• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diuraikan bahasan sebagai berikut:

1. Pemahaman Guru

Berdasarkan hasil penelitian yang di uraikan pada poin sebelumnya terkait Kurikulum Merdeka maka dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka merupakan perubahan penting dalam sistem pendidikan Indonesia, yang menekankan pengembangan karakter, keterampilan, dan kebebasan siswa dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat mereka. Meskipun ada perubahan dari Kurikulum 13 ke Kurikulum Merdeka, aturan-aturan yang terkait dengan Kurikulum Merdeka membantu guru dalam penerapannya.

Perubahan ini memiliki dampak besar pada proses belajar mengajar guru dan siswa, memungkinkan siswa untuk belajar di luar kelas sesuai dengan karakteristik dan minat mereka. Yang paling menarik dari Kurikulum Merdeka adalah fleksibilitas dalam pemilihan materi dan pendekatan pembelajaran yang lebih visual, sambil menekankan pengembangan karakter dan keterampilan siswa. Selain itu, Kurikulum Merdeka dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Geografi melalui fleksibilitas dalam pembelajaran.

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka membawa perubahan positif dalam

pendidikan dengan fokus pada pengembangan karakter, keterampilan, dan fleksibilitas dalam pembelajaran, yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran seperti Geografi.

Menurut Ki Hajar Dewantara, konsep merdeka belajar selaras mendidik dengan hati. Menurutnya, mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. (Sugiarta, 2019). Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Kurikulum yang diluncurkan oleh Kemendikburistek, yakni Bapak Nadiem Makarim adalah upaya bentuk evaluasi dari perbaikan kurikulum 2013. (Madhakomala, 2022). Dalam pengertian lain, Purnawanto memaparkan kurikulum merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler dengan konten yang beragam agar siswa dapat lebih optimal dan memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Kurikulum Merdeka pertama diluncurkan pada tahun 2022 dan bersifat opsional. (Purnawanto, 2022).

2. Pengurangan Konten Kurikulum

Simpulan dari berbagai pernyataan dalam wawancara dengan responden yang ada dalam hasil penelitian di atas adalah bahwa pengurangan konten dalam Kurikulum Merdeka merupakan tindakan signifikan dalam perubahan sistem pendidikan yang memiliki dampak positif. Hal ini memberikan lebih banyak fleksibilitas dan kebebasan kepada guru dalam mengembangkan pembelajaran, memungkinkan penekanan pada pengembangan karakter dan keterampilan siswa, serta mengurangi beban belajar siswa.

Lembong menjelaskan bahwa pengurangan konten dalam Kurikulum Merdeka adalah langkah penting dalam transformasi sistem pendidikan yang berdampak positif. Fokus pada inti setiap mata pelajaran membuka ruang untuk pemahaman yang lebih mendalam, keterampilan berpikir kritis, dan kreativitas siswa. Hal ini juga mengurangi beban belajar berlebihan dan memungkinkan guru memberikan pengajaran yang lebih berkualitas. Meski demikian, perlu perencanaan dan pengawasan yang baik agar tujuan pendidikan tetap tercapai (Lembong, 2023).

Meskipun terdapat beberapa tantangan dalam penyesuaian metode pembelajaran yang lebih fleksibel, pengurangan konten dalam Kurikulum Merdeka diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang lebih bervariasi dan efektif kepada siswa, meningkatkan minat belajar siswa, serta membantu mereka mengembangkan karakter dan keterampilan yang kuat. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka membawa perubahan positif dalam pendidikan dengan pendekatan yang lebih adaptif dan menitikberatkan pada pengembangan komprehensif siswa.

Dalam Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan yang ditulis oleh Lase (2019) dengan judul “Pendidikan di era revolusi industri 4.0”, dijelaskan bahwa dengan kurikulum yang lebih terfokus pada inti setiap mata pelajaran, siswa dapat mengembangkan karakter dan keterampilan yang lebih kuat, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan adaptasi, yang sangat diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi di dunia nyata.

Dalam Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. (Suwandi, 2023).

3. Pembelajaran Kontruktivisme

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka memberikan peserta didik kesempatan untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman, pengetahuan, kebutuhan, latar belakang, dan minat pribadi mereka. Pendekatan ini menciptakan pembelajaran yang lebih personal dan relevan, memungkinkan peserta didik untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam sesuai dengan karakteristik individu mereka. Guru dan sekolah memiliki peran penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka, memahami konsepnya, merancang pembelajaran yang sesuai, dan memberikan fleksibilitas dalam metode pengajaran. Dengan pendekatan ini, pendidikan menjadi lebih bermakna dan adaptif, meningkatkan motivasi siswa dan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Evaluasi dan perbaikan terus-menerus adalah bagian integral dari proses pelaksanaan Kurikulum Merdeka.

Hasil evaluasi yang diperoleh digunakan untuk mengidentifikasi kekurangan atau area yang perlu diperbaiki dalam kurikulum. Tindakan perbaikan kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mengatasi hambatan yang teridentifikasi, dan memperbaiki

aspek-aspek tertentu yang membutuhkan perhatian lebih. Proses evaluasi dan perbaikan berkelanjutan ini memungkinkan Kurikulum Merdeka untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan siswa serta tuntutan zaman. Hal ini memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tetap relevan, efektif, dan mampu memberikan hasil yang optimal bagi perkembangan pendidikan di masa depan (Rambung, 2023).

Kurikulum Merdeka membawa perubahan yang signifikan dalam pendidikan dengan memungkinkan peserta didik untuk lebih aktif terlibat dalam pembelajaran mereka. Salah satu aspek penting dari perubahan ini adalah kemampuan peserta didik untuk menginterpretasikan informasi ke dalam pikiran mereka. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, ini berarti bahwa peserta didik memiliki kebebasan untuk mengaitkan dan menghubungkan informasi yang mereka terima dengan pengalaman, pengetahuan, kebutuhan, latar belakang, dan minat mereka sendiri. Dalam praktiknya, ini berarti bahwa peserta didik tidak hanya menerima informasi tanpa makna, tetapi mereka dapat mengaitkannya dengan apa yang mereka ketahui, alami, atau minati. Mereka dapat membawa pengalaman mereka ke dalam proses pembelajaran, sehingga informasi yang mereka terima menjadi lebih relevan dan berarti bagi mereka. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih baik. (Asbari, 2023).

Dengan demikian, Kurikulum Merdeka memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menghubungkan informasi dengan pengalaman pribadi mereka, menciptakan pembelajaran yang lebih relevan dan berarti, dan memberikan dorongan bagi mereka untuk aktif dan bersemangat dalam proses

pembelajaran. Ini membantu menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan mempersiapkan peserta didik untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam dan keterampilan yang kuat sesuai dengan kebutuhan, minat, dan latar belakang mereka sendiri. (Asbari, 2023).

4. Pengalaman Pribadi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman pribadi guru memegang peranan penting dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Pengalaman ini mencakup pandangan subjektif guru tentang bagaimana mereka menghadapi dan menerapkan kurikulum ini, serta mencerminkan bagaimana mereka menginterpretasikan perubahan dalam pendekatan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka. Pelatihan dan bimbingan juga penting dalam meningkatkan pemahaman, kompetensi, dan keterampilan guru serta membantu mereka dalam memfasilitasi penyesuaian dengan konteks sekolah dan lingkungan lokal. Dalam praktiknya, guru dapat fokus pada pendekatan berbasis kebutuhan siswa dengan materi yang relevan, memungkinkan siswa memilih topik sesuai minat mereka, dan mencari metode pembelajaran yang interaktif, menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan relevan.

Dengan demikian, pengalaman pribadi guru dan pelatihan berperan penting dalam kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka, membantu mencapai tujuan pendidikan yang lebih efektif.

Dengan pengalaman yang mendalam dan pelatihan yang baik, guru memiliki kesempatan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka ke dalam praktik pengajaran mereka dengan lebih lancar. Hal ini mendukung pencapaian tujuan pendidikan yang lebih efektif, seperti

peningkatan partisipasi aktif siswa, pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan adaptasi siswa terhadap perubahan zaman.

Dengan demikian, peran guru dan pelatihan yang kokoh merupakan faktor penting dalam memastikan keberhasilan implementasi Kurikulum Merdeka (Lince, 2022).

Pengalaman pribadi guru memengaruhi cara mereka memahami dan menerima kurikulum, termasuk Kurikulum Merdeka. Guru dengan pengalaman beragam cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap kurikulum, karena mereka dapat mengaitkan pengalaman mereka dengan solusi untuk tantangan dalam pendidikan. Pengalaman yang beragam juga membantu guru melihat potensi dalam metode pengajaran yang berbeda, sehingga mereka dapat menciptakan pembelajaran yang lebih menarik. Sikap dan keyakinan guru juga dipengaruhi oleh pengalaman, terutama jika mereka telah melihat keberhasilan dalam kurikulum tertentu. Dalam Kurikulum Merdeka, guru dengan pengalaman beragam dan positif dapat lebih efektif mengambil manfaat dari fleksibilitas yang ditawarkan kurikulum ini, yang pada gilirannya berkontribusi pada kesuksesan implementasinya. Pengalaman pribadi guru memiliki dampak signifikan pada persepsi dan penerimaan mereka terhadap kurikulum. (Kurniati, 2022).

5. Latar Belakang Pendidikan Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan guru, kesiapan, dukungan, dan kemampuan mengatasi kendala adalah faktor-faktor kunci yang memengaruhi implementasi Kurikulum Merdeka. Guru dengan latar belakang pendidikan yang relevan dan komitmen pengembangan diri lebih cenderung efektif dalam mengajar. Mereka perlu memahami konsep dan

prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka serta mampu mengatasi kendala, seperti pemahaman yang kurang dan kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran kreatif. Dukungan guru yang kuat dan pemahaman yang baik tentang Kurikulum Merdeka akan meningkatkan pendidikan siswa secara signifikan. Dengan memiliki guru yang kuat dan memahami dengan baik konsep serta prinsip Kurikulum Merdeka, proses pendidikan dapat ditingkatkan secara substansial. Hal ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih berharga, yang tidak hanya memperkuat pemahaman akademis mereka, tetapi juga mempersiapkan mereka dengan lebih baik untuk menghadapi tantangan dunia nyata di masa depan (Taridala, 2023).

Gelar akademis guru memiliki dampak besar pada kemampuan mereka dalam pengajaran dan adaptasi terhadap perubahan kurikulum, seperti Kurikulum Merdeka. Gelar mencerminkan pemahaman yang lebih dalam dalam mata pelajaran dan strategi pengajaran. Dengan gelar, guru bisa lebih efektif dalam merancang kurikulum, menyusun materi, dan mengembangkan metode pengajaran sesuai kebutuhan siswa. Gelar juga berperan penting ketika guru menghadapi Kurikulum Merdeka yang fokus pada kreativitas, berpikir kritis, dan pemberdayaan siswa. Guru berpendidikan tinggi dapat mengintegrasikan pendekatan inovatif dan pemecahan masalah ke dalam pembelajaran mereka.

Selain itu, guru dengan gelar dapat aktif berkontribusi dalam merancang kurikulum yang relevan dan menyesuaikan materi pelajaran untuk kepentingan siswa. Mereka dapat melakukan penelitian dan mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif, mendukung perubahan dan pembaruan dalam Kurikulum Merdeka.

Jadi, gelar guru bukan hanya menunjukkan pengetahuan akademis, tetapi juga menjadi fondasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, memfasilitasi perubahan positif dalam pendidikan, dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang holistik dan berorientasi pada perkembangan siswa.

(Fadil, 2023).

6. Pelaksanaa Kurikulum Merdeka Belajar Disekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ditemukan pendekatan yang memberikan guru lebih banyak fleksibilitas dalam mengajar dan membantu mereka menyesuaikan pembelajaran dengan karakteristik siswa. Penggunaan modul ajar, pemahaman tentang Capaian Pembelajaran (CP), asesmen, dan metode pembelajaran yang lebih kreatif membantu meningkatkan pemahaman siswa. Penelitian juga menunjukkan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka berhasil meningkatkan pemahaman siswa, menaikkan nilai rata-rata mereka, dan memungkinkan partisipasi aktif dalam pembelajaran. Dengan demikian, Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreatif siswa, serta mendorong pengembangan diri mereka dalam proses belajar.

Menurut Swandari, dengan memanfaatkan pendekatan yang memperkuat keterampilan kognitif dan kreatif siswa, Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memberdayakan. Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman akademis siswa, tetapi juga mendorong pengembangan karakter dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi individu yang tangguh dan adaptif di masa depan (Swandari, 2023).

Prosedur pelaksanaan Merdeka Belajar di pelajaran geografi di SMA Kota Subulussalam melibatkan serangkaian langkah-langkah yang dirancang untuk memfasilitasi siswa agar belajar lebih mandiri dan berpusat pada kebutuhan mereka. Ini merupakan bagian integral dari Kurikulum Merdeka, yang memberi siswa lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka. Langkah- langkahnya melibatkan penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan materi, pemberian otonomi kepada siswa, peran guru sebagai fasilitator, kegiatan belajar mandiri siswa, evaluasi kemajuan, umpan balik, refleksi, dan penyusunan portofolio. Siswa juga memiliki kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung pemahaman dan pengembangan mereka dalam geografi (Bala, 2021).

Dengan menerapkan prosedur ini, SMA di Kota Subulussalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan keterampilan belajar seumur hidup siswa, memungkinkan mereka menjadi lebih aktif, mandiri, dan terlibat dalam pendidikan mereka.

78 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti terkait dengan persepsi persepsi guru bidang studi geografi terhadap pelaksanaan kurikulum merdeka belajar di sekolah menengah atas (SMA) Kota Subulussalam, memperoleh hasil dengan menggunakan 6 indikator. Satu, Pemahaman guru adalah kemampuan seorang guru untuk mengerti suatu konsep, ide, informasi, atau situasi dengan benar dan mendalam. Dua, Pengurangan konten kurikulum adalah penyederhanaan materi pelajaran untuk fokus pada konsep inti, meningkatkan relevansi, mendalamkan pemahaman, dan memperkuat keterampilan siswa. Tiga, Pembelajaran kontruktivisme adalah pendekatan dalam pendidikan yang menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung, refleksi, dan interaksi dengan materi pelajaran.

Empat, Pengalaman pribadi guru adalah interaksi guru dengan lingkungannya yang memengaruhi pemahaman, pengetahuan, emosi, dan perkembangan pribadi. Lima, Latar belakang pendidikan guru merujuk pada pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman profesional yang dimiliki oleh seorang guru sebelum dan selama menjadi pendidik. Enam, Pelaksanaan kurikulum merdeka belajar disekolah adalah proses atau tahap penerapan atau eksekusi dari kurikulum merdeka belajar.

Peneliti memperoleh kesimpulan bahwa persepsi guru bidang studi Geografi terhadap pelaksanaan Kurikulum Merdeka belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Subulussalam secara keseluruhan memiliki persepsi yang baik.

Hal tersebut dibuktikan dari hasil wawancara dengan banyaknya ungkapan yang mendukung terhadap penerapan kurikulum merdeka. Persepsi yang baik dan mendukung tersebut tercermin dari kesediaan para guru untuk mengikuti kebijakan terkait konsep kurikulum merdeka, khususnya guru Pendidikan Geografi yang bahkan merasa terbantu dengan adanya Kurikulum Merdeka karena kurikulum ini lebih mengedepankan karakter baik peserta didik maupun guru. Dengan demikian, kurikulum ini sejalan dengan penanaman nilai-nilai Pendidikan Geografi sehingga dari kedua guru pelajaran Geografi yang menjadi responden dari penelitin ini yang ada di Kota Subulussalam memiliki pandangan yang sangat baik terhadap penerapan kurikulum merdeka.

6.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Simpang Kiri dan SMA Negeri 1 Rundeng, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Dukungan dan fasilitas yang disediakan sekolah seperti memberikan pelatihan atau bimbingan teknis secara berkala, menyediakan sumber daya yang memadai, dan memberikan dukungan kepala sekolah yang memadai perlu dipertahankan, karena hal tersebut lah yang diperlukan untuk memfasilitasi guru dalam menyukseskan jalannya kurikulum merdeka.

2. Bagi Pendidik

Pendidik dapat memanfaatkan keleluasaan yang diberikan oleh Kurikulum Merdeka dalam merancang dan menyusun materi pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan dengan kebutuhan siswa. Selain itu,

pendidik juga dapat memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi Kurikulum Merdeka di mata pelajaran Geografi, seperti ketersediaan sumber daya dan dukungan kepala sekolah.

3. Bagi Peserta didik

Peserta didik dapat memanfaatkan Kurikulum Merdeka sebagai alternatif dalam pembelajaran Geografi di sekolah. Peserta didik juga dapat memperhatikan bagaimana guru-guru menggunakan Kurikulum Merdeka dalam mengajar, sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang yang diberikan oleh Kurikulum Merdeka dengan baik. Selain itu, peserta didik juga dapat memberikan masukan dan feedback kepada guru mengenai pembelajaran yang mereka terima.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai penyempurna untuk penelitian selanjutnya, hendaknya peneliti selanjutnya mengeksplorasi lebih dalam mengenai faktor faktor yang mempengaruhi implementasi Kurikulum Merdeka pada mata pelajaran Geografi.

Selain itu, penelitian selanjutnya juga dapat membandingkan persepsi guru terhadap kurikulum merdeka dengan kurikulum lainnya yang digunakan oleh sekolah.

81

DAFTAR PUSTAKA

Abidah, dkk, (2020). The Impact of Covid-19 to Indonesian Education and Its Relation to the Philosophy of “Merdeka Belajar.” Studies ih Philosophy of Science and Education, 1(1), 38-49.https://doi.org/10.46627/sipose.vlil.9 Ahmad Darlis dkk, Pendidikan berbasis merdeka belajar, (jurnal Analytica

Islamica, vol 11, no 2, 2022), hal 397-398.

Ainia D.K, Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya Bagi Pengembangan Pendidikan Karakter, (Jurnal Filsafat Indonesia, 2020), hal 1.

Alaika M. Bagus Kurnia PS, Menyorot Kebijakan Merdeka Belajar, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2020), hal 6.

Angga, A., Suryana, C., Nurwahidah, I., Hernawan, A. H., & Prihantini, P. (2022).

Komparasi Implementasi Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar Kabupaten Garut. Jurnal Basicedu, 6(4), 5877-5889.

Anggianita, S dkk, Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar Negeri 013 Kumantan, (Journal of Education Research, Volume 1, Nomor 2, 2020), hal 4.

Anggila, W. (2022). Persepsi Guru Bidang Studi IPS dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Negeri Sekecamatan Tanjung Kemuning Kabupaten Kaur (Doctoral dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu).

Asbari, M., & Chiam, J. V. (2023). Innovate to Liberate: Akselerasi Kreativitas Siswa dalam Pendidikan. Journal of Information Systems and Management (JISMA), 2(5), 8-12.

Bala, R. (2021). Cara mengajar kreatif pembelajaran jarak jauh. Banten: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Barlian, U. C., & Solekah, S. (2022). Implementasi kurikulum merdeka dalam meningkatkan mutu pendidikan. JOEL: Journal of Educational and Language Research, 1(12), 2105-2118.

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: C.V Andi. 2017), hal 67.

Candra Wijaya, Perilaku Organisasi, (Medan : LPPPI, 2017), hal. 48.

Chahyanti, D. Pembelajaran di Era Merdeka Belajar. https://www. Times indonesia. co.id/Read/News/341708, (2021).

Dendi Wijaya Saputra dkk, persepsi guru sekolah dasar jakarta utara dan kepulauan seribu tentang kurikulum merdeka (Jurnal Ilmiah PGSD, Vol 6 No.1 Mei 2022), hal 31.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2016), hal. 423.

Fadil, K., Amran, A., & Alfaien, N. I. (2023). Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Dalam Mewujudkan Suistanable Developments Goal’s. Attadib: Journal of Elementary Education, 7(2).

Faradilla Intan Sari, dkk, Analisis Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, (Jurnal Pendidkan dan Konseling, Vol 5, No 1 2023), hal 5.

Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: tnp., 2014), hal 3-4.

Hasil Observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Kota Subulussalam, Januari 2023.

https://drive.google.com/file/d/1rM6k-up_Rc-WhzJZOYbOJW2imYTb Mcao/view?usp= drivesdk

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/05/kemendikbudristek-apresiasi- dukungan-pemda-dalam-mengimplementasikan-merdeka-belajar.

Kartilah, K. (2022). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Tingkat Sekolah Menengah Atas. Jurnal Thalaba Pendidikan Indonesia, 5(2), 69-79.

Kemendikbud, Merdeka Belajar: Pokok-Pokok Kebijakan Merdeka Belajar, Jakarta : Makalah Rapat Koordinasi Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia, 2019.

Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen Pendidikan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 022/H/KR/2023.

Kurniati, P., Kelmaskouw, A. L., Deing, A., Bonin, B., & Haryanto, B. A. (2022).

Model proses inovasi kurikulum merdeka implikasinya bagi siswa dan guru abad 21. Jurnal Citizenship Virtues, 2(2), 408-423.

Lase, D. (2019). Pendidikan di era revolusi industri 4.0. Sundermann: Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan, 12(2), 28-43.

Latiana, L. (2019). Peran Sertifikasi guru dalam meningkatkan profesionalisme pendidik. Edukasi, 13(1).

Lembong, J. M., Lumapow, H. R., & Rotty, V. N. J. (2023). Implementasi Merdeka Belajar Sebagai Transformasi Kebijakan Pendidikan. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 9(2), 765-777.

Lince, L. (2022, May). Implementasi kurikulum merdeka untuk meningkatkan motivasi belajar pada sekolah menengah kejuruan pusat keunggulan. In Prosiding Seminar Nasional Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIM Sinjai (Vol. 1, pp. 38-49).

M. Thoha, Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hal 154.

M. Badrus Zaman, https://www.harianbhirawa.co.id/belajarmerdeka-dan- merdekabelajar-di-tengah-corona/, Diakses pada tanggal 29 Juli 2022.

Madhakomala, Kurikulum Merdeka Dalam Perspektif Pemikiran Pendidikan Paulo Freire, At-Ta`Lim: Jurnal Pendidikan Vol.8 No.2 (2022) Hal. 162-172.

Mawati, A. T., Hanafiah, H., & Arifudin, O. (2023). Dampak pergantian kurikulum pendidikan terhadap peserta didik sekolah dasar. Jurnal Primary Edu, 1(1), 69-82.

Megandasari, Adaptasi kurikulum pendidikan anak usia dini, (jurnal UPI, 2021), hal 1.

Miles dan Huberman. “Analisis Data Kualitatif” di akses dari:

https://www.kompasiana.com/meykurniawan/556c450057937332048b4c/a nalisis-data-kualitatif-miles-dan-huberman, pada tanggal 28 Februari, 2022.

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (2005), hal 186.

Muhammad Nurdin. 2016. Kiat Menjadi Guru profesional, Yogyakarta: Ar RUzz Media.

Munandar, A, Prosiding seminar nasional pendidik dan pengembang pendidikan Indonesia dengan tema membangun generasi berkarakter melalui pembelajaran inovatif, (Mataram, 2017), hal 130-143.

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, hal 65.

Ni Putu Mega Lusiana, Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sma Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Pelajaran 2017, Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 10, No. 2, 2019.

Nina Fatmiyati, Persepsi Guru Kelas Dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka Belajar di SDN 140 Seluma Pada Materi Matematika, (JPT Vol 3, No. 3, Desember 2022).

Noni Rozaini, Persepsi Siswa Tentang Ekonomi Syariah Dan Hubungannya Dengan Minat Mempelajari Ekonomi Syariah, Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan 16, No. 2, 2016.

Nurliani, dkk, Persepsi guru dalam pelaksanaan kurikulum merdeka belajar era digital di SMA negeri 4 banjarmasin, (jurnal seminar nasional(PROSPEK II), 2023)

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008).

Prayogo, Peluang Reformasi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19, https://www.y.prayogo.kalderanews.com/2020/05/peluang-reformasi- pendidikan-di-tengah-pandemicovid-19-begini-kata-mendikbud/. Diakses tanggal 04 Desember 2020.

Purnawanto, A. T. (2022). Perencanakan pembelajaran bermakna dan asesmen Kurikulum Merdeka. Jurnal Pedagogy, 15(1), 75-94.

R, Kreitner dan Kinicki, Perilaku Organisasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2017).

Raco, jozep. Metode Penelitian kualitatif jenis, karakteristik dan keunggulannya (Jakarta, 2018).

Rahayu, dkk, implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah penggerak.

(jurnal Basicedu, 2022).

Rahmadayanti, D., & Hartoyo, A. (2022). Potret kurikulum merdeka, wujud merdeka belajar di sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 6(4), 7174-7187.

Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Sumatera Utara, 2013).

Rambung, O. S., Sion, S., Bungamawelona, B., Puang, Y. B., & Salenda, S. (2023).

Transformasi Kebijakan Pendidikan Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. JIP: Jurnal Ilmu Pendidikan, 1(3), 598-612.

Rosyida Nurul Anwar, Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 1 Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Di Sekolah Dasar, Jurnal Pendidikan Dan Kewirausahaan 9, No. 1, 2021.

Ruang guru, Belajar Mengolah Data Kualitatif Sosiologi Kelas 10, diakses dari https://dspace.uc.ac.id>handle, pada tanggal 12 Februari, 2022.

Samsu, Metodologi Penelitian Teori dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research And Development, (Jambi: Pusaka, 2017).

Sandu Siyoto, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015).

Dokumen terkait