BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Paparan Data
3. Efektivitas Pembelajaran Yang diterapkan SLB-A YPTN
memberikan pelayanan maksimal bagi para siswa agar proses belajar dan mengajar tidak terhenti karena alasan tertentu.
menggunakan handphone untuk mendukung anak-anak mereka konten atau materi pelajaran yang disuguhkan oleh guru. Pandangan ini sejalan dengan Etika Widi Utami bahwa orang tua konsep pembelajaran jarak jauh akan memaksa orang tua untuk dapat menggunakan teknologi.
Karena orang tua akan menggunakan teknologi tersebut kepada anaknya.85 Dari aspek orang tua, sangat dibutuhkan peran aktif dalam memenuhi kebutuhan belajar anak-anaknya melalui pembelajaran daring agar maksud dari pola daring tersebut terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
a. Efektivitas Pembelajaran Pada Masa Awal Pandemi Covid-19
Dari hasi wawancara dengan guru Sekolah luar Biasa Al-Mahsyar guru menilai bahwa diterapkannya pembelajaran online ini tidak membutuhkan banyak waktu, irit waktu. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Sriyanti selaku wali kelas VII Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar sebagai berikut:
“Pembelajaran online tidak memakan banyak waktu, materi yang diajarkan tinggal di transfer kepada siswa melalui handphone”86
Dari keterangan yang diperoleh melalui para siswa juga sebagai berikut:
“Belajar melalui handphone bisa sambil dengarin musik dan tidak terlalu serius dan bisa bertanya kepada orang tua dan dijelaskan langsung oleh orang tua”87
85 Utami, Etika Widi, Kendala dan Peran Orangtua dalam Pembelajaran Daring pada masa Pandemi Covid-19. Prosiding Seminar Pascasarjana (PROSNAMPAS), 2020.
86 Observasi dan Wawancara dengan Wali Kelas VII SLB-A YPTN Mataram pada Hari Jum’at 16 April 2021 Pukul: 07:30 Wita.
87 Wawancara dengan Aditya Afandi Siswa Kelas 7 SLB-A YPTN Mataram pada Hari Ahad 18 April 2021 Pukul: 08:30 Wita
Berikut juga wawancara dengan Faridatul Hasanah Siswi kelas 4 SLB-A YPTN Mataram:
“Belajar melalui handphone ternyata bisa mendapatkan ilmu baru”88 Pernyataan yang sama yang disampaikan oleh para siswa Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar tentang pembelajaran daring sebagai berikut:
“Saya tertarik belajar melalui handphone karena banyak hal-hal baru yang saya dapat, bisa mencari pelajaran melalui internet dan banyak lagi”89
“Belajar di rumah memang enak karena bisa kumpul dengan orang tua dan saudara, kalau tidak mengerti kita bisa bertanya pada orang tua”90
“Waktu belajar di rumah kita bisa minta tolong kepada kakak apabila ada PR dari bu guru”91
b. Efektivitas Pembelajaran Pada Masa New Normal
Dari pengalaman yang ada, Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar Yayasan Pendidikan Tunanetra Mataram memutuskan untuk mengambil langkah dalam kegiatan pembelajaran seperti sebelum datang pandemi covid-19 (tatap muka) namun waktunya diperpendek dan sistem pembelajarannya secara individual. Dari hasil wawancara peneliti dengan para guru seperti pernyataan salah satu pengajar di YPTN Mataram sebagai berikut:
“Komunitas mereka disini (diasrama) mereka akan cepat menangkap pelajaran apabila kembali ke komunitas mereka. Penerapan pembelajar secara individual terbukti bisa dirasakan epektiv oleh para guru dan siswa
88 Observaei dan Wawancara Dengan faridatul Hasanah Siswi Kelas 4 SLB-A YPTN Mataram Pada hari Jum’at 16 April 2021 Pukul: 10:30 Wita.
89 Observasi dan Wawancara dengan Annisa Fernaningsih, siswi Kelas 12 SLB-A YPTN Mataram Pada Hari Rabu 14 April 2021 Pukul: 09:30 Wita.
90 Wawancara dengan Laeli Yuliana Siswi Kelas 8 SLB-A YPTN Mataram pada Hari Senin 19 April 2021 Pukul: 10:00 Wita.
91 Wawancara dengan Husnul Hadi Siswa Kelas 11 SLB-A YPTN Mataram pada Hari Ahad
karena anak-anak tunanetra pembelajarannya harus dengan praktek langsung seperti menghitung dan lain sebagainya”92
Berikut juga pernyataan dari bapak Mohammad Aminullah selaku guru di SLB-A YPTN Mataram ketika peneliti melihat peroses pelajar mengajar yang sedang berlangsung antara guru dan satu siswanya.
“Beginilah pola pembelajaran saat ini, karena covid anak-anak belajar satu persatu. Namun inilah cara yang lebi efektif apabila dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran yang lain”93
Disamping pembelajaran online, pembelajaran individual juga diterapkan ketika memasuki new normal pada masa covid-19, dan para murid merasakan lebih efektif dari pada pembelajaran sebelumnya seperti yang tergambar dalam wawancara dengan wali kelas 3 berikut ini:
“Siswa dan siswi kami tetap antusias dengan pembelajaran sendiri-sendiri seperti ini asalkan diperbolehkan tinggal diasrama”94
Hal senada yang diungkapkan oleh Nurul Aeni yaitu siswi kelas 8 SLB-A YPTN Mataram sebagai berikut:
“Kami senang tinggal di asrama karena guru-guru kami sangat baik. Kami diajari sopan santun, cara-cara shalat dan banyak lagi yang lain.95
Untuk membantu layanan pendidikan bagi anak tuanetra tidak sebatas pada anak itu saja melainkan dibutuhkan juga kepada lingkungan tempat tinggal, lingkungan belajar maupun interaksi sosialnya seperti yang disampaikan oleh wali kelas XI Ibu Yanti Sulfa Dewi :
“Anak berkebutuhan khusus seperti ini akan mudah berinteraksi di dalam komunitas sesama mereka, seperti anak-anak kita di asrama ini, karena
92 Wawancara Dengan Ibu Laely Supiyani, Pada Hari Jum’at 16 April 2021, Pukul. 09.00 Wita
93 Wawancara Dengan Bapak Mohammad Aminullah Pada Hari Kamis, 15 April 2021, Pukul.
08:00 Wita
94 Wawancara Dengan Bapak Sahnun, Pada Hari selasa, 20 April 2021, Pukul. 11:30 Wita
95 Wawancara Dengan Nurul Aeni, Pada Hari Rabu, 21 April, Pukul: 17:00 Wita
dengan sesama mereka bisa mudah dalam menerima diri dalam kekurangan yang dimiliki”
Disampaikan juga oleh Ibu Nurul Hidayati:
“Anak-anak tunanetra seperti ini akan belajar dimana tempat mereka berkumpul dengan sesama tunanetra seperti di asrama kita di sisni.
Karena kalau tidak berkumpul dengan sesama tunanetra, minat belajar akan kurang”
Hal yang sama seperi disampaikan oleh Adittya Afandi siswa kelas 7 SLB-A YPTN Mataram dalam wawancara dengan peneliti:
“Waktu belajar online kebanyakan tidak mengerti, tidak dengan belajar seperti saat diasrama kayak gini”
Dari hasil wawancara diatas bahwa lingkungan sangat berpengaruh terhadap minat belajar anak, terutama anak berkebutuhan khusus seperti mereka penyandang tunanetra. Dengan mereka berkumpul sesama mereka akan memberi efek yang sangat baik dalam menjalani kegiatan belajar dan mengajar sehingga ketercapaian dari pembelajaran itu bisa optimal.
Anak berkebutuhan khusus mengikuti pendidikan sama dengan kurikulum pendidikan umum sebagaimana biasanya, ini dikatakan oleh Ibu Laely Supyani dalam wawancara dengan penulis:
“kurikulum di Sekolah ini (SLB-A YPTN Mataram) sama dengan kurikulum sekolah umum namun lebih disederhanakan, seperti mungkin ada gambar-gambar yang terdapat dalam buku pelajaran”96
Efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan di Sekolah luar Biasa Al-Mahsyar pada masa pendemi dilihat dari dua aspek yang
96 Wawancara Dengan Laely supiyani Pada Hari Rabu, 21 April, Pukul: 16:30 Wita
berbeda yaitu pada masa awal pandemi dengan menggunakan pola daring dan yang kedua pembelajara dengan tatap muka bagi siswa setelah pemberlakuan new normal. Dari hasil wawancara seperti yang diperoleh diatas, dari dua pola pembelajaran yang dilakukan memmiliki efektivitas yang berbeda namun yang lebih diminati oleh para siswa adalah pola pembelajaran tatap muka karena pola tersebut sebagai pola pembelajaran yang paling tepat bagi mereka para siswa tunanetra atau anak-anak yang berkebutuhan khusus.
B. Kendala Yang di Hadapi Pada Pembelajaran New Normal
Pembelajaran yang dilaksanakan pada masa new normal di Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar dengan belajar tatap muka, walaupun pola ini dikatakan sesuai dengan kebutuhan bagi penyandang tunanetra namun tidak luput juga dari kendala-kendala yang dihadapi oleh para guru maupun siswa itu sendiri.
Berikut wawancara peneliti dengan beberapa guru dan para murid di Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar:
“Pembelajaran pada saat ini sesuai dengan kebutuhan penyandang tunanetra. Kita terapkan pembelajaran tatap muka dengan menekan waktu atau jam pembelajaran menjadi dua jam dalam sehari, para murid belajar perorangan namun walaupun sesuai dengan kebutuhan mereka, tetap saja materi pelajaran dirasakan belum maksimal”97
Berikut juga pernyataan dari komite sekolah SLB-A YPTN Mataram bapak Muh. Faisal:
97 Observasi dan Wawancara denga Ahmad Fatoni, Kepala Sekolah SLB-A YPTN Mataram pada Hari Selasa 12 April 2021 Pukul: 10:00 Wita
“Pembelajaran tatap muka yang dilakukan di sekolah Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar dengan pengawasan yang ketat, sering sekali dikontrol pihak pemerintah sehingga proses pembelajaran untuk anak- anak kurang maksimal”98
Wawancara pada hari yang berbeda dengan beberapa guru dan siswa tentang kendala-kendala yang dirasakan ketika pembelajaran pada masa new normal dilaksanakan seperti yang terekam dibawah sebagai berikut:
“Pola tatap muka yang dilaksanakan pada masa new normal namun tidak luput dari kontrol pemerintah sehingga kita terfokus dengan prokes yang ketat”99
“Ada aja anak-anak yang menangis dan belum bisa mengikuti pelajaran, ini anak-anak kelas 1, mereka masih kangen dengan orang tua di rumah”100
Berikut wawancara dengan murid SLB-A YPTN Mataram:
“Saya belum mau belajar karena ingin pulang ketemu dengan orang tua”101
“Besok-besok saya belajar karena masih sedih, saya ingin di jenguk sama ibu dan bapak saya”102
Dari hasil wawancara terkait kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan di SLB-A YPTN Mataram pada masa new normal adalah waktu yang tidak begitu maksimal walaupun pembelajaran seperti yang diterapkan
98 Observasi dan Wawancara dengan Muh. Faisal Komite Sekolah Luar Biasa Al-Mahsyar pada Hari Selasa 12 April 2021 Pukul: 08:00 Wita
99 Wawancara dengan Gigih Aditya Wali Kelas VIII SLB-A YPTN Mataram pada Hari Kamis, 15 April 2021 Pukul: 08:30 Wita
100 Observasi dan Wawancara dengan Laely Supiani Bendahara SLB-A YPTN Mataram pada Hari Kamis 15 April 2021 Pukul: 09:00 Wita
101 Observasi dan wawancara dengan Jihan Meidina Siswi Kelas 1 SLB-A YPTN Mataram pada Hari Selasa 12 April 2021 Pukul: 07:30 Wita
102 Wawancara dengan Mu’azim Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar SLB-A YPTN Mataram pada Hari Selasa 12 April 2021 Pukul: 07:30 Wita
sebagai pole yang tepat untuk mereka anak yang berkebutuhan khusus.
Ditambah lagi kendala dari para siswa itu sendiri, terutama pada anak kelas satu sekolah dasar yang masih kengen dengan keluarga mereka dirumah sehingga pada saat melaksanakan proses belajar mereka kurang antusias. Dari sisi yang lain juga seringnya petugas dari pemerintah terkait mengeontrol setiap pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan akibat wabah virus corona yang sampai dengan saat ini menjadi perhatian kita bersama, sehingga dengan adanya pemeriksaan tersebut, pelaksanaan pembelajaran terkendala dengan mengecek kesehatan anak-anak atau para siswa tunanetra Yayasan Pendidikan Tunanetra Mataram.
BAB III