU SMA Negeri 2 Simpang Kiri, 2023 4.1.2 Deskripsi Umum SMA Negeri 1 Rundeng Kota Subulussalam

1. Sejarah SMA Negeri 1 Rundeng Kota Subulussalam

SMA Negeri 1 Rundeng merupakan salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMA yang berada di Jalan Perjuangan No. 14, Muara Batu- Batu, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Aceh. SMA Negeri 1 Rundeng berdiri pada tahun 2005, Ibu Sarinah, S.Pd., M.Pd merupakan kepala sekolah yang menjabat pada tahun ajaran 2022 sampai dengan sekarang. Dalam

menjalankan kegiatannya SMA Negeri 1 Rundeng berada dibawah naungan kementrian pendidikan dan kebudayaan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada uraian dibawah sebagai berikut:

1) Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Rundeng

2) NPSN : 10104059

3) Status Sekolah : Negeri 4) Alamat

a) Jalan : Jalan Perjuangan No.14 b) Desa/Kelurahan : Muara Batu-Batu c) Kecamatan : Rundeng

d) Kota : Subulussalam e) Provinsi : Aceh

f) Kode Pos : 24783 5) Terakreditasi : A

2. Lokasi SMA Negeri 1 Rundeng Kota Subulussalam

SMA Negeri 1 Rundeng berada di Jalan Perjuangan No. 14, Muara Batu-Batu, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Aceh. Secara geografis SMA Negeri 1 Rundeng terletak di lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dengan batas wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara : Oboh

• Sebelah selatan : Sikalondang

• Sebelah barat : Panglima Saman

• Sebelah Timur : Pasar Rundeng

Gambar 4.2 Peta SMA Negeri 1 Rundeng

Sumber: Citra Satelit, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

3. Keadaan Fisik Wilayah SMA Negeri 1 Rundeng

Salah satu faktor yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar adalah adanya sarana dan prasarana. SMA Negeri 1 Rundeng saat ini sedang melakukan renovasi, sehingga jumlah sarana dan prasarana tidak dapat penulis sebutkan.

4. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Adapun jumlah guru dan pegawai di SMA Negeri 1 Rundeng berjumlah 32 orang. 14 diantaranya merupakan PNS, 5 diantaranya merupakan P3K, dan 13 diantaranya merupakan tenaga honorer. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6 Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama Jabatan

1 Sarinah, S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah

2 Ali Sahdi, S.Pd Tenaga Perpustakaan

3 Anggi Anggraini, S.Pd Guru

4 Anzar Lesmana, S.Pd Guru

5 Ayu Upik, S.Pd Guru

6 Darman Syahputra, S.Pd Guru

No Nama Jabatan 7 Elnita Fitri Siregar, A.Md, S.Pd Guru

8 Ferry Aulia, S.Pd Guru

9 Harmiana, S.Pd Guru

10 Herlinanto, S.Pd Guru

11 Herya Yanti Br Bancin Guru

12 Ikhwana, S.Pd Tenaga Administrasi

13 Irma Kharisma, S.Pd Guru

14 Irmaya Budiarti, S.Pd Guru

15 Lina Mardiana, S.Pd Guru

16 Mahmud Berutu, S.Pd., M.M Guru

17 Mariana M, A.Md, Ps Tenaga Administrasi

18 Marlinda Ziba, S.Pd Guru

19 Miranisyam, S.Pd Guru

20 Muhaddis, S.Pd.I Guru

21 Muhammad jhoni, S.Pd Guru

22 Muhammad Saleh, S.Pd Penjaga Sekolah

23 Nur Ainun, S.Pd Guru

24 Nurmala Dewi, S.Pd Guru

25 Nurul Ismaniar, S.Pd Guru

26 Rita Diana, S.Sos Guru

27 Rosdawati, S.Pd Guru

28 Dra. Siti Iriani Guru

29 Syamsurizal, S.Pd.I Guru

30 Ujang Miftahurrahman, S.Pd Guru

31 Yuliana, S.Pd Guru

32 Yusmidar, S.Pd,I Guru

Sumber : Hasil penelitian TU SMA Negeri Rundeng

48 BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi guru bidang studi geografi terhadap penerapan kurikulum merdeka belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Subulussalam. Responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang guru geografi yang berasal dari 2 Sekolah Menengah Atas (SMA). Kedua sekolah tersebut terdiri dari SMA Negeri 2 Simpang Kiri dan SMA Negeri 1 Rundeng kota subulussalam, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi.

5.1.1 Persepsi Guru Geografi Terhadap Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Hasil penelitian terhadap persepsi guru bidang Studi Geografi di SMA 2 Simpang Kiri dan SMA 1 Rundeng Kota Subulussalam terhadap pelaksanaan kurikulum Merdeka Belajar menggunakan 6 indikator adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman Guru

Berbicara tentang pemahaman seorang mungkin sebagian dari guru sudah mengetahui dan memahami dengan adanya kurikulum merdeka belajar yang dicetuskan Mendikbud Nadiem Makarim dalam sambutan pidato di Hari Guru Nasional 25 November Tahun 2019. Pada masa awal pengangkatan jabatannya, beliau sudah memberikan kebijakan baru tentang sistem pendidikan di Indonesia, yang tentu saja menimbulkan persepsi dari kalangan lembaga pendidikan, dan lainnya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh penulis di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Subulussalam pemahaman tentang kurikulum merdeka belajar dari guru geografi yang sudah diwawancarai oleh peneliti memberikan pandangan berbeda-beda dalam menyikapi tentang kurikulum merdeka belajar. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Dahli Yanti Malau (selaku guru geografi) menyatakan:

“Kurikulum merdeka itu adalah penyempurnaan dari kurikulum 2013 dengan paradigma baru, jadi paradigma barunya itu adalah bahwa peserta didik itu diberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik serta bakat dan minat masing-masing awalnya”. (Dahli Yanti Malau, 2023).

Bapak Muhammad Jhoni dalam wawancara dengan peneliti mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut:

“Kurikulum merdeka itu secara detailnya memahami sekali, hanya saja saya mengingat beberapa item yang tercantum didalamnya. Kurikulum merdeka ini adalah menggunakan pendekatan karakter dan keterampilan, berbeda dengan kurikulum 13 yang menggunakan pendekatan kompetensi. Kalau di kurikulum merdeka ini, dia yang paling diutamakan adalah karakter siswa tersebut, memberikan kebebasan dan kemampuan individu masing-masing daripada peserta didik untuk dapat menjalankan atau menyesuaikan dengan keinginan sistem belajar mereka, jadi lebih didominankan kepada karakter siswa dan kemauan siswa tersebut dalam sistem pembelajaran.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Pernyataan tersebut sesuai dengan penjelasan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terkait pengertian Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat

peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. (Kemendikbud, 2023).

Selanjunya Bapak Muhammad Jhoni juga menjelaskan terkait peraturan Kurikulum Merdeka sebagai berikut:

“Ada beberapa item juga untuk peraturan kurikulum merdeka, dia tertuang didalam peraturan Kemendikbudristek nomor 62 tahun 2022 tentang perubahan kemendikbudristek nomor 56 tahun 2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam pembelajaraan. Jadi aturannya disitu mengubah sistem belajar yang awalnya menggunakan kurikulum 13, dan sekarang menggunakan kurikulum merdeka. Jadi sebenarnya kami sebagai guru pun seperti kurikulum ini seringkali berganti-ganti, agak bingung juga karna sudah detail memahami kurikulum 13, sekarang sudah berubah menjadi kurikulum merdeka. Tapi dalam kurikulum merdeka ini, lebih memudahkan kami juga dalam aturan- aturan yang tertuang.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Simpulan dari pernyataan tersebut adalah bahwa terdapat perubahan dalam sistem belajar dari Kurikulum 13 menjadi Kurikulum Merdeka, yang diatur dalam peraturan Kemendikbudristek nomor 62 tahun 2022. Walaupun para guru mengalami perubahan teknik mengajar dalam kurikulum ini, tetapi Kurikulum Merdeka memiliki aturan-aturan yang lebih memudahkan guru dalam penerapannya, meskipun mereka sebelumnya telah memahami Kurikulum 13.

Pendapat tersebut sejala dengan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka) sebagai penyempurna kurikulum sebelumnya. Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa satuan

pendidikan perlu mengembangkan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

(Kemendikbudristek, 2023).

Ibu Dahli Yanti Malau mengatakan bahwa peraturan kurikulum merdeka ini berdampak pada proses belajar mengajar guru. Bapak Muhammad Jhoni juga sepakat dengan pendapat tersebut dengan menambahkan penjelasan sebagai berikut:

“Ya, berdampak sekali, berdampak dengan peraturan yang dibuat atau sistem belajar yang dibuat sangat berpengaruh terhadap siswa maupun sekolah. Karna karakteristik dari siswa itu dari sistem pembelajaran lebih diminati oleh siswa tersebut karna tidak berpedoman lagi harus dikelas, melainkan diluar kelas pun bisa, menyesuaikan dengan keinginan atau situasi dan kejadian dalam lingkungan. Misal, dalam minggu ini belajar dikelas tentang bencana alam, setelah materinya selesai, saya bawa turun kelapangan para siswa itu untuk mengecek mana-mana yang dominan atau lebih sering terjadi bencana alam, seperti banjir dan longsor.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran yang diatur oleh Kurikulum Merdeka memiliki dampak besar, baik pada siswa maupun sekolah. Perubahan dalam peraturan dan sistem belajar ini mempengaruhi siswa, karena mereka dapat menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik dan minat mereka. Siswa tidak lagi terbatas pada pembelajaran di dalam kelas, melainkan juga dapat belajar di luar kelas sesuai dengan keinginan dan situasi lingkungan.

Dalam kurikulum merdeka tentunya terdapat hal yang berbeda dan menarik dari kurikulum sebelumnya, Ibu Dahli Yahti Malau mengatakan dalam wawancaranya: “yang paling menarik adalah fleksibilitas dalam memilih materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih visual.” Kemudian Bapak

Muhammad Jhoni juga mengungkapkan pendapatnya dalam wawancara sebagai berikut:

“Menariknya dari kurikulum merdeka belajar adalah pendekatan yang lebih fokus pada karakter dan keterampilan siswa, memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan keinginan mereka, dan tidak terlalu terikat pada aturan yang kaku.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Simpulan dari kedua pernyataan tersebut adalah bahwa yang paling menarik dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas dalam memilih materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih visual. Kurikulum Merdeka menekankan pendekatan yang lebih fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan siswa, memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan preferensi mereka, dan tidak mengikat mereka dalam aturan yang kaku.

Kurikulum Merdeka memliki pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi. Ibu Dahli Yanti Malau mengatakan:

Kurikulum Merdeka bisa meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar pelajaran Geografi.” (Dahli Yanti Malau, 2023). Pendapat tersebut didukung oleh pendapat dari Bapak Muhammad Jhoni sebagai berikut:

“Kurikulum merdeka dapat memengaruhi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Geografi dengan memberikan lebih banyak fleksibilitas dalam pembelajaran. Siswa dapat lebih mudah menyesuaikan pembelajaran dengan minat dan situasi di lapangan, yang mungkin membuat mereka lebih tertarik dan lebih baik memahami pelajaran.”

(Muhammad Jhoni, 2023).

2. Pengurangan Konten Kurikulum

Pengurangan konten dalam kurikulum adalah tindakan yang signifikan dalam perubahan sistem pendidikan yang dapat memiliki dampak positif. Hal ini melibatkan pemangkasan materi atau topik yang diajarkan dalam kurikulum sekolah, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan

mengurangi konten, fokus dapat ditempatkan pada materi yang paling penting dan relevan, yang pada gilirannya meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik inti. Selain itu, pengurangan konten juga dapat mengurangi beban belajar siswa, membantu mengakomodasi perbedaan individu, dan memberikan kesempatan untuk pengembangan karakter, etika, serta keterampilan kritis.

Dengan pendekatan yang tepat, kurikulum yang lebih ringan dalam hal konten dapat mengarah pada pembelajaran yang lebih efisien dan efektif, mempersiapkan siswa untuk masa depan dengan lebih baik. (Anggila, 2022).

Ibu Dahli Yanti Malau mengatakan bahwa ia mendukung perubahan ini, karena memberi guru lebih banyak kreativitas dalam mengajar. Bapak Muhammad Jhoni juga sependapat dengan Ibu Dahli, ia menjelaskan dalam wawancaranya sebagai berikut:

“Perbedaannya lebih mudah menerapkan kurikulum merdeka ini daripada K13 terdahulu. Karena kurikulum merdeka ini lebih fleksibel dan memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran, sedangkan kalau K13 lebih terstruktur dan memiliki pedoman yang jelas, jadi kalau pembelajaran kurikulum merdeka ini lebih ke karakter dari siswa dan guru.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Dalam menjalankan pembelajaran dengan aturan Kurikulum Merdeka, Ibu Dahli mengatakan bahwa ia tidak kesulitan, dalam wawancaranya sebagai berikut: “kalau kesulitan sebenarnya nggak, karna kan kita bebas dalam memilih materinya, jadi tidak kesulitan.” (Dahli Yanti Malau, 2023). Bapak Muhammad Jhoni memiliki pendapat yang berbeda, dalam wawancaranya sebagai berikut:

“Penerapan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran Geografi membawa beberapa tantangan, terutama dalam penyesuaian metode pembelajaran yang lebih fleksibel. Namun, guru dan siswa harus beradaptasi dengan pendekatan baru ini agar pembelajaran tetap efektif.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Ibu Dahli mengatakan bahwa Kurikulum Merdeka lebih menekankan fleksibilitas dalam pemilihan materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih visual (Dahli Yanti Malau, 2023). Sama halnya dengan pendapat dari Bapak Muhammad Jhoni dalam wawancara sebagai berikut:

“Perbedaan utamanya adalah kurikulum merdeka lebih fokus pada karakter dan keterampilan siswa, memberikan kebebasan dalam pembelajaran, sementara kurikulum sebelumnya (misalnya K13) lebih terstruktur dan berorientasi pada kompetensi. Kurikulum merdeka lebih fleksibel.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Pendapat tersebut sejalan dengan tulisan dari Yanuarti (2017) dalam jurnalnya yang berjudul “Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara Dan Relevansinya Dengan Kurikulum 13”. Didalam jurnal tersebut disebutkan bahwa Kurikulum Merdeka dan K13 adalah dua kurikulum yang berbeda dalam pendidikan. Terdapat beberapa perbedaan antara keduanya, yaitu:

a. Pertama, tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah memperkuat karakter dan moral siswa, sementara K13 bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan siswa dalam berbagai bidang.

b. Kedua, pendekatan yang digunakan berbeda, di mana Kurikulum Merdeka menggunakan pendekatan karakter dan keterampilan, sementara K13 menggunakan pendekatan kompetensi.

c. Ketiga, sasaran jenjang kelas juga berbeda, dengan Kurikulum Merdeka ditujukan untuk kelas 1-6 SD, sementara K13 dapat digunakan dari SD hingga SMA.

d. Keempat, dalam hal mata pelajaran, Kurikulum Merdeka lebih menekankan pembelajaran karakter dan moral, sementara K13 memiliki mata pelajaran yang lebih lengkap dan terstruktur.

e. Kelima, metode penilaian berbeda, di mana Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian non-akademik, sementara K13 menggunakan penilaian akademik yang lebih terstruktur.

f. Keenam, fokus kurikulum juga berbeda, dengan Kurikulum Merdeka lebih fokus pada pengembangan karakter dan moral siswa, sementara K13 lebih menekankan kemampuan akademik siswa secara umum.

g. Terakhir, dalam hal pelaksanaan, Kurikulum Merdeka memberikan lebih banyak fleksibilitas dan kebebasan kepada guru dalam mengembangkan pembelajaran, sedangkan K13 lebih terstruktur dan memiliki pedoman yang lebih jelas.

Ibu Dahli mengatakan bahwa dalam kurikulum merdeka ini, ia berharap dapat memberikan pembelajaran yang lebih bervariasi dan lebih efektif kepada siswa. (Dahli Yanti Malau, 2023). Bapak Muhammad Jhoni mengatakan bahwa ia berharap kurikulum merdeka dapat memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran, meningkatkan minat belajar siswa, dan membantu mereka mengembangkan karakter dan keterampilan yang kuat. (Muhammad Jhoni, 2023).

3. Pembelajaran Kontruktivisme

Kurikulum Merdeka membawa pendekatan yang memberikan peserta didik kesempatan untuk menginterpretasikan informasi ke dalam pemikiran mereka dengan mempertimbangkan konteks pengalaman dan pengetahuan mereka sendiri. Hal ini mengacu pada pendekatan yang lebih personal dan terkait erat dengan kebutuhan, latar belakang, serta minat individu peserta didik.

Dalam konteks ini, peserta didik diberi ruang untuk mengaitkan materi

pembelajaran dengan pengalaman hidup mereka sendiri. Mereka dapat melihat bagaimana konsep dan informasi yang diajarkan dalam kurikulum berkaitan dengan pengalaman pribadi mereka, sehingga lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika belajar tentang sejarah, siswa dapat mencoba menghubungkan peristiwa sejarah dengan cerita keluarga mereka atau pengalaman dalam masyarakat mereka (Yuhastina, 2020).

Selain itu, pendekatan ini juga memperhitungkan kebutuhan, latar belakang, dan minat individual peserta didik. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memiliki lebih banyak otonomi untuk memilih bagaimana mereka ingin belajar dan menggali topik yang sesuai dengan minat mereka. Ini menciptakan motivasi intrinsik yang kuat, karena siswa merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka memungkinkan peserta didik untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dan relevan, serta meningkatkan daya ingat dan aplikasi materi. Pendekatan ini mengakui bahwa setiap siswa unik, dan pembelajaran yang disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan minat individu dapat menjadi kunci keberhasilan dalam pendidikan (Yuhastina, 2020).

Bapak Muhammad Jhoni mengungkapkan pendapatnya dalam wawancara sebagai berikut:

“Pengimplementasian kurikulum merdeka dalam pembelajaran Geografi di sekolah ini memberikan fleksibilitas dalam metode pengajaran. Guru dapat lebih bebas menyesuaikan pembelajaran dengan minat siswa dan situasi yang sesuai di lapangan.” (Muhammad Jhoni, 2023).

Pendapat tersebut sejala dengan prakarsa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam jurnal yang ditulis oleh Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti

Dokumen terkait